Tujuan Percobaan
Dasar Teori
Minyak Ikan
Minyak ikan termasuk senyawa lipida yang bersifat tidak larut dalam air.
Minyak ikan ini dibagi dalam dua golongan , yaitu minyak hati ikan (fish liver oil)
yang terutama dimanfaatkan sebagai sumber vitamin A dan D , dan golongan
lainnya adalah minyak tubuh ikan (body oil). Sifat minyak ikan yang telah
dimurnikan secara organoleptik , yaitu cairan yang berwarna kuning muda, jernih
dan berbau khas minyak ikan. Sifat fisiknya berbentuk cair dengan berat jenis
0.92 gr/ml dan sifatnya yaitu angka bilangan iod lebih dari 5 gr/100 gr, angka
penyabunan 185-195 mg/gr, asam lemak bebas 0.1-13 %, dan angka tidak
tersabunkan 0.5-2.0 mg/gr.
Asam lemak tak jenuh berantai panjang pada minyak ikan laut umumnya
mengandung 18, 20, dan 22 atom karbon, yang dihubungkan oleh 36 ikatan
rangkap. Sementara komposisi asam lemak ikan air tawar umumnya mengandung
16 dan 18 atom karbon, yang dihubungkan oleh 13 ikatan rangkap. Makin panjang
rantai karbon dan makin banyak jumlah ikatan rangkap penyusun asam lemak,
maka makin besar peranan asam lemak tersebut bagi kesehatan.
Lemak ikan terdiri dari unit-unit kecil yang disebut asam lemak. Asam lemak
pada minyak ikan terdiri dari tiga tipe, yaitu: (1) asam lemak jenuh (tidak
mempunyai ikatan rangkap), contohnya asam palmitat, asam miristat, dan asam
stearat, (2) asam lemak tak jenuh tunggal (mempunyai satu ikatan rangkap),
contohnya oleat, dan (3) asam lemak tak jenuh ganda (mempunyai lebih dari satu
ikatan rangkap), contohnya linoleat, linolenat, arakidonat (AA), eikosapentaenoat
(EPA), dan dokosaheksaenoat (DHA). DHA banyak terdapat pada ikan laut jenis
salmon, tuna (terutama tuna sirip biru yang memiliki DHA lima kali lebih
banyak), sarden, herring, makarel, serta kerang-kerangan. Umumnya minyak ikan
mengandung sekitar 25% asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tak jenuh.
Berdasarkan kandungan minyaknya, ikan dapat dikelompokkan menjadi:
a) Ikan berlemak sedikit (lean fish) dengan kandungan minyak kurang dari 2%
b) Ikan berlemak rendah (low fat) dengan kandungan minyak 24%
c) Ikan berlemak sedang (medium fat) dengan kandungan minyak 48%
d) Ikan berlemak tinggi (high fat) dengan kandungan minyak lebih dari 80%
Prosedur Percobaan
a) Dry rendering
1) Limbah ikan yang telah dicuci dan dikeringkan ditimbang.
2) Kain di bentangkan diatas kaleng dan diikat.
3) Limbah ikan tersebut kemudian di letakkan diatas kain yang telah diikat di
mulut kaleng.
4) Limbah ikan ini kemudian dioven selama 3-4 jam
5) Limbah ikan patin yang telah di oven ini kemudian dipress untuk diambil
minyaknya.
6) Minyak yang telah diperoleh kemudian di masukkan kedalam corong
pisah, dan ditambahkan natrium sulfat anhidrat, dengan tujuan mengikat
air yang ada pada minyak.
7) Kemudian minyak yang diperoleh ditimbang.
X 100
%