PERCOBAAN VIII
OLEH :
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2017
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebanyak 2.4% di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut
dalam air dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut.
ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium
negara bagian-negara bagian New Mexico, California, dan Utah. Deposit besar
yang berawal dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida.
dan kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH) 6]3-. Harap
Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik
yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida
adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan
di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone. H2O2
tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam air.
Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan
oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H 2O) dan
panas.
digunakan, ia tidak meninggalkan residu sama sekali, kecuali air (H 2O) dan gas
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat
ion logam untuk berikatan. Kestabilan senyawa kompleks dipengaruhi oleh faktor
berdasarkan pengaruh atom pusat antara lain besar dan muatan dari ion, nilai
CFSE (Crystal Field Stabilization Energy), dan faktor distribusi muatan (Agustina
dkk., 2013).
ini bersifat inert dan stabilmembentuk senyawa kompleks dengan berbagai ligan.
Salah satu logam yang mempunyai sifat ini adalah kobalt. Logam ini pula yang
Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada
63,5C. Ia tetap tak berubah dalam keadaan udara kering, tetapi dengan cepat
terkoksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suhu lapisan biru.
Logam ini menguraikan air dengan dahsyat sambil melepaskan hidrogen dan
terbakar dengan nyala api berwarna lembayung. Kalium biasanya disimpan dalam
pelarut nafta. Garam-garam kalium mengandung kation monovalen K +. Garam-
garam ini biasanya larut dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila
disinfektan karena tidak meninggalkan residu yang berbahaya. Bahan ini pun
antiseptik yang efektif dan nontoksik. Adanya ion-ion logam yang umumnya
(.O2-) selama pembentukan oksigen yang akan bereaksi dengan gugus bermuatan
negatif dalam protein dan selanjutnya akan menonaktifkan sistem enzim yang
atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut
setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa
syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu
memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan
dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah
kimia 1000 mL, gelas kimia 100 mL, statif dan klem, corong, pipet ukur 25 mL,
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah K 2CrO4, NaOH,
C. Prosedur Kerja
2 g K2CrO4 2 g NaOH
A. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
2. Reaksi
antara atom pusat dengan ligannya. Ligan ini adalah atom yang menyumbangkan
pasangan elektron bebasnya pada atom pusat. Senyawa kompleks juga dapat
diartikan sebagai senyawa yang terjadi karena adanya ikatan kovalen koordinasi
dengan antara logam transisi dengan ligan. Senyawa kompleks ini sangat
berhubungan dengan teori asam basa lewis, dimana asam lewis adalah senyawa
yang dapat bertindak sebagai penerima pasangan bebas sedangkan basa lewis
khas dari kalium kromat yang teroksidasi dari K+. Kalium kromat akan
memberikan unsur kromiumnya sebagai atom pusat dan ligan kalium. Sedangkan
(V) dengan mereaksikan antara K2CrO4 dan KOH dalam Erlenmeyer kemudian
H2O2. pada proses penambahan tersebut terjadi penggantian atom yang berikatan
dengan Cr. Dimana, atom O2 dari H2O2 akan menggatikan atom O2- yang
kemudian merubah warna larutan menjadi merah gelap dengan endapan merah
dengan NaOH dan penambahan H2O2 30 % ini berbanding terbalik dengan basa
KOH yaitu penambahan tersebut tidak membentuk kristal. Hal ini dikarenakan
teori KOH merupakan reaktan memiliki sifat yang lebih cepat larut dalam air dan
pengikatan asam lebih cepat dibanding NaOH (Putri dkk., 2014). Serta ditinjau
tersebut apabila bereaksi dengan KOH dimana K2CrO4 ketika bereaksi akan
dimana K2CrO4 hanya akan mengikat atom Na. Sehingga tidak terbentuk kristal
Agustina L., Suhartana dan Sariatun, 2013, Sintesis dan Karakterisasi Senyawa
Kompleks Cu(Ii)-8-Hidroksikuinolin dan Co(Ii)-8-Hidroksikuinolin,
Chem Info, 1(1).
Rositawati A.L., Taslin C.M. dan Soetrisnanto D., 2013, Rekristalisasi Garam
Rakyat Dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri, Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri, 2(4).
Saria Y., Lucyanti, Nurlisa H. dan Aldes L., 2012, Sintesis Senyawa Kompleks
Tetra Amin Tembaga (II) Sulfat Monohidrat Cu(NH3)4.H2O dengan
Asetilasetonato, Jurnal Penelitian Sains, 15(3 C).
Svehla G., 1985, Buku Teks Analisi Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Edisi Kelima, PT. Kalman Media Pusaka, Jakarta.