Disusun :
Nama :
1. Ayub Repa Batong NIM : 16642001
2. Ajie Subekti NIM : 16642002
3. Junaedi NIM : 16642003
4. Irpan Shaleh Hasibuan NIM : 16642004
Kelas : D4/7A Teknik Listrik
Kelompok :1
Job :6
Tanggal : 15 November 2019
A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan job Automatic Control System With A PID Controller
On A Line Simulator (Sistem Kontrol Otomatis dengan Pengontrol PID pada
Simulator Terarah) adalah sebagai berikut:
Mendefinisikan Automatic Control System With A PID Controller On A
Line Simulator (Sistem Kontrol Otomatis dengan Pengontrol PID pada
Simulator Terarah).
Mendefinisikan sistem kontrol otomatis dengan Pengontrol PID
menggunakan Simulator Terarah (Line Simulator).
Mendefinisikan sistem kontrol otomatis dengan Pengontrol PID
menggunakan Simulator Terarah (Line Simulator) untuk objek yang
identik seperti aliran fluida
Menjelaskan hubungan antara output dengan input dalam suatu sistem
kontrol otomatis dengan Pengontrol PID menggunakan Simulator Terarah
(Line Simulator) untuk objek yang identik seperti aliran fluida.
B. Dasar Teori
Dalam analisis sistem yang melibatkan aliran fluida, di mana aliran terbagi
menjadi dua yaitu aliran laminar (berlapis) dan aliran turbulen (bergolak),
sesuai dengan besarnya bilangan Reynolds. Jika angka Reynolds lebih besar
dari sekitar 3000 hingga 4000, maka alirannya turbulen. Alirannya adalah
laminar jika bilangan Reynolds kurang dari sekitar 2000. Dalam kasus laminar,
aliran fluida terjadi dalam aliran dengan tanpa turbulensi. Sistem yang
Karena hubungan antara laju aliran dan perbedaan level berbeda untuk
aliran laminar dan aliran turbulen, akan dipertimbangkan kedua kasus berikut
ini. Pertimbangkan sistem level cair yang ditunjukkan dalam Gambar 6.1(a).
Dalam sistem ini cairan menyemburkan melalui katup beban di sisi tangki. Jika
aliran melalui pembatasan ini adalah laminar, hubungan antara laju aliran
kondisi-mapan (steady-state liquid flow rate) dan tingkat ketinggian (level)
kondisi-tunak (steady-state head) pada pembatasan ini diberikan oleh
𝑄 = 𝐾𝐻
di mana:
Q = steady-state liquid flow rate, m3/sec
K = coefficient, m2/sec
H = steady-state head, m
dH H
Rl= =
dQ Q
𝑄 = 𝐾√𝐻
di mana:
Q = steady-state liquid flow rate, m3/sec
K = coefficient, m2/sec
H = steady-state head, m
Resistansi Rt untuk aliran turbulen (turbulent flow) diberikan oleh
dH H
Rt = =
dQ Q
K
dQ= dH
2√ H
Sehingga,
2H
Rt =
Q
Nilai resistansi aliran turbulen Rt tergantung pada laju aliran (flow rate) dan
tinggi level (head) nilai Rt, bagaimanapun, dapat dianggap konstan jika perubahan
tinggi level (head) dan laju aliran (flow rate) kecil. Dengan menggunakan
resistensi aliran turbulen, hubungan antara Q dan H dapat diberikan oleh
2H
Q=
Rt
Perkiraan linier didasarkan pada kenyataan bahwa kurva aktual tidak berbeda
jauh dari garis singgung (tangent line) jika kondisi operasi tidak terlalu bervariasi.
Kapasitansi C suatu tangki didefinisikan sebagai perubahan dalam jumlah cairan
yang disimpan yang diperlukan untuk menyebabkan perubahan unit pada
potensial (head). (Potensial adalah jumlah yang menunjukkan tingkat energi
sistem),
change∈liquid stored , m3
C=
change ∈head ,m
Perlu dicatat bahwa kapasitas (m3) dan kapasitansi (m2) berbeda. Kapasitansi
tangki sama dengan luas penampang (misalkan seperti dalam luas penampang
kabel/ penghantar yang memiliki panjang). Jika dalam hal ini dinyatakan konstan,
maka kapasitansi adalah konstan untuk head jenis apa pun.
Liquid-Level Systems
Perhatikan kembali sistem yang ditunjukkan dalam Gambar 6.l(a). Beberapa
besaran (variabel) didefinisikan sebagai berikut:
h
q0
R
di mana:
H(s) = ℒ[h] and Qi(s) = ℒ[qi]
Jika qi dianggap sebagai input dan h output, maka fungsi alih (transfer function)
sistem adalah
H ( s) 1
=
Q i (S) RCs+ 1
Namun, jika qo diambil sebagai output, inputnya sama, maka fungsi alih (transfer
function) adalah
Qo (s ) 1
=
Qi (S ) RCs+1
Sedangkan untuk qo sendiri sebagai output, di mana telah digunakan dalam
hubungan persamaan tersebut di atas, maka fungsi alih (transfer function) adalah
1
Q o ( s)= H ( s)
R
Jika q dianggap sebagai input dan q2 output, maka fungsi alih (transfer function)
sistem adalah
(a) Elements of the block diagram of the system shown in Figure 6.2; (b)
block diagram of the system; (c), (d), dan (e) successive reductions of the
block diagram
Gambar 6.3. Diagram blok Sistem Liquid-level dengan interaksi
Gambar 6.4.
Rangkaian peralatan Automatic Control System With A PID Controller On A Line
Simulator
D. Langkah Kerja:
1. Siapkan dan pasang modul peralatan sesuai petunjuk job praktikum seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar 6.5.
2. Aturlah osiloskop / Oscilloscope (Digital Storage Oscilloscope) GDS-
2000A Series); sesuai dengan kebutuhan percobaan menggunakan mode
gelombang (waveform) y = f(t) dengan ketentuan sebagai berikut:
Trace 1 (probe 1) untuk sinyal U1 / terminal Y1 (channel 1); pada skala
Amplitudo dalam volt/div.
Trace 2 (probe 2) untuk sinyal U2 / terminal Y2 (channel 2); pada skala
Waktu dalam time/div.
3. Rangkailah perlengkapan dan hidupkan (switch on) osiloskop hingga siap
diopeasikan secara normal.
4. Prosedur Percobaan. Switch / saklar pada modul peralatan catu daya pada
posisi on, atur (setting) parameter variabel / konstanta untuk V1 (Volt); f
(Hz); kp, ki(s-1), kd(s); kp-dl (kp delay line), T1, T2. Selanjutnya ukur dan
gambarkan dengan baik dan benar sinyal masukan U1 (terminal Y1) dan
sinyal keluaran U2 (terminal Y2) dengan mengatur garis / line pada
osiloskop yang relevan sesuai dengan tujuan dan sasaran percobaan
sehingga didapatkan besaran dan gambar dengan baik / tepat.
5. Operasikan sistem peralatan sesuai petunjuk job praktikum (setting
variabel / konstanta modul peralatan sesuai kebutuhan) untuk memperoleh
E. Pertanyaan
A. J
elaskan pengertian dari Automatic Control System With A PID Controller
On A Line Simulator (Sistem Kontrol Otomatis dengan Pengontrol PID
pada Simulator Terarah) !
B. J
elaskan pengertian sistem kontrol otomatis dengan Pengontrol PID
menggunakan Simulator Terarah (Line Simulator) !
C. J
elaskan pengertian sistem kontrol otomatis dengan Pengontrol PID
menggunakan Simulator Terarah (Line Simulator) ) untuk variabel dan
konstanta yang identik dengan aliran fluida !
D. J
elaskan hubungan antara output dengan input dalam sistem kontrol
otomatis dengan Pengontrol PID menggunakan Simulator Terarah (Line
Simulator) ) untuk variabel dan konstanta yang identik dengan aliran fluida
!
E. B
erapakah besar sinyal error e(t), jika besar c(t) 70% yang dialami sistem
pada saat keadaan peralihan (transient) hingga mencapai keadaan tunak
Gambar 2 Percobaan 1
Dari gambar dan data untuk percobaan 1 diatas maka dapat dianalisa
bahwa tegangan maksimumnya untuk CH 2 adalah 13.8 Volt dan tegangan
minimumnya sebesar -4.68 Volt untuk Volt/div sebesar 5 Volt dan time/div
sebesar 20 s. Untuk Fall time (nilai waktu turun) untuk CH1 sebesar 29.71
ms sedangkan untuk CH2 sebesar 65.34 s kemudian untuk rise time (nilai
waktu naik) untuk CH1 sebesar 38.81 ms dan CH2 sebesar 12.03 s. Untuk
frekuensi CH 1 sebesar 12.18 mHz sedangkan CH 2 sebesar 47.35 mHz atau
dapat dikatakan bahwa nilai rise time berbanding lurus dengan nilai
falltime,frekuensi maupun amplitude.
Gambar 3 Percobaan 2
Dari gambar dan data untuk percobaan 2 diatas maka dapat dianalisa
Gambar 4 Percobaan 3
Dari gambar dan data untuk percobaan 3 diatas maka dapat dianalisa
bahwa tegangan maksimumnya untuk CH 2 adalah 13.6 Volt dan tegangan
minimumnya sebesar -4.80 Volt untuk Volt/div sebesar 5 Volt dan time/div
G. Jawaban Pertanyaan
2. Sistem kontrol otomatis adalah sistem kontrol umpan balik dengan acuan
masukan atau keluaran yang dikehendaki dapat konstan atau berubah secara
perlahan dengan berjalannya waktu dan tugas utamanya adalah menjaga
keluaran sebenarnya berada pada nilai yang dikehendaki dengan adanya
gangguan. Dibawah ini merupakan contoh penggunaan system control pada
kran air.
Y(s)=G(s)E(s)
E(s)=R(s)-B(s)
B(s)=H(s)Y(s)Atau
Y(s)=G(s)[R(s)-H(s)Y(s)]
Y(s)+G(s)H(s)
Y(s)=G(s)R(s)(1+G(s)H(s))
Y(s)= G(s)R(s)
Atau,