Judul Percobaan
Penentuan Koefisien Distribusi
B. Tujuan Percobaan
Menentukan koefisien distribusi I2 dalam system air-kloroform.
C. Landasan Teori
Untuk dua pelarut yang tidak saling melarutkan, seperti air dan karbon
tertraklorida, ketika dicampurkan akan terbentuk dua fasa yang terpisah. Jika ke
dalamnya ditambahkan zat terlarut yang dapat larut di kedua fasa tersebut, maka
zat terlarut akan terdistribusi di kedua pelarut (yang berbeda fasa) tersebut, sampai
tercapai keadaan kesetimbangan. Pada saat tersebut potensial kimia zat terlarut di
fasa 1 sama dengan potensial kimianya di fasa 2. 1 = 2. Jika kedua larutan encer
ideal, maka i = io + kT ln xi, sehingga saat kesetimbangan:
1o + kT ln x1 = 2o + kT ln x2, sehingga
2
RT ln = 1 - 2.
1
2
Karena 1o dan 2o tidak tergantung pada komposisi, maka pada T tetap, = k,
1
E. Prosedur Kerja
1. Larutan I2 dalam CHCl3 sebanyak 25 mL diukur dan dimasukkan ke dalam
corong pisah.
2. Aquades (H2O) sebanyak 25 mL diukur dan ditambahkan ke dalam corong
pisah.
3. larutan dikocok selama 15 menit.
4. Larutan didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan (terjadi kesetimbangan)
5. Lapisan yang terbentuk kemudian dipisahkan melalui keran corong pisah dan
ditampung di gelas kimia.
6. Lapisan atas dan lapisan bawah masing-masing diukur sebanyak 5 mL dan
masing-masing dimasukkan ke dalam erlenmmeyer.
7. Larutan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,02 M.
8. Volume Na2S2O30,02 M yang digunakan, dicatat.
F. Hasil Pengamatan
No Aktivitas Hasil
1 25 ml I2 dalam CHCl3 + 25 ml H2O Terbentuk 2 lapisan
(Ungu) (Bening)
2 Larutan dikocok selama 15 menit Terbentuk 2 lapisan
Lapisan atas : kuning I2dalam
H2O
Lapisan bawah : Ungu pekat I2.
CHCl3
4 Lapisan bawah dititrasi dengan Perubahan warna
Na2S2O3 0,02 M Ungu Bening
V1 : 61 ml Ungu Bening
V2 : 61,5 ml Ungu Bening
V3 : 62,3 ml
5 Lapisan atas dititrasi dengan Perubahan warna
Na2S2O30,02 M kuning Bening
V1 : 0,6 ml kuning Bening
V2 : 0,7 ml kuning Bening
V3 : 0,7ml
G. Analisi Data
Diketahui:
M Na2S2O3 = 0,02 M
Volume I2 dalam CHCl3 = 5 mL
Volume I2 dalam H2O = 5 mL
1 + 2 +3
V Na2S2O3 unuk I2 dalam CHCl3 = 3
61 +61,7 +62,3
= 3
= 61,667 mL
1 + 2 +3
V Na2S2O3 unuk I2 dalam H2O = 3
0,6 +0,7 +0,6
= 3
= 0,633 mL
Ditanyakan Kd..?
Penyelesaian:
2 Na2S2O3 + I2 2NaI + Na2S4O6
2 mol Na2S2O3 = 1 mol I2
1 mol Na2S2O3 = 0,2 mol I2
1 mLNa2S2O3 0,02 M
Mol Na2S2O3 = M . V
= 0,02 M x 10-3
= 2 x 10-5 mol
Mol I2 = M. V
= 0,02 M x 10-3 L
1
=2 . 2 x 10-5 mol
= 10-5 mol
Mol I2 dalam CHCl3 = v Na2 S2 O3 x 10-5 mol I2
=61,667mL x 10-5 mol I2
=61,667 x 10-5 mol I2
mol I2
[I2 ]CHCl3 =
volume I2
= 197, 4207
H. Pembahasan
Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut
tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebutumunya
pelarut organik dan air. Perbandingan konsentrasi solute di dalam kedua pelarut
tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut
tetapan distribusi atau koefisien distribusi dengan symbol
Kd (Soebagio, 2014: 294).
Percobaan ini bertujuan yaitu menentukan koefisien distribusi I2 dalam
system air-kloroform. Distribusi I2 terjadi jika larutan I2 jenuh dalam CHCl3
ditambahkan dalam air. Koefisien distribusi yaitu perbandingan antara konsentrasi
zat terlarut dalam fasa cair. Percobaan ini dilakukan dengan metode ekstraksi cair-
cair dan metode titrasi. Adapun prinsip dasarnya yaitu distribusinya zat terlarut I2
dal dua pelarut yang tidak saling bercampur yaitu kloroform-air. Artinya jika dua
pelarut yang tidak saling bercampur ketika ditambahkan zat terlarut yang dapat
larut dikedua pelarut sampai tercapai keaadaan kesetimbangan.
Ekstraksi cair-cair yang digunakan adalah ekstraksi batch/ bertahap
dengan menggunakan corong pisah yang mana prinsip dasarnya yaitu pemisahan
suatu zat berdasarkan kepolaran dan massa jenisnya. Percobaan ini dilakukan
dengan mencampurkan I2dalam CHCl3 dengan air dalam corong pisah. Perlakuan
ini dilakukan dengan tujuan proses ekstraksi yang mana suatu zat dibuat
bersentuhan dengan suatu pelarut yang pada dasarnya tidak saling bercampur
yang akan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut kedalam dua
pelarut. Kemudian larutan tersebut dikocok selama 15 menit. Fungsi pengocokan
agar terdistribusi I2 dengan kedua pelarut yaitu air dan kloroform. Serta
pengocokan dapat mempercepat terjadinya distribusi karena tumbukan-tumbukan
antara campuran tersebut juga cepat. Selama pengocokan tutup corong pisah
sesekali dibuka untuk mengurangi tekanan yang ditimbulkan kloroform. Adapun
reaksi yang terjadi yaitu:
[I2] H2O [I2] CHCl3
Setelah itu campuran tersebut didiamkan. Hal ini dilakukan agar campuran
dapat memisah secara sempurna dimana lapisan atas berwarna kuning yaitu [I2]
dalam H2O, sedangkan lapisan bawah berwarna ungu [I2] dalam CHCl3.
Terbentuknya dua lapisan karena perbedaan kelpolaran dimana air bersifat polar
sedangkan kloroform bersifat nonpolar. Adapun lapisan air berada diatas
sedangkan kloroform pada lapisan bawah. Karena massa jenis air lebih kecil
daripada kloroform yaitu 1,0 g/mol, sedangkan kloroform memiliki massa jenis 1,
48 g/ml. Kemudian masing-masing lapisan dipisahkan melalui mulut corong
pisah.
Setiap lapisan baik I2 dalam CHCl3 maupun I2 dalam H2O kemudian
dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat 0,02 M. Metode titrasi yang
digunakan adalah metode titrasi iodimetri. Perbedaan iodometri dan iodimetri
yaitu iodimetri merupakan tiratasi langsung menggunakan bahan baku iodium (I2)
sedangkan iodometri adalah titrasi tidak langsung menggunakan bahan baku
iodium melainkan mengggunakan KI berlebih kemudian diubah menjadi I2. Pada
titrasi ini juga tidak menggunakan indikator amilum. Hal ini disebabkan karena
lapisan iod dapat bertindak sebagai auto indikator yang mana dapat menjadi
indikator bagi dirinya sendiri artinya mempunyai warna yang kuat yang
menandakan titik akhir titrasi natrium tiosulfat berfungsi sebagai agen pereduksi
karena mengalami oksidasi dan mereduksi I2 menjadi iodida sedangkan I2
berfungsi sebagai agen pengoksidasi karena mengalami reduksi menjadi I2.
Tujuan dari titrasi ini yaitu untuk mencari konsentrasi I2 dalam CHCl3 maupun I2
dalam H2O yang dipakai dalam penentuan tetapan distribusi. Titrasi ini dilakukan
sampai terjadi perubahan warna ungu menjadi bening untuk lapisan bawah dan
perubahan warna kuning menjadi bening untuk lapisan atas. Adapun persamaan
reaksinya yaitu:
Oksidasi : 2 S2O32- S4O62- + 2e-
Reduksi : I2 + 2e- 2 I-
2 S2O32- + I2 S4O62- + 2 I-
2 Na2S2O3 + I2 Na2S4O6 + 2 NaI
(Natrium tiosulfat) (natrium tetrationat)
Setiap lapisan dilakukan titrasi sebanyak 3 kali untuk mendapatkan data
yang lebih akurat. Dimana volume rata-rata Na2S2O3 pada setiap lapisan yaitu
lapisan atas sebanyak 0,633 mL sedangkan pada lapisan bawah 61,663 mL.
Dilihat dari volume natriumtiosulfat yang digunakan volume I2 dalam H2O lebih
sedikit dibandingkan dengan I2 dalam CHCl3. Hal ini disebabkan karena I2 lebih
banyak tertarik pada kloroform sehingga untuk membebaskan iodida perlu
ditambahkan natrium tiosulfat yang banyak berdasarkan analisis data konsentrasi
I2 dalam CHCl3 diperoleh sebesar 12,333x10-2 M. Sedangkan konsentrasi I2
dalam H2O sebesar 0,126x10-2. Berdasarkan semua data diperoleh nilai tetapan
distribusi iod dalam sistem air kloroform dalam sistem air-kloroform yaitu
97,4202. KD > 1 yang menandakan bahwa I2 lebih terdistribusi pada CHCl3
(pelarut organik). Hal ini disebabkan iod mudah larut dalam CHCl3 hal ini telah
sesuai dengan teori bahwa iod lebih banyak terdistribusi pada kloroform yang
sifatnya nonpolar dari pada ke air ayng sifatnya polar (Svehla, 1985: 139).
I. Penutup
1. Kesimpulan
Dari hasil percobaaan dapat disimpulkan bahwa diperoleh koefisien
distribusi I2 dalam system air-kloroform pada percobaan ini diperoleh sebesar
97,4202 yang artinya Kd>1 yang menunjukkan I2 lebih banyak terdistribusi ke
CHCl3 (Pelarut organik).
2. Saran
iharapkan untuk praktikan selanjutnya agar lebih teliti dalam melakukan
segala perlakuan dalam percobaan ini sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmiyatun, Mega. 2010. Ekstraksi Asam Sitrat dan Asam Oksalat Pengaruh
Konsentrasi Solid terhadap Koefisien Distribusi. Seminar Rekayasa
Kimia dan Proses. ISSN 1411-4216.
Purwani, MV., Suyanti dan Muhadi AW. 2008. Ekstraksi Konsertat Neodimium
memakai Asam Dietil Hexil Fosfat. Teknologi Nuklir. ISSN 2978-0176.
Subhan. 2014. Analisi Kandungan Iodium dalam Garam Butiran yang beredar di
Pasar Kota Ambon. Jurnal Vikratuna. Volume 6 No.2.
Svehla, 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Makro. Jakarta PT.
Kalma Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Fisik. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Fisik 1. Makassar:
Universitas Negeri Makassar.