Anda di halaman 1dari 43

PENCEGAHAN KOROSI PADA

LOGAM

Dewin Purnama, ST, MT

Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri Jakarta
What is Corrosion?
Reaction of a metal with its environment

Aqueous corrosion
reaction with water (usually containing dissolved ions)

High temperature oxidation


reaction with oxygen at high temperature

High temperature corrosion


reaction with other gases
Deteriorasi material karena interaksi kimia material dengan lingkungannya.

Istilah korosi kadang juga dapat ditujukan untuk polimer dan keramik. Namun
umumnya istilah korosi ditujukan untuk logam.
Effects of corrosion
Losses are economic and safety:
Reduced Strength
Downtime of equipment
Escape of fluids
Lost surface properties
Reduced value of goods
The consequences of corrosion are many and varied and the effects
of these on the safe, reliable and efficient operation of equipment or
structures are often more serious than the simple loss of a mass of
metal.
Failures of various kinds and the need for expensive replacements
may occur even though the amount of metal destroyed is quite small.
Kerugian Akibat Korosi
Sekitar 1 5 % dari Pendapatan Domestik
Nasional / Gross Domestic Product (GDP).

Amerika Serikat pada tahun 1998 kerugian


akibat korosi adalah sebesar US $ 276 Milyar
yang merupakan 3,15 % dari GDP
80 % kerusakan material pada
industri minyak dan gas diakibatkan
oleh korosi (US $ Milyar)

1.4
7 3.7
Eksplorasi
Refining
Pipa transmisi
Distribusi gas
0.9 Transport
7 Penyimpanan
5
Strategi Untuk Penghematan Biaya
Korosi (Save 25 30 %)
Kepedulian semua pihak terhadap korosi
Merubah persepsi bahwa korosi tidak bisa
diatasi
Perubahan kebijakan perusahaan menerapkan
management korosi
Peningkatan pendidikan baik pendidikan
terstruktur maupun training untuk para staf
Peningkatan keahlian disain yang tepat
Peningkatan metode pengkajian dan prediksi
umur pakai bahan / material
Pengembangan teknologi pencegahan korosi
melalui penelitian, pengembangan dan
implementasi
Mekanisme Korosi :

Korosi : peristiwa elektrokimia antara logam


dengan lingkungannya, syarat terjadinya :

anoda, terjadi reaksi oksidasi,


katoda, terjadi reaksi reduksi,
elektrolit, penghantar arus listrik,
ada hubungan anoda dengan katoda.
Misal :
Dalam larutan asam, dengan konsentrasi ion
hidrogen (H) tinggi

Dalam larutan asam dengan oksigen terlarut

Dalam larutan netral dengan oksigen terlarut

Dalam larutan yang memiliki ion multivalensi

Dalam larutan dimana logam terreduksi total


Fe Fe2+ + 2e

O2 + 2H2O + 4e 4OH-
1. Anoda, dimana kerusakan akan
2Fe + O2 + 2H2O 2Fe(OH)2 terjadi. Mengalami reaksi oksidasi.
2. Katoda. Reaksi reduksi akan terjadi
Iron Hydroxide disini.
3. Elektrolit. Hampir semua uap
lembab dapat melakukannya
Iron Hydroxide bereaksi kembali
4. Jalan arus antara katoda dan anoda
dengan O2 menjadi :

4Fe(OH)2 + O2 2H2O + 2Fe2O3.H2O

Hydrated iron oxide


(brown rust)
Fe murni dicelupkan Cu murni dicelupkan
pada larutan Fe2+ 1M pada larutan Cu2+ 1M

Jika elektroda Fe dan Cu teralirkan listrik,


maka Cu akan tereduksi dan Fe akan
teroksidasi

Cell dipisahkan oleh membran yang


mencegah terjadi pencampuran dua
larutan
Jika elektroda Fe dan Zn teralirkan listrik,
maka Fe akan tereduksi dan Zn akan
teroksidasi

Setengah cell dimana elektroda logam murni


dicelupkan ke dalam 1 M larutan ionnya
sendiri pada 25oC disebut standard half-
cell.

Cell dipisahkan oleh membran yang


mencegah terjadi pencampuran dua
larutan
Setengah reaksinya merupakan reaksi reduksi. Untuk reaksi oksidasi, arah reaksi
dibalik dan tanda tegangan potensial diubah.

Vo merupakan standard potensial


elektroda dari EMF series.

Reaksi spontan V0 harus positif

Ketika standard half-cells digabungkan, logam yang berada pada tabel lebih bawah
akan teroksidasi, sebaliknya yang lain akan tereduksi.
R = konstanta gas
n = jumlah elektron
F = konstanta Faraday (96,500 C/mol)

Pada temp ruang (25oC)


Diagram Pourbaix untuk Fe dalam larutan
cair

Korosi

Passive

Korosi

Kebal
Potensial setengah cell pada tabel EMF series menunjukan kondisi yang setimbang,
artinya diasumsikan tidak adanya arus yang mengalir melalui sirkuit eksternal.

Sistem korosi pada kenyataannya tidak pada kondisi setimbang, terdapat aliran
elektron dari anoda ke katoda, yang artinya parameter potensial setengah cell tidak
dapat digunakan.
Corrosion Penetration Rate (CPR), atau hilangnya ketebalan material per unit waktu

Mils per year (mpy) or millimeters per year


(mm/yr)

Dimana :

W = berat yang hilang (mg)


t = waktu exposure (hour)
= berat jenis (g/cm3)
A = daerah yang terekspose (inch2)
K = konstanta (534 untuk mpy dan 87,6 untuk mm/yr)
Jika terdapat arus listrik :

Dimana :

r = laju (mol/m2-s)
i = arus per unit daerah material yang terkorosi
N = jumlah elektron
F = Konstanta Faraday (96500 C/mol)
Korosi di atmosfer dan air laut
Korosi atmosferik disebabkan :
Gas oksigen
Uap air
Pengotor
Pengaruh atmosfer (kering, lembab, laut, tropis,
pedesaan, kota, industri)

Korosi lingkungan laut :


pH
Oksigen
Kecepatan gerak air laut
Temperatur
Biota laut (biofouling / pelekatan material, over loaded)
Biota laut :
Bernacles (menimbulkan celah akan mempercepat
korosi)
Sebagai penghalang / turbulensi lokal
Mampu menembus lapisan pelindung
Bakteri pereduksi sulfat (menghasilkan asam sulfat)

Lingkungan laut :
Daerah percikan (serangan korosi sangat kuat, no
fouling)
Daerah Pasang (fouling mulai ada, air laut jenuh udara)
Daerah laut dangkal (air laut jenuh oksigen, pengotor,
fouling, gerakan arus)
Laut dalam (korosi karena pengaruh oksigen, chlor dll)
Daerah lumpur (komplex, korosi agak rendah / oksigen
terbatas)
Corrosion prevention
Terjadi pada sebagian besar permukaan logam dan umunya meninggalkan scale
atau deposit. Merupakan korosi yang paling umum terjadi. Lajunya dapat
diprediksikan
Cara mencegah :

1. Memperlambat atau memberhentikan perpindahan elektron :


a. Lapisi permukaan dengan non-conducting medium seperti cat, pernis, atau minyak
b. Mengurangi konduktivitas larutan yang kontak dengan logam, misal paling
ekstrem adalah membuatnya tetap kering. Bersihkan dari polutan konduktif secara
berkala.
2. Memperlambat atau menghentikan oksigen menjangkau permukaan logam. Misal
dengan coating.
3. Cegah logam agar tidak memberikan elektron, dengan cara : menggunakan logam
yang lebih tahan korosi, menggunakan sacrificial anode yang akan memberikan
elektronnya lebih mudah daripada logam yang akan diproteksi, menggunakan
inhibitors.

4. Pilih logam yang membentuk oksida yang protektif.


Terjadi ketika dua logam atau paduan yang berbeda dan saling kontak dalam
lingkungan elektrolit. Logam yang lebih tidak mulia atau lebih reaktif akan
terkena korosi, sedangkan logam yang lebih inert (katoda) akan terproteksi.

Steel screws and brass Steel screw in Mg


Cara mencegah :

1. Jika menggabungkan dua jenis logam yang berbeda sangat dibutuhkan, pilih dua
logam yang memiliki galvanic series yangn berdekatan.
2. Cegah penggunaa ratio permukaan anode-to-cathode yang kurang baik; gunakan
daerah anoda selebar mungkin.
3. Sekat listrik yang mengalir diantara dua logam tersebut dengan cara menggunakan
insulator plastik atau coating diantara dua logam tersebut.
Terjadi akibat terdapat perbedaan konsentrasi ion atau gas terlarut (misal oksigen)
dalam larutan elektrolit antara dua logam yang sama. Korosi terjadi pada daerah
yang memiliki konsentrasi lebih rendah.
Cara mencegah :
Menggunakan sambungan lasan, membersihkan deposit secara berkala, dan desain
tempat yang tidak memungkinkan adanya daerah stagnan.
Merupakan korosi terlokalisasi (mirip crevice corrosion) dimana terbentuk lubang
atau pit kecil. Pit tersebut berpenetrasi dari atas permukaan horizontal menuju
kebawah arah vertikal. Korosi jenis ini merupakan korosi yang sangat berbahaya
karena sering tidak terdeteksi. Umumnya terjadi pada logam yang telah memiliki
lapisan pasif seperti stainless steel dan aluminium.

Pitting corrosion pada stainless steel


Terjadi pada batas butir untuk paduan tertentu dan lingkungan tertentu. Korosi
jenis ini umumnya dialami oleh stainless steel ketika dipanaskan antara temperatur
500 and 800C.
Cara mencegah :

1. Aplikasikan material pada temp dimana semua chromium carbide particles terlarut
2. Rendahkan kandungan karbon < 0.03 wt% C, sehingga pembentukan karbida
terminimalisir.
3. Tambahkan SS dengan logam Ni atau Ti yang memiliki kecenderungan
membentuk karbida lebih tinggi dari Cr, sehingga Cr akan tetap menjadi solid
solution (lapisan protektif).
Kadang disebut sebagai stress corrosion cracking, merupakan hasil kombinasi dari
tegangan tarik dan lingkungan korosif. Kenyataannya, logam yang cukup inert
pun memiliki kemungkinan untuk terkorosi apaabila terkena tegangan.
Stainless steel tidak aman dalam air diatas 50C dan dalam beberapa ppm klorida,
jika terdapat tegangan tarik. Lainnya : mild steel dalam lingkungan alkali,
paduan tembaga pada lingkungan amonia.

Cara mencegah :

Mereduksi tegangan, dengan cara : Reduksi beban ekternal (misal beban termal dan
residual stress) atau meningkatkan cross-sectional area yang tegak lurus dengan
tegangan. Lebih jauh, heat treatment yang sesuai dapat menghilangkan tegangan sisa.
Terjadi akibat kombinasi dari serangan kimia dan abrasi mekanis atau aus akibat
adanya pergerakan fluida. Aliran fluida akan membawa lapisan protektif logam
dan mengabrasi logam.
Erosioncorrosion umumnya ditemukan pada pipa tepatnya pada daerah lekukan,
elbows, dan perubahan curam pada diameter pipa (posisi dimana aliran fluida
menjadi turbulen) . Baling-baling, turbine blades, valves, dan pompa juga rentan
terkena korosi erosi.

Cara mencegah :

Mengeliminiasi turbulensi yang terjadi. Lebih jauh, membersihkan partikulat dan


gelembung yang dapat mengerosi.
Terkadang disebut sebagai hydrogen induced cracking dan hydrogen stress cracking.
Terjadi karena adanya reduksi ductility dan tensile strength ketika atom hydrogen
(H) masuk ke dalam logam.

Atom hidrogen berdifusi ke dalam logam. Di


dalam logam, mereka membentuk gas H2
atau berkombinasi dengan C (jika ada)
membentuk CH4.

H2 atau CH4 kemudian menguap


meninggalkan lubang pada logam, sehingga
menyebabkan stress concentration.
High-strength steels paling rentan terkena hydrogen embrittlement, dan
meningkatkan kekuatan akan meningkatkan kecenderungan terjadinya hydrogen
embrittlement. Contoh : Martensitic steels

Cara mencegah :

Mengurangi tensile strength logam via heat treatment; menghilangkan sumber


hidrogen (arc welding), panaskan logam pada temperatur tinggi untuk mengeluarkan
hidrogen, dan ganti material yang tahan terhadap hidrogen embrittlement (FCC alloys :
austenitic stainless steels, dan paduan tembaga, aluminium, nikel)

Anda mungkin juga menyukai