Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III (SAMPEL A)

Dosen Pengampu
Yunita Triana, S.Si., M.Si., Ph.D

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6A:

Adi Rahmat 06201001


Bagas Tri Aji 06201011
Billy Michael Oktavian Tandi 06201012
David Christ Parulian Sihombing 06201017
Nabila Ofelia 06201052

Mata Kuliah :
Kimia Analitik

JURUSAN ILMU KEBUMIAN DAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan praktikum ini, yaitu mengenai tugas proyek (sampel A) yang
bertujuan memenuhi tugas mata kuliah Kimia Analitik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Kimia Analitik Ibu Yunita Triana, S.Si., M.Si., Ph.D
2. Asisten laboratorium praktikum Tugas Proyek (Sampel A), Nessa Sabriena
3. Anggota kelompok 6 praktikum Tugas Proyek (Sampel A)
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis harapkan semoga laporan praktikum Tugas Proyek (Sampel A) ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kation golongan III
2.2 Reagen
2.2.1 NH4OH
2.2.2 NaOH
2.2.3 Perubahan fisik dan warna larutan serta endapan
2.3 Centrifuge
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
3.3 Alat dan Bahan
3.4 Prosedur Percobaan
3.5 Skema Percobaan
BAB IV HASIL DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5,1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Bab pendahuluan menjelaskan dasar pemikiran dilakukannya praktikum. Bab ini berisi latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan.

1.1 Latar Belakang


Logam berat adalah unsur logam yang memiliki densitas > 5 g/cm3 di udara laut,
logam berat terdapat dalam bentuk terlarut dan tersuspensi. Kenaikan kadar berat logam di
sungai udara umumnya disebabkan oleh masuknya limbah industri, pertambangan, pertanian
dan domestik yang banyak mengandung logam berat. Peningkatan kadar logam berat dalam
udara akan mengakibatkan logam berat yang semula dibutuhkan untuk berbagai proses
metabolisme akan berubah menjadi racun bagi unsur akuatik (Yudo, 2006).

Adapun proses pelapisan logam dari air dilakukan dengan pengurangan tujuan
pencemaran dan memanfaatkan kandungan unsur logam sisa, terutama logam berat pada air.
Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian
mana logam berat tersebut terikat di dalam tubuh. Keberadaan logam pada konsentrasi yang
beracun di dalam udara dapat mengancam kesehatan lingkungan perairan melalui proses
bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam gangguan makanan dan pada akhirnya mengancam
keberlanjutan produk ekosistem yang ada di dalam negeri (Amriani, 2011). Selain itu, kadar
logam berat dalam perairan yang melebihi batas batas juga menyebabkan efek sinergetik
yaitu bertambahnya besarnya toksisitas atau daya racun logam berat tersebut yang juga
dipengaruhi oleh Ph, suhu, salinitas dan kesadahan (Hutagalung, 1991).

Salah satu cara dalam pemurnian unsur logam berdasarkan golongan kation yang ada
di dalamnya, ialah penggolongan berdasarkan kation golongan I, II dan III. Yang mana kation
golongan III membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan kation golongan II. Karena itu
untuk mengendapkan kation golongan III sebagai garam sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi
menjadi sekitar 10 - 9 M atau pH 9. Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium
hidroksida dan amonium klorida, kemudian dijenuhkan dengan H2S (Dr. Ir. Shairman, 2013)

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada laporan ini sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menentukan warna atau kelarutan endapan logam yang terdapat pada air
asam tambang ?
2. Bagaimana cara menentukan senyawa logam pada air asam tambang ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada laporan ini sebagai berikut :
1. Dapat mengidentifikasi warna endapan atau kelarutan endapan logam yang terdapat pada
air asam tambang
2. Dapat mengidentifikasi senyawa logam pada air asam tambang dengan reagen spesifik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bab tinjauan pustaka menjelaskan aspek yang berkaitan dengan topik laporan ini, dengan
meninjau pustaka kembali.
2.1 Kation Golongan III
Kation golongan III ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-amonium klorida).
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral
/amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam diendapkan
sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida,karena
hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan a ir.besi, aluminium, dan mangan(sering
disertai sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan
amonia dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-
macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam sulfatnya dengan mengalirkan gas
H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH)
(Vogel, 1985).
2.2 Reagen
Reagen adalah suatu zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi,
mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain (Siregar, 2018). Reagen adalah suatu zat
yang digunakan sebagai pereaksi atau sebagai unsur pokok dari larutan, larutan reagen adalah
larutan dari pereaksi dalam pelarut dan kadar tertentu yang sesuai untuk penggunaan tertentu.
Kegunaan reagen sendiri untuk pengujian menganalisis bahan kimia, sebagai komponen
dasar dalam biologi molekuler, digunakan untuk mendeteksi organisme lain yang sulit untuk
ditemukan dengan perangkat yang biasa, sebagai alat diagnosis, dan dapat digunakanuntuk
berbagai tujuan penelitian seperti, tes darah, imunologi, dan farmasi proses (). Reagen dibagi
menjadi dua, yaitu reagen alami dan reagen kimia. Reagen alami yaitu fenton reagen,
grignard reagen, collins reagen, fehling reagen, dan millon reagen. Reagen kimia yaitu, air
barit, air brom, benedict, dan biuret ().
2.2.1 NH4OH

Amonium hidroksida, dikenal pula sebagai larutan amonia, air


amonia,amonia rumah larutan amonia, amonia encer, akua ammonia,
amonia berair, atau secara sederhana hanya disebut sebagai
amonia, adalah larutan amonia dalam air. Larutan Amonium
hidroksida ini terbentuk karena amonia yang bereaksi dengan
molekul air dalam larutan sehingga terbentuk ion NH4+ dan OH–.
Meskipun nama amonium hidroksida menunjukkan suatu alkali
dengan komposisi [NH4+][OH−], sebenarnya sangat sulit untuk
mengisolasi sampel NH4OH,karena ion ini tidak terdiri dari bagian
yang signifikan dari jumlah total amonia kecuali dalam larutan
yang sangat encer (Mariyam, 2017).

Amonium hidroksida memiliki sifat – sifat sebagai berikut :


a.Sifat – sifat bahaya
Tabel 2.1 Sifat - sifat bahaya NH4OH (Mariyam, 2017)

Kesehatan Efek kronis penghirupan yaitu batuk, nafas pendek dan


kerusakan paru-paru

Kebakaran Tidak terbakar, tetapi apinya dapat terbakar

Reaktivitas Stabil pada suhu kamar dalam wadah gelas dengan tutup
plastik atau karet.

b. Sifat – sifat fisika


Tabel 2.2 Sifat - sifat fisika NH4OH (Mariyam, 2017)

Titik leleh - 77

Titik didih 28

Berat jenis 0.91 g/cm3 (25 % w/w) dan 0.88 g/cm3 (35 % w/w)

Berat jenis uap 1,2 ( udara = 1 )

Wujud zat Cairan

Bau Menyengat

Kelarutan Larut dalam air

Ambang bau 0,043 – 53 ppm

Warna Tidak berwarna dan mudah menguap

Kelarutan dalam air bercampur


c. Sifat Kimia
Tabel 2.3 Sifat Kimia NH4OH (Mariyam, 2017)
pH 13,6

Formula molekul NH4OH

Berat molekul 35,04

Fungsi Sebagai pemberi suasana basa

Konsentrasi Sampai dengan 30%

Entalpi pembentukan standar -80 kj.mol-1

Entalpi molar standar 111 J.mol-1K-1

2.2.2 NaOH
Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api merupakan senyawa
kimia dengan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia membuatnya ideal untuk digunakan dalam
berbagai aplikasi yang berbeda. Natrium hidroksida adalah bahan dasar populer yang
digunakan di industri. Sekitar 56% Natrium hidroksida yang dihasilkan digunakan oleh
industri, 25% diantaranya digunakan oleh industri kertas. Natrium hidroksida juga digunakan
dalam pembuatan garam Natrium dan deterjen, regulasi pH, dan sintesis organik. Ini
digunakan dalam proses produksi aluminium Bayer, secara massal Natrium hidroksida paling
sering ditangani sebagai larutan berair. karena lebih murah dan mudah ditangani ( Bittner,
2017).
2.2.3 Perubahan fisik dan warna larutan serta endapan
Perubahan fisik dan warna merupakan analisis yang dilakukan berdasarkan sifat fisis
dari larutan yang ingin diamati. Perubahan fisik dan warna larutan sering digunakan sebagai
deteksi awal keberadaan kation. Perubahan yang terjadi pada larutan biasanya disebabkan
oleh kenaikan suhu dan reaksi yang terjadi. Endapan adalah zat yang memisahkan diri
sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau
koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau peusingan (centrifuge)
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan (S) suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan
lain dlam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya (Vogel, 1979).
Tabel 2.4 Perubahan fisik dan warna larutan serta endapan
Larutan Perubahan Fisik dan Warna Endapan
Zns Warna menjadi bening Endapan Putih

Al Warna menjadi bening Endapan Putih

Fe Warna menjadi keruh Endapan Hitam

Mn Warna menjadi bening Endapan Merah Jambu

Cr Warna menjadi keruh Endapan Hijau

NiS Warna menjadi bening Endapan Hitam

2.3 Centrifuge
Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan organel berdasarkan
massa jenisnya melalui proses pengendapan. Dalam prosesnya, centrifuges menggunakan
prinsip rotasi atau perputaran tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan
massa jenisnya. Larutan akan terbagi menjadi dua fase yaitu supernatant yang berupa cairan
dan pellet atau organel yang mengendap. Peralatan centrifuge terdiri dari sebuah rotor atau
tempat untuk meletakan larutan yang akan dipisahkan (Rizka, et al., 2022)

Gambar 2.1 Alat Centrifuge


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

Bab metodologi percobaan menjelas tahapan yang akan dilakukan dalam praktikum. Bab ini
berisi diagram alir, alat dan bahan, prosedur percobaan, dan skema percobaan.

3.1 Diagram Alir


Adapun diagram alir dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram alir percobaan


3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi kation golongan
III (Sampel A)
.3.2.1 Alat
Berikut merupakan alat yang digunakan pada praktikum identifikasi kation golongan
III (Sampel A), yaitu sebagai berikut :
1. Tabung reaksi 6 Buah
2. Pipet tetes 2 Buah
3. Lampu Bunsen 1 Buah
4. Pengaduk kaca 1 Buah
5. Penjepit tabung reaks 1 Buah
6. Rak tabung reaksi 1 Buah
7. Tabung centrifuge 3 Buah
8. Ball pipet 1 Buah
9. Pipet ukur 1 Buah
10. Labu ukur 1 Buah
3.2.2 Bahan
Berikut merupakan bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi kation
golongan III (Sampel A), yaitu sebagai berikut :
1. NaOH 2M 1 ml
2. NH4OH 2M 1 ml
3. Sampel air tambang 45 ml
4. Aquades 45 ml

3.3 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan pada praktikum identifikasi kation golongan III adalah sebagai
berikut :
1. Masukkan sampel air limbah kedalam tabung centrifuge sebanyak 15 ml dan buat 3
sampel
2. Masukkan tabung centrifuge ke dalam mesin centrifuge untuk diaduk dengan kecepatan
putaran sebesar 2000 Rpm selama 15 menit
3. Keluarkan tabung centrifuge dari mesin centrifuge
4. Siapkan 6 tabung reaksi dan rak tabung reaksi, pastikan dalam keadaan bersih.
5. Masukkan air sampel kedalam tabung reaksi sebanyak 75%, 50% dan 25% dengan
menyaring air sampel terlebih dahulu
6. Setelah tersaring, encerkan sampel alam menggunakan Aquades sebanyak 75%, 50% dan
25%
7. Bagi 2 air sampel kedalam tabung reaksi
8 Teteskan sampel pertama dengan reagen amonia (NH4OH) sedikit demi sedikit pada tiap
sampel dan amati perubahan yang terjadi.
9. Teteskan sampel kedua dengan reagen natrium hidroksida (NaOH) sedikit demi sedikit
pada tiap sampel dan amati perubahan yang terjadi.
3.4 Skema percobaan
Adapun skema percobaan pada praktikum identifikasi kation golongan III adalah sebagai
berikut.

(a) (b) (c)

(f)

(d) (e)
Huruf Keterangan

a Memasukan air sampel ke dalam 3 tabung


centrifuge sebanyak 15 ml

Masukkan sampel ke dalam mesin


b centrifuge dengan kecepatan 2000 rpm
selama 15 menit

c Menyaring air sampel menggunakan kertas


filter dan masukkan ke dalam labu ukur

d Encerkan air sampel sebanyak


75%,50%,dan 25% ke dalam tabung reaksi

Teteskan sampel dengan reagen ammonia


e (NH4OH) dan natrium hidroksida (NaOH)
sedikit demi sedikit pada setiap sampel

f Panaskan sampel menggunakan lampu


bunsen dan amati perubahan yang terjadi
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab hasil data dan pembahasan menjelaskan hasil yang akan telah diperoleh dalam
praktikum. Bab ini hasil pengamatan dan pembahasan.

4.1 Hasil Pengamatan


Identifikasi kation sampel + reagen sama - sama diberikan sebanyak 1 ml.

Tabel 4.1 Hasil percobaan dengan reagen NaOH


Larutan Hasil Pengamatan

Terdapat endapan berwarna putih (berupa


75 % butiran berukuran kecil & tipis), warna
larutannya bening (tidak berwarna)

Terdapat endapan berwarna putih (berupa


50% butiran berukuran kecil & sedikit tebal),
warna larutannya bening (tidak berwarna)

Terdapat endapan berwarna putih (berupa


25% butiran berukuran kecil & tebal), warna
larutannya bening (tidak berwarna)

Tabel 4.2 Hasil Percobaan dengan reagen Ammonia


Larutan Hasil Pengamatan

Terdapat endapan berwarna putih (berupa


75 % butiran berukuran kecil & tipis), warna
larutannya bening (tidak berwarna)

50 % Terdapat endapan berwarna putih (berupa


butiran berukuran kecil & tebal), warna
larutannya bening (tidak berwarna)

25 % Terdapat endapan berwarna putih (berupa


butiran berukuran kecil & tebal), warna
larutannya bening (tidak berwarna)
4.2 Pembahasan
Adapun pembahasan yang didapat dari praktikum analisis kation golongan III yaitu
sebagai berikut:
Pada percobaan awal melakukan identifikasi setelah melakukan prosedur percobaan,
tidak menghasilkan perubahan fisis, warna larutan dan tidak terbentuknya endapan maka
dapat disimpulkan sampel awal yang berasal dari sungai kilo 17 hanya sedikit mengandung
senyawa logam bahkan tidak ada. Selanjutnya sampel yang digunakan diganti menjadi Air
Asam Tambang yang berasal dari Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara
menghasilkan identifikasi sebagai berikut:

4.2.1 Reagen NaOH


Pada praktikum identifikasi sampel alam (Air Asam Tambang) dengan menggunakan
Reagen NaOH sebanyak 0,5 ml tidak terdapat reaksi kemudian ditambahkan menjadi 10,75
ml. Hal ini disebabkan oleh pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi dimana semakin besar
konsentrasi pereaksi atau semakin pekat pereaksinya, maka semakin cepat reaksi berlangsung
(Hakim & Marsalin, 2018). sehingga didapatkan hasil dengan pengenceran 25%
menghasilkan endapan berwarna putih dan tidak terjadi perubahan pada warna sampel
kemudian pada 50% dan 75% menghasilkan endapan berwarna putih tebal dan tidak sampel
tetap berwarna bening (tidak terjadi perubahan warna). Natrium Hidroksida atau NaOH
digunakan dalam praktikum kali ini karena NaOH merupakan senyawa kimia dengan alkali
tinggi. Sifat-sifat kimia membuatnya ideal untuk digunakan dalam berbagai aplikasi yang
berbeda. Natrium hidroksida digunakan dalam banyak skenario di mana diinginkan untuk
meningkatkan alkalinitas campuran, atau untuk menetralisir asam (Nahri, 2018). Senyawa
NaOH sendiri akan bereaksi dengan senyawa logam tertentu dan menghasilkan endapan atau
perubahan warna yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa logam dan endapan
yang didapatkan dari percobaan ini yaitu Al dan Zn. Al dan Zn merupakan kation golongan
III dan memiliki warna endapan putih (Lukum, 2022).Sehingga dapat disimpulkan bahwa
senyawa logam yang diperoleh dari praktikum dengan menggunakan sampel alam air asam
tambang yaitu Al dan Zn.

4.2.2 Reagen NH4OH


Sampel alam larutan yang ditambahkan dengan reagen ammonia dengan pengenceran
75% larutan bening dengan endapan tipis, untuk 50% dan 25% membentuk larutan bening
(tidak berubah warna), endapan berwarna putih tipis menandakan adanya senyawa Al dan
Zinc. Reagen ammonia hidroksida atau NH4OH bereaksi pada molekul larutan sampel dapat
menjadi basa hingga alkalis, untuk melihat efek dari senyawa logam yang bereaksi dengan
reagen ammonia dapat dilihat dari pembentukan endapan putih dalam larutan pada
pengenceran yang tinggi yang menandakan adanya senyawa logam Al dan Zn . .Perbedaan
keenceran dari larutan yang dibuat menghasilkan perbedaan dari hasil reaksi yang terjadi
sehingga dapat membentuk tingkat kejenuhan larutan yang berdampak pada hasil endapan.
Pengaruh suhu juga dapat membantu pembentukan endapan, suhu yang naik membuat reaksi
pada larutan sampel Air Asam Tambang menghasilkan partikel partikel endapan membesar
dan kotoran yang mudah larut pada endapan (Lukum, 2022).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum analisis kation golongan III yaitu:
1. Setelah melakukan percobaan, didapatkan hasil bahwa sampel alam air asam tambang
yang berasal dari Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara terdapat kation
golongan III yaitu Al dan Zinc berdasarkan dari uji identifikasi.
2. Dapat mengidentifikasi senyawa logam pada sampel alam limbah air asam tambang
dengan menggunakan reagen NH4OH dan NaOH. dimana dari hasil identifikasi terdapat
senyawa logam berupa Al dan Zn pada air asam tambang yang ditandai dengan adanya
endapan berwarna putih.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Diharapkan praktikan lebih memperhatikan prosedur di dalam laboratorium agar
meminimalisir kecelakaan saat praktikum.
2. Diharapkan praktikan lebih memahami materi sebelum melaksanakan praktikum agar
waktu yang digunakan lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, L., & Marsalin, I. (2018). Pemanfaatan Limbah Aluminium Foil Untuk Produksi Gas
Hidrogen Menggunakan Katalis Natrium Hidroksida (NaOH). Jurnal Teknologi Kimia
Unimal, 6(1), 68-81.

Hutagalung, HP. 1991 Pencemaran Laut oleh Logam Berat dalam Status Pencemaran laut di
Indonesia dan Teknik Pemantauan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi. Jakarta :
LIPI.

Lukum, A. (2022). Buku Ajar DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK.

Nahri, B. L. (2018). PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM HIDROKSIDA DARI


LIMBAH BRINE DENGAN KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN PERANCANGAN
PABRIK.

Rizka, H., Abdillah, K., & Ulina, S. (2022). ANALISIS UJI KESELAMATAN LISTRIK
DAN KALIBRASI CENTRIFUGE. Jurnal Mutiara Elektromedik, 6(2), 51-56.

Yudo, S. (2006). Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai DKI Jakarta. Jurnal
Makara, Vol. 2, No. 1 pp.1-8.

Anda mungkin juga menyukai