Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 1:

1. Cleopatra D.S. 260110200002


2. Nazwa N.M. 260110200004
3. Fanny L. 260110200006
4. Arina G.F.R. 260110200008
5. Syifa Z. 260110200010
6. Callista N.R. 260110200012
7. Raisya R. 260110200014
8. Putri N.A. 260110200016
9. Tarisa D.N.A. 260110200018

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

FILTRASI

A. Pendahuluan
Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan solid-liquid dengan cara melewatkan
liquid melalui media atau bahan-bahan berpori yang bertujuan untuk menyisihkan atau
menghilangkan sebanyak-banyaknya butiran-butiran halus zat solid tersuspensi dari suatu
liquida (Sri Widyastuti, 2011).
Filtrasi adalah suatu operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan
dengan melewatkan umpan (padatan + cairan) melalui medium penyaring. Proses filtrasi
banyak dilakukan di industri, misalnya pada pemurnian air minum, pemisahan
kristal-kristal garam dari cairan induknya, pabrik kertas dan lain-lain. Untuk semua
proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya tenaga dorong berupa beda tekanan,
sebagai contoh adalah akibat gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi dilakukan
bila jumlah padatan dalam suspensi relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya (Oxtoby,
2016).
B. Prinsip
Prinsip dasar dari filtrasi padat-cair, yaitu memisahkan cairan dari padatan atau
menyaring padatan dari cairan didasarkan pada perbedaan ukuran partikel. Untuk
melakukan filtrasi, ada 2 hal yang harus diperhatikan:
1. Padatan memiliki kecenderungan untuk berjalan berlawanan arah dengan cairan
(contohnya, pemisahan)
2. Terdapat lubang kecil yang memungkinkan cairan untuk melewatinya, sedangkan
padatan terperangkap (Filtrasi). Zat yang memiliki ukuran lebih besar dari pori akan
tertinggal di atas penyaring, dan zat yang memiliki ukuran lebih kecil dari pori
penyaring akan menembus penyaring
(Perlmutter, 2015)

C. Metode dan Prosedur


Filtrasi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu filtrasi gravitasi dan filtrasi
vakum. Filtrasi gravitasi merupakan metode pemisahan menggunakan corong kaca dan
kertas saring. Proses pemisahan dilakukan berdasarkan gaya gravitasi secara alamiah.
Sementara filtrasi vakum dilakukan dengan cara campuran padat-cair dituangkan melalui
kertas saring dalam corong Buchner atau corong Hirsch kemudian padatan akan
terperangkap dalam kertas saring,sementara cairan ditarik oleh vakum melalui saluran ke
dalam labu.
1. Metode Filtrasi Gravitasi
Filtrasi gravitasi dapat dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu:
a. Filter Cones
Filtrasi gravitasi filter cones merupakan filtrasi yang dilakukan dengan
menggunakan kertas saring yang dilipat hingga membentuk kerucut. Teknik
filtrasi ini umum digunakan dalam laboratorium kimia dan dapat digunakan untuk
kapasitas >10 mL. Prosedur dari filtrasi ini adalah sebagai berikut:
1. Kertas dilipat dua, kemudian dilipat lagi hingga membentuk seperempat
bagian.
2. Salah satu ujungnya kemudian disobek untuk memudahkan pemasangan
dalam corong.
3. Kertas Saring berbentuk kerucut, dimasukkan dalam corong dengan batang
memanjang.
4. Corong ditempatkan pada labu erlenmeyer(Gambar 3-1).
5. Campuran senyawa cair-padat yang akan dipisahkan dituangkan melalui
corong(Gambar 3-2c).
6. Cairan akan melewati corong dan turun ke dalam labu erlenmeyer secara
gravitasi, sedangkan padatan akan tertahan pada kertas saring(Gambar 3-2d).

b. Fluted Filters
Pada prinsipnya, fluted filter memiliki cara kerja yang hampir sama
dengan filter cones, hanya saja kertas saring yang digunakan merupakan kertas
saring dengan lipatan khusus (sangat kusut) (Gambar 3-3). Teknik filtrasi fluted
filters ini sangat sering digunakan untuk pelarut organik dan bisa digunakan untuk
kapasitas >10 mL. Prosedur dari filtrasi ini adalah:
1. Kertas saring yang telah dilipat dimasukkan dalam corong
2. Corong kemudian ditempatkan pada labu erlenmeyer.
c. Filtrasi Pipet
Filtrasi dapat dilakukan menggunakan pipet Pasteur, jika volume pelarut
yang digunakan tidak lebih dari 3.0 mL. Prosedur dari filtrasi ini adalah:
1. Pipet Pasteur disiapkan
Pipet Pasteur disiapkan dengan cara memasukkan sepotong kapas kecil
ke bagian atas pipet Pasteur dan didorong hingga ke bagian awal penyempitan
pipet. Kapas yang digunakan harus cukup untuk mengumpulkan semua
padatan yang disaring, tetapi jumlah kapas juga tidak boleh terlalu banyak,
sehingga laju alir pipet dapat dibatasi secara signifikan.
2. Pipet Pasteur yang telah diberi kapas dijepit sehingga filtrat dapat turun ke
labu erlenmeyer.
3. Campuran yang akan disaring ditransfer ke pipet Pasteur yang lain.
Campuran dengan volume kurang dari 1-2 mL, filter dan kapas harus
dibilas dengan sejumlah kecil pelarut setelah filtrat terakhir melewati pipet.
Laju filtrasi dapat ditingkatkan dengan cara memberikan tekanan genly
menggunakan bulb pipet. Jika campuran cair-padat hanya memiliki sejumlah
kecil padatan, maka penyaringan cukup dilakukan dengan filter tip.
4. Pipet Pasteur yang telah diberi kapas kemudian digunakan untuk menarik
campuran yang akan disaring dengan menekan bulb pipet. Saat Campuran
melewati ujung pipet, padatan akan tertahan dalam kapas, dan terpisah dari
filtratnya.
d. Filtrasi Gravitasi Panas
Filtrasi gravitasi panas merupakan proses filtrasi yang dilakukan pada
kondisi hangat. Filtrasi gravitasi panas diperlukan jika diinginkan produk larut
dalam pelarut panas, tetapi presipitat dalam pelarut dingin. Sehingga, jika
campuran pendingin selama filtrasi berlangsung, maka produk yang diinginkan
akan mengendap dan terjebak pada kertas saring bersama pengotor. Untuk
mengkondisikan proses filtrasi panas, erlenmeyer ditempatkan di atas hot plate,
kemudian corong tak berbatang dipasang di atas labu dengan menggunakan
cincin agar posisi-nya stabil. Corong tak bertangkai digunakan karena kristal
dapat terbentuk di sepanjang batang corong sehingga dapat menyumbat aliran
saat filtrasi berlangsung.
2. Metode Filtrasi Vakum
Filtrasi vakum tidak dapat digunakan untuk melakukan proses pemisahan
padat-cair jika produk yang diinginkan adalah cairannya. Terutama jika cairan
tersebut memiliki titik didih yang rendah. Setiap pelarut yang memiliki titik
didih≤125°C akan mendidih dalam labu vakum.
Berdasarkan corong yang digunakan, filtrasi vakum terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Buchner Funnels
Buchner funnels biasanya digunakan untuk melakukan pemisahan dalam
skala besar. Contohnya adalah pada pemisahan cairan dan padatan atau
memisahkan kristal hasil rekristalisasi. Buchner funnels bisa digunakan untuk
kapasitas > 10 mL
b. Hirsch Funnels
Pada dasarnya, hirsch funnels sama dengan buchner funnels. Akan tetapi,
hirsch funnels lebih kecil, dengan slop digunakan dalam mikroteknik. Hirsch
funnels bisa digunakan untuk kapasitas < 10 mL.

Prosedur dari filtrasi vakum adalah sebagai berikut:


a. Menyiapkan peralatan filtrasi vakum
1. Labu erlenmeyer berpipa samping disiapkan.
2. Labu diperiksa kerusakannya dengan teliti. Labu yang retak tidak dapat
digunakan karena dapat mengakibatkan labu pecah saat kondisi vakum
diaplikasikan.
3. Jepit Labu, tambahkan adaptor dan corong Buchner.
4. Tempatkan sepotong kertas saring dalam corong. Kertas yang digunakan harus
cukup kecil untuk dapat dipasang dengan datar di atas corong, tetapi juga
mampu menutupi semua lubang filter pada corong(Gambar 3-7).

b. Kertas saring dibasahi dengan sejumlah kecil pelarut yang akan digunakan dalam
filtrasi (Gambar 3-8), kemudian sumber vakum dinyalakan.
c. Proses penyaringan Campuran padat-cair yang akan dipisahkan dituang ke dalam
corong,vakum akan menarik cairan melalui saluran dengan sangat
cepat.(Gambar3-9)
d. Pengambilan Padatan. Sebelum diambil, padatan dibilas dengan sejumlah kecil
pelarut (a),kemudian lepas selang sebelum me-matikan aspirator air (b). Padatan
Kemudian dikumpulkan (c), disimpan dalam kaca arloji dan dibiarkan sebentar
hingga kering (d).(Gambar 3-10)
(Pinalla, 2011)

D. Contoh Senyawa yang Menggunakan Metode Filtrasi


1. Filtrasi Campuran Air kapur

Prosedur kerja :
1. Memasukkan butiran-butiran kapur ke dalam gelas beker yang berisi air,
kemudian aduk hingga butiran-butiran kapur larut.
2. Tuangkan larutan kapur ke dalam gelas beker lain melalui corong kaca
yang telah dipasang kertas saring, perhatikan gambar disamping.
3. Amati campuran kapur setelah melewati kertas saring (filtrat).
4. Bandingkan campuran air kapur sebelum penyaringan dengan sesudah
penyaringan.
Dari kegiatan tersebut dapat kita amati bahwa kapur (CaCO3) tertahan pada kertas
saring (residu). Adapun air dapat melewati kertas saring (filtrat). Hal ini
disebabkan karena kertas saring memiliki pori-pori yang sangat kecil sehingga
dapat menahan butiran-butiran kapur tersebut. Prinsip dari penyaringan di atas
adalah perbedaan ukuran partikel air dengan butiran kapur.

Kapur merupakan suatu senyawa yang memiliki rumus kimia CaCO3 dengan
pemerian berbentuk bubuk putih, tidak berbau atau kristal tidak berwarna dan
kelarutannya yaitu praktis tidak larut dalam air (NCBI, 2021).

2. Filtrasi dalam Sintesis Asetanilida


Pencampuran Anilin dan asetat anhidrida akan membentuk kristal asetanilida dan
asam asetat. Kemudian dilakukan filtrasi yang bertujuan untuk memisahkan
kristal asetanilida (solid) dari larutan yang terdiri dari air dan asam asetat (liquid).
Pemisahan dilakukan menggunakan corong buchner:
1. Labu erlenmeyer dipasangi selang untuk menyedot udara
2. Mulut labu dipasang corong buchner yang di atasnya diberi kertas saring.
3. Campuran berisi kristal asetanilida, asam asetat, dan air dituang ke atas
corong.
4. Labu yang berisi campuran tadi dibilas lagi dengan air kemudian dituang
lagi ke atas corong hingga benar-benar bersih.
5. Cairan yang masuk ke dalam labu akan berisi air dan asam asetat,
sedangkan yang terperangkap di kertas saring adalah asetanilida.
6. Filtrat (cairan) kemudian disisihkan, sedangkan residu (asetanilida)
dipindahkan ke atas kertas saring yang baru untuk dikeringkan
DAFTAR PUSTAKA

NCBI, 2021. Kalsium Karbonat. Tersedia online di


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/10112 [Diakses pada tanggal 18 April
2021].

Oxtoby. 2016. Solid/liquid Separation: Equipment Selection and Process Design. Tersedia online
di https://scholar.google.com/scholar_lookup?title=Solid%2Fliquid%20Separation%3A%
20Equipment%20Selection%20and%20Process%20Design&author=S.%20Tarleton&pu
blication_year=2006 [Diakses pada tanggal 18 April 2021].

Perlmutter, B. A., 2015. Solid Liquid Filtration. Oxford: Elsevier Inc.

Pinalla, A. 2011. Kajian Metode Filtrasi Gravitasi dan Filtrasi Sistem Vakum untuk Proses
Penyempurnaan Sistem Vakum untuk Proses Penyempurnaan Rekristalisasi Amonium
Perklorat. Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara. Vol.6(3): 116-119.

Widyastuti, Sri; Sepdian Sari, Antik. 2011. Kinerja Pengolahan Air Bersih Dengan Proses
Filtrasi Dalam Mereduksi Kesadahan. Surabaya: Universitas Pgri.

Anda mungkin juga menyukai