Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN TUGAS BESAR

SIMULASI RANGKAIAN ELEKTRONIKA DAYA


MENGGUNAKAN PSIM

OLEH :
NAMA : AZIZ MAULANA IBRAHIM
NIM : 2211181046

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
TUGAS BESAR ELEKTRONIKA DAYA

A. Cara Penggunaan
1. Simulation Control

= Simulation Control digunakan untuk mengatur kerapatan


gelombang yang dihasilkan. Cara penggunaanya ialah dengan mengklik
pada menubar simulate lalu klik simulation control. Setelah itu dapat diatur
sesuai kebutuhan.

2. Simview = Untuk membaca data dalam format teks. ASCII atau biasa
dikenal dengan Bahasa biner. Selain itu juga ,simview menampilkan
gelombang

3. Ground

= Ground digunakan sebagai pengroundingan atau pentanahan atau


penetralan pada rangkaian yang dibuat

4. Resistor

= Resistor digunakan untuk menahan aliran arus listrik yang


mengalir dimana sifat dari resistor tersebut yaitu sebagai isolator . Satuan
dari resistor yaitu “ohm” dengan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
besar nilai resistor yaitu dengan alat ukur “ohmmeter”.

5. Induktor
= Induktor digunakan untuk menyimpan energi dalam medan
magnet dari arus yang melewati induktor tersebut. Satuan dari induktor ini
yaitu “henry” dengan alat ukur yang digunakan untuk mengukur besar nilai
induktor yang digunakan yaitu menggunakan alat ukur “RLC meter”.

6. Capacitor

= Kapasitor adalah sebuah komponen yang bekerja menyimpan


energi dalam medan listrik dari arus yang melewati kapasitor tersebut. Jika
dikaitkan kedalam satuan yang digunakan yaitu “Farad” dengan alat ukur
yang digunakan utnuk mengukur nilai dari sebuah kapasitor yaitu dengan
menggunakan alat ukur “RLC meter”.

7. Diode

= Dioda penyearah adalah sebuah komponen yang bersifat isolator


(silikon), berfungsi sebagai penyearah tegangan atau arus bentuk AC
menjadi tegangan atau arus searah bentuk DC , dimana cara kerjanya yaitu
arus yang lewat dari sisi anoda ke katoda diode maka diode akan berfungsi
menyerahkan tegangan atau arus tersebut namun ketika terdapat arus yang
lewat dari katoda ke anoda diode penyearah maka diode tersebut seperti
open circuit atau hanya akan menjadi kawat penghantar biasa (tidak
berfungsi menyearahkan ).

8. Thyristor
= Thyristor sendiri berfungsi sebagai sebuah saklar elektronik yang
banyak dipergunakan pada peralatan listrik mulai dari arus lemah hingga
arus besar. Thyristor mirip dengan sebuah saklar. Walalupun kedua kabel
terpasang, tidak ada arus yang dapat mengalir melalu kedua terminal
tersebut. Agar arus dapat mulai mengalir, maka sebuah tombol yang disebut
gate ditambahkan dan dialiri dengan arus listrik.

9. MOSFET Switch

= MOSFET sebagai saklar akan terhubung dengan semua jenis


gerbang logika (Logic Gate). Selain itu, MOSFET mampu mengendalikan
beban arus yang tinggi dan biayanya lebih murah dibandingkan transistor
bipolar.

10. IGBT Switch

= Transistor bipolar terisolasi-gerbang (IGBT) Perangkat


semikonduktor daya tiga terminal yang digunakan sebagai Sakelar
Elektronik, saat dikembangkan, untuk menggabungkan efisiensi tinggi dan
peralihan cepat.

11. Single-phase diode bridge

= Tersedia modul jembatan dioda fase tunggal dan modul


jembatan thyristor. Node Ct di bagian bawah modul thyristor adalah node
kontrol gating untuk switch 1. Untuk modul thyristor, hanya sinyal gerbang
untuk sakelar 1 yang perlu ditentukan. Sinyal gerbang untuk sakelar lain
akan diturunkan secara internal dalam program.

12. Three-phase diode bridge

= Dua kaki terminal dipergunakan sebagai input untuk


tegangan/arus listrik AC (bolak balik) sedangkan dua kaki terminalnya lagi
adalah terminal output yaitu terminal output positif (+) dan terminal output
negative (-).

13. Gating Block for switch

= Gating Block For Switch yaitu pola gerbang sebuah switch atau
switch module. Cara penggunaanya gating block for switch hanya dapat
dihubungkan ke gate node dari switch dan tidak dapat dihubungkan ke
elemen lain. jumlah switching points mengacu pada jumlah total tindakan
pengalihan dalam satu titik.

14. On-off switch controller

= On-off switch controller digunakan sebagai antarmuka antara


sinyal gerbang kontrol dan sakelar daya. Input, yang merupakan sinyal
logika (0 atau 1) dari rangkaian kontrol, dilewatkan ke sirkuit daya sebagai
sinyal gerbang untuk mengontrol switch.

15. Voltage Probe (node to ground)


= Probe tegangan mengukur tegangan antara node dan ground.
Nilai tegangan disimpan ke output file untuk ditampilkan.
16. Voltage Probe (between two node)

= Voltage Probe (between two node) mengukur tegangan antara


dua node. Nilai tegangan disimpan ke output file untuk ditampilkan.
Perhatikan bahwa probe tegangan node-ke-node hanya dapat diogunakan di
sirkuit daya.

17. Current node

= Current node berfungsi untuk mengukur arus pada rangkaian


daya. Nilai saat ini disimpan ke output file untuk ditampilkan. Dalam probe
arus, resistor kecil 1μΩ digunakan secara internal untuk mengukur arus.

18. Scope

= Untuk memunculkan suatu gelombang yang terdapat pada


suatu rangkaian elektronika. Komponen ini memiliki 2 saluran tegangan.

19. 1-channel scope

= U ntuk memunculkan suatu gelombang yang terdapat pada


suatu rangkaian elektronika. Komponen ini memiliki 1 saluran tegangan.
20. DC Voltage Source

= Komponen ini digunakan sebagai sumber tegangan DC atau


arus searah. Penggunaan dari komponen ini yaitu berdasarkan arah arus
yang diinginkan. Tanda positif menunjukan bahwa arah arus menuju arah
tersebut.

21. Sinusoidal Voltage Source

= Komponen ini digunakan sebagai sumber tegangan AC atau


arus bolak balik. Penggunaan dari komponen ini yaitu berdasarkan arah
arus yang diinginkan. Tanda positif menunjukan bahwa arah arus menuju
arah tersebut.

22. Triangular-wave voltage source

= Tringular wave voltage source merupakan sumber tegangan


AC sama seperti sumber tegangan lain. Akan tetapi memiliki perbedaan
yaitu bentuk gelombang yang akan ditampilkan adalah Tringular sesuai
dengan namanya.

23. Square-wave voltage source

= Square wave voltage source merupakan sumber tegangan AC


sama seperti sumber tegangan lain. Akan tetapi memiliki perbedaan yaitu
bentuk gelombang yang akan ditampilkan adalah square sesuai dengan
namanya.
24. Step Voltage Source

= Step wave voltage source merupakan sumber tegangan AC sama


seperti sumber tegangan lain. Akan tetapi memiliki perbedaan yaitu bentuk
gelombang yang akan ditampilkan adalah step sesuai dengan namanya.

25. Wiring

= Digunakan untuk menhubungkan antar komponen yang


digunakan. Cara penggunaanya dengan mengklik pada komponen satu
lalu menariknya pada komponen kedua dan seterusnya sesuai dengan
rangkaian yang diinginkan.

26. Label

= Digunakan untuk memberikan penamaan pada komponen yang


digunakan. Cara penggunaanya yaitu dengan mengklik terlebih dahulu
logo diatas lalu isi nama atau lebel sesuai dengan keinginan, setelah itu
hubungkan pada komponen atau jalur yang diperukan.

27. Pan

= Fitur ini digunakan untuk menggeser layout dengan cara


menarik langsung layout sesuai keinginan.

28. Select
= Digunakan untuk memilik komponen yang dibutuhkan dan
juga dapat digunkaan untuk memindahkan komponen sesuai dengan
keinginan. Cara penggunaanya sama seperti pointer pada umumnya.

29. Rotate

= Fitur ini dugunakan untuk memutar arah dari komponen, cara


penggunaanya dengan cara men select terlebih dahulu komponen yang
ingin di putar, lalu klik fitur tersebut hingga komponen mengarah pada
posisi yang diinginkan.

30. Flip Horizontal

= F lip horizontal digunakan untuk membalik arah komponen


secara horizontal sesuai dengan kebutuhan, cara penggunaanya sama
dengan rotate yaitu men select terlebih dahulu komponen lalu klik fitur
tersebut.

31. Flip Vertical

= Flip vertical merupakan kebalikan atau lawan dari flip


horizontal karena memiliki fungsi dan cara kerja yang sama, tetapi
penggunaanya untuk membalik arah secara vertical.

32. Zoom In

= Fitur ini digunakan untuk memperbesar view atau jarak


pandang layout, cara penggunaanya tinggal klik saja fitur tersebut maka
layout akan menjadi lebih dekat dan komponen akan terlihat lebih
besar.

33. Zoom Out

= Fitur ini digunakan untuk memperkecil view atau jarak


pandang layout, cara penggunaanya tinggal klik saja fitur tersebut maka
layout akan menjadi lebih luas dan komponen akan terlihat lebih kecil
atau kebalikan dari zoom in.

34. Zoom Box

= Zoom box digunakan untuk memperbesar layout atau bagian


yang telah di select terlebih dahulu. Cara penggunaanya yaitu dengan
menselect bagian yang diinginkan lalu layout akan menjadi lebih dekat.

35. Zoom fit to page

= Fitur ini digunakan untuk memperbesar area sesuai dengan


posisi komponen. Jadi ketika fitur tersebut di tekan maka akan
memperdekat area sesuai dengan komponen yang telah di pasangkan.

36. Run Simulator

= Fitur untuk merunning simulasi rangkaian yang telah


dibuat, sehingga akan memunculkan gelombang sesuai dengan
komponen serta besaran nilai komponen yang digunakan dalam
sebuah rangkaian.
B. Rangkaian Elektronika Daya
1. Satu Fasa Setengah Gelombang Dioda Beban RL
a. Gambar Rangkaian

Gambar 1.1 Rangkaian pada PSIM

b. Hasil Simulasi Grafik

Gambar 1.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Dilakukan simulasi di PSIM sebuah rangkaian penyearah daya tidak
terkendali setengah gelombang dengan beban RL. Komponen Dioda D1
digunakan sebagai penyearah dari tegangan yang masuk. Pada setengah
siklus pertama (siklus positif), diode D1 akan ON karena polaritas tegangan
pada anoda lebih positif dibandingkan pada Katoda. Komponen induktor
akan mempengaruhi lamanya waktu Dioda D1 ON sehingga waktu
konduksi dioda D1 menjadi lebih lama. Setelah siklus positif selesai maka
siklus selanjutnya adalah siklus negatif yang dimulai ketika Dioda D1 off
karena tegangan pada anoda lebih negatif dibandingkan pada katoda. Maka
pada siklus ini tegangan output akan nol. Pada rangkaian penyearah daya
tidak terkendali setengah gelombang dengan beban RL digunakan dioda
freewheeling berfungsi untuk menghindari perubahan polaritas dari
tegangan beban atau perpindahan arus beban ke diode freewheeling.

2. Satu Fasa Gelombang Penuh Dioda Bridge Beban R


a. Gambar Rangkaian

Gambar 2.2 Rangkaian pada PSIM


b. Hasil Simulasi Grafik

Gambar 2.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh diode dengan hubugan
jembaan (Brige) dengan beban resistor dan menggunakan 4 buah Dioda.
Untuk sklus pertama pada ragkaian ini dengan polaritas positif, D1 dan D2
dalam kondisi ON keudian D3 dan D4 dalam kondisi OFF. Untuk polaritas
berikutnya yaitu Negative, maka kebalikan dari yang pertama yaitu D3 dan
D4 ON sedangkan D1 dan D2 OFF.

3. Satu Fasa gelombang penuh terkendali penuh beban R (alfa=30)


a. Gambar Rangkaian
Gambar 3.1 Rangkaian pada PSIM

b. Hasil Simulasi Grafik

Gambar 3.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Pada saat rangkaian satu fasa gelombang penuh terkendali diberi beban R,
maka saat tegangan bernilai nol (saat ωt=π atau 180°), seketika arus juga
akan bernilai nol dan SCR akan OFF. Komponen SCR T1 dan T2 bekerja
pada setengah perioda pertama (0 - π), dan komponen SCR T3 dan T4
bekerja pada setengah perioda kedua (π-2π).
4. Satu Fasa Semi Konverter (asimetris) (alfa=30)
a. Gambar Rangkaian

Gambar 4.1 Rangkaian pada PSIM

b. Hasil Simulasi Grafik

Gambar 4.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Pada saat siklus fasa positif, SCR T1 dan T4 mendapat tegangan maju dan
ketika SCR tersebut diberi arus gate positif, maka kedua SCR tersebut akan
konduksi, dan arus positif akan mengalir dari sumber ke beban melalui kedua
SCR tersebut. Ketika arus gate dilepaskan, SCR tetap konduksi sampai arus
yang melewatinya kurang dari Iholding (sangat mendekati 0). Kemudian saat
siklus fasa negatif, SCR T2 dan T3 tersebut akan konduksi bila dipicu oleh arus
gate positif. Dua siklus ini terus berulang dan menghasilkan tegangan DC yang
dapat diatur melalui sudut penyalaannya

5. Satu Fasa Semi Konverter (simetris) (alfa=30)


a. Gambar Rangkaian

Gambar 5.1 Rangkaian pada PSIM

b. Hasil Simulasi Grafik


Gambar 5.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Pada saat siklus fasa positif, SCR T1 dan T4 mendapat tegangan maju dan
ketika SCR tersebut diberi arus gate positif, maka kedua SCR tersebut akan
konduksi, dan arus positif akan mengalir dari sumber ke beban melalui
kedua SCR tersebut. Ketika arus gate dilepaskan, SCR tetap konduksi
sampai arus yang melewatinya kurang dari Iholding (sangat mendekati 0).
Kemudian saat siklus fasa negatif, SCR T2 dan T3 tersebut akan konduksi
bila dipicu oleh arus gate positif. Dua siklus ini terus berulang dan
menghasilkan tegangan DC yang dapat diatur melalui sudut penyalaannya

6. Tiga Fasa setengah gelombang terkendali beban R (konduksi kontinyu)


a. Gambar Rangkaian

Gambar 6.1 Rangkaian pada PSIM

b. Hasil Simulasi Grafik


Gambar 6.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Rangkaian converter setengah gelombang tiga fasa dengan beban resistif
dan bentuk gelombang hasil penyearahan. Terdapat proses pengaturan
sudut picuan (α), yaitu konduksi kontinyu ketika 0º≤ α ≤ 30º atau 0º ≤ α
≤ 𝝅/6. Proses pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara
serempak pada masing-masing fasa
Pada hasil percobaan, gelombang dan arus yang terlihat pada osiloscop
bentuk puncak gelombang kurang baik dan tinggi puncak tidak sama
dikarenakan kemunkinan drop tegangan sehingga tinggi puncak tidak sama.

7. Tiga Fasa setengah gelombang terkendali beban R (konduksi diskontinyu)


a. Gambar Rangkaian
Gambar 7.1 Rangkaian pada PSIM

b. Hasil Simulasi Grafik

Gambar 7.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Operasi konduksi diskontinyu ketika 30° ≤ α ≤ 150° atau π/6 ≤ α ≤ 5 π /6.
Proses pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada
masing-masing fasa. Pada hasil percobaan, gelombang dan arus yang
terlihat pada osiloscop hampir seragam sejajar karena pada percobaan kali
ini keluaran hasil nya sudah teratur sesuai dengan keinginan sama karena
tegangan yg di hasilkan pun udah stabil.
8. Tiga Fasa gelombang penuh diode beban R
a. Gambar Rangkaian

Gambar 8.1 Rangkaian pada PSIM

b. Hasil Simulasi Grafik

Gambar 8.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Rangkaian penyearah gelombang-penuh tiga-fasa dengan beban resistif (R),
Untuk memudahkan penjelasan proses penyearahan, dioda pada setiap
fasa diberi nomor sebagai berikut: fasa R terdiri dari dioda D1 dan
D2, fasa Y terdiri dari dioda D3 dan D4, dan fasa B terdiri dari dioda
D5 dan D6. Sudut konduksi setiap dioda sebesar 2π/3.

9. Satu Fasa TRIAC (alfa = 60)


a. Gambar Rangkaian

Gambar 9.1 Rangkaian pada PSIM

b. Hasil Simulasi Grafik

Gambar 9.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Pada rangkaian ini mengatur sudut fasa tegangan trigger maka dapat
mengatur sudut konduksi dari TRIAC atau hyristor. Tegangan keluaran AC
tergantung dari lebar sempitnya sudut fasa tegangan trigger dan akan padam
(off) dengan sendirinya jika tegangan inputnya mencapai tegangan 0 Volt.
Tegangan input akan mencapai 0 Volt jika tegangan fasanya sama dengan
tegangan netralnya atau disebut line commutation, atau pada saat tegangan
sudut trigger mencapai sudut 180º. Bentuk tegangan outpu dari control
tegangan AC ini jika gate (G) ditriger di sudut θ = kurang dari 90º
Kondisi apa saja yang menyebabkan TRIAC ON. Kondisi pertama adalah
arus gate tertentu harus mengalir. Kondisi kedua, arus yang melalui M1
menuju M2 haruslah positif saja atau negatif saja Pada arus bolak-balik,
tegangan akan mencapai positif dalam setengah siklus, kemudian melalui
0V dan mencapai negatif pada setengah siklus berikutnya (yang artinya
berbalik)
10. Satu Fasa Unidirectional (alfa = 60)
a. Gambar Rangkaian

Gambar 10.1 Rangkaian pada PSIM


b. Hasil Simulasi Grafik

Gambar 10.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
ketika setengah periode pertama, T1 dipicu sebesar α, maka T1menjadi ON
dari α - π. Selanjutnya, saat setengah periode kedua,D1 selalu ON dari π - 2
π.

11. Satu Fasa Bidirectional (alfa = 60)


a. Gambar Rangkaian

Gambar 11.1 Rangkaian pada PSIM


b. Hasil Simulasi Grafik

Gambar 11.2 Grafik hasil simulasi

c. Analisa
Rangkaian ac regulator bidirectional satu-fasa dengan beban resistif dan
bentuk gelombang hasil pengaturan. Komponen SCR T1 bekerja pada
setengah perioda pertama (0 sampai dengan 𝝅 ) dan komponen SCR T2
bekerja pada setengah perioda kedua (𝝅 sampai dengan 2𝝅. Jika SCR T1
dan T2 masing-masing dipicu sebesar α.

Anda mungkin juga menyukai