Anda di halaman 1dari 7

Makin tinggi suhu maka sudut putarannya makin kecil, hal ini disebabkan karenazat akan memuai dengan

naiknya suhu sehingga zat yang berada dalam tabungakan berkurang.4. Konsentrasi zatKonsentrasi sebanding dengan sudut putaran, jika konsentrasi dinaikkan makaputarannya semakin besar.5. Jenis sinar (panjang gelombang)Pada panjang gelombang yang berbeda zat yang sama mempunyai nilai putaranyang berbeda.6. PelarutZat yang sama mempunyai nilai putaran yang berbeda dalam pelarut yangberbeda. Contoh : Calciferol dalam klo roform = + 52,0 o sedangkan Calciferoldalam aseton = + 82,6 o Fakta bahwa cahaya mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya merupakangelombang transversal. Cahaya dapat terpolarisasi karena peristiwa pemantulan, peristiwapembiasan dan pemantulan, peristiwa bias kembar, peristiwa absorbsi selektif, dan peristiwahamburan.Keterangan :(a) Gelombang terpolarisasi linier pada arah vertical(b) Gelombang terpolarisasi linier pada arah horizontal(c) Gelombang takterpolarisasi Polarisasi karena pemantulan Bila sinar datang pada cermin datar dengan sudut datang 570, maka sinar pantulmerupakan sinar terpolarisasi seperti pada gambar disamping. Polarisasi karena pembiasan dan Pemantulan Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari pembiasan dan pemantulan. Hasil percobaanpara ahli fisika menunjukkan bahwa cahaya pemantulan terpolarisasi sempurna jika sudut

datang 1 mengakibatk an sianr bias dengan sinar pantul saling tegak lurus. Sudut datangseperti itu disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster. Polarisasi karena pembiasan ganda (bias kembar) Jika cahaya melalui kaca, maka cahaya lewat dengan kelajuan yang sama ke segalaarah. Ini disebabkan kaca hanya memiliki satu indeks bias. Tetapi bahan-bahan kristaltertentu seperti kalsitt dan kuarsa memiliki dua indeks bias sehingga kelajuan cahaya tidak sama untuk segala arah. Jadi, cahaya yang melalui bahan ini akan mengalami pembiasanganda . Komponen-komponen alat polarimeter adalah :5.1

Sumber cahaya monokromatisYaitu sinar yang dapat memancarkan sinar monokromatis. Sumber cahaya yangdigunakan biasanya adalah lampu D Natrium dengan panjang gelombang 589,3 nm.Selain itu juga dapat digunakan lampu uap raksa dengan panjang gelombang 546 nm.2. Polarisator dan analisatorPolarisator berfungsi untuk menghasilkan sinar terpolarisir. Sedangkan analisatorberfungsi untuk menganalisa sudut yang terpolarisasi. Yang digunakan sebagaipolarisator dan analisator adalah prisma nikol.3. Prisma setengah nikolMerupakan alat untuk menghasilkan bayangan setengah yaitu bayangan terang gelapdan gelap terang.4. Skala lingkarMerupakan skala yang bentuknya melingkar dan pembacaan skalanya dilakukan jikatelah didapatkan pengamatan tepat baurbaur.5. Wadah sampel ( tabung polarimeter )Wadah sampel ini berbentuk silinder yang terbuat dari kaca yang tertutup dikeduaujungnya berukuran besar dan yang lain berukuran kecil, biasanya mempunyai ukuranpanjang 0,5 ; 1 ; 2 dm. Wadah sampel ini harus dibersihkan secara hati-hati dan tidak bileh ada gelembung udara yang terperangkap didalamnya.6. DetektorPada polarimeter manual yang digunakan sebagai detektor adalah mata, sedangkanpolarimeter lain dapat digunakan detektor fotoelektrik. Prinsip kerja polarimeter adalahsebagai berikut :

Sinar monokromatis dari sumber cahaya (lampu natrium) akan melewati lensakolimator sehingga berkas sinar yang dihasilkan akan disejajarkan arahrambatnya.

Dari lensa terus ke polarisator untuk mendapatkan berkas cahaya yangterpolarisasi

Cahaya terpolarisasi ini akan terus ke prisma nicol untuk mendapatkanbayangan gelap dan terang, kemudian melewati larutan senyawa optik aktif yang berada dalam tabung polarimeter. III. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat-alat:1. Polarimeter2. Corong plastik 3. Botol semprot3.2 Bahan-bahan:1. Aquades2. Zat A : Glukosa 2,5 %3. Zat B : Glukosa 5 % IV.

CARA KERJA 1. Sel polarimeter dibilas dengan aquades beberapa kali dengan menggunakan botolsemprot. Kemudian sel diisi dengan aquades dan diusahakan tidak boleh adagelembung udara dalam sel. Sel diletakkan dalam polarimeter, kemudianpembacaan diatur hingga 0 o C, melalui lensa mata bagian kanan. Kemudian set e ngah bayangan (bayangan redup) ditetapkan sebagai bayangan kerja, dengan mengatur pusat lensa mata maju atau mundur. Pembacaan ini dicatat sebagai titik nol. Harga titik nol ini harus diperhitungkan terhadap setiap pengukuranselanjutnya.2. Sel dikosongkan dan dibilas beberapa kali dengan larutan sampel. Denganmenggunakan rumus :

= C . dimana :

= putaran spesifik = putaran yang diukur tanpa perputaran peralatan = panjang sel = 1 dm

= +5,2915 0 Simpangan baku =

= (+76,00 +5,2915) 0 Persentase kesalahan = %10000,7621,5 95 x oo = 6,96 %Kebenaran praktikum = 100 % - 6,96 % = 93,04 % VII.

PEMBAHASAN Praktikum kali ini yaitu polarimetri, dimana praktikum polarimetri ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan melakukan prosedur laboratorium yang lebih sederhana denganlebih baik dan efisien, melakukan pengamatan dan pengukuran dengan metode polarimetriserta membuat perhitungan secara sistematis, dan menentukan sudut putar jenis larutan optisaktif dengan menggunakan polarimeter. Polarimeter adalah suatu alat yang menggunakanasas polarisasi, yaitu sebuah berkas sinar yang akan diteruskan oleh polarizer dalam berbagaibentuk sinar yang terpolarisasi. Sinar yang terpolarisasi bisa berbentuk polarisasi linear,polarisasi lingkaran dan polarisasi elips. Berkas sinar yang telah terpolarisasi akan diteruskanke analizer. Analizer adalah penerima berkas sinar dari polarizer.Dengan metode polarimetri, hal yang diukur dan diamati adalah putaran optis yangdihasilkan larutan atau cairan yang diuji. Putaran optis () bergantung pada panjang sel, panjang gelombang cahaya, dan temperatur. Pada percobaan ini masing masing variabeldibuat tetap. Sumber sinar adalah lampu natrium yang dapat memancarkan cahaya kuning(duplet) yang disebut garis D-natrium dengan panjang gelombang 589 nm. Digunakannyapanjang gelombang tersebut ditujukan untuk lebih mudahnya menajamkan batas antaradaerah gelap dan terang sehingga sangat bermanfaat dalam mencari bayangan redup yangsebenarnya.Syarat senyawa yang dapat dianalisa dengan polarimeter adalah sampel larutanberwarna bening dan mempunya atom C kiral dan bayangan didapatkan baur-baur. Dalampercobaan ini, digunakan glukosa sebagai senyawa optis aktif dengan variasi konsentrasiyang berbeda yaitu 25% dan 5 % yang menggunakan sinar kuning dengan panjanggelombang 589 nm. Selain itu, dalam percobaan ini aquades juga diukur putaran optisnyauntuk dijadikan sebagai standar dalam pengukuran untuk menentukan titik nol. Glukosadigunakan sebagai senyawa optis aktif karena glukosa dapat memutar bidang terpolarisirkearah kanan (dekstro rotary) dan kearah kiri (levo rotary).

Pengukuran putaran optis dari sukrosa dan glukosa dengan metode polarimetri dilakukandengan pengukuran aquades terlebih dahulu. Aquades dimasukkan ke dalam sel polarimetridan tidak boleh ada gelembung udara agar tidak mengganggu hasil pembacaan. Kemudiananalizer diatur sedemikian rupa agar garis hitam tidak terlihat lagi. Sinar yang dihasilkanberwarna merah. Kemudian sudut putaran diukur pada skala vernier. Pengukuran dilakukansebanyak 3 kali pengulangan. Kemudian dilakukan perhitungan rata-rata terhadap hasilpengukuran sudut putaran aquades yang akan digunakan untuk menentukan titik nolnya.Selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap sampel yaitu glukosa 2,5% dan glukosa5%. Sama seperti halnya aquades, sampel dimasukkan ke dalam sel polarimetri, kemudiansel dimasukkan ke dalam polarimetri dan diukur setengah bayangan atau bayangan redup.Kemudian putaran optis dari masing-masing larutan dibaca dari skala vernier. Percobaanuntuk masing-masing larutan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan, hal ini bertujuanuntuk melakukan perbandingan terhadap hasil yang diperoleh. Dari percobaan diperoleh hasil putaran yang diukur () untuk aquades secara berturut-turut yaitu +0 0 ; +1,40

0 ; +2,00 0 , sehingga titik nol diperoleh yaitu +3,30 0 . Untuk sudutputaran glukosa 2,5% diperoleh secara berturut-turut adalah + 1,80 0 , +2,30 0 , 1,20 0 dan untuk glukosa 5% berturut-turut diperoleh sebesar +3,50 0 , +4,00 0 , +3,90 0 . Menghitung nilaikonsentrasi sampel, diperlukan persamaan regresi yang di dapatkan dari perhitungan data darilarutan standar. Dimana nilai dari besar sudut putar bidang sinar terpolarisir dari sampeldimasukkan ke dalam persamaan regresi. Sehingga diperoleh putan spesifik dari glukosa2,5% berturut-turut yaitu +72,00 0 ; +92,00 0 ; +48 0 ,00 dengan rata-rata putaran spesifiknyaadalah sebesar +70,67 0 . Persentase kebenaran praktikum untuk pengukuran putaran spesifik dari glukosa 2,5% adalah sebesar 68,83%. Sedangkan putaran spesifik glukosa 5% berturut-turut adalah sebesar +70,00 0 ; +80,00 0 ; +78,00 0 dengan rata-rata putaran spesifiknya adalahsebesar +76,00 0 . Persentase kebenaran praktikum untuk pengukuran putaran spesifik dariglukosa 5% adalah sebesar 93,04%.Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan menunjukkan bahwa putaran spesifik glukosa 5% lebih besar dari glukosa 2,5%. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa 5% memilikisifat optis aktif yang lebih besar dibandingkan dengan glukosa 2,5%. Hasil percobaan yangdiperoleh sesuai dengan literatur yaitu untuk daya putar kanan, semakin tinggi konsentrasiglukosa maka akan mengakibatkan akan semakin besar daya putar senyawa tersebut. Namunpada literatur putaran optik glukosa sebenarnya yaitu +52,5 0 . Selain itu persentase kebenaranuntuk percobaan glukosa 2,5% dan glukosa 5% yang tidak mencapai nilai 100%menunjukkan bahwa terdapatnya kesalahan pada praktikum kali ini, dimana disebabkan

karena kemungkinan kesalahan dari praktikan dalam memasukkan larutan ke sel polarimetrimasih terdapat gelembung dan kurang ketelitian dalam pembacaan putaran optis pada skalayang tertera pada polarimetri. VIII. KESIMPULAN 1. Polarimeteri adalah suatu metoda analisa kimia berdasarkan atas pengukurandaya putar optis dari suatu senyawa optis aktif terhadap sinar yang terpolarisir.2. Glukosa merupakan suatu senyawa optis aktif karena dapat memutar bidanggetar yang terpolarisir.3. Hasil pengukuran sudut putaran aquades digunakan untuk menentukan titik nol. 4. Menghitung nilai konsentrasi sampel, diperlukan persamaan regresi yang didapatkan dari perhitungan data dari larutan standar. Dimana nilai dari besarsudut putar bidang sinar terpolarisir dari sampel dimasukkan ke dalampersamaan regresi. 5. Hasil putaran yang diukur () untuk glukosa 2,5% berturut-turut adalahberturut-turut adalah + 1,80 0 , +2,30 0 , 1,20 0 dan glukosa 5% berturut-turutsebesar +3,50 0 , +4,00 0 , +3,90 0 .6. Rata-rata putaran spesifik untuk glukosa 2,5% adalah sebesar +70,67 0 .Persentase kebenaran praktikum untuk pengukuran putaran spesifik glukosa2,5% adalah 68,83%. Sedangkan putaran spesifik rata rata glukosa 5%sebesar +76,00 0 . Persentase kebenaran praktikum untuk pengukuran putaranspesifik glukosa 5% adalah 93,04%.7. Putaran spesifik glukosa5% lebih besar dari glukosa 2,5%, sehingga glukosa5% memiliki sifat optis aktif lebih besar daripada glukosa 2,5%.

8. Hasil percobaan yang didapat sesuai dengan literatur yaitu dalam literaturputaran optik sukrosa lebih besar daripada glukosa. 9. Semakin tinggi konsentrasi glukosa maka akan mengakibatkan semakin besardaya putar senyawa. 10. Putaran optis () bergantung pada panjang sel, panjang gelombang cahaya, dan temperatur. DAFTAR PUSTAKA Dogra,S.K., dan S. Dogra.1990. Kimia Fisika dan Soal-soal Cetakan I . UI-Press: Jakarta. R. A. Alberty dan F. Daniels. 1983. Kimia Fisika . Erlangga: Jakarta Tim Laboratorium Kimia Fisika. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Fisika II . Jurusan KimiaF.MIPA Universitas Udayana: Bukit Jimbaran http://fisika.lab.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2010/02/O3.POLARIMETER.pdf (diunduh pada tanggal 28 Mei, 20:19 PM)

Anda mungkin juga menyukai