Anda di halaman 1dari 7

POLARISASI CAHAYA

ABSTRAK
Telah dilakukan sebuah eksperimen di laboratoriom ekperimen fisika UNESA, dengan
judul Polarisasi Cahaya. Adapun tujuan dari eksperimen ini adalah untuk menentukan sudut putar
jenis larutan suatu larutan optik aktif. Metode yang kami gunakan adalah dengan memeriksa alat-
alat dan bahan, membuat larutan optik aktif (larutan gula) dengan konsentrasi yang ditentukan
selanjutnya diukur massa jenisnya. Pada awalnya didahului dengan mengukur besarnya ө o pada
saat tabung dalam keadaan kosong, selanjutnya mengisi tagung dengan larutan gula dan diukur
θ1. Dari hasil analisis data kami peroleh nilai sudut putar jenis polarisasi gula jenis 1 yang
dianalisis secara perhitungan dan grafik, berturut-turut adalah sebesar (44.582.92)ocm2/gram
dan 42.8 ocm2/gram dengan taraf ketelitian masing-masing sebesar 93.46% dan 99.4%, sedangkan
untuk gula jenis 2, berturut-turut adalah sebesar (42.720.99) ocm2/gram dan 41.35 ocm2/gram
dengan taraf ketelitian masing-masing sebesar 97.68% dan 98.3%. Dari hasil analisis yang kami
peroleh, dapat disimpulkan bahwa semakin pekat larutan optik aktif maka semakin besar pula
sudut bidang polarisasinya.

ABSTRACT
Has been done an experiment in physics experiment laboratory of unesa , entitled
polarization of light . As for the purpose of this experiment is to determine the specific rotation
angle of optically active solution. Method used by examining the tools and materials , make an
optically active solution ( of sugar solutions ) by concentration of the being determined next
measured a mass of its kind . At first preceded by the measure the өo while the tube is empty , next
fill the tube with a solution of sugar and measured θ1. From the results of the data analyzed, we
obtain the value of the specific rotation angle first sugar solution that is analyzed by calculations
and graphs are (44.582.92)ocm2/gram and 42.8 ocm2/gram with each accuracy levels of 93.46%
and 99.4%, then for second sugar solution we obtain the specific rotation angle analyzed by
calculations and graphs are (42.720.99) ocm2/gram and 41.35 ocm2/gram with each accuracy
levels of 97.68% and 98.3%. . From the results of the analysis we've been told can be inferred that
the more concentrated solution of optical active then the greater the angle of the field as well its
total polarization.
A. PENDAHULUAN. dapat mengalami polarisasi menunjukkan
bahwa cahaya merupakan gelombang
Cahaya memiliki sifat dualisme yaitu sebagai transversal. Pada umumnya, gelombang
gelombang dan sebagai partikel. Gelombang cahaya memiliki beberapa arah getar. Apabila
cahaya terbentuk karena terjadi geraka suatu gelombang hanya memiliki satu arah
gelombang listrik dan magnet yang saling getar, maka disebut gelombang terpolarisasi.
tegak lurus kepada arah penjalarannya, disebut Oleh karena itu, polarisasi adalah peristiwa
gelombang elektromagnetik. Semua radiasi terserapnya sebagian arah getar gelombang
elektromagnetik adalah gelombang transversal sehingga hanya tinggal memliki satu arah
yang memiliki ciri dapat mengalami polarisasi. getar saja. Cahaya dapat terpolarisasi karena
Cahaya yang terpolarisasi dapat mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan dan
putaran bidang polarisasi ketika melewati pemantulan, bias kembar, absorpsi selektif,
suatu zat optik aktif. Besarnya sudut putaran dan hamburan.
tersebut dapat diukur dengan menggunakan
alat yang disebut polarimeter. Berdasarkan hal Polarisasi karena Penyerapan Selektif
tersebut, dilakukan sebuah eksperimen dengan Teknik yang umum untuk menghasilkan
kode GO-1, dengan judul Polarisasi yang cahaya terpolarisasi adalah menggunakan
bertujuan untuk menentukan sudut putar jenis polaroid yang akan meneruskan gelombang –
(α) suatu larutan optic aktif yakni dalam gelombang yang arah getarnya sejajar dengan
eksperimen kami adalah larutan gula dengan sumbu transmisi dan menyerap semua
kepekatan tertentu. Adapun permasalahan gelombang pada arah getar lainnya.
dalam penelitian ini adalah bagaimana Pada gambar 1 tampak dua buah
pengaruh konsentrasi larutan gula terhadap polaroid, polaroid pertama disebut polarisator
sudut putar polarisasi dan berapa besarkah dan polaroid kedua disebut analisator.
nilai sudut putar jenis suatu larutan optic aktif Polarisator berfungsi untuk menghasilkan
(larutan gula) dengan kepekatan tertentu? cahaya terpolarisasi dari cahaya tak
Dengan hipotesis bahwa semakin pekat larutan terpolarisasi (cahaya alami). Analisator
optik aktif semakin besar sudut bidang berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya
polarisasinya (θ). cahaya terpolarisasi.
Gambar 1. polarisator dan analisator
B. DASAR TEORI. Prinsip kerja sistem adalah sebagai
berikut, seberkas cahaya alami menuju
Gelombang merupakan suatu polarisator. Di sini cahaya dipolarisasi secara
gangguan yang menjalar. Gelombang bisa vertikal, yaitu hanya komponen vektor medan
dikatakan juga sebagai energi yang merambat listrik E yang sejajar dengan sumbu transmisi
pada suatu medium. Pada gelombang tali, saja yang diteruskan sedangkan lainnya
ganguan ini berupa gerak bagian tali karena
adanya gelombang yang menjalar pada tali.
Arah gerak bagian tali adalah dalam bidang
tegaklurus terhadap arah jalar gelombang.
Gelombang tali merupakan bentuk dari
gelombang transversal karena arah geraknya
diserap. Cahaya terpolarisasi yang masih
yang tegaklurus dengan arah rambatannya.
mempunyai kuat medan listrik belum berubah
Peristiwa interferensi dan difraksi
menuju analisator (sudut antara sumbu
dapat dialami oleh gelombang transversal
transmisi analisator dan polarisator adalah θ).
maupun gelombang longitudinal. Akan tetapi,
Di analisator, semua komponen E yang sejajar
peristiwa polarisasi hanya dapat dialami oleh
sumbu analisator yang diteruskan, jadi, kuat
gelombang transversal. Fakta bahwa cahaya
medan listrik yang diteruskan oleh analisator 1. Rancangan Alat Percobaan
adalah
 
E 2  E cos  ...........(1)
Jika cahaya alami tak terpolarisasi
yang jatuh pada polaroid pertama (polarisator)
memiliki intensitas Io, maka cahaya
terpolarisasi yang melewati polarisator, I1
adalah
1
I1  I0 ..........(2)
2
Cahaya dengan intensitas I1 ini
2. Alat dan Bahan
kemudian datang pada analisator dan cahaya
a. 1 set Polarimeter Landolf Lippich.
yang keluar dari analisator akan memiliki
b. Larutan gula.
intensitas I2. menurut hukum Maulus,
c. Neraca atau Timbangan.
hubungan antara I2 dan I1 dapat dinyatakan
d. Hidrometer.
1
I 2  I 1 cos 2   I 0 cos 2  e. Air suling.
2 f. Gelas ukur dan pipet.
......(3)
Persamaan 3 menunjukkan bahwa 3. Variabel Percobaan
analisator berfungsi untuk mengurangi
intensitas cahaya terpolarisasi. a. Variabel Manipulasi.
Massa jenis larutan dan Konsentrasi
larutan.
Polarimeter b. Variabel Respon.
Ada zat yang dapat memutar bidang Sudut putar bidang polarisasi(θ).
polarisasi yang disebut zat optic aktif atau zat c. Variabel Kontrol.
Polaroid, diantaranya adalah sodium sulfat, Panjang tabung, dan Jenis larutan.
terpentil¸larutan gula, dan natrium klorat.
Pemutaran sudut polarisasi bergantung pada 4. Langkah Percobaan
panjang larutan, konsentrasi larutan dan sudut a. Setelah mempelajari teorinya, diteruskan
putar jenisnya. Dalam persamaan matematis, dengan merancang alat seperti pada
dapat dinyatakan dalam bentuk : gambar 6 degan baik.
b. Buatlah larutan gula dengan konsentrasi
tertentu dan ukur massa jenisnya (ρ).
c. Mula-mula tabung larutan kosong, dalam
Dimana : keadaan ini tentukan sudut putar bidang
θ adalah sudut putar polarisasi polarisasi (θ).
 adalah sudut putar jenis polarisasi (o d. Isilah tabung dengan air suling (murni)
cm2/gram) dan ukurlah sudut putar bidang polarisasi
C adalah konsentrasi larutan (gram/Liter) (θ).
L adalah panjang tabung (cm) e. Setelah didapat nilai (θ) ganti air suling
dengan larutan gula, ukurlah nilai sudut
putar jenis (α) dan bandingkan α
C. METODE PERCOBAAN. yang didapat dari pengukuran dengan α
Untuk dapat melaksanakan percobaan dari hasil perhitungan rumus.
ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dengan seksama, yaitu :
f. Ulangi langkah di atas untuk konsenyrasi 2. Analisis Data Percobaan
larutan berbeda, masukan semua data yang
didapat dalam tabel. Dalam percobaan ini digunakan
larutan gula sebagai polaroidnya. Pada
D. DATA DAN ANALISIS DATA. permulaan percobaan, mata di belakang
Dari beberapa kali percobaan yag analisator tidak dapat melihat cahaya
telah kami lakukan diperoleh data sebagai (gelap). Pada saat itu, sudut yang dibentuk
berikut : adalah 0. Jika diantara analisator dan
1. Data Percobaan polarisator diletakkan tabung kaca berisi
Percobaan 1 larutan gula, sehingga sebelum memasuki
 Gula jenis 1 (Gulaku) analisator sinar melewati larutan gula
 Volume tabung = 25 ml terlebih dahulu. Dengan demikian, sinar
 Panjang tabung = 20 cm dapat dilihat. Supaya tampak gelap lagi,
analisator kita putar sampai pada sudut
Vol (00.1)o (10.1)o tertentu yaitu 1. Jadi, besarnya putaran
Massa
(ml) 1 2 3 1 2 3 bidang berkas sinar oleh larutan gula adalah
158. :
0.1 157.8158.3 161.8162.4161.7
4
158.
0.2 157.9158.2 165.2165.8165.4
2
Percobaan 1
158.
0.3 25
4
158.2157.8 168.7167.8168.9  Gula jenis 1 (Gulaku)
158.  Volume tabung = 25 ml
0.4 157.8158.1 171.1171.5171.6  Panjang tabung = 20 cm
2
158.
0.5 158.2158.1 175.7175.1175.2
4 Pada percobaan yang telah dilakukan
didapatkan nilai  yang merupakan
Percobaan 2
nilai sudut putar polarisasi sebagai
 Gula jenis 2 (Tanpa merk)
berikut :
 Volume tabung = 25 ml
 Panjang tabung = 20 cm C 0 1
Mass Vol
Mol (gram/Lt rata- rata- ∆θ
a (ml)
) rata rata
Mass Vol (00.1)o (10.1)o 0.1 0.00056 4 158.2 162.0 3.8
a (ml) 1 2 3 1 2 3 0.2 0.00111 8 158.1 165.5 7.4
158. 158. 158. 160. 0.3 25 0.00167 12 158.1 168.5 10.3
0.1 161.3161.2
4 2 3 4 0.4 0.00222 16 158.1 171.4 13.3
158. 159. 158. 165.
0.2 165.4164.6 0.5 0.00278 20 158.2 175.3 17.1
2 7 4 1
157. 158. 158. 167.
0.3 25 166.7166.2 Dari hasil percobaan dapat
9 2 2 8
158. 158. 158. 171. dilihat bahwa semakin pekat atau semakin
0.4 172.6172.1 besar konsentrasi larutan gula menyebabkan
4 4 2 8
158. 158. 158. 175. pergeseran sudut yakni sudut putar polarisasi
0.5 174.8175.1
2 2 2 4 semakin besar pula. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa pergeseran sudut berbanding
lurus dengan konsentrasi larutan. Sesuai
dengan persamaan dengan
panjang larutan dibuat tetap.
Kemudian ditentukan nilai sudut putar jenis
Grafik hubungan antara konsentrasi
polarisasi dengan menggunakan persamaan : larutan dengan sudut putar
Sudut polarisasi
putar
polarisasi
(o)
y = 0.8562x
Dimana : 20.0 R² = 0.9949
θ adalah sudut putar polarisasi 15.0
 adalah sudut putar jenis polarisasi (o 10.0
cm2/gram) 5.0
C adalah konsentrasi larutan (gram/Liter)
0.0
L adalah panjang tabung (cm) 0 10 20 30
Maka didapatkan besarnya sudut putar jenis Konsentrasi larutan (gr/Liter)
polarisasi () untuk tiap data adalah sebesar
: Pada grafik tersebut didapatkan persamaan
grafik adalah :
C
Mass Vol
Mol (gram/Lt ∆θ 
a (ml)
)
0.1 0.00056 4 3.8 47.50
0.2 0.00111 8 7.4 46.04 Jadi didapatkan :
0.3 25 0.00167 12 10.3 43.06
0.4 0.00222 16 13.3 41.67
0.5 0.00278 20 17.1 42.75

Dengan menggunakan standar deviasi,


didapatkan nilai sudut putar jenis polarisasi
adalah sebesar (44.582.92)ocm2/gram
Dapat dinyatakan bahwa berdasarkan analisaa
dengan taraf ketelitian sebesar 93.46%
grafik, besarnya sudut putar jenis polarisasi
adalh sebesar :
Penentuan nilai sudut putar jenis polarisasi
juga dilakukan dengan menggunakan analisa
grafik yakni grafik hubungan antara
konsentrasi larutan yang direpresentasikan
pada sumbu x terhadap sudut putar Dengan ketelitian sebesar 99.4%
polarisasi (∆) yang direpresentasikan pada
sumbu y, sebagai berikut : Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan
bahwa besarnya sudut putar jenis polarisasi
secara teori yakni sebesar 66.52 ocm2/gram
berbeda dengan nilai sudut putar jenis dari
hasil percobaan yang kami peroleh baik
dengan sudut putar jenis polarisasi yang kami
analisa dengan menggunakan perhitungan dan
dengan menggunakan analisa grafik, hal ini
akan dibahas kemudian pada diskusi.
Percobaan 2 43.2
0.4 0.00222 13.8
 Gula jenis 2 (Tanpa merk) 16 3
 Volume tabung = 25 ml 42.2
0.5 0.00278 16.9
 Panjang tabung = 20 cm 20 5

Dengan mengunakan standar deviasi,


Pada percobaan 2 yang telah dilakukan
didapatkan nilai sudut putar jenis polarisasi
didapatkan nilai  yang merupakan
adalah sebesar (42.720.99) ocm2/gram
nilai sudut putar polarisasi sebagai
dengan taraf ketelitian sebesar 97.68%
berikut :

Grafik hubungan antara


C 0 1 konsentrasi larutan dengan sudut
Mass Vol
Mol (gram/Lt rata- rata- ∆θ Sudut putar polarisasi
a (ml)
) rata rata putar
polarisa
0.1 0.00056 4 158.3 161.0 2.7 si (o) y = 0.8277x
0.2 0.00111 158.4 165.0 6.6 20.00 R² = 0.9832
8
0.3 25 0.00167 12 158.1 166.9 8.8 15.00
0.4 0.00222 16 158.3 172.2 13.8 10.00
0.5 0.00278 20 158.2 175.1 16.9
5.00
Sama halnya dengan hasil percobaan pada 0.00
percobaan 1, dapat dinyatakan bahwa semakin 0 10 20 30
besar konsentrasi larutan semakin besar pula Konsentrasi larutan (gr/Liter)
nilai sudut putar polarisasi.
Pada grafik tersebut didapatkan persamaan
Kemudian ditentukan nilai sudut putar jenis grafik adalah :
polarisasi dengan menggunakan persamaan :

Dimana :
θ adalah sudut putar polarisasi
 adalah sudut putar jenis polarisasi (o Jadi didapatkan :
cm2/gram)
C adalah konsentrasi larutan (gram/Liter)
L adalah panjang tabung (cm)
Maka didapatkan besarnya sudut putar jenis
polarisasi () untuk tiap data adalah sebesar :

Dapat dinyatakan bahwa berdasarkan analisaa


grafik, besarnya sudut putar jenis polarisasi
C adalh sebesar :
Mass Vol
Mol (gram/Lt ∆θ 
a (ml)
)
33.3
0.1 0.00056 2.7 Dengan ketelitian sebesar 98.3%
4 3
41.2
0.2 25 0.00111 6.6
8 5 Kembali dinyatakan bahwa berdasarkan hasil
36.6 tersebut, besarnya sudut putar jenis polarisasi
0.3 0.00167 8.8
12 7 secara teori yakni sebesar 66.52 ocm2/gram
berbeda dengan nilai sudut putar jenis dari dilakukan dengan cara hamburan dari
hasil percobaan yang kami peroleh baik bahan optis aktif, yaitu larutan glukosa
dengan sudut putar jenis polarisasi yang kami 2. Semakin pekat konsentrasi larutan
analisa dengan menggunakan perhitungan dan maka semakin besar nilai sudut putar
dengan menggunakan analisa grafik, hal ini bidang polarisasinya (θ).
akan dibahas kemudian pada diskusi. 3. Nilai sudut putar jenis polarisasi gula
. jenis 1 yang dianalisis secara
perhitungan dan grafik, berturut-turut
E. DISKUSI adalah sebesar (44.582.92)ocm2/gram
Pada percobaan polarisasi tersebut, dan 42.8 ocm2/gram, sedangkan untuk
terdapat ketidaksesuaian antara hasil yang gula jenis 2, berturut-turut adalah
kami dapatkan dengan hasil yang ada pada sebesar (42.720.99) ocm2/gram dan
teori, antara lain :
41.35 ocm2/gram.
1. Perbedaan besarnya sudut putar jenis
polarisasi secara teori yakni sebesar
DAFTAR PUSTAKA
66.52 ocm2/gram dengan nilai sudut
putar jenis dari hasil percobaan baik http://polarimeter.sains.com/pdf
yang kami analisa dengan http://en.wikipedia.org/wiki/polarimetry
menggunakan perhitungan dan http://id.wikipedia.co/wiki/polarisasi
maupun grafik yang hanya berkisar
pada nilai 41ocm2/gram sampai
45ocm2/gram, perbedaan ini
disebabkan karena adanya perbedaan
variable control, nilai putar jenis
polarisasi secara teori yakni sebesar
66.52 ocm2/gram diperoleh pada suhu
ruangan 20°C untuk cahaya kuning
dari lampu natrium dengan panjang
gelombang  = 5.893 Angstrom
2. Perbedaan nilai sudut putar jenis
antara gula jenis 1 dan gula jenis 2, hal
ini kemungkinan disebabkan adanya
perbedaan tingkat kemurnian dari
kedua jenis gula tersebut sehingga
mempengaruhi konsentrasi gula.
3. Perbedaan nilai sudut putar jenis yang
didapatkan berdasarkan analisa
perhitungan dan analisa grafik, hal ini
disebabkan karena adanya
ketidaktelitian dari praktikan.

F. KESIMPULAN
Dari beberapa percobaan yang kami
lakukan dan melihat hasil perhitungan data,
kami dapat simpulkan :
1. Polarimeter Landolf Lippich memiliki
prinsip kerja polarisasi dimana pada
percobaan ini polarisasi cahaya

Anda mungkin juga menyukai