TIM PENYUSUN
ii
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
iii
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
PROSEDUR PRAKTIKUM
Laporan 20
Presentasi 30
Total 100
iv
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
v
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGUKURAN BESARAN LISTRIK
DISUSUN OLEH :
MAULANA AZRO
201911001
KELOMPOK 9
MEGA KURNIA W
vi
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
LAPORAN PRAKTEK
INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN
DISUSUN OLEH :
MAULANA AZRO
201911001
KELOMPOK 9
MEGA KURNIA W
PRAKTIKUM : ______________________________
JURUSAN : ______________________________
PROG. STUDI : ______________________________
SEMESTER : ______________________________
Tanggal
Tanggal Tanggal
No. Modul Pengumpulan Asisten Paraf Asisten
Praktikum Presentasi
Laporan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(.......................................)
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
DAFTAR ISI
ix
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
MODUL I
I. TUJUAN
1. Mahasiswa memahami konsep teori dan metode pengukuran tegangan, arus, daya, faktor
daya dan energi pada sistem 1 fasa
2. Mahasiswa mampu menganalisa hasil pengukuruan tegangan, arus, daya, faktor daya dan
energi pada beban linear dan nonlinear di sistem 1 fasa
II. TEORI
Pengukuran adalah pembandingan secara eksperimen fisik suatu besaran dengan besaran
lain yang sejenis dimana salah satu dari besaran itu dianggap sebagai satuan. Jika dilakukan
pengukuran, maka hasilnya dinyatakan dalam kelipatan besaran satuan itu. Angka kelipatan
dan besaran satuan ini memegang peranan penting dalam pengukuran. Keduanya memberikan
informasi, sebagai jawaban dari apa yang dikehendaki mengapa suatu pengukuran dilakukan.
Besaran listrik yang diukur dalam modul ini ada 3 jenis daya, faktor daya (PF), arus,
tegangan, dan energi. Alat ukur arus adalah amperemeter, alat ukur tegangan adalah voltmeter,
dan alat ukur daya adalah wattmeter.
Gambar 1. Rangkaian alat pengkuran arus, tegangan, dan daya sistem 1 fasa
1
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Daya dalam ilmu elektro dapat didefinisikan sebagai banyaknya energi listrik yang
ditransfer pada suatu rangkaian listrik dalam satu satuan waktu (energi per waktu). Berbeda
dengan rangkaian arus searah, pada rangkaian arus bolak-balik terdapat 3 jenis daya antara
lain daya aktif (True Power), daya reaktif (Reactive Power), serta daya semu (Apparent
Power). Ketiga jenis daya ini memiliki relasi erat yang biasa digambarkan sebagai suatu
segitiga, yaitu segitiga daya. Daya aktif merupakan daya yang diserap oleh beban resistif (R).
Daya reaktif merupakan daya yang diserap oleh beban induktif (XL) yang dihasilkan oleh
beban kapasitif (XC). Daya semu merupakan daya yang belum diserap oleh beban.
Dari segitiga daya didapat rumus untuk masing – masing daya adalah sebagai berikut:
Beasr kecil sudut yang terbentuk (dalam segitiga daya) antara daya semu dan daya aktif
dilambangkan dengan φ (phi), dimana cos dari phi tersebut merupakan faktor daya. Besarnya
faktor daya ini merupakan perbandingan antara daya aktif dengan daya semu.
dimana:
2
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
N N N
L N
I in I out L N
I in I out
N L
BEBAN
L N L N L N
N N N
3
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
LAMPU 10
LAMPU 11
VOLT AMPERE WATT
LAMPU 12
LAMPU 13
ON OFF
ON OFF
PF VAR
ON OFF
ON OFF
ON OFF
ON OFF
ON OFF
ON OFF
ON OFF
Gambar 3
Rangkaian pengukuran besaran listrik sistem satu fasa.
PROSEDUR
1. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan, seperti alat ukur, Slide Voltage Regulator
serta beban lampu yang dibutuhkan.
2. Ikuti prosedur keamanan dan keselamatan penggunaan modul yang tertera pada modul
yang digunakan
3. Rangkai papan modul sesuai dengan diagram pengkabelan yang diberikan
4. Pastikan bahwa penunjukan alat ukur yang akan digunakan sama dengan nol. Lalu
siapkan Tabel yang telah diberikan untuk mengisi data-data hasil pengukuran.
5. Pasang beban sesuai yang diminta pada tabel pengukuran
6. Nyalakan modul dengan menarik tuas MCB ke posisi on, kemudian ukur semua
parameter yang ditanyakan sesuai tabel
7. Untuk pengukuran energi, atur tegangan SVR ke 200 V. Catat energi yang terbaca pada
KWh Meter dan masukkan ke tabel.
8. Ulangi prosedur 1-7 untuk setiap jenis tabel/pengukuran
9. Setelah percobaan selesai, rapikan kembali seluruh peralatan
4
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
TABEL 1
BESARAN
BEBAN LAMPU PIJAR KETERANGAN
LISTRIK
TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220
ARUS (A)
DAYA AKTIF
(W)
DAYA
REAKTIF
(VAR)
FAKTOR
DAYA
WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5
ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)
5
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
TABEL 2
BESARAN
BEBAN LAMPU PIJAR KETERANGAN
LISTRIK
TEGANGAN
SUMBER (V) 180 190 200 210 220
ARUS (A)
DAYA AKTIF
(W)
DAYA
REAKTIF
(VAR)
FAKTOR
DAYA
WAKTU
(Menit) 1 2 3 4 5
ENERGI PADA
TEGANGAN
220 V (Wh)
6
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
V. TUGAS AKHIR
Analisa harus memuat penjelasan dari pertanyaan dibawah ini!
1. Jelaskan grafik perubahan besaran listrik dari tiap jenis beban yang anda amati,
bandingkan hasilnya dengan pengukuran secara teoritis dan cari galat/error
pengukurannya!
2. Jelaskan hal apa saja yang menyebabkan galat pengukuran!
3. Beban jenis mana yang mengkonsumsi daya reaktif terbesar? Jelaskan!
4. Beban jenis mana yang memberi faktor daya paling besar ? jelaskan!
5. Mengapa pada lampu pijar masih mengkonsumsi daya reaktif ?
6. Beban mana yang mengkonsumsi daya reaktif paling besar, mengapa terjadi demikian?
7. Jelaskan grafik perubahan/konsumsi energi listrik untuk tiap pengukuran!
7
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
MODUL II
I. TUJUAN
1. Memahami konsep teori dan metode pengukuran tegangan, arus, daya dan faktor daya pada
sistem 3 fasa - 4 kawat
2. Mampu menganalisa hasil pengukuran besaran listrik pada beban linear dan nonlinear di
sistem 3 fasa 4 kawat
3. Memahami fenomena ketidakseimbangan beban dan besaran-besaran listrik pada tiap beban terkait
fenomena tersebut
II. TEORI
Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan
dan diserap oleh beban semuanya seimbang, Ppembangkitan = Ppemakain, dan juga pada tegangan
yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai
magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda
fase sebesar 120° listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat
dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu
dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a
– b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap
terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.
8
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Gambar 1. Hubungan Y
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap
saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan
magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase).
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifase
Ia = Ib = Ic
Hubungan Segitiga
9
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase,
karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase
Nilai efektif dari setiap arus bolak-balik sama dengan nilai dari arus searah yang
mengalir melalui tahanan R yang sama. Daya yang diberikan oleh arus searah terhadap
tahanan R adalah sama dengan daya yang diberikan oleh arus bolak-balik. Arus bolak-
balik yang diberikan terhadap tahanan R memiliki daya sesaat sebesar i2R. Kemudian
suatu arus searah mengalir melalui tahanan R yang sama dan menjaga agar arus searah
dan memperoleh harga daya yang sama dengan rata-rata arus bolak-balik. Besar arus
searah tersebut adalah arus efektif dari arus bolak-balik. Faktor √2 merupakan faktor
perbandingan harga maksimum dari arus periodik dengan nilai efektifnya dan hanya
dipakai jika fungsi periodik tersebut berupa sinusoidal.
Untuk sumber arus bolak-balik daya yang berubah terhadap waktu atau daya sesaat
merupakan perkalian antara tegangan dan arus.
10
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Untuk pembebanan resistif murni, faktor dayanya adalah 1, untuk induktif murni dan
kapasitif murni faktor dayanya adalah 0. Beban kapasitif memiliki faktor daya leading,
dan beban induktif memiliki faktor daya lagging.
Hubungan antara daya aktif, daya reaktif, dan daya semu dikenal dengan istilah segitiga
daya. Berikut gambar segitiga daya
Dimana :
Impedansi Z dalam hal ini dapat terdiri dari berbagai jenis beban resistif, induktif,
kapasitif ataupun kombinasi dari ketiga jenis beban sehingga sebuah impedansi Z yang
memiliki karakteristik gabungan dari karakteristik berbagai jenis beban yang
menyusunnya.
Yang dimaksud dengan karakteristik beban adalah jenis daya yang diserapnya, sifat
arus dan tegangannya yang bila digabungkan dengan jenis beban yang berbeda dapat
terbentuk karakteristik yang lebih baik maupun lebih buruk (jika dilihat dari sudut pandang
yang berbeda-beda).
11
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Perbedaan jenis-jenis daya pada rangkaian ac ini disebabkan oleh karena perbedaan
sifat impedansi komponen induktif dan kapasitif. Pada rangkaian AC, Pada pengukuran
daya, ada juga yang dikenal dengan faktor daya, yaitu perbandingan antara daya aktif
(Watt) dengan daya semu (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu.
Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi
dan penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah pada beban-beban satu fasa pada
pelanggan jaringan tegangan rendah.
Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan / mengetahui hasil
perbandingan antara suatu besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan standar yang
dipakai. Fungsi penting dari alat ukur baik alat ukur listrik maupun mekanik adalah untuk
mengetahui nilai yang telah ditentukan sebagai batasan baik atau tidaknya peralatan /
jaringan akan dioperasikan. Alat ukur terdiri dari dua jenis, yaitu:
Alat Yang menggunakan Penjepit/clamp untuk mendapat kan hasil dalam pengukuran
12
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
1. Dapat mengukur daya aktif (W), daya semu (VA), daya reaktif (VAR), daya reaktif per
jam (KWHr), dan pengukuran faktor daya, serta menampilkan gelombang yang
terdistorsi.
2. Pengukuran arus AC dan DC hingga 2000 Ampere.
3. TRMS, puncak, faktor puncak, Total Harmonic Distortion (THD), DF, dan frekuensi
pada arus dan tegangan.
13
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
4. Layar backlit yang besar untuk mode osiloskop, bentuk grafik dan layar banyak
parameter.
5. Internal dan database PC dapat mencatat sampai 5 parameter selama 24 jam untuk
mengidentifikasi kesalahan sementara waktu.
6. 8 layar menyimpan memori dan merekam tanda waktu min, max, rata-rata.
7. Built pada 3 fasa daya mampu untuk beban yang seimbang.
8. IEC1010 Cat IV untuk meningkatkan keamanan pada wilayah tegangan yang berbahaya.
9. Ditingkatkan bentuk EMC untuk aplikasi elektronika daya.
10. Analisa timbulnya harmonik dan gambar grafik palang.
11. Penyimpanan secara bersama harmonik, RMS, dan nilai THD dengan menggunakan
perangkat lunak PC Winlog.
12. Pengukur dari riak DC.
13. Penyimpan yang baik untuk secara serempak mengidentifikasikan/menangkap seluruh
harmonik dan bentuk gelombang yang dikumpulkan.
14. Dapat memberikan memori untuk penyimpanan data sampai 10000 huruf/pembacaan
(AN2050-5000 huruf/pembacaan).
Diagram pengawatan untuk pengukuran arus dan tegangan pada sistem tiga fasa-empat
kawat dengan beban seimbang dapat dilihat pada gambar berikut.
14
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
L9
L10
R S T
I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
T L12
N
I II L13
Gambar 7
Rangkaian pengukuran besaran listrik fasa tiga beban seimbang.
L9
L10
R S T
I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
MCB T L12
N
I II L13
Gambar 8
Contoh pengkabelan paralel beban L1 dan L2
15
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Gambar 9
Diagram Pengkabelan Motor 3 Fasa
1. Baca dan Ikuti prosedur keamanan dan keselamatan penggunaan modul yang tertera
pada modul (mulai dari awal sampai akhir).
2. Siapkan tabel pengukuran, lihat kebutuhan daya dan jenis beban yang digunakan sesuai
tabel.
3. Siapkan lampu dengan jenis dan daya sesuai yang dibutuhkan di tabel pengamatan.
Misalkan untuk pengukuran dengan beban lampu pijar daya 100 watt, siapkan 3 buah
bohlam lalu pasang ke 3 fitting lampu bohlam pada meja tera.
4. Siapkan kabel jumper, hubungkan terminal tiap fasa sumber tegangan dengan masing-
masing terminal beban yang sesuai. Untuk kabel netral, hubungkan terminal beban yang
terpakai saja dengan terminal netral sumber tegangan.
5. Jika dibutuhkan beban paralel, hubungkan 2 terminal beban yang ingin diparalelkan,
lalu hubungkan salah satu dari terminal beban yang terparalel dengan fasa sumber
tegangan.
6. Pastikan rangkaian telah sesuai dan tidak ada yang terputus atau terhubung singkat.
16
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
7. Nyalakan modul dengan menarik tuas MCB ke posisi ON dan lakukan pengukuran
parameter yang diminta.
8. Untuk pengukuran tegangan, ubah tuas power analyzer/ clamp meter ke mode tegangan
lalu pasang probe pengukuran pada terminal beban.
9. Untuk pengukuran arus dan sudut fasa, ubah tuas pengatur pada power analyzer sesuai
dengan parameter yang ingin diukur, kemudian masukkan kabel yang ingin diukur
arusnya ke capit clamp meter. Dan untuk pengukuran daya, pasang kedua probe
pengukur tegangan ke terminal beban yang diukur kemudian pasang kabel ke capit clamp
meter/power analyzer.
10. Ulangi langkah 1-8 sesuai dengan tabel pengamatan/jenis beban
17
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
pengukur tegangan ke terminal beban yang diukur kemudian pasang kabel ke capit
clamp meter/power analyzer.
10. Ulangi langkah 1-8 sesuai dengan tabel pengamatan/jenis beban
1. Baca dan Ikuti prosedur keamanan dan keselamatan penggunaan modul yang tertera pada
modul (mulai dari awal sampai akhir).
2. Siapkan tabel pengukuran, lihat kebutuhan daya dan jenis beban yang digunakan sesuai
tabel.
3. Tarik tuas MCB yang terhubung dengan sumber ke posisi ON.
4. Tarik tuas MCB pada kWh meter ke posisi ON.
5. Tarik tuas MCB yang terhubung dengan Motor ke posisi ON.
6. Pasang clamp pada PQM ke masing- masing kabel fasa dengan arah panah pada clamp
dari sumber menuju beban. Pasang probe magnetic pada PQM ke masing- masing baut
bertegangan Pada MCB yang terhubung dengan Motor.
7. Untuk pengambilan data dapat menyalakan PQM, lalu dapat memilih opsi- opsi yang
ada pada layar sentuh PQM, baik table pengukuan, bentuk gelombang, dan
keseimbangan beban.
18
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
L1 : W L2 : W L3 : W L1 : W L2 : W L3 : W
DAYA
LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK MOTOR 3 FASA
BESARAN LISTRIK
R S T R S T R S T
KVA
KW
KVAR
PF
ARUS
LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK MOTOR 3 FASA
BESARAN LISTRIK
R S T N R S T N R S T N
A RMS
TEGANGAN
LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK MOTOR 3 FASA
BESARAN LISTRIK
VRN VSN VTN VRN VSN VTN VRN VSN VTN
V RMS
19
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
L1 : W L2 : W L3 : W L1 : W L2 : W L3 : W
DAYA
LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK MOTOR 3 FASA
BESARAN LISTRIK
R S T R S T R S T
KVA
KW
KVAR
PF
ARUS
LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK MOTOR 3 FASA
BESARAN LISTRIK
R S T N R S T N R S T N
A RMS
TEGANGAN
LAMPU PIJAR BALLAST MAGNETIK MOTOR 3 FASA
BESARAN LISTRIK
VRN VSN VTN VRN VSN VTN VRN VSN VTN
V RMS
20
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
V. TUGAS AKHIR
1. Bandingkan hasil pengukuran secara teori dan pengukuran/praktek untuk beban
seimbang 3 fasa menggunakan lampu bohlam, kemudian cari galat/error nya!
2. Bandingkan hasil pengukuran secara teori dan pengukuran/praktek untuk beban tak
seimbang 3 fasa menggunakan lampu bohlam, kemudian cari galat/error nya!
3. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi adanya arus di penghantar netral pada beban
seimbang maupun beban tak seimbang?
4. Bandingkan arus netral dari masing-masing pengujian di sistem beban tidak seimbang
pada setiap jenis beban yang diujikan, jelaskan mengapa terjadi perbedaan!
21
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
MODUL III
I. TUJUAN
1. Mengukur nilai Total Harmonic Distortions (THD) arus pada system yang mengandung
arus harmonic dengan menggunakan alat ukur digital (Clampmeter) pada beban yang linier
(lampu pijar) dan non linier (ballast elektronik/magnetic).
2. Mengetahui dan memahami pengaruh arus harmonic pada system distribusi tenaga listrik
fasa tiga-empat kawat.
3. Melakukan perbandingan percobaan dengan beban yang linier (lampu pijar) dan non linier
(ballast electronic/magnetic).
4. Mengetahui bentuk kurva arus dan spectrum harmonic arus dan beban non linier dan beban
linier.
II. TEORI
Dalam matematika, Deret Fourier merupakan penguraian fungsi periodik menjadi
jumlahan fungsi-fungsi berosilasi, yaitu fungsi sinus dan kosinus, ataupun eksponensial
kompleks.
Harmonik adalah gangguan yang terjadi pada peralatan elektronik yang menyebabkan
terjadinya distorsi gelombang arus dan tegangan. Pada dasarnya, harmonik adalah gejala
pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian
bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini disebut frekuensi harmonik yang timbul
pada bentuk gelombang aslinya sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut
angka urutan harmonik. Misalnya, frekuensi dasar suatu sistem tenaga listrik adalah 50 Hz,
maka harmonik keduanya adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 100 Hz, harmonik
ketiga adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 150 Hz dan seterusnya. Gelombang-
gelombang ini kemudian menumpang pada gelombang murni/aslinya sehingga terbentuk
gelombang cacad yang merupakan jumlah antara gelombang murni sesaat dengan gelombang
22
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
hormoniknya. Hubungan antara frekuensi harmonik dan fundamental dapat ditulis sebagai
berikut:
𝑓ℎ = 𝑛𝑓𝑖 ….(1)
dengan :
1 𝑇
𝑎0 = ∫ 𝑓(𝑡)𝑑𝑡…. (3)
𝑇 0
2 𝑇
𝑎ℎ = ∫ 𝑓(𝑡) cos(ℎ𝜔𝑡) 𝑑𝑡….(4)
𝑇 0
2 𝑇
𝑏ℎ = ∫ 𝑓(𝑡) sin(ℎ𝜔𝑡) 𝑑𝑡….(5)
𝑇 0
Peran harmonisa pada sistem tenaga listrik cukup besar, terutama pada alat-alat yang
terdapat pada sistem tenaga. Harmonisa akan menimbulkan beberapa dampak seperti panas
berlebih pada beberapa alat seperti generator dan transformator karena kecenderungan
harmonisa mengalir ke tempat dengan impedansi yang lebih rendah. Beberapa dampak lain
akan dijelaskan pada artikel ini. Parameter besarnya harmonisa dinyatakan dalam Total
Harmonic Distortion (THD) yang dapat ditulis sebagai:
Untuk tegangan,
23
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Untuk arus,
Berdasarkan kesepakatan yang disepakati dunia internasional, THD yang diterima adalah
apabila bernilai dibawah 5% dari tegangan atau arus fundamentalnya.Apabila diatas batas
tersebut maka alat elektronik tersebut tidak boleh digunakan.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh harmonik pada sistem
distribusi antara lain:
Setiap sistem distribusi biasanya memakai sistem 3 phase empat kawat, yaitu 3 kawat untuk
ketiga phase dan 1 kawat lagi untuk netral. Apabila beban yang dipasok non linier sehingga
pengaruh harmonik lebih dominan maka untuk mengatasi panas lebih pada kawat netral akibat
pengaruh harmonik sebaiknya ukuran kawat netral diperbesar dari ukuran standarnya. Begitu
juga pada panel-panel listrik disarankan kawat netral untuk sistem pentanahannya diperbesar
dari ukuran standarnya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh harmonik pada sistem
distribusi adalah dengan mengurangi kapasitas suplai daya transformator (derating
fransformator). Dalam menentukan besarnya pengurangan kapasitas transformator ada
metode sederhana yang dapat dipergunakan yaitu dengan memakai persamaan sebagai
berikut:
THDF = [1,414 x (arus phase rms) / (arus puncak phase sesaat)] x 100%
= [(1,414 x 1/3 x (Ir + Is + It)rms / 1/3 x (Ir + Is + It)puncak] x 100%
24
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
1. Urutan fasa positif, urutan fasanya adalah R-S-T yang antar fasanya terpisah 1200. Orde
harmonisanya adalah n = 1, 7, 13, ….
2. Urutan fasa negatif, urutan fasanya adalah R-T-S yang antar fasanya terpisah 1200. Orde
harmonisanya adalah n = 5, 11, 17, …
3. Urutan nol yang mempunyai beda fasa sama dengan nol (sefasa). Orde harmonisanya
adalah n = 3, 9, 15, ….
Terdapat dua jenis beban pada sistem ketenagalistirikan.Beban tersebut terdiri dari beban
linier dan beban non linier.Beban disebut linier jika nilai arus berbanding secara linier dengan
tegangan beban. Berarti bentuk gelombang arus akan sama dengan bentuk gelombang
tegangan.
Beban disebut sebagai beban non linier jika bentuk gelombang arus tidak sama dengan
bentuk gelombang tegangan (mengalami distorsi). Arus yang ditarik beban non linier tidak
sinusoidal tetapi periodic.Bentuk gelombang tidak periodic tersebut dapat diuraikan
berdasarkan komponen fundamental dan komponen harmonic.Beban non linier tersebut
misalnya semi konduktor yang digunakan sebagai switching device.Beban non linier inilah
yang berperan sebagai sumber harmonisa pada sistem ketenagalistrikan.
Dalam sistem tenaga listrik sumber beban non linier antara lain berasal dari converter statis,
magnetisasi transformator yang tidak linier, putaran mesin arus AC, bangku kapasitor dan
lainnya.
Sistem Proteksi
Pada peralatan sistem proteksi, harmonisa dapat menyebabkan:
25
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
3. Timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang merupakan getaran resonansi mekanis
akibat harmonisa arus frekuensi tinggi.
4. Harmonisa dapat menimbulkan tambahan torsi pada kWh-meter jenis elektromekanis yang
menggunakan piringan induksi berputar, akibatnya putaran piringan akan lebih cepat atau
terjadi kesalahan ukur pada kWh-meter karena piringan induksi tersebut dirancang hanya
untuk beroperasi pada frekuensi dasar.
5. Triple harmonisa pada kawat netral dapat memberikan induksi harmonisa yang
mengganggu sistem telekomunikasi.
6. Pemutus beban dapat bekerja di bawah arus pengenalnya atau mungkin tidak bekerja pada
arus pengenal.
7. Untuk sistem tenaga, arus pada kawat netral membesar (terutama akibat munculnya
kelipatan harmonisa ke-3) serta tegangan sentuh peralatan membesar dan berbahaya bagi
operator.
Motor Listrik
Harmonisa arus atau tegangan menyebabkan peningkatan rugi-rugi pada belitan stator,
rangkaian rotor, serta laminasi stator dan rotor sehingga efisiensi mesin menurun. Akibat efek
kulit dan arus eddy, rugi-rugi ini lebih besar dibandingkan rugi-rugi yang disebabkan arus DC.
Medan bocor pada stator dan rotor juga menyebabkan rugi-rugi tambahan. Pada mesin induksi
dan mesin sinkron, rugi-rugi panas tambahan paling banyak dibangkitkan pada rotor karena
urutan polaritas harmonisa yang dihasilkan oleh motor khususnya motor induksi, polaritasnya
dapat bernilai positif atau negatif. Dari perubahan urutan polaritas harmonisa yakni harmonisa
ke-5 urutan polaritasnya negatif (-), sedangkan harmonisa ke-7 urutan polaritasnya positif (+),
akan memiliki dampak sendiri-sendiri.
Bila motor menghasilkan harmonisa dengan urutan polaritas negatif, maka pada sistem
distribusi akan menimbulkan medan magnet putar dengan arah maju (forward). Sedangkan
untuk polaritas harmonisa negatif akan menimbulkan medan magnet putar dengan arah
mundur (reverse). Urutan polaritas positif dan negatif harmonisa inilah yang menyebabkan
motor menjadi panas. Sehingga kemampuan mesin akan menurun akibat pemanasan berlebih
karena harmonisa, selain itu umur mesin juga akan menurun. Sedangkan pada arus harmonisa
urutan polaritas nol tidak akan menimbulkan masalah pada motor itu sendiri, melainkan akan
26
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
menimbulkan masalah pada sistem 3 fasa 4 kawat. Yaitu akan menimbulkan penambahan arus
pada kawat netral, biasanya terjadi pada transformator hubungan wye. Penambahan arus pada
kawat netral ini akan menyebabkan kawat netral menjadi panas, karena kawat netral tidak
memiliki pengaman seperti pemutus arus untuk proteksi tegangan atau arus lebih. Selain itu,
polaritas harmonisa urutan nol ini menyebabkan terjadinya interferensi pada kabel saluran
telekomunikasi. Frekuensi harmonisa yang lebih tinggi dari frekuensi kerjanya akan
mengakibatkan penurunan efisiensi atau terjadinya kerugian daya.
Transformator
Pada transformator daya, arus urutan nol yang bersirkulasi pada belitan delta dapat
menyebabkan arus yang besar dan pemanasan berlebih.Untuk mengatasipemanasan berlebih
akibat harmonisa, seringkali kapasitas daya transformator diperbesar untuk memperbesar
kapasitas pendinginan.Tetapi konduktor yang lebih besar menyebabkan pemanasan yang lebih
besar juga, yang diakibatkan harmonisa frekuensi tinggi.Selain itu, memperbesar kapasitas
transformator berarti memperbesar arus harmonisa yang mungkin mengalir dalam
sistem.Penurunan efisiensi transformator akibat harmonisa dapat mencapai sekitar 6%.Pada
sisi transformator dampak yang bisa diketahui adalah transformator mengalami kenaikan
suhu. Naiknya suhu transformator akan menyebabkan:
27
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Generator Sinkron
Dampak arus harmonisa pada generator sinkron yang disebabkan oleh penggangguan beba-
beban non-linear adalah sebagai berikut:
Suatu sistem tenaga listrik dipemgaruhi banyak factor, salah satunya adalah harmonisa.
Adanya harmonisa pada sistem tenaga listrik akanmenyebabkan timbulnya rugi-rugi pada
konduktor kabel dan kawat transmisi, generator sinkron, transformator, sistem proteksi, dan
motor listrik. Sehingga harmonisa harus diredam dalam sistem tenaga. Cara untuk meredam
harmonisa adalah dengan pemasangan filter kapasitif atau induktif, converter, dan trafo isolasi
hubungan Δ-Y pada sistem.
28
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
L9
L10
R
I R
L11
II S
CAM STARTER
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8
MCB T L12
N
I II L13
4. Ukurlah seluruh besaran-besaran nilai THD dan besaran lainnya sesuai tabel 5 pada tiap
orde harmonic hingga orde harmonic ke 25 (seluruh prosedur pengukuran besaran listrik,
tanyakan pada asisten)
5. Setelah langkah 1-4 selesai. Percobaan dilanjutkan dengan menggunakan lampu pijar
25/40/60/100 W sebagai beban linier.
6. Masukan gambar kurva arus beserta spectrum harmonic arus baik beban non linier
maupun beban linier pada tiap fasanya termasuk netral kedalam computer, (untuk
prosedurnya tanyakan kembali kepada assisten).
29
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
DATA PENGAMATAN
Tabel 1. Pengukuran THD Lampu Pijar (100 W)
30
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
31
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
32
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
V. TUGAS AKHIR
Analisa harus memuat jawaban pertanyaan dibawah ini
2. Jelaskan tentang distorsion factor dan jelaskan mengapa besarnya berbeda-beda untuk tiap-
tiap pengukuran
4. Beban mana yang memiliki THD dan DF terbesar? Jelaskan mengapa demikian!
33
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
MODUL IV
I. TUJUAN
1. Memahami prosedur penggunaan alat “Digital Earth Resistance Tester” terhadap
besaran-besaran yang akan diukur.
2. Memahami prinsip pengukuran tegangan pembumian
3. Mengukur besarnya nilai tegangan pembumian dan tahanan elektroda pembumian.
II. TEORI
Tahanan pembumian merupakan tahanan dari suatu sistem pentanahan yang bertujuan
untuk mengalirkan arus petir ke tanah agar tidak terjadi kerugian akibat adanya sambaran
petir. Pembumian adalah suatu sistem pengaman terhadap makhluk hidup maupun
peralatan peralatan listrik dari arus gangguan.
Pada dasarnya tujuan desain pembumian yang baik mempunyai dua tujuan :
a. Memberikan sarana bagi tersalurkannya arus listrik kedalam bumi pada kondisi
normal dan kondisi gangguan tanpa melebihi operasi dan batas bekerjanya peralatan
atau mempengaruhi kontinulitas layanan.
b. Menjamin jika ada orang disekitar instalasi yang dihubungkan dengan sistem
pembumian tidak terkena kejut listrik kritis yang berbahaya (tegangan langkah dan
tegangan sentuh).
Alat ukur yang digunakan dalam praktikum ini adalah Digital Earth Resistance Tester.
Earth Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi dari grounding, Besarnya tahanan
tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem
pengaman.Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur
dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan dalam
pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,maka
dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah digital yang memiliki kemudahan dalam
pembacaan nilai tahanan yang diukur. Alat ukur ini penampilnya menggunakan digital
pada segmen-segmen, sehingga dengan mudah menyimpan data-data yang terukur.
34
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
35
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Gambar 2. Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga
batang elektroda
Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang elektroda yang
ditanahkan yaitu elektroda E (Earth), elektroda P (Potensial) dan elektroda C (Current).
Tujuan penggunaan tiga batang elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana
tahanan dapat mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa
blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian tegangan input, rangkaian
arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil. Sebelum hasil pengukuran di
tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian mikrokontroler. Keuntungan dengan
manggunakan mikrokontroler ini yaitu keluaran dari rangkaian input ini debelum masuk
ke LCD bisa diatur. Sehingga, perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini dapat
mengukur tahanan tanah dengan teliti dan akurat. Hasil pengukuran tahanan tanah juga
bergantung pada kondisi tanah itu sendiri. Pengukuran tahanan tanah dilakukan dengan
membandingkan alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah ada dengan merek Kyoritsu
Earth Tester Digital.
36
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2. Instruksi-instruksi pengoperasian
2.1. Pengukuran ( dengan Test Probe M-7095 )
2.1.1. Tancapkan pasak (spike) pembunian Bantu P dan C ke dalam tanah yang dalam.
Hubungan kabel hijau ke elektroda pembumian yang dites, kabel kuning ke pasak
pembumian bantu P dan kabel merah ke pasak pembumian bantu C.
Cat :
• Beri air jika ditancapkan ke dalam bagian tanah yang kering, berbatu atau
berpasir.
• Jika tempat menancapkan pasak serupa, maka baringkan pasak itu dan basahi
dengan air atau ditutup dengan kain basah
37
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
- Bila tahanan pembumian dari pasak pembumian bantu C terlalu tinggi untuk
membuat pengukuran, display-nya membaca “. . .”. Cek kembali hubungan
dari kabel tes dan tahanan pembumian dari pasak pembumian bantu.
Perhatian :
Hindarkan kabel penghubung perbelitan satu sama lain karena dapat
mempengaruhi pengukuran karena induksi.
38
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
39
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Re = Rx + re
Bila re telah diketahui sebelumnya, nilai tahanan pembumian yang sebenarnya dihitung
sebagai berikut
Rx = Re – re
40
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
DATA PENGAMATAN
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
4.
5.
41
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
V. ANALISA
1. Jelaskan hasil yang Anda peroleh dalam masing-maisng table, jelaskan apa yang
menyebabkan adanya perubahan/perbedaan nilai tiap pengukuran ?
2. Mengapa hasil pengukuran dengan grounding tegak lurus, miring, dan pararel berbeda ?
3. Mengapa kektika elektroda bantu dipindahkan nilai yang diperoleh berebda ?
42
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
MODUL V
I. TUJUAN
II. TEORI
Besarnya hambatan dengan kisaran, antara 1 (satu) Ohm sampai dengan kira-kira sekitar
1 satu) mikro-Ohm, dapat diukur dengan menggunakan peralatan yang mempunyai
derajat akurasi yang tinggi, yaitu dengan memakai Jembatan Kelvin. Sehingga dapat
dikatakan, bahwa Jembatan Kelvin (Kelvin Double Bridge) digunakan untuk pengukuran
tahanan-tahanan dengan nilai rendah.
43
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
Rumus Hambatan :
ρx
R= ………………….(1)
A
Keterangan :
R = Hambatan kawat (Ω)
ρ = Hambatan jenis penghantar (Ωm)
= Panjang kawat (m)
A = Luas penampang (m2)
1. Alat pengukuran nilai tahanan suatu bahan penghantar (Kelvin Double Bridge)
2. Bahan penghantar yang akan diukur tahanannya
3. Mikrometer Sekrup
4. Roll Meter
5. Jumper
6. Baterai extra bila diperlukan
44
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
1. Ukur diameter konduktor sampai 5 kali pengukuran pada tempat yang berbeda,
masukan hasil yang didapat kedalam table percobaan.
2. Ukur panjang bahan konduktor yang akan diukur tahanannya. Beri tanda batas-
batasnya. Pada tanda tersebut dipasang penghantar potensial.
3. Pengoperasian baterai, (internal atau external). Jika menggunakan baterai internal
maka Int BA di jumper. Begitu juga sebaliknya,
4. Untuk mengetahui keadaan baterai Meter Sensivity selector di switch ke B-CH.
Apabila jarum meter berada dalam zona biru, maka baterai dalam kondisi baik. Dengan
memencet GA.
5. Periksa GA sensitive S/W Go, apakah jaruh galvanometer berada dalam posisi (0).
Jika tidak, diatur terlebih dahulu sehingga berada dalam posisi nol.
45
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
46
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
DATA PENGAMATAN
Percobaan 1
KonduktorTembaga 1 (Besar)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5
No l (mm) Rx (Ω) ρ
1
2
3
Percobaan 2
KonduktorTembaga 2 (Sedang)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5
No l (mm) Rx (Ω) ρ
1
2
3
Percobaan 3
KonduktorTembaga 3 (Kecil)
No Diameter (mm) d rata-rata (mm) A (mm2)
1
2
3
4
5
47
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
No l (mm) Rx (Ω) Ρ
1
2
3
V. TUGAS
1. Hitung tahanan jenis penghantar (ρ) dengan perhitungan matematis dari data yang
diperoleh (untuk semua data yang diperoleh) ?
2. Bandingkan nilai ρ yang diperoleh dari perhitungan secara matematis dengan ρ
referensi dan berikan kesalahan relative?
3. Tuliskan turunan rumus dari hukum Ohm secara matematis. Dan jelaskan
hubungannya dengan percobaan yang Anda lakukan!
4. Faktor – factor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pengukuran
dengan menggunakan Kelvin Double Bridge?
5. Sebutkan cara lain untuk menghitung tahanan jenis penghantar, selain dengan
menggunakan Kelvin Double Bridge. Jelaskan ? Mana yang lebih baik?
48