Anda di halaman 1dari 6

Faktor Daya ( Power Factor )

 Pengertian dan penjelasan faktor daya

Faktor daya adalah besaran tanpa satuan pada suatu rangkaian arus bolak
balik (AC) yang digunakan untuk menunjukkan kinerja suatu alat listrik seperti
motor induksi ataupun dalam suatu lokasi atau bangunan dengan konsumsi listrik
tertentu. Faktor daya merupakan hasil bagi dari daya aktif (P) dengan satuan kW
dengan daya semu (S) dengan satuan kVA.

Analogi yang sering digunakan adalah analogi segelas bir. Bila seseorang
membeli segelas bir maka yang akan mereka terima adalah bir dan juga busa atau
foam yang ada diatasnya. Analoginya adalah bir sebagai daya aktif (P) yang akan
digunakan dan busanya adalah daya reaktif (Q) yang tidak digunakan, dan daya
semu (S) adalah keseluruhan gelas. Maka gambaran pada segitiga dayanya
menunjukkan bahwa semakin besar daya reaktif maka akan semakin besar pula
daya semunya untuk jumlah daya aktif yang tetap.

Gambar 1 Segitiga Daya


Tidak seperti tagihan listrik untuk rumah biasa, tagihan listrik untuk konsumen
industri yang besar maka kita akan menemui adanya denda yang ditagihkan untuk
kelebihan daya reaktif yang tergantung dari penyuplai listrik yang bersangkutan.
Alasan dikenakan denda ini adalah ketika mereka memiliki faktor daya yang
buruk, maka akan menambah jumlah arus yang mengalir pada rangkaian dan
menyebabkan drop tengangan yang akan berdampak juga pada konsumen lain, dan
bila ada banyak konsumen memiliki faktor daya yang buruk maka akan
menyebabkan kabel menjadi overload pada jaringan distribusinya. Denda akan
ditetapkan saat faktor daya kurang dari batas standar yang telah ditetapkan, di
Indonesia PLN menetapkan standar faktor daya adalah 0,85. Perbandingan suatu
faktor daya yang mempengaruhi besaran daya reaktif dapat dilihat pada contoh
berikut :

Motor 1 Motor 2
10 kW, Faktor daya : 0,87 10 kW, Faktor daya : 0,92
S = P / Pf S = P / Pf
= 10 kW/ 0,87 = 10 kW/ 0,92
= 11,5 kVA = 10,9 kVA
Q = √ S 2−P2 Q = √ S 2−P2
= √ 11,52−10 2 = √ 10,92−102
= 5,7 kVAR = 4,3 kVAR

Terlihat bahwa untuk kerja yang sama, motor dengan faktor daya lebih kecil
akan menghasilkan daya reaktif yang lebih besar ketimbang motor dengan faktor
daya yang lebih mendekati 1.

 Penyebab Buruknya Faktor Daya

Umumnya faktor daya dipengaruhi oleh beban induktif. Pada beban resistif
murni, tegangan dan arus akan sefasa atau akan mencapai titik maksimum
bersamaan, faktor daya dalam hal ini adalah sempurna atau 1, ketika dilihat pada
diagram phasor maka tegangan dan arus akan searah sehingga tidak ada energi
yang terbuang.
Gambar 2 Beban Resistif Murni

Pada beban induktif seperti motor induksi, koil magnetik akan menahan arus sehingga
menyebabkan pergeseran fase sehingga arus akan tertinggal sehingga disebut lagging
power factor. Dalam hal ini daya reaktif akan berfungsi untuk menciptakan dan
mempertahankan medan magnet yang memutar motor. Bila digambarkan dalam diagram
phasor maka akan berada pada sudut dibawah tegangan, yang berarti tidak semua energi
listrik yang diserap akan berkerja.

Gambar 3 Beban Induktif

Bila kemudian kita menambahkan beban kapasitif maka akan terjadi kebalikan dari
beban induktif tadi, tegangan akan tertinggal dan arus akan mendahului, sehingga disebut
leading power factor.

Gambar 4 Beban Kapasitif


 Perbaikan Faktor Daya
Sebelumnya dijelaskan bahwa faktor daya dipengaruhi oleh beban induktif
yang menyebabkab lagging power factor, sehingga yang dapat kita lakukan adalah
melakukan sebaliknya yaitu dengan menambahkan kapasitor sebagai leading
power factor.

Anda mungkin juga menyukai