LOGAM
Aqueous corrosion
reaction with water (usually containing dissolved ions)
Istilah korosi kadang juga dapat ditujukan untuk polimer dan keramik. Namun
umumnya istilah korosi ditujukan untuk logam.
Effects of corrosion
Losses are economic and safety:
Reduced Strength
Downtime of equipment
Escape of fluids
Lost surface properties
Reduced value of goods
The consequences of corrosion are many and varied and the effects
of these on the safe, reliable and efficient operation of equipment or
structures are often more serious than the simple loss of a mass of
metal.
Failures of various kinds and the need for expensive replacements
may occur even though the amount of metal destroyed is quite small.
Kerugian Akibat Korosi
Sekitar 1 5 % dari Pendapatan Domestik
Nasional / Gross Domestic Product (GDP).
1.4
7 3.7
Eksplorasi
Refining
Pipa transmisi
Distribusi gas
0.9 Transport
7 Penyimpanan
5
Strategi Untuk Penghematan Biaya
Korosi (Save 25 30 %)
Kepedulian semua pihak terhadap korosi
Merubah persepsi bahwa korosi tidak bisa
diatasi
Perubahan kebijakan perusahaan menerapkan
management korosi
Peningkatan pendidikan baik pendidikan
terstruktur maupun training untuk para staf
Peningkatan keahlian disain yang tepat
Peningkatan metode pengkajian dan prediksi
umur pakai bahan / material
Pengembangan teknologi pencegahan korosi
melalui penelitian, pengembangan dan
implementasi
Mekanisme Korosi :
O2 + 2H2O + 4e 4OH-
1. Anoda, dimana kerusakan akan
2Fe + O2 + 2H2O 2Fe(OH)2 terjadi. Mengalami reaksi oksidasi.
2. Katoda. Reaksi reduksi akan terjadi
Iron Hydroxide disini.
3. Elektrolit. Hampir semua uap
lembab dapat melakukannya
Iron Hydroxide bereaksi kembali
4. Jalan arus antara katoda dan anoda
dengan O2 menjadi :
Ketika standard half-cells digabungkan, logam yang berada pada tabel lebih bawah
akan teroksidasi, sebaliknya yang lain akan tereduksi.
R = konstanta gas
n = jumlah elektron
F = konstanta Faraday (96,500 C/mol)
Korosi
Passive
Korosi
Kebal
Potensial setengah cell pada tabel EMF series menunjukan kondisi yang setimbang,
artinya diasumsikan tidak adanya arus yang mengalir melalui sirkuit eksternal.
Sistem korosi pada kenyataannya tidak pada kondisi setimbang, terdapat aliran
elektron dari anoda ke katoda, yang artinya parameter potensial setengah cell tidak
dapat digunakan.
Corrosion Penetration Rate (CPR), atau hilangnya ketebalan material per unit waktu
Dimana :
Dimana :
r = laju (mol/m2-s)
i = arus per unit daerah material yang terkorosi
N = jumlah elektron
F = Konstanta Faraday (96500 C/mol)
Korosi di atmosfer dan air laut
Korosi atmosferik disebabkan :
Gas oksigen
Uap air
Pengotor
Pengaruh atmosfer (kering, lembab, laut, tropis,
pedesaan, kota, industri)
Lingkungan laut :
Daerah percikan (serangan korosi sangat kuat, no
fouling)
Daerah Pasang (fouling mulai ada, air laut jenuh udara)
Daerah laut dangkal (air laut jenuh oksigen, pengotor,
fouling, gerakan arus)
Laut dalam (korosi karena pengaruh oksigen, chlor dll)
Daerah lumpur (komplex, korosi agak rendah / oksigen
terbatas)
Corrosion prevention
Terjadi pada sebagian besar permukaan logam dan umunya meninggalkan scale
atau deposit. Merupakan korosi yang paling umum terjadi. Lajunya dapat
diprediksikan
Cara mencegah :
1. Jika menggabungkan dua jenis logam yang berbeda sangat dibutuhkan, pilih dua
logam yang memiliki galvanic series yangn berdekatan.
2. Cegah penggunaa ratio permukaan anode-to-cathode yang kurang baik; gunakan
daerah anoda selebar mungkin.
3. Sekat listrik yang mengalir diantara dua logam tersebut dengan cara menggunakan
insulator plastik atau coating diantara dua logam tersebut.
Terjadi akibat terdapat perbedaan konsentrasi ion atau gas terlarut (misal oksigen)
dalam larutan elektrolit antara dua logam yang sama. Korosi terjadi pada daerah
yang memiliki konsentrasi lebih rendah.
Cara mencegah :
Menggunakan sambungan lasan, membersihkan deposit secara berkala, dan desain
tempat yang tidak memungkinkan adanya daerah stagnan.
Merupakan korosi terlokalisasi (mirip crevice corrosion) dimana terbentuk lubang
atau pit kecil. Pit tersebut berpenetrasi dari atas permukaan horizontal menuju
kebawah arah vertikal. Korosi jenis ini merupakan korosi yang sangat berbahaya
karena sering tidak terdeteksi. Umumnya terjadi pada logam yang telah memiliki
lapisan pasif seperti stainless steel dan aluminium.
1. Aplikasikan material pada temp dimana semua chromium carbide particles terlarut
2. Rendahkan kandungan karbon < 0.03 wt% C, sehingga pembentukan karbida
terminimalisir.
3. Tambahkan SS dengan logam Ni atau Ti yang memiliki kecenderungan
membentuk karbida lebih tinggi dari Cr, sehingga Cr akan tetap menjadi solid
solution (lapisan protektif).
Kadang disebut sebagai stress corrosion cracking, merupakan hasil kombinasi dari
tegangan tarik dan lingkungan korosif. Kenyataannya, logam yang cukup inert
pun memiliki kemungkinan untuk terkorosi apaabila terkena tegangan.
Stainless steel tidak aman dalam air diatas 50C dan dalam beberapa ppm klorida,
jika terdapat tegangan tarik. Lainnya : mild steel dalam lingkungan alkali,
paduan tembaga pada lingkungan amonia.
Cara mencegah :
Mereduksi tegangan, dengan cara : Reduksi beban ekternal (misal beban termal dan
residual stress) atau meningkatkan cross-sectional area yang tegak lurus dengan
tegangan. Lebih jauh, heat treatment yang sesuai dapat menghilangkan tegangan sisa.
Terjadi akibat kombinasi dari serangan kimia dan abrasi mekanis atau aus akibat
adanya pergerakan fluida. Aliran fluida akan membawa lapisan protektif logam
dan mengabrasi logam.
Erosioncorrosion umumnya ditemukan pada pipa tepatnya pada daerah lekukan,
elbows, dan perubahan curam pada diameter pipa (posisi dimana aliran fluida
menjadi turbulen) . Baling-baling, turbine blades, valves, dan pompa juga rentan
terkena korosi erosi.
Cara mencegah :
Cara mencegah :