Anda di halaman 1dari 4

Penentuan berat molekul Polimer September 19, 2014

1

M.1. PENENTUAN BERAT MOLEKUL (Mn) POLIMER
DENGAN METODE VISKOSITAS

Vina Puji Lestari
1
, Arintya Wahyuningtyas
1
, Illiyin Faradhisa
1
, Yulia Puspa Dewi
1
,
Debbie Lusiana
1
, Inganatul Islamiyah
1
, Dewi Puji Lestari
1

1
Laboratorium Fisika Material , Departement Fisika,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Jalan Mulyorejo,
Surabaya
email: vina_pujilestari@yahoo.com

Abstrak
Berat molekul merupakan variabel yang penting dalam dunia material karena berhubungan langsung
dengan sifat kimia dari polimer. Sehubungan dengan hal ini,maka tujuan dari eksperimen ini adalah untuk
menentukan berat molekul (Mn) pada suatu polimer dan pada umumnya,polimer dengan berat molekul tinggi
memiliki sifat yang lebih kuat dengan viskositas yang tinggi.Pada eksperimen ini,metode yang dilakukan
adalah metode viskositas dengan menggunakan viskosimeter Ostwald,yang dimana viskositas merupakan
ukuran untuk menyatakan kekentalan suatu larutan polimer. Polimer yang dimaksud pada uji coba kali ini
adalah polistiren (Ps) yang kemudian dilarutkan dalam pelarut toluene bervolume 7 ml untuk setiap variasi
konsentrasi dengan massa polimer yang berbeda.Dari hasil analisis kegiatan,dapat disimpulkan bahwa
berat molekul polimer yang terukur pada eksperimen ini adalah sebesar

Gr/mol.

Keyword: molekul polimer,polistiren,toluene,viskositas.


1. Pendahuluan

Polimer merupakan molekul besar yang
terbentuk dari unit berulang sederhana. Polimer
sebenarnya sudah dikenal sejak abad ke-18 dan
diperkenalkan pertama kali oleh seorang
kimiawan dari Swedia,Barzelius (1833).
Selanjutnya perkembangan industri polimer mulai
dilanjutkan oleh seseorang yang berasal dari
Amerika Serikat bernama Charles Goodyear,
beliau berhasil menemukan vulkanisasi pada tahun
1839 dan semenjak itu perkembangan akan
polimer semakin meningkat hingga lambat laun
sejumlah pengetahuan dan penciptaan sistem
polimer semakin berkembang. Polimer berasal dari
bahasa Yunani yakni Poly yang berarti banyak
dan mer yang berarti bagian. Sehingga dapat
diartikan bahwa polimer adalah makromolekul
yang tersusun dari monomer (molekul kecil yang
sederhana). Seiring dengan perkembangannya,
diketahui bahwa polimer memiliki sifat
karakteristiknya. Dan sifat karakteristik tersebut
adalah:
1. Polimer memiliki volume yang kecil
2. Tahan terhadap pengaruh korosi maupun
faktor lingkungan.
3. Memiliki sifat yang elastis dan plastis
4. Memiliki kestabilan yang tinggi karena
berat molekulnya besar
5. Tahan terhadap gangguan korosi ataupun
dampak lingkungan
6. Mudah divariasi menjadi suatu produk
dengan suhu yang rendah dan biaya yang
ekonomis.
7. Derajat kekeristalan rendah dan berdaya
renggang besar
Dari sifat diatas,terdapat pula faktor yang
mempengaruhi sifat makroskopik dari polimer
yakni sifat termal,fisis,mekanik dan sifat optis. Dan
dari beberapa metode yang dikembangkan,
perlakuan uji coba pada eksperimen kali ini
menggunakan metode viskositas yang berarti
Penentuan berat molekul Polimer September 19, 2014

2

menguji larutan polimer melalui kekentalannya
setelah dilarutkan dalam pelarut.

2. Dasar Teori

Polimer merupakan makromolekul/molekul
raksasa dengan massa molar mencapai ribuan
bahkan hingga jutaan. Berdasarkan sumbernya,
polimer dapat dibedakan menjadi 3,yakni polimer
alam, polimer sintesis,dan polimer semi sintesis.
Polimer alam merupakan polimer yang
terbentuk karena adanya reaksi kondensasi
yang terjadi dialam. Contohnya
polisakarida, protein, pati, lignin dan
selulosa.
Polimer sintesis yakni polimer yang
diperoleh melalui polimerasi dan monomer
polimer. Contohnya polietilen,polimetil
metakrilat,polivinil klorida,polistiren.
Polimer semi sintesis adalah polimer yang
diproleh dari hasil modifikasi polimer alam
dan buatan.
Berdasarkan sifat termalnya,polimer
memiliki 2 tipe yakni polimer termoplastik dan
termoseting. Termoplastik memiiki sifat
melunak pada pemanasan,misalnya nylon,
polipropilen, polistiren dan polyester.
Sedangkan termoseting bersifat tidak melunak
pada pemanasan, misalnya melamin dan
bakelit. Dari tipe polimer tersebut,bahan yang
digunakan pada eksperimen ini merupakan tipe
termoplastik yakni dengan menggunakan
bahan polistiren. Mengacu dari beberapa sifat
yang dimiliki polimer,pada umumnya polimer
dengan berat molekul yang tinggi lebih kuat
dan memiliki viskositas yang lebih besar.
Namun,dalam suatu proses polimerasi tidak
seluruh reaksi memiliki molekul dengan
panjang rantai yang sama dan karena
penentuan berat molekul ini termasuk
kompleks maka berat molekul polimer disebut
juga berat molekul rata-rata,yang terbagi
menjadi 2 yakni:
1. Berat molekul rata-rata jumlah (Mn)
2. Berat molekul rata-rata berat (Mw)
Dan pada eksperimen ini,dilakukan penentuan
berat molekul polimer (Mn) dengan metode
viskositas menggunakan tabung ostwald.
Dalam hal ini,viskositas merupakan kekentalan
yang diukur dan memiliki cairan polimer yang
berbeda dengan cairan lainnya (isotrop).
Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida
terhadap gaya gravitasi dan gaya geser yang
diberikan.
Pada analisisnya,koefisien viskositas []
Dapat ditentukan dengan menentukan laju aliran
dalam tabung. Sedangkan perbandingan antara
viskositas larutan polimer terhadap viskositas
pelarut murni dapat digunakan untuk menentukan
berat molekul polimer (Mn). Dalam percobaan
ini,massa jenis berbagai larutan yang digunakan
adalah sama maka dapat diabaikan dan karena
viskositas setiap larutan hasil pengenceran
berbanding lurus dengan waktu alir maka secara
matematis dapat dinyatakan dengan:

]

Dengan t adalah waktu alir larutan dan

adalah
waktu alir untuk pelarut serta viskositas murni
toluene yang menjadi pelarut pada percobaan ini

. Secara percobaan,
waktu alir untuk berbagai pengenceran larutan
polimer dan pelarut dapat diperoleh melalui
pengukuran dengan viskositas. Selanjutnya, jika
viskositas larutan adalah dan viskositas dari
pelarut murni adalah

maka viskositas spesifik


larutan memberikan persamaan :



Persamaan tersebut merupakan peningkatan
viskositas disebabkan oleh polimer. Sedangkan
perbandingan

pada pengenceran tak hingga


Penentuan berat molekul Polimer September 19, 2014

3

disebut sebagai viskositas intrinsik/viskositas
reduksi

. Maka secara matematis dapat


dituliskan:



Dari persamaan viskositas reduksi
diatas,selanjutnya dapat dibuat suatu grafik yang
menunjukkan hubungan antara viskositas reduksi

terhadap konsentrasi. Viskositas reduksi yang


merupakan viskositas intrinsik,dapat dikaitkan
dengan berat molekul melalui persamaan yang
dikemukakan oleh Mark-Houwink,yakni:

[]



Dimana K dan a adlah tetapan untuk sistem
polimer-pelarut pada temperatur tertentu.Yakni
dengan nilai tetapan

dan
.
Adapun manfaat dari polimer antara lain
sebagai berikut:
1. Dalam bidang kedokteran: banyak
diciptakan alat-alat kesehatan seperti
termometer, botol infus, selang infus,
jantung buatan dan alat transfusi darah.
2. Dalam bidang pertanian: dengan adanya
mekanisasi pertanian.
3. Dalam bidang teknik: diciptakan alat-alat
ringan seperti peralatan pesawat.
4. Dalam bidang otomotif: dibuat alat-alat
pelengkap mobil.


3. Metode Eksperimen

Pada percobaan ini bahan polimer yang
digunakan adalah Polistiren dan sebagai pelarutnya
adalah toluene.Mula-mula polimer yang telah
diukur massanya dilarutkan kedalam toluene dan
dibuat dengan menvariasikan konsentrasi yakni
dari konsentrasi 1% hingga 7%.
Selanjutnya,pelarut murni toluene dialirkan pada
tabung Oswald dan mencatat waktu perubahannya.
Setelah itu,mengganti larutan dengan larutan
polimer yang telah diukur konsentrasinya dan
kemudian mencatat perubahan waktu dari masing-
masing konsentrasi.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil Pengamatan
C

(10^-4)
sp red
waktu
t1 t2 t3
0% 5.58 0 0 1 1.2 1.8
1% 8.92 0.59 59 1.6 1.6 1.6
2% 13.39 1.39 69.5 2.4 2.4 2.4
3% 21.92 2.92 97.3 4 4 3.8
4% 29.57 4.29 107.3 5.2 5.4 5.4
5% 44.24 6.92 138.4 8 7.8 8
6% 61.38 10 166.6 11 11.2 11
7% 84.03 14.05 200 15 15.2 15

Polimer merupakan suatu makromolekul yang
terdiri dari pengulangan ikatan kimia sederhana
yang kecil dan terstruktur menyerupai rantai. Berat
molekul (Mn) merupakan salah satu faktor dalam
menentukan sifat dari suatu polimer.
Begitu pula dengan susunan rantai maupun
derajat kekristalannya,kedua hal ini juga dapat
menjadi faktor penentu sifat polimer,dimana jika
kekristalan yang dimiliki suatu polimer
rendah,maka akan memiliki kerenggangan molekul
yang besar dan bersifat lebih kenyal. Polimer yang
akan diukur berat molekulnya pada eksperimen ini
adalah polistiren dengan pelarut toluene. Polistiren
bersifat fleksibel dan dapat berupa padatan
moldable atau cairan kental.
Pengukuran berat molekul polimer dengan
metode viskositas melalui viskosimeter merupakan
suatu faktor penentu sifat molekul. Polimer dengan
viskositas yang tinggi umumnya bersifat lebih
kuat. Dengan metode viskositas ini,berat molekul
dapat diukur melalui perbandingan antara
viskositas larutan polimer terhadap viskositas
pelarut murni tanpa adanya suatu larutan yang
tercampur didalamnya,sehingga dari sini dapat
Penentuan berat molekul Polimer September 19, 2014

4

ditentukan viskositas spesifik (

) dengan
mengukur terlebih dahulu waktu alir larutan murni
dan waktu alir larutan polimer.Karena waktu alir
dan viskositas setiap pengenceran berbanding
lurus, sehingga viskositas spesifik dapat diartikan
sebagai kenaikan fraksi yakni saat konsentrasi
bertambah maka viskositas pun akan bertambah.
Selanjutnya,viskositas spesifik dapat
menentukan viskositas reduksi (

) melalui
perbandingan antar viskositas spesifik terhadap
konsentrasi setiap pengenceran dan setelah
diperoleh viskositas reduksi,dibuatlah suatu grafik
hubungana antaviskositas reduksi dengan
konsentrasi dan diperoleh suatu regresi linear
(y=mx+n) yang dalam grafik percobaan ini
diperoleh nilai sebesar y = 25.65x + 14.97 yang
kemudian untuk memperoleh nilai viskositas
intrinsiknya diperlukan ekstrapolasi hingga pada
konsentrasi nol. Viskositas intrinsik tersebut
dikaitkan oleh persamaan Mark-Houwink,yakni:
[]


Dengan K dan a adalah konstanta sistem polimer-
pelarut. Sehingga diperoleh viskositas intrinsiknya
adalah 14.97 dan dari persamaan diatas diperoleh
berat molekul sebesar

gram/mol.
Polistirene merupakan polimer atau banyaknya
ikatan kimia dari jumlah molekul Stirene (C
6
H
6
)
sebesar Mr = 104. Sehingga dapat dinyatakan
bahwa rantai kimia molekul polimer pada
Polistirene sebanyak:







Dari hasil tersebut dapat kita simpulkan bahwa
ikatan molekul polistirene sebanyak 221,15
molekul dari ikatan kimia Stirene. Polimer dengan
derajat polimerisasi besar (bobot molekul > 10
4
)
disebut polimer tinggi, sedang polimer dengan
bobot molekul rendah (< 10
4
) disebut oligomer.
Sebagian besar polimer tinggi yang termasuk
dalam jenis plastik, karet dan serat mempunyai
bobot molekul antara 10
4
10
6

Dan berat molekul yang diperoleh sebesar

gram/mol,menandakan bahwa
polistirene merupakan polimer yang baik dengan
kualitas tinggi karena memiliki nilai berat molekul
yang lebih dari

gram/mol.

5. Kesimpulan

Dari eksperimen ini dapat disimpilkan bahwa
berat molekul polimer dari stirene adalah sebesar

gram/mol. Dengan jumlah molekul


stirene sebanyak yang terdapat
pada polistirene. Polistrine adalah polimer yang
baik karena memiliki berat molekul yang lebih dari

gram/mol.

6. Daftar Pustaka
Anonim:http://purnayudha23.blogspot.com
PolimerNormal_bab1.pdf
Anonim: http://www.wordpress.com.
penentuan-berat-molekul-polimer-dengan-
metoda-viskositas-intrinsik.html
Ilmi ,M. 2010. Penentuan berat molekul,
Surabaya.
Aprilia,Sri.2009.Berat molekul polimer,
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai