Anda di halaman 1dari 6

MM08 - Modulus Elastisitas

Tujuan

1. Mempelajari kelenturan batang logam


2. Mencari nilai modulus elastisitas dari berapa batang logam

Alat

 2 Batang logam
 1 Set beban 100 g dan penggantung
 1 Penggaris
 3 Batang statif
 4 Penjepit statif
 1 Jangka sorong
 1 Dial gauge 10/0.1 N
 1 Waterpass

Teori

Modulus elastisitas menyatakan sesuatu yang dikerjakan pada sebuah benda padat terhadap perubahan
bentuk saat diberi gaya. Modulus Young menyatakan kekuatan benda padat terhadap perubahan panjang
dan ditentukan berdasarkan perbandingan antara kuat tekan dan regangan

E = stress / strain = ( F / A ) / ( ΔL / Li ) ............ [N/m2] (1)

dengan F adalah gaya luar yang diberikan pada benda [N], A luas penampang lintang benda [m2], ΔL
perubahan panjang [m] dan Li panjang mula-mula [m]. Modulus Young biasa digunakan untuk
karakterisasi batang atau kawat saat diberi tekanan atau tarikan.

Bila sebuah batang disangga kedua ujungnya berjarak L, dan dibebani tepat di tengah-tengah dengan gaya
F, maka susunan ini akan menyerupai susunan batang yang disangga di tengah-tengah dan kedua
ujungnya diberikan gaya sebesar F/2 pada arah yang berbeda

Pelenturan Tengah

Sebuah batang logam diletakkan pada dua buah penyangga dengan jarak L. Beban seberat m
digantungkan tepat ditengah-tengah batang logam sehingga melentur. Pelenturan batang tersebut
memenuhi persamaan :

δ = ¼ P L3 / b d3 E ........... ([m] (2)

dengan δ adalah jarak lentur [m], P berat beban [g], L panjang batang antara 2 tumpuan [m], E modulus
Young batang [N/m2], b lebar batang [m], d tebal batang [m].
Gbr.1. Susunan peralatan dengan metode pelenturan tengah

Pelenturan Ujung

Variasi percobaan dilakukan untuk batang yang sama namun salah satu ujung dipasang tetap pada suatu
tumpuan dengan cara menjepit sedangkan ujung yang lain dibiarkan bebas. Pada ujung yang bebas diberi
beban sehingga mengalami lenturan sebesar:

δ = (1 / 3 ) P L3 / b d3 E [m] (2)

Gbr.2. Susunan peralatan dengan metode pelenturan ujung

Cara Kerja

A. Metode pelenturan tengah

1. Ukur lebar dan tebal dari batang logam yang akan diuji !
2. Susun peralatan seperti pada Gbr 1, atur jarak peyangga L sebesar 40 cm !
3. Gantungkan beban sebesar 100g dan catat perubahan jarak lentur (δ) pada dial gauge !
4. Tambahkan beban sebesar 100g setiap kali dan ukur perubahan jarak lentur hingga beban yang
digantungkan sebesar 700 g !
5. Dengan susunan peralatan yang sama, ukur perubahan jarak lentur dengan memvariasikan jarak
penyangga L dengan berat beban yang tetap (300 g) !

B. Metode pelenturan ujung

1. Susun peralatan seperti pada Gbr. 2, atur jarak peyangga dan dial gauge sebesar 10 cm !
2. Gantungkan beban sebesar 100g dan catat perubahan jarak lentur (δ) pada dial gauge !
3. Tambahkan beban sebesar 100g setiap kali dan ukur perubahan jarak lentur hingga beban yang
digantungkan sebesar 500 g !
4. Dengan susunan peralatan yang sama, ukur perubahan jarak lentur dengan memvariasikan jarak
penyangga L (perubahan 1 cm) dengan berat beban yang tetap (200 g) !

A. Pengertian Elastisitas

Elastisitas adalah kemampuan suatu objek untuk kembali ke bentuk awalnya setelah suatu gaya eksternal
(dari luar) yang diberikan sebelumnya berakhir. Jika benda tersebut tidak kembali ke bentuk semula
setelah gaya dihentikan, benda tersebut dikatakan memiliki sifat plastis.

Di bawah ini adalah beberapa contoh benda elastis:

B. Tegangan, Regangan, dan Modulus Elastisitas

 Tegangan

Jika sebuah benda elastis ditarik oleh suatu gaya, benda tersebut akan bertambah panjang sampai ukuran
tertentu sebanding dengan gaya tersebut, yang berarti ada sejumlah gaya yang bekerja pada setiap satuan
panjang benda Gaya yang bekerja sebanding dengan panjang benda dan berbanding terbalik dengan luas
penampangnya. Dalam fisika, besarnya gaya yang bekerja (F) dibagi dengan luas penampang (A)

didefinisikan sebagai tegangan (stress), disimbolkan σ:

Dalam SI, satuan tegangan (σ) adalah N/m2 yang diperoleh melalui pembagian satuan gaya dan luas.
Apabila gaya tersebut menyebabkan pertambahan panjang pada benda, maka disebut tegangan tensil.
Sebaliknya, jika gaya menyebabkan berkurangnya panjang benda, maka disebut tegangan kompresional.

 Regangan

Regangan, disimbolkan oleh e didefinisikan sebagai perbandingan pertambahan/perubahan panjang (∆l)

dengan panjang mula-mula (l0):

Dalam SI, regangan tidak memiliki satuan karena pembagian antar satuan panjang (m/m= -).

Berdasarkan jenis tegangan, regangan dapat digolongkan menjadi:

1) Regangan linear: perbandingan antara perubahan panjang dengan panjang mula-mula yang disebabkan oleh
tegangan normal;

2) Regangan volume: perbandingan antara perubahan volume dengan volume mula-mula yang disebabkan
oleh stress normal dari beberapa sisi, dan

3) Regangan shear, perbandingan antara perubahan bentuk dengan bentuk semula yang diakibatkan adanya
tegangan tangensial.

 Modulus Elastisitas

Modulus elastisitas (E) didefinisikan sebagai hasil pembagian antara tegangan (σ) dan regangan (e) : E=
σ/e
Jika Modulus Elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan linear, maka
disebut dengan Modulus Young. Rumus Modulus Young diturunkan dari rumus tegangan dan regangan,

yaitu:

Dalam SI, satuan Modulus Young sama dengan satuan tegangan (N/m2) karena pembagian tegangan
dengan regangan tidak menimbulkan pengurangan satuan (regangan tidak memiliki satuan).

Modulus Young juga menunjukkan besarnya hambatan untuk merubah panjang suatu benda elastis.
semakin besar nilai Modulus Young suatu benda, semakin sulit benda tersebut dapat memanjang, dan
sebaliknya.

 Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan volume,
maka disebut dengan Modulus Bulk yang menunjukkan besarnya hambatan untuk mengubah
volume suatu benda, dan

 Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap regangan shear,
maka disebut dengan Modulus Shear yang menunjukkan hambatan gerakan dari bidang-bidang
benda padat yang saling bergesekan.

Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan nilai dari modulus elastisitas berbagai jenis benda.
Modulus Young Modulus Shear Modulus Bulk
Bahan (N/m2)
Besi 100.109 40. 109 90. 109
Baja 200. 109 80. 109 140. 109
Kuningan 90. 109 35. 109 75. 109
Aluminum 70. 109 25. 109 70. 109
Beton 20. 109 - -
Marmer 50. 109 - 70. 109
Granit 45. 109 - 45. 109
Nylon 5. 109 - -
Tulang 15. 109 80. 109 -
Air - - 2. 109
Alkohol - - 1. 109
Raksa - - 2. 109
H2, He, CO2 - - 1.01. 109

Resources :

http://sitrampil.ui.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai