Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR TRANSISI


“Pembuatan Senyawa Koordinasi [Ni{NH3}6]I2”

Disusun Oleh:
Kelompok : 4 (Empat)
Anggota :
1. Multi Ermaika Islami (06101281722040)
2. Ariyani Safitri (06101181722012)
3. Dian Novriana (06101181722009)
4. M. Yudharsyah (06101181722003)
5. Nur Afifah (06101181722004)
6. Yuni Hartati Eliya Rosa (06101281722029)

Dosen Pembimbing : 1. Maefa Eka Haryani, S.Pd., M.Pd.


2. Eka Ad’hiya, S.Pd., M.P

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
I. Nomor Percobaan : 4
II. Judul Percobaan : Pembuatan Senyawa Koordinasi, [Ni{NH3}6]I2
III. Tujuan Percobaan : Mempelajari pembuatan senyawa koordinasi
[Ni{NH3}6]I2
IV. Dasar Teori

Pembentukan senyawa kompleks koordinasi ialah perpindahan satu atau


lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam, maka ligan bertindak sebagai
pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Akibat dari
perpindahan kerapatan elektron ini, pasangan elektron jadi milik bersama antara
ion logam dan ligan, sehingga terbentuk ikatan pemberi-penerima elektron.
Keadaan-keadaan antara mungkin saja terjadi. Namun, jika pasangan elektron itu
terikat kuat, maka ikatan kovalen sejati dapat terbentuk
Senyawa koordinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompleks
netral dan ion yang dalam hal ini paling sedikit satu dari ion tersebut harus
merupakan ion kompleks. Salah satu karakteristik karakteristik senyawa kompleks
ialah bahwa ion kompleks atau kompleks netral yang menyusun senyawa tersebut
masih seringkali mempertahankan identitasnya dalam larutan. Meskipun dapat
terjadi disosiasi parsial. Misalnya senyawa yang semula ditulis 2KBr.HgBr2
sebetulnya mengandung ion tetrahedral [HgBr4]2- dalam padatan Kristal dan ion
ini tetap mempertahankan keutuhannya jika dimasukkan dalam larutan dan harga
disosiasi menjadi kecil.
Molekul atau ion yang mengelilingi logam dalam ion kompleks
dinamakan ligan. Interaksi antara atom logam dengan ligan-ligan dapat
dibayangkan bagaikan reaksi asam-basa Lewis. Basa Lewis adalah ialah zat yang
mampu memberikan satu atau lebih pasangan elektron. Setiap ligan memiliki
setidaknya satu pasang elektron valensi bebas, seperti contoh berikut ini:
Jadi, ligan berperan sebagai basa Lewis. Sebaliknya, atom logam transisi
(baik dalam keadaan netral maupun bermuatan positif) bertindak sebagai asam
Lewis, yaitu menerima (dan berbagi) pasangan elektron dari basa Lewis. Dengan
demikian, ikatan logam-ligan biasanya adalah ikatan kovalen koordinat.
Atom dalam suatu ligan yang terikat langsung dengan atom logam dikenal
sebagai atom donor. Contohnya, nitrogen adalah atom donor dalam ion kompleks
[Cu(NH3)4]2+. Bilangan koordinasi dalam senyawa koordinasi didefinisikan
sebagai banyaknya atom donor di seputar atom logam pusat dalam ion kompleks.
Contohnya, bilangan koordinasi Ag+ dalam [Ag(NH3)4]2+ ialah 2, untuk Cu+
dalam [Cu(NH3)4]2+ ialah 4, dan untuk Fe3+ dalam [Fe(CN)6]3+ ialah 6.
Ligan mungkin berupa molekul netral (seperti NH3 dan H2O atau ion
negatif ( Cl- dan CN-) . Ligan, seperti NH3 dan Cl- mempunyai satu atom yang
dapat terikat pada ion logam yang disebut monodentat (satu gigi). Di samping itu,
ada ligan yang mempunyai dua atau lebih atom yang dapat terikat pada ion logam,
yang disebut bidentat dan polidentat.
Ligan bidentat yang paling terkenal di antara ligan polidentat. Ligan
bidentat yang termasuk di antaranya anion diamin, difosfin, dieter, dan Beta-
ketoenolat, dan yang paling terkenal adalah etilendiamin, en, difos, glim, dan
asetilasetonat acac.
 Senyawa Nikel(II)
Nikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi.
Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor
yang agak baik terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam
besi-kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.Sebagian besar
senyawa kompleks nikel mengadopsi struktur geometri oktahedrom, hanya sedikit
mengadopsi geometri tertrahedron dan bujursangkar. Ion heksaakuanikel(II)
berwarna hijau; penambahan amonia menghasilkan ion biru heksaaminanikel(II)
menurut persamaan reaksi :
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 6NH3(aq)[Ni(NH3)6]2+(aq) + 6H2O (l)
Penambahan larutan ion hidroksida ke dalam larutan garam nikel(II)
menghasilkan endapan gelatin hijau nikel(II) hidroksida menurut persamaan
reaksi:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2OH-[Ni(OH)2] (s) + 6H2O (l)
Seperti halnya kobalt(II), kompleks yang lazim mengadopsi geometri
tertrahedron yaitu halide, misalnya ion tertrakloronikelat(II) yang berwarna biru.
Senyawa kompleks ini terbentuk dari penambahan HCl pekat kedalam larutan
garam nikel(II) dala air menurut persamaan reaksi:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 4Cl-(aq)[NiCl4]2-(aq) + 6H2O (l)
Senyawa kompleks nikel(II) bujursangkar yang umum dikenal yaitu ion
tetrasianonikelat(II). [Ni(CN)4]2-, yang berwarna kuning, dan bis
(dimetilglioksimato)nikel(II), [Ni(C4N2O2H7)2] yang berwarna merah pink. Warna
yang karakteristik pada kompleks yang di kedua ini merupakan reaksi penguji
terhadap ion nikel(II); senyawa kompleks ini dapat diperoleh dari penambahan
larutan dimetilglikosim (C4N2O2H8 = DMGH) ke dalam larutan nikel(II) yang
dibuat tepat basa dengan penambahan amonia menurut persamaan reaksi:
[Ni(H2O)6]2+(aq) + 2DMGH (aq) + 2OH-[Ni(DMG)2] (s) + 8H2O (l).
Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi
senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus, digunakan
sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat).
Nikel juga digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai
penyimpanan Edison.
 Senyawa Iodida
Ditemukan oleh Courtois ada tahun 1811. Iod tergolong unsur halogen,
terdapat dalam bentuk iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut,
sendawa Chili, tanah kaya nitrat (dikenal sebagai kalis, yakni batuan sedimen
kalsium karbonat yang keras), air garam dari air laut yang disimpan, dan di dalam
air payau dari sumur minyak dan garam. Iod atau Yodium yang sangat murni
dapat diperoleh dengan mereaksikan kalium iodida dengan tembaga sulfat. Ada
pula metode lainnya yang sudah dikembangkan.
Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap
pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk
senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang
kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod
mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang
kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut
dalam air. Ada 30 isotop yang sudah dikenali. Tapi hanya satu isotop yang stabil,
127 131
I yang terdapat di alam. Isotop buatan I, memiliki masa paruh waktu 8 hari,
dan digunakan dalam proses penyembuhan kelenjar tiroid. Senyawa yang paling
umum adalah iodida dari natrium dan kalium (KI), juga senyawa iodatnya
(KIO3). Kekurangan iod dapat menyebabkan penyakit gondok. Senyawa iod
sangat penting dalam kimia organik dan sangat berguna dalam dunia pengobatan.
Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan sebagai obat, dan sebagai
larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai pembalut luar. Kalium iodida
juga digunakan dalam fotografi.

V. Alat dan Bahan


Alat:
1. Beaker gelas 100 mL
2. Batang pengaduk
3. Corong Hirsch
4. Kertas saring
5. Silinder pengukur 10 mL
6. Tabung reaksi
Bahan:
7. H2O2 3%
8. Ammonia 1 M
9. Etanol
10. Nikel klorida heksahidrat
11. Potassium iodide
12. Indicator amilum

VI. Cara Kerja

1. Larutkan 1 gr nikel klorida heksahidrat dalam gelas beker yang berisi 5


mL air.
2. Letakkan gelas beker tersebut dalam lemari asam dan tambahkan 10 mL
larutan NH3 pekat (15 M)
3. Tambahkan ke dalam campuran tersebut 2,6 gr potassium iodide. Biarkan
campuran tersebut beberapa menit.
4. Kumpulkan kristal yang terbentuk dalam corong Hirsch, cuci 2 kali
dengan 2 mL larutan etanol 1:1 dan kemudian tambahkan 2 mL etanol.
5. Keringkan kristal di udara terbuka dengan diangin-angin selama beberapa
menit.
6. Pindahkan kristal-kristal yang telah kering tersebut ke dalam kertas saring.
7. Pindahkan kelebihan pelarut yang ada dengan menekan atau
memampatkan kristal-kristal tersebut diantara 2 lembar kertas saring.
8. Pindahkan hasilnya ke dalam tabung yang telah ditimbang beratnya dan
diberi label. Timbang berat tabung beserta isinya dan hitunglah persentase
berat yang dihasilkan berdasarkan jumlah nikel klorida heksahidrat yang
digunakan.
9. Lakukan tes pengujian adanya ion nikel dengan cara: larutkan sedikit
sampel (~0,001 gr dalam 0,5 mL air) tambahkan 2 tetes larutan NH3 (5 M)
dan kemudian tambahkan 5 tetes larutan dimetil glioksim, maka akan
terbentuk endapan merah strawberry bila larutan mengandung nikel (II).
10. Lakukan tes pengujian adanya ion iodide dengan cara: larutkan sedikit
sampel (~0,001 gr dalam 0,5 mL air) dan asamkan dengan 2 tetes larutan
asam sulfat 5 M, kemudian tambahkan larutan H2O2 3%. Ujilah larutan
tersebut dengan indicator amilum. Timbulnya warna biru kehitam-hitaman
menunjukkan bahwa dalam larutan tersebut mengandung iodin.

VII. Hasil Pengamatan


1. Pembuatan Sampel

NO PERLAKUAN HASIL PENGAMATAN

1. 1 gr nikel klorida Heksahidrat Nikel klorida heksahidrat larut dalam


(hijau) ditambahkan dengan air dan terbentuk larutan berwarna hijau.
5 mL air (tak berwarna)
2. Lalu ditambahkan dengan 10 Setelah ditambhakan larutan berubah
mL NH3 5 M (tak berwarna) menjadi warna biru.

3. Penambahan KI 2,6 gr Membentuk endapan berwarna ungu


(padatan putih), muda dan larutan tidak berwarna.

4. Diamkan beberapa menit Terdapat endapan berupa kristal


berwarna ungu dan larutan tidak
berwarna.

5. Kristal disaring dan dicuci Kristal tetap berwarna ungu muda


dengan etanol

6. Kristal dikeringkan beberapa Kristal mengering dan tetap berwarna


menit ungu muda

7. Pindahkan kelebihan pelarut Kristal menjadi lebih kering


dengan menekan Kristal
diantara 2 lembar kertas saring.

Pindahkan kristal pada wadah Hasil timbangan:


dan ditimbang. Massa Kertas Saring = 0,3887 gr
Massa Kertas Saring + kristal = 3,0275
gr
Berat kristal = 3,0275gr - 0,3887 gr
= 2,6388 gr

2. Uji ion nikel


Perlakuan Hasil Pengamatan
Kristal (ungu muda)  Terbentuk endapan merah strawbery
secukupnya dilarutkan dalam
0,5 mL air (tak berwarna)
+ 2 tetes NH3 (tak berwarna)
+ 5 tetes dimetil glioksim (tak
berwarna)
3. Uji Ion Iodida
Prosedur Hasil Pengamatan

Kristal (ungu muda)  Terbentuk larutan berwarna ungu


secukupnya dilarutkan dalam  Setelah ditambahkan H2SO2 berwarna
0,5 mL air (tak berwarna) hijau
+ 2 tetes H2SO4 5 M (tak  Setelah ditambahkan H2O2 3% berubah
berwarna) menjadi kuning kunyit
+7 tetes H2O2 3% (tak  Setelah ditambahkan indiaktor amilum
berwarna) warna berubah menjadi warna biru.
+ indikator amilum (tak
berwarna)

VIII. PersamaanReaksi

 Reaksi Pembentukan Senyawa Koordinasi


NiCl2(s) + 6 H2O (l) → NiCl2.6H2O (aq)
NiCl2.6 H2O (i) → Ni 2+(aq) + 2 Cl-(aq) + 6H2O (l)
Ni 2+(aq) + 2 NH3(aq) + 2 H2O (l) → Ni (OH)2(s) ↓ + 2 NH3(aq)
Ni (OH)2(s) + 6 NH3(aq) → [Ni{NH3}6] 2+(aq) + 2 OH-(aq)
[Ni (NH3)] 2+(aq) + 2 KI (aq) + 2 OH-(aq) → [Ni{NH3}6]I2(s) + 2 KOH (aq)

 Pengujian Ion Nikel


[Ni{NH3}6]I2(s) + 2 H2O (l)+ NH3(aq)→ Ni 2+(aq) + 7NH3(aq) + 2I-(aq)
+ 2 OH(aq)+ 2H+(aq)

CH3-C=N-OH
Ni 2+(aq) + 2 + 2 OH- (aq)→Ni(C4H7N2O2)2 (s) + 2H2O(l)
CH3-C=N-OH (aq)
(dimetil glioksim) (nikel dimetil glioksim)

 Pengujian Ion Iod


[Ni{NH3}6]I2(s) + H2O(l)+ H2SO4(aq) → [Ni{NH3}6]2+(s) + 2I-(aq)+
H2SO4(aq)+ H2O(aq)
H2O2(aq) + 2I-(aq) + 2H+(aq) → I2(aq) + 2 H2O (aq)
IX. Analisa Data

Dik : Massa NiCl3 = 1,02 gr


Mr NiCl3 . 6H2O = 237,70 gr/mol
1,02 𝑔𝑟
n NiCl3 . 6H2O = 237,70 = 0,0043 mol
𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

5 gr
n H2O = = 0,277 mol
18 gr/mol

n NH3 =M×V
= 15 M × 10 mL
= 15 M × 0,01 L
= 0,15 mol

2,634 gr
n KI = = 0,016 mol
166 gr/mol

Massa [Ni{NH3}6]I2 secara praktek


Berat kertas saring = 0,3887 gr
Berat endapan ([Ni{NH3}6]I2)+ Berat kertas saring = 3,0275 gr
Berat endapan = (Berat endapan + Berat kertas saring) - Berat kertas saring
= 3,0275 gr - 0,3887 gr
= 2,6388 gr
Teori
NiCl2 . 6H2O(s) + 6H2O (l) → Ni 3+(aq) + 3Cl-(aq) + 12H2O (l)
M 0,0043 mol 0,2770 mol - - -
R 0,0043 mol 0,0258 mol 0,0043 mol 0,0129 mol 0,0516 mol
S - 0,2512 mol 0,0043 mol 0,0129 mol 0,0516 mol

Ni 2+(aq) + 6 NH3(aq) → [Ni{NH3}6] 2+(aq)


M 0,0043 mol 0,15 mol -
R 0,0043 mol 0,0258 mol 0,0043 mol
S - 0,1242 mol 0,0043 mol
[Ni (NH3)] 2+(aq) + 2 KI (aq) + 2C2H2OH → [Ni{NH3}6]I2(s) + 2 KOH (aq)
M 0,0043 mol 0,016 mol 0,034 mol - -
R 0,0043 mol 0,0086 mol 0,0086 mol 0,0043 mol 0,0086 mol
S - 0,0074 mol 0,0254 mol 0,0043 mol 0,0086 mol

Praktek
NiCl2 . 6H2O(s) + 6H2O (l) → Ni 3+(aq) + 3Cl-(aq) + 12H2O (l)
M 0,0043 mol 0,2770 mol - - -
R 0,0043 mol 0,0258 mol 0,0043 mol 0,0129 mol 0,0516 mol
S - 0,2512 mol 0,0043 mol 0,0129 mol 0,0516 mol

Ni 2+(aq) + 6 NH3(aq) → [Ni{NH3}6] 2+(aq)


M 0,0043 mol 0,277 mol -
R 0,0043 mol 0,0258 mol 0,0043 mol
S - 0,2512 mol 0,0043 mol

[Ni (NH3)] 2+(aq) + 2 KI (aq) + 2C2H2OH → [Ni{NH3}6]I2(s) + 2 KOH (aq) + 2C2H5I


M 0,0043 mol 0,016 mol 0,034 mol - - -
R 0,0043 mol 0,0086 mol 0,0086 mol 0,0043 mol 0,0086 mol 0,0086 mol
S - 0,0074 mol 0,0254 mol 0,0043 mol 0,0086 mol 0,0086 mol

(𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘)


% Kesalahan = | | × 100%
𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
(1,78235−2,6388)
=| | × 100%
1,78235
(−0,85645)
=| | × 100%
1,78235

= 0,4805 × 100%
= 48,05 %
X. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini berrjudul ‘Pembuatan Senyawa Koordinasi
[Ni(NH3)6]I2’. Pembentukan senyawa kompleks adalah salah satu karakteristik
logam transisi. Logam transisi pada senyawa [Ni(NH3)6]I2 adalah logam Ni.
Senyawa kompleks [Ni(NH3)6]I2 ini didapat dengan mereaksikan nikel sulfat
heksahidrat dengan larutan ammonia pekat kemudian ditambah dengan larutan KI.
Nikel sulfat heksahidrat merupakan zat padat berwarna hijau. Awalnya,
padatan ini dilarutkan terlebih dahulu di dalam air dan menghasilkan larutan
berwarna hijau. Kemudian ditambahkan ammonia maka larutan menjadi berwarna
biru. Lalu ditambah KI maka larutan menjadi ungu dan terbentuk endapan.
Endapan yang terbentuk berwarna ungu ini kemudian dibilas larutan etanol dan
ditambahkan etanol. Penambahan etanol pada endapan ini bertujuan agar endapan
yang didapat merupakan kristal murni. Etanol disini befungsi sebagai pelarut.
Etanol memiliki titik didih rendah sehingga udah menguap dan mengakibatkan
mudah tebentuknya kristal. Selain itu, etanol tidak bereaksi dengan endapan yang
dihasilkan.
Pada uji nikel, ke dalam kristal [Ni(NH3)6]I2 yang terlebih dulu dilarutkan
dalam air ditambahkan larutan ammonia dan dimetil glioksim. Endapan yang
dihasilkan dari reaksi ini adalah endapan berwarna merah strawberry. Endapan
merah strawberry ini menunjukkan adanya ion nikel dalam larutan tersebut.
Endapan merah strawberry ini terbentuk dari larutan yang tepat basa dengan
ammonia. Jadi, fungsi penambahan ammonia adalah agar larutan berada dalam
suasana basa. Endapan ini adalah Ni(C4H7N2O2)3.
Untuk uji iodide, dilakukan dengan penambahan larutan asam sulfat ke
dalam endapan [Ni(NH3)6]I2 yang telah dilarutkan ke dalam air terlebih dahulu.
Kemudian ditambahkan H2O2 dan indikator amilum. Fungsi penambahan asam
sulfat adalah agar endapan berada dalam suasana asam, sehingga mudah
dioksidasi menjadi iod bebas dengan sejumlah zat pengoksidasi. Larutan amilum
berfungsi sebagai indicator. Setelah ditambahkan amilum, terjadi perubahan pada
larutan, yaitu berubah warna menjadi biru kehitaman. Warna inilah yang
menunjukkan adanya ion iodide pada larutan.
Kristal yang didapat secara praktik menunjukkan hasil yang lebih besar
dari hasil yang didapat secara teori. Hal ini menunjukkan adanya beberapa
kesalahan yang mungkin terjadi. Persen kesalahan yang kami dapatkan mencapai
nilai 48,05%. Penyebab utama dari permasalahan ini adalah pada proses
pengeringan yang belum begitu sempurna. Penimbangan dilakukan pada keadaan
kristal masih sedikit basah yang mengakibatkan kristal smenjadi lebih berat saat
penimbangan berlangsung.

XI. KESIMPULAN
1. Logam transisi yang bertindak sebagai atom pusat dalam senyawa
[Ni(NH3)6]I2 adalah Ni.
2. Endapan berwarna merah strawberry pada uji ion nikel menunjukkan
adanya ion nikel dalam larutan sample tersebut.
3. Fungsi penambahan ammonia pekat pada uji nikel adalah agar larutan
berada dalam suasana basa.
4. Larutan berwarna biru kehitaman setelah ditambahkan indicator amilum
pada uji iodide menunjukkan adanya ion iodide pada larutan tersebut.
5. Fungsi penambahan asam sulfat pada uji nikel adalah agar larutan berada
dalam suasana asam, sehingga mudah dioksidasi menjadi iod bebas
dengan sejumlah zat pengoksidasi.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi. 2011. Kimia Koordinasi. Malang: Indonesia Academic Publishing.


Gulo, F dan Desi. 2016. Panduan Praktikum Kimia Anorganik. Indralaya:
Universitas Sriwijaya

Monika. 2011. Percobaan 4 Pembentukan Senyawa Koordinasi. (Online).


(http://www.scribd.com/document_downloads/direct/69964588?extensio
n=docx&ft=13947145, (Diakases pada tanggal 27 September 2019).

Vogel. 1999.Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: PT. Kalman


Media Pustaka

Zulfikri, M. 2011. Senyawa Kompleks Koordinasi. (Online).


https://www.scribd.com/doc/69964588/Percobaan-4-Pembentukan-
Senyawa-Koordinasi. (Diakses pada tanggal 27 September 2019).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai