Korosi didefinisikan sebagai kerusakan atau deteorisasi dari suatu material yang
diakibatkan oleh pengaruh lingkungan sekitarnya. Korosi tidak hanya terjadi pada material
logam, melainkan juga dapat terjadi pada material non logam. Korosi dapat berlangsung
secara cepat maupun lambat, tergantung dari material yang dipakai.
Dalam prakteknya, semua kondisi lingkungan dapat mengakibatkan korosi. Beberapa
contohnya antara lain udara dan kelembabannya, segala jenis air, lingkungan yang dekat
dengan industri, gas, dan lain sebagainya. Pada umumnya material anorganik lebih cepat
terjadi korosi daripada material organik.
Korosi diklasifikasikan dari berbagai sisi. Salah satu metode membagi korosi menjadi
dua yaitu korosi pada temperatur rendah (low-temperature corrosion) dan korosi pada
temperatur tinggi (high-temperature corrosion). ada juga yang membagi korosi menjadi
korosi basah (wet corrosion) dan korosi kering (dry corrosion).
Korosi basah terjadi karena adanya kontak dengan zat cair. Contohnya adalah besi yang
terkorosi akibat terkena air. Korosi kering terjadi pada kondisi tanpa adanya fase cair atau
diatas titik pengembunan dari lingkungan sekitar. Contohnya adalah korosi pada baja
dikarenakan adanya reaksi dengan gas pada dapur listrik.
Pada gambar 1 menunjukkan adanya faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan material. Terlihat bahwa ketahanan terhadap korosi merupakan salah satu dari
aspek yang dibutuhkan. Sedangkan pada gambar 2 menunjukkan adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi ketahanan korosi dari suatu material.
534 W
DAT
Dengan :
Reaksi Korosi
Logam yang terkorosi disebabkan karena logam tersebut mudah teroksidasi.
Menurut tabel potensial reduksi standar, selain logam emas umumnya logam-logam memiliki
potensial reduksi standar lebih rendah dari oksigen.
Jika setengah reaksi reduksi logam dibalikkan (reaksi oksidasi logam) digabungkan
dengan setengah reaksi reduksi gas O2 maka akan dihasilkan nilai potensial sel, Esel positif.
Jadi, hampir semua logam dapat bereaksi dengan gas O2 secara spontan.
Beberapa contoh logam yang dapat dioksidasi oleh oksigen ditunjukkan pada persamaan
reaksi berikut.
4Fe(s) + O2(g) + 2nH2O(l) 2Fe2O3.nH2O(s)
Zn(s) + O2(g) + 2H2O(l) Zn(OH)4(s)
Esel = 0,95 V
Esel = 0,60 V
2
Besi merupakan bahan yang sangat diperlukan dalam berbagai hal. Contohnya adalah
pada kontruksi jembatan, kerangka mobil, dan lain sebagainya. Seperti yang kita ketahui, besi
juga sangat mudah terkena korosi. Untuk dapat mengendalikan korosi tentu harus memahami
bagaimana mekanisme korosi pada besi. Korosi tergolong proses elektrokimia, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3 di bawah ini.
Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi, sebagaimana elektron mengalir melalui
rangkaian luar pada sel volta menuju daerah katodik hingga terjadi reduksi gas oksigen dari
udara:
O2(g) + 2H2O(g) + 2e 4OH(aq)
Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah katodik, sebagaimana ionion
melewati
jembatan
garam
dalam sel
volta dan
bereaksi
dengan
ion-ion OH-
membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2 yang terbentuk dioksidasi oleh oksigen membentuk karat.
Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme pada
Gambar 4 :
2Fe2O3.nH2O(s)
Karat
Akibat adanya migrasi ion dan elektron, karat sering terbentuk pada daerah yang agak
jauh dari permukaan besi yang terkorosi (lubang). Warna pada karat beragam mulai dari warna
kuning hingga cokelat merah bahkan sampai berwarna hitam. Warna ini bergantung pada jumlah
molekul H2O yang terikat pada karat.
Sumber : perpustakaancyber.blogspot.com/2013
Gambar 6 Korosi celah (gasket) pada saluran pipa stainless steel berukuran besar
Sumber : Mars G, Fontana, McGraw Hill. Corrosion Engineering. Halaman 52
10
tersebar merata. Pada gambar 11, dapat dilihat sketsa yang menunjukkan korosi erosi yang
terjadi pada pipa heat-exchanger. Pada beberapa kasus, kerusakan yang diakibatkan korosi
erosi ini terjadi pada waktu yang relatif singkat, dan juga tiba-tiba membesar dikarenakan uji
evaluasi korosi dilakukan pada kondisi statis atau bisa juga efek dari erosi tidak
dipertimbangkan.
11
Gambar 12 Penampang retak yang diakibatkan korosi tegangan pada stainless steel (500x)
Sumber : Mars G, Fontana, McGraw Hill. Corrosion Engineering. Halaman 110
Pencegahan Korosi
Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
1. Pengecetan. Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan
udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya
melindungi besi terhadap korosi.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan
mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang
sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Tin Plating (pelapisan dengan timah). Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang
dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah
tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama
lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka
timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi
12
lebih negatif daripada timah (E Fe = -0,44 volt; E Sn = -0,44 volt). Oleh karena itu, besi
yang dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai
anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink). Pipa besi, tiang telpon dan berbagai barang lain
dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun
lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan
katode. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak
dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian
besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-mobil baru pada umumnya
telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. Chromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan
kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil.
Chromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat
memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif
(berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
Sumber :
Mars G. Fontana. Corrosion Engineering. Third Edition. McGraw Hill. 1987.
http://semboy.wordpress.com/korosi/
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/07/pengertian-korosi-penyebab-carapencegahan.html
13
http://teknikkimia2001.blogspot.com/2009/02/pengertian-korosi_20.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Corrosion_engineering
14