Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM ENERGI

MESIN DIESEL

Kelompok :2
Nama Anggota Kelompok : 1. Efriza Diningrat
2. Fadli
3. Faris Sahrin
4. Fathur Maulana
5. Fatkhiya Mukarromah
6. Fitria Annisa
7. Friska Yustika Sianipar
8. Gilang Nurcahya Prasetyo
9.Imroatunnisa
Kelas : 6E

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


TEKNIK KONVERSI ENERGI
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai mahasiswa/i program studi Teknik Konversi Energi, prioritas utama kami ialah
mengetahui segala jenis mesin konversi energi termasuk mesin diesel. Selain itu mesin diesel
selalu menjadi komponen penting pada industri maupun pembangkit, karena mesin disel
digunakan sebagai sumber energi pengganti saat supply listrik pada industri dari PLN mati,
atau saat turbin pada pembangkit trip. Sehingga agar kami dapat memahami sistem kerja
mesin diesel, maka dilakukan praktikum mesin diesel.

B. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa/i mampu memahami fungsi mesin diesel
2. Mahasiswa/i mampu membaca alat ukur desiblemeter, vibration meter, ampere meter,
dan voltmeter.
3. Mahasiswa/i mampu membaca dan menghitung daya mesin diesel.
4. Mahasiswa/i mampu membuat kurva f (n) = Vout, f (n) = vibration, f (n) = kebisingan.
5. Mahasiswa/i mampu membuat kesimpulan dan analisis dari praktikum

2
BAB II
DASAR TEORI

A. Prinsip Kerja Mesin Diesel


Motor diesel disebut juga motor bakar atau mesin pembakaran dalam karena pengubahan
tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik dilaksanakan di dalam mesin itu sendiri.
Di dalam motor diesel terdapat torak yang mempergunakan beberapa silinder yang di
dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak-balik (translasi). Di dalam silinder itu terjadi
pembakaran antara bahan bakar solar dengan oksigen yang berasal dari udara. Gas yang
dihasilkan oleh proses pembakaran mampu menggerakkan torak yang dihubungkan dengan
poros engkol oleh batang penggerak. Gerak tranlasi yang terjadi pada torak menyebabkan
gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak rotasi tersebut mengakibatkan gerak
bolak-balik torak

Konsep pembakaran pada motor diesel adalah melalui proses penyalaan kompresi udara pada
tekanan tinggi. Pembakaran ini dapat terjadi karena udara dikompresi pada ruangan dengan
perbandingan kompresi jauh lebih besar daripada motor bensin (7-12), yaitu antara (14-22).
akibatnya udara akan mempunyai tekanan dan temperatur melebihi suhu dan tekanan
penyalaan bahan bakar. Hal ini berbeda untuk percikan pengapian mesin seperti mesin bensin
yang menggunakan busi untuk menyalakan campuran bahan bakar udara. Mesin dan siklus
termodinamika keduanya dikembangkan oleh Rudolph Diesel pada tahun 1892.

Siklus Diesel (Tekanan Tetap)


Siklus diesel adalah siklus teoritis untuk compression-ignition engine atau mesin diesel.
Perbedaan antara siklus diesel dan Otto adalah penambahan panas pada tekanan tetap. Karena
alasan ini siklus Diesel kadang disebut siklus tekanan tetap. Dalam diagram P-v, siklus diesel
dapat digambarkan seperti berikut:

3
Proses dari siklus tersebut yaitu:
6-1 = Langkah Hisap pada P = c (isobarik)
1-2 = Langkah Kompresi, P bertambah, Q = c (isentropik / reversibel adiabatik)
2-3 = Pembakaran, pada tekanan tetap (isobarik)
3-4 = Langkah Kerja P bertambah, V = c (isentropik / reversibel adiabatik)
4-5 = Pengeluaran Kalor sisa pada V = c (isokhorik)

Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali gerakan (dua kali putaran
engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara skematis prinsip kerja motor diesel empat
langkah dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Langkah hisap
Pada langkah ini katup masuk membuka dan katup buang tertutup. Udara mengalir ke dalam
silinder.
2. Langkah kompresi
Pada langkah ini kedua katup menutup, piston bergerak dari titik TBM ke TMA menekan
udara yang ada dalam silinder. 5ᵒ setelah mencapai TMA, bahan bakar diinjeksikan.
3. Langkah ekspansi
Karena injeksi bahan bakar kedalam silinder yang bertemperatur tinggi, bahan bakar terbakar
dan berekspansi menekan piston untuk melakukan kerja sampai piston mencapai TMB.
Kedua katup tertutup pada langkah ini.
4. Langkah buang
Ketika piston hampir mencapai TMB, katub buang terbuka, katub masuk tetap tertutup.
Ketika piston bergerak menuju TMA sisa pembakaran terbuang keluar ruang bakar. Akhir
langkah ini adalah ketika piston mencapai TMA.Siklus kemudian berulang lagi

Siklus Aktual Motor Diesel`


Dalam siklus diesel, kerugian-kerugian lebih rendah daripada yang terjadi pada siklus otto.
Kerugian utama adalah karena pembakaran tidak sempurna dan penyebab utama perbedaan
antara siklus teoritis dan siklus mesin diesel. Dalam siklus teoritis pembakaran diharapkan
selesai pada akhir pembakaran tekanan tetap, tetapi aktualnya after burning berlanjut sampai
setengah langkah ekspansi. Perbandingan efisiensi antara siklus aktual dan teoritis adalah
sekitar 0,85.

4
B. Komponen Mesin Diesel

Gambar 2.6 Komponen mesin diesel 4 langkah

1. Fuel tank berfungsi untuk menyimpan bahan bakar sementara yang akan digunakan
dalam penyaluran bahan bakar yang dibutuhkan oleh mesin.
2. Feed pump atau pompa penyalur berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dengan
cara memompa bahan bakar dari tangki dan mengalirkannya ke pompa injeksi.
Didalam feed pump juga terpasang komponen yang bernama priming pump, yang
berfungsi untuk mengeluarkan udara palsu dari sistem bahan bakar.
3. Fuel filter biasanya terdapat 2 (dua) yaitu pada bagian sebelum feed pump yang
dilengkapi pula dengan water sedimenter yang berfungsi untuk memisahkan air dalam
sistem bahan bakar dan fuel filter (saringan bahan bakar) yang berfungsi untuk
menyaring kotoran kotoran yang terdapat pada bahan bakar untuk menjaga kualitas
bahan bakar agar selalu bersih dan tidak menghambat aliran bahan bakar.
4. Injection pump yang berfungsi untuk menaikkan tekanan sehingga bahan bakar solar
dapat mudah dikabutkan oleh nozzle. didalam pompa injeksi ada komponen yang
bernama automatic timer dan governor yang fungsinya ada dibawah ini.
5. Automatic timer yang terpaang pada bagian depan pompa injeksi yang berhubungan
dengan timing gear berfungsi untuk memajukan saat injeksi sesuai dengan putaran
motor.
6. Governor terpasang pada bagian belakang pompa injeksi yang berfungsi sebagai
pengatur jumlah injeksi bahan bakar sesuai dengan pembebanan motor.
7. Pengabut (Nozzle) berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar agar mudah bercampur
dengan oksigen sehingga mudah terbakar dalam silinder,

5
8. Pipa tekanan tinggi terbuat dari bahan baja yang berfungsi untuk mengalirkan bahan
bakar bertekanan tinggi dari pompa injeksi ke masing-masing pengabut
9. Busi pijar atau busi pemanas (glow plug) berfungsi untuk memanaskan ruangan pre
chamber pada saat mulai start. Dengan merubah energi listrik dari battery menjadi
energi panas
10. Battery (aki) berfungsi sebagai sumber energi listrik yang mensupply energi yang
dibutuhkan oleh busi pijar untuk memanaskan ruangan pre chamber
11. Kunci kontak (ignition switch) berfungsi sebagai saklar utama pada ssistim kelistrikan
kendaraan
12. Relay yang berfungsi sebagai pengaman dan pengatur saat pemanasan ruang pre
chamber

6
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Lokasi dan Waktu


Tanggal : 6 Februari 2018
Lokasi : Laboratorium Teknik Konversi Energi, Politeknik Negeri Jakarta

B. Alat yang di butuhkan

No. Alat Jumlah


1. Mesin diesel 4 langkah 1unit
2. Tachometer 1
3. Vibration meter 1
4. Clamp on meter 1
5. Ear plug 6
6. Desible meter 1

C. Langkah Kerja
1. Mempersiapkan alat
2. Operasikan mesin diesel
3. Atur putaran generator pada 1000 rpm
4. Atur tanpa beban (tanpa lampu)
5. Perhatikan dan catat data yang terbaca pada tachometer, desiblemeter, vibration
meter, dan clamp on meter.
6. Mengulangi langkah 4-5 dengan pengaturan beban (penyalaan 1 lampu, 2 lampu, dan
3 lampu).
7. Ulangi langkah 3-5, dengan variabel putaran terus meningkat sebanyak 50 rpm
sampai pada putaran

7
BAB IV
DATA PRAKTIKUM

N Vibrasi dB f Tegangan Arus Daya


No
( RPM ) ( mm/s ) ( Sound L ) ( Hz ) (V) (A) ( Watt )
1 850 57,6 92 - 30 1,49 900
2 900 62,1 95 - 35 1,5 900
3 950 35,5 98 - 45 1,6 900
4 1000 17,9 95 - 55 1,83 900
5 1050 10,9 95,6 - 135 2,73 900
6 1100 12 96 - 150 2,86 900
7 1150 33 97,3 - 155 3,07 900
8 1200 33,6 98,3 - 175 - -
9 1400 68 111,5 47,5 215 - -

Tabel 4.1 Data praktikum


BAB V
ANALISA DATA

 Grafik f (n) = Vout

Grafik Output Tegangan ( Volt ) Terhadap


Putaran Generator ( RPM )
250 215
Output Tegangan ( Volt )

200 175
150 155
135
150
100 45 55
30 35
50
0
850 900 950 1000 1050 1100 1150 1200 1400
Putaran Generator ( RPM )

Gambar 5.1 Grafik Hubungan Putaran Generator (n) terhadap Output Voltage (V)

Dari grafik output tegangan (V) terhadap putaran generator (RPM), kita dapat mengetahui
bahwa keduanya memiliki hubungan berbanding lurus, dengan kita mempercepat putaran dari
generator maka output yang dikeluarkan semakin besar pula, sehingga sesuai dengan
persamaan berikut : P(daya) = V (tegangan) x I (arus)dimana,
𝟐 𝝅 𝑵(𝒑𝒖𝒕𝒂𝒓𝒂𝒏)
T(torsi) x = V (tegangan) x I (arus). Pada titik 1000 RPM ke titik 1050
𝟔𝟎
RPM, tegangan output naiknya begitu ekstrim, hal ini dikarenakan setiap mesin memiliki
karakteristiknya masing-masing, tetapi apabila setelah melewati titik ekstrim dari mesin
tersebut maka kenaikan output tegangan pun stabil, kenaikannya antara 5-15 volt per setiap
kenaikan 50 rpm.

 Grafik f (n) = vibration

Grafik Vibrasi ( mm/s ) Terhadap


Putaran Generator ( RPM )
80 68
57.6 62.1
Vibrasi ( mm/s )

60
35.5 33 33.6
40
17.9
20 10.9 12

0
850 900 950 1000 1050 1100 1150 1200 1400
Putaran Generator ( RPM )

Gambar 5.2 Grafik Hubungan Putaran Generator (n) terhadap Vibrasi


Dari grafik vibrasi mesin (mm/s) terhadap putaran generator (rpm), kita dapat mengetahui
mesin tersebut mengalami 2 titik puncak vibrasi, yaitu pada 900 rpm dengan vibrasi 62,1
mm/s dan pada titik 1400 dengan vibrasi 68 mm/s. Hal ini dapat terjadi dikarenakan setiap
mesin memiliki titik puncak vibrasi dan juga kondisi alamiah mesin terhadap vibrasi. Untuk
titik 1200 rpm ke 1400 rpmm kenaikan vibrasinya begitu ekstrim dibandingkan dengan titik
lainnya , hal ini dikarenakan kenaikan putaran motor dari 1200 rpm langsung ke 1400 rpm
dengan selisih kenaikan 200 rpm, sedangkan untuk titik lainnya selisih kenaikan putarannya
hanya 50 rpm.

 Grafik f (n) = Kebisingan

Grafik Kebisingan ( dB ) Terhadap Putaran


Generator ( RPM )
120 111.5
92 95 98 95 95.6 96 97.3 98.3
100
Kebisingan ( dB )

80
60
40
20
0
850 900 950 1000 1050 1100 1150 1200 1400
Putaran Generator ( RPM )

Gambar 5.3 Grafik Hubungan Putaran Generator (n) terhadap kebisingan

Dari grafik kebisingan mesin (db) terhadap putaran generator ( rpm), bahwa keduanya
memiliki hubungan berbanding lurus idealnya, tetapi dari data praktikum yang kami dapatkan
ternyata ada beberapa titik mengalami penurunan kebisingan (db) walaupun putaran
generator ditingkatkan yaitu pada rotasi mesin 950 rpm dengan kebisingan mesin 98 db,
sedangkan pada rotasi 1000 rpm kebisingan mesin 95 db. Hal ini disebabkan praktikan tidak
konsisten mengukur pada posisi dan jarak yang sama, karena perbedaan posisi maupun jarak
pengukuran tingkat kebisingan dapat mempengaruhi hasil ukur

10
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa :


.

11

Anda mungkin juga menyukai