Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TEGANGAN TINGGI

TEGANGAN TEMBUS DC PADA MINYAK

KELOMPOK : 2

PENYUSUN : Efriza Diningrat ( 1215020007 )

NAMA ANGGOTA KELOMPOK : Dian Riyani ( 1215020006 )

Drianto Darmawan ( 1215020032 )

Fadli ( 1215020009 )

Faris Sahrin ( 1215020010 )

Fathur Maulana ( 1215020011 )

Fatkhiya Mukarromah ( 1215020012 )

KELAS : 4E

TANGGAL PRAKTIKUM : 31 Mei 2017

TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN : 8 Juni 2017

PEMBIMBNG : Dezetty Monika, S.T. M.T.

NILAI :

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

I
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan HinayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.

Dengan terselesaikannya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan saran dan bantuan kepada penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dezetty Monika S.T. M.T. selaku dosen pembimbing

2. Teman teman 4E yang telah membatu kelompok kami dalam praktikum ini

Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Harapan saya
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Depok, 4 Juni 2017

Efriza Diningrat

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................. I
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... II
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 4
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mekanisme Ketembusa Isolasi Cair ...............................................................6
2.2 Sifat-Sifat Listrik Listrik Isolasi Cair .................................................................6
2.3 Kegagalan Pada Isolasi Cair ...............................................................................7
2.4 Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair ....................................................................7
2.5 Karakteristik Isolasi Cair ....................................................................................8
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat-alat yang digunakan ................................................................................................
3.2 Langkah Kerja ................................................................................................................
3.3 Rangkaian Percobaan .....................................................................................................
BAB IV ANALISA DATA
4.1 Data Hasil Pengamatan ...................................................................................................
4.2 Analisa Data ....................................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................................
5.2 Saran ...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Latar belakang terjadinya praktikum ini adalah sebagai mahasiswa/i program studi
Teknik Konversi Energi kami mempelajari dua sub materi yaitu elektronika dan mekanikal,
pada elektronika salah satunya mempelajari teknik tegangan tinggi.

Materi tegangan tinggi nantinya akan digunakan pada instalasi listrik tegangan tinggi
misalnya pada suatu pembangkit listrik. Bagian dari materi tegangan tinggi salah satunya ialah
Tegangan Tembus DC Pada Minyak.

Isolasi memiliki peranan penting pada sistem tenaga listrik. Isolasi melindungi sistem
tenaga listrik dari gangguan seperti lompatan listrik atau percikan, isolasi memisahkan bagian
bagian yang mempunyai beda tegangan. Isolasi pada umumnya bahan isolasi cair (liquid
insulation material) telah digunakan sebagai isolasi untuk melindungi peralatan peralatan
listrik seperti transformator, kapasitor, dan pemutus beban (circuit breaker). Fungsi minyak
isolasi selain sebagai isolasi juga berfungsi sebagai pendingin bagi peralatan. Isolasi bahan -
bahan isolasi cair yang akan digunakan harus mempunyai tegangan tembus dan daya hantar
panas yang tinggi serta sifat listrik dan sifat kimia yang dapat menunjang ketahanan isolasinya.

Ketahanan isolasi minyak dapat dipengaruhi oleh kondisi berupa suhu dan kelembaban
udara pada winding transformator serta partikel partikel discharge yang di timbulkan. Bila
dalam minyak terdapat kelembaban maka minyak akan lambat dalam bersirkulasi pada winding
transformator serta apabila suhu yang tinggi tidak mampu di redam oleh minyak isolasi dapat
merusak bagian inti transformator. Pemeliharaan transformator distribusi dengan pengujian
tegangan tembus minyak transformator secara berkala sangat perlu dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan isolasi dan transformator secara keseluruhan,sekaligus menghindari
terjadinya pemadaman bergilir atau terjadi kendala distribusi tegangan ke pelanggan. Sebuah
transformator yang bekerja dengan baik dapat mengalami kerusakan seketika disebabkan oleh
kegagalan minyak isolasi. Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi
kegagalan minyak transformator seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing),
pendinginan, perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak ), pengaruh kekuatan
dielektrik dari minyak transformator yang diukur serta kondisi 2 pengujian atau minyak
transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak transformator.

4
Pemeliharaan dengan melakukan pengujian tegangan tembus secara berkala terhadap
minyak transformator merupakan cara terbaik untuk mengetahui kondisi tegangan tembus
minyak transformator yang telah beroperasi sehingga dapat dipastikan masih sesuai standar
yang telah ditentukan atau perlu adanya tindakan penyesuaian untuk menghindari kerusakan
transformator. Dengan adanya pengujian tegangan tembus secara berkala diharapkan dapat
diketahuin kelayakan isolasi cair untuk digunakan sebagai isolasi, pendingin sekaligus
pelindung bagian inti transformator. Karena faktor adanya endapan kandungan mineral atau
partikel (discharge) pada minyak transformator Shell Diala dapat merusak isolasi
transformator. Minyak isolasi sendiri menjaga terjadinya short gangguan antar belitan pada
transformator dan juga sebagai media pendingin pada saat transformator sedang dalam proses
kinerjanya.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini agar setelah selesai melakukan percobaan, diharapkan
praktikan dapat :

1. Mempelajari proses tembus pada minyak


2. Mempelajari karakteristik tembus pada minyak

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mekanisme Ketembusan Isolasi Cair


Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan, antara lain yang pertama
adalah isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi
gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen.
Kedua isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak
melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. Ketiga
isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan
muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.
Beberapa macam faktor yang diperkirakan mempengaruhi ketembusan minyak
transformator seperti luas daerah elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan,
perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak ), pengaruh kekuatan dielektrik
dari minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau minyak
transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak transformator.
Ketembusan isolasi (insulation breakdown, insulation failure) disebabkan karena
beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama dipakai, berkurangnya kekuatan
dielektrik dan karena isolasi tersebut dikenakan tegangan lebih. Pada prinsipnya
tegangan pada isolator merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan
oleh gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak tembus. Dalam struktur
molekul material isolasi, elektronelektron terikat erat pada molekulnya, dan ikatan ini
mengadakan perlawanan terhadap tekanan yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila
ikatan ini putus pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada
bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan elektron-elektron dari
suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul arus konduksi atau arus bocor.
Karakteristik isolator akan berubah bila material tersebut kemasukan suatu
ketidakmurnian (impurity) seperti adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang
dapat menurunkan tegangan tembus.

2.2. Sifat- sifat Listrik Isolasi Cairan


Sifat sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah:
a. Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam
kondisi tekanan listrik (electric stress ) yang tinggi.
b. Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya.
Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena merupakan
campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5
.Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini
lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air
memiliki permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5
untuk gelombang mikro.

6
c. Faktor daya: Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan
tinggi akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat
sejumlah rugi rugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi rugi daya merupakan
parameter yang penting bagi kabel dan kapasitor. Minyak transformator murni memiliki
faktor dissipasi yang bervariasi antara 10-4 pada 20o C dan 10-3 pada 90oC pada frekuensi
50 Hz.
d. Resistivitas: Suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair bila
resitivitasnya lebih besar dari109 W-m. Pada sistem tegangan tinggi resistivitas yang
diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-m atau lebih. (W=ohm) Berdasarkan
standar yang dikeluarkan oleh ASTM yakni dalam standar D-877 disebutkan bahwa
suatu bahan isolasi harus memiliki tegangan tembus sebesar kurang lebih 30 kV untuk
lebar sela elektroda 1 mm, dengan kata lain kekuatan dielektrik bahan isolasi kurang
lebih 30 kV/mm. Sedangkan menurut standar ASTM D-1816 suatu bahan isolasi harus
mampu menahan tegangan sebesar 28 kV untuk suatu lebar sela elektroda sebesar 1,2
mm. Standar ini merupakan standar yang diterima secara internasional dan harus
dipenuhi oleh suatu bahan yang dikategorikan sebagai suatu bahan isolasi.

2.3. Kegagalan Pada Isolasi Cair


Karakteristik pada isolasi minyak trafo akan berubah jika terjadi ketidakmurnian
di dalamnya. Hal ini akan mempercepat terjadinya proses kegagalan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kegagalan isolasi antara lain adanya partikel padat, uap air dan
gelembung gas.

2.4. Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair


Teori mengenai kegagalan dalam zat cair kurang banyak diketahui dibandingkan
dengan teori kegagalan gas atau zat padat. Hal tersebut disebabkan karena sampai saat
ini belum didapatkan teori yang dapat menjelaskan proses kegagalan dalam zat cair yang
benar-benar sesuai antara keadaan secara teoritis dengan keadaan sebenarnya. Teori
kegagalan zat isolasi cair dapat dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut:

a. Teori Kegagalan Elektronik


Teori ini merupakan perluasan teori kegagalan dalam gas, artinya proses kegagalan
yang terjadi dalam zat cair dianggap serupa dengan yang terjadi dalam gas. Oleh karena
itu supaya terjadi kegagalan diperlukan elektron awal yang dimasukkan kedalam zat cair.
Elektron awal inilah yang akan memulai proses kegagalan.

b. Teori Kegagalan Gelembung


Kegagalan gelembung atau kavitasi merupakan bentuk kegagalan zat cair yang
disebabkan oleh adanya gelembung-gelembung gas di dalamnya.

7
c. Teori Kegagalan Bola Cair
Jika suatu zat isolasi mengandung sebuah bola cair dari jenis cairan lain, maka
dapat terjadi kegagalan akibat ketakstabilan bola cair tersebut dalam medan listrik.
Medan listrik akan menyebabkan tetesan bola cair yang tertahan didalam minyak yang
memanjang searah medan dan pada medan yang kritis tetesan inimenjadi tidak stabil.
Kanal kegagalan akan menjalar dari ujung tetesan yang memanjang sehingga
menghasilkan kegagalan total.

d. Teori Kegagalan Tak Murnian Padat


Kegagalan tak murnian padat adalah jenis kegagalan yang disebabkan oleh adanya
butiran zat padat (partikel) didalam isolasi cair yang akan memulai terjadi kegagalan.

2.5. Karakteristik Isolator Cair

Isolator Cair harus memenuhi persyaratan, yaitu:

kekuatan isolasi tinggi


penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat
viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki kemampuan
pendinginan menjadi lebih baik
titik nyala yang tinggi dan tidak mudah terbakar
sifat kimia yang stabil

8
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1. Alat-Alat yang Digunakan

1. Elektroda batang dan bola pejal


2. Kunci pas
3. Obeng + dan
4. Tongkat grounding
5. Multi Test Set Table
6. Alat tulis
7. Lampu Indikator
8. Minyak Onanbi

3.2. Langkah Kerja

1. Menyiapkan semua peralatan praktikum yang dibutuhkan


2. Pasangkan salah satu konfigurasi di atas pada tempat objek pengujian
3. Bersihkan tabung yang akan diisi minyak sehingga tidak terdapat debu ataupun kotoran
yang masuk. Selain itu pastikan elektroda yang digunakan dalam kondisi bersih
sehingga minyak onanbi tidak terkontaminasi dengan partikel ataupun zat lain.
4. Lalu pasangkan tabung dengan kabel yang telah terhubung dengan sumber tegangan.
5. Pastikan di dalam minyak onanbi tidak terdapat gelembung udara. Lalu atur jarak
elektroda batang dengan bola pejal dengan jarak 2 cm.
6. Naikkan tegangan secara konstan hingga minyak onanbi diantara elektroda terjadi
tegangan tembus, kemudian catat tegangan tembus tersebut.
7. Pastikan untuk menunggu 2 menit atau memasang timer setiap melakukan percobaan
agar kondisi minyak onanbi kembali stabil dan tidak terdapat gelembung udara.
8. Lakukan langkah ke 6 sebanyak 3 kali secara benar dan mengikuti prosedur.
9. Lakuakan langkah 7 setiap selesai melakukan percobaan.
10. Catat data yang didapatkan selama praktikum berlangsung.
11. Rapikan peralatan praktik yang telah digunakan.

9
3.3. Rangkaian Percobaan

Keterangan :
TH = Transfomator Tegangan Tinggi RMS 100 kV
CST = Pembagi tegangan RMS 100 kV, 500 pF
SWS = Bagian sekunder tegangan AC
TSM = Arus AC sekunder transfomator
T0 = Objek yang diuji
R6 = Resistor peredam tegangan AC
R7 = Resistor peredam tegangan suri

10
BAB IV
ANALISA DATA

4.1. Data Hasil Pengamatan

Kelompok 1

Konfigurasi Jarak Tegangan Tembus (kV)


Percobaan
Elektroda Elektroda V1 V2 V3 Vr
Batang
1 2 cm 8 8 8 8
Bola Pejal

Kelompok 2

Konfigurasi Jarak Tegangan Tembus (kV)


Percobaan
Elektroda Elektroda V1 V2 V3 Vr
Batang
1 2 cm 8 6 3 5,6
Bola Pejal

Kelompok 3

Konfigurasi Jarak Tegangan Tembus (kV)


Percobaan
Elektroda Elektroda V1 V2 V3 Vr
Batang
1 2 cm 8 8 8 8
Bola Pejal

Kelompok 4

Konfigurasi Jarak Tegangan Tembus (kV)


Percobaan
Elektroda Elektroda V1 V2 V3 Vr
Batang
1 2 cm 8 8 8 8
Bola Pejal

11
4.2. Analisa Data
Dari hasil praktikum yang sudah dilakukan,ke empat kelompok mendapatkan hasil
tegangan tembus yang sama, dengan jarak elektroda sebesar 2 cm dan jika tuas tegangan
diputar secara konstan, maka akan didapat tegangan tembus sebesar 8 KV. Saat praktikum,
kelompok 2 mencoba keberagaman kecepatan saat memutar tuas input tegangan, kelompok 2
memutar dengan kecepatan yang lambat,sedang, dan cepat. Saat tuas diputar dengan putaran
lambat, didapat tegangan tembus sebesar 8 KV, saat putaran sedikit dipercepat, didapatkan
tegang tembus sebesar 6 KV, saat putaran dipercepat lagi, didapatkan tegangan tembus sebesar
3 KV. Dapat disimpulkan bahwa semakin cepat kecepatan saat memutar tuas tegangan input,
maka tegangan tembus yang dihasilkan akan semakin kecil.

12
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengujian tegangan tembus minyak kelapa, maka dapat disimpulkan sebagi beikut :

1. Keceptan saat memutar tuas input tegangan mempengaruhi besar tegangan tembus yang
dihasilkan. Semakin cepat putaran memutar tuas, maka tegangan tembus yang
dihasilkan semakin kecil, dan semakin lambat kecepatan saat memutar tuas, makan
tegangan tembus yang dihasilkan akan semakin besar.

2. Pengaruh perubahan suhu akan mempengaruhi nilai tegangan tembus (semakin


meningkat suhu maka akan semakin meningkat pula nilai tegangan tembus)

5.2. Saran

13
Daftar Pustaka

http://www.elektro.undip.ac.id/transmisi/des05/asyakurdes05.PDF

http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F304205_MTA.pdf

http://www.elektroindonesia.com/elektro/energi12.html

https://www.researchgate.net/publication/265117217_PERBANDINGAN_TEGANGAN_TE
MBUS_MEDIA_ISOLASI_UDARA_DAN_MEDIA_ISOLASI_MINYAK_TRAFO_MENG
GUNAKAN_ELEKTRODA_BIDANG-BIDANG

https://en.wikipedia.org/wiki/High_voltage

14

Anda mungkin juga menyukai