OLEH :
NAMA : AZIZ MAULANA IBRAHIM
NIM : 2211181046
A. Cara Penggunaan
1. Simulation Control
2. Simview = Untuk membaca data dalam format teks. ASCII atau biasa
dikenal dengan Bahasa biner. Selain itu juga ,simview menampilkan
gelombang
3. Ground
4. Resistor
5. Induktor
= Induktor digunakan untuk menyimpan energi dalam medan
magnet dari arus yang melewati induktor tersebut. Satuan dari induktor ini
yaitu “henry” dengan alat ukur yang digunakan untuk mengukur besar nilai
induktor yang digunakan yaitu menggunakan alat ukur “RLC meter”.
6. Capacitor
7. Diode
8. Thyristor
= Thyristor sendiri berfungsi sebagai sebuah saklar elektronik yang
banyak dipergunakan pada peralatan listrik mulai dari arus lemah hingga
arus besar. Thyristor mirip dengan sebuah saklar. Walalupun kedua kabel
terpasang, tidak ada arus yang dapat mengalir melalu kedua terminal
tersebut. Agar arus dapat mulai mengalir, maka sebuah tombol yang disebut
gate ditambahkan dan dialiri dengan arus listrik.
9. MOSFET Switch
= Gating Block For Switch yaitu pola gerbang sebuah switch atau
switch module. Cara penggunaanya gating block for switch hanya dapat
dihubungkan ke gate node dari switch dan tidak dapat dihubungkan ke
elemen lain. jumlah switching points mengacu pada jumlah total tindakan
pengalihan dalam satu titik.
18. Scope
25. Wiring
26. Label
27. Pan
28. Select
= Digunakan untuk memilik komponen yang dibutuhkan dan
juga dapat digunkaan untuk memindahkan komponen sesuai dengan
keinginan. Cara penggunaanya sama seperti pointer pada umumnya.
29. Rotate
32. Zoom In
c. Analisa
Dilakukan simulasi di PSIM sebuah rangkaian penyearah daya tidak
terkendali setengah gelombang dengan beban RL. Komponen Dioda D1
digunakan sebagai penyearah dari tegangan yang masuk. Pada setengah
siklus pertama (siklus positif), diode D1 akan ON karena polaritas tegangan
pada anoda lebih positif dibandingkan pada Katoda. Komponen induktor
akan mempengaruhi lamanya waktu Dioda D1 ON sehingga waktu
konduksi dioda D1 menjadi lebih lama. Setelah siklus positif selesai maka
siklus selanjutnya adalah siklus negatif yang dimulai ketika Dioda D1 off
karena tegangan pada anoda lebih negatif dibandingkan pada katoda. Maka
pada siklus ini tegangan output akan nol. Pada rangkaian penyearah daya
tidak terkendali setengah gelombang dengan beban RL digunakan dioda
freewheeling berfungsi untuk menghindari perubahan polaritas dari
tegangan beban atau perpindahan arus beban ke diode freewheeling.
c. Analisa
Rangkaian penyearah satu fasa gelombang penuh diode dengan hubugan
jembaan (Brige) dengan beban resistor dan menggunakan 4 buah Dioda.
Untuk sklus pertama pada ragkaian ini dengan polaritas positif, D1 dan D2
dalam kondisi ON keudian D3 dan D4 dalam kondisi OFF. Untuk polaritas
berikutnya yaitu Negative, maka kebalikan dari yang pertama yaitu D3 dan
D4 ON sedangkan D1 dan D2 OFF.
c. Analisa
Pada saat rangkaian satu fasa gelombang penuh terkendali diberi beban R,
maka saat tegangan bernilai nol (saat ωt=π atau 180°), seketika arus juga
akan bernilai nol dan SCR akan OFF. Komponen SCR T1 dan T2 bekerja
pada setengah perioda pertama (0 - π), dan komponen SCR T3 dan T4
bekerja pada setengah perioda kedua (π-2π).
4. Satu Fasa Semi Konverter (asimetris) (alfa=30)
a. Gambar Rangkaian
c. Analisa
Pada saat siklus fasa positif, SCR T1 dan T4 mendapat tegangan maju dan
ketika SCR tersebut diberi arus gate positif, maka kedua SCR tersebut akan
konduksi, dan arus positif akan mengalir dari sumber ke beban melalui kedua
SCR tersebut. Ketika arus gate dilepaskan, SCR tetap konduksi sampai arus
yang melewatinya kurang dari Iholding (sangat mendekati 0). Kemudian saat
siklus fasa negatif, SCR T2 dan T3 tersebut akan konduksi bila dipicu oleh arus
gate positif. Dua siklus ini terus berulang dan menghasilkan tegangan DC yang
dapat diatur melalui sudut penyalaannya
c. Analisa
Pada saat siklus fasa positif, SCR T1 dan T4 mendapat tegangan maju dan
ketika SCR tersebut diberi arus gate positif, maka kedua SCR tersebut akan
konduksi, dan arus positif akan mengalir dari sumber ke beban melalui
kedua SCR tersebut. Ketika arus gate dilepaskan, SCR tetap konduksi
sampai arus yang melewatinya kurang dari Iholding (sangat mendekati 0).
Kemudian saat siklus fasa negatif, SCR T2 dan T3 tersebut akan konduksi
bila dipicu oleh arus gate positif. Dua siklus ini terus berulang dan
menghasilkan tegangan DC yang dapat diatur melalui sudut penyalaannya
c. Analisa
Rangkaian converter setengah gelombang tiga fasa dengan beban resistif
dan bentuk gelombang hasil penyearahan. Terdapat proses pengaturan
sudut picuan (α), yaitu konduksi kontinyu ketika 0º≤ α ≤ 30º atau 0º ≤ α
≤ 𝝅/6. Proses pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara
serempak pada masing-masing fasa
Pada hasil percobaan, gelombang dan arus yang terlihat pada osiloscop
bentuk puncak gelombang kurang baik dan tinggi puncak tidak sama
dikarenakan kemunkinan drop tegangan sehingga tinggi puncak tidak sama.
c. Analisa
Operasi konduksi diskontinyu ketika 30° ≤ α ≤ 150° atau π/6 ≤ α ≤ 5 π /6.
Proses pemicuan pada SCR T1, T2, dan T3 dilakukan secara serempak pada
masing-masing fasa. Pada hasil percobaan, gelombang dan arus yang
terlihat pada osiloscop hampir seragam sejajar karena pada percobaan kali
ini keluaran hasil nya sudah teratur sesuai dengan keinginan sama karena
tegangan yg di hasilkan pun udah stabil.
8. Tiga Fasa gelombang penuh diode beban R
a. Gambar Rangkaian
c. Analisa
Rangkaian penyearah gelombang-penuh tiga-fasa dengan beban resistif (R),
Untuk memudahkan penjelasan proses penyearahan, dioda pada setiap
fasa diberi nomor sebagai berikut: fasa R terdiri dari dioda D1 dan
D2, fasa Y terdiri dari dioda D3 dan D4, dan fasa B terdiri dari dioda
D5 dan D6. Sudut konduksi setiap dioda sebesar 2π/3.
c. Analisa
Pada rangkaian ini mengatur sudut fasa tegangan trigger maka dapat
mengatur sudut konduksi dari TRIAC atau hyristor. Tegangan keluaran AC
tergantung dari lebar sempitnya sudut fasa tegangan trigger dan akan padam
(off) dengan sendirinya jika tegangan inputnya mencapai tegangan 0 Volt.
Tegangan input akan mencapai 0 Volt jika tegangan fasanya sama dengan
tegangan netralnya atau disebut line commutation, atau pada saat tegangan
sudut trigger mencapai sudut 180º. Bentuk tegangan outpu dari control
tegangan AC ini jika gate (G) ditriger di sudut θ = kurang dari 90º
Kondisi apa saja yang menyebabkan TRIAC ON. Kondisi pertama adalah
arus gate tertentu harus mengalir. Kondisi kedua, arus yang melalui M1
menuju M2 haruslah positif saja atau negatif saja Pada arus bolak-balik,
tegangan akan mencapai positif dalam setengah siklus, kemudian melalui
0V dan mencapai negatif pada setengah siklus berikutnya (yang artinya
berbalik)
10. Satu Fasa Unidirectional (alfa = 60)
a. Gambar Rangkaian
c. Analisa
ketika setengah periode pertama, T1 dipicu sebesar α, maka T1menjadi ON
dari α - π. Selanjutnya, saat setengah periode kedua,D1 selalu ON dari π - 2
π.
c. Analisa
Rangkaian ac regulator bidirectional satu-fasa dengan beban resistif dan
bentuk gelombang hasil pengaturan. Komponen SCR T1 bekerja pada
setengah perioda pertama (0 sampai dengan 𝝅 ) dan komponen SCR T2
bekerja pada setengah perioda kedua (𝝅 sampai dengan 2𝝅. Jika SCR T1
dan T2 masing-masing dipicu sebesar α.