KATALISATOR ASAM
Oleh:
Kelompok 6
JURUSAN KIMIA
2019
A. Tujuan
Menentukan persamaan laju reaksi iodisasi aseton dalam suasana asam
B. Dasar Teori
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan
waktu. Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul
reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi
tetap, melainkan berubah terus menerus seiring dengan perubahan
konsentrasi (Chang, 2006).
−1 d [ A ] 1 d [ B ] 1 d [ C ]
,− , . Laju reaksi tergantung pada konsentrasi
a dt b dt c dt
pereaksi maupun hasil reaksi yang dinyatakan dalam suatu hukum atau
persamaan laju reaksi secara sederhana dapat dituliskan:
−1 d [ A ]
r= = k [A]x[B]y
a dt
Dimana x dan y berturut turut adalah orde reaksi terhadap A dan B. secara
−1 ∆ [ A ]
pendekatan, laju reaksi dapat dinyatakan . Penentuan makin teliti
a ∆t
jika ∆t makin kecil. Persamaan atau hukum laju reaksi dari suatu reaksi
tidak dapat diramalkan dari persamaan stoikiometrinya, tetapi harus
ditentukan melalui eksperimen. Dari bentuk hukum ini sering kali dapat
diperoleh informasi tentang mekanisme reaksi.
Stoikiometri reaksi halogenasi aseton, misalnya iodisasi dapat
dituliskan sebagai berikut:
CH3-CO-CH3 + I2 → CH3-CO-CH2I + I- + H+
Dari percobaan diperoleh fakta-fakta berikut:
1. Kecepatan reaksi berubah dengan bertambahnya konsentrasi H +
(dalam suasana asam) atau dalam suasana basa laju reaksi
bertambah dengan bertambahnya OH-
2. Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H +
sehingga dalam larutan yang tidak dibuffer kecepatan awal reaksi
(pada saat kurang dari 10% pereaksi telah bereaksi) akan terus
bertambah selama reaksi berlangsung
3. Kecepatan halogenasi aseton juga bergantung pada konsentrasi
aseton, tetapi tidak bergantung pada konsentrasi halogen kecuali
saat konsentrasi halogen yang sangat tinggi
4. Kecepatan reaksi halogenasi aseton ini tidak tergantung pada jenis
halogen
d[P]/dt = k[A][H+]
Hasil pendekatan ini sesuai dengan hasil pengamatan bahwa reaksi
keseluruhan masing-masing berorde satu terhadap seton dan asam tetapi
tidak tergantung pada konsentrasi halogen.
Bahan:
- larutan aseton 3M
- larutan HCl 0,3M
- larutan I2 0,015M
- larutan KI 0,01M
D. Rangkaian Alat
E. Prosedur Percobaan
Larutan I2
- Diukur absorbansi larutan I2 untuk menentukan λ maksimum pada
rentang 520-560nm
Hasil
Larutan
Hasil
Sampel
- Dicampurkan aseton, HCl dan aquades dalam gelas kimia 50mL
- Ditambah larutan I2 dalam campuran, dijalankan stopwatch
- Diukur absorbansi pada λ maksimum yang telah diukur
- Ditunggu hingga nilai absorbansi turun 0,1, dimatikan stopwatch
- Dicatat perubahan absorbansi dan perubahan waktu total
- Diulangi pada berbagai larutan yang telah dibuat
Hasil
F. Data Hasil Pengamatan
No
Vol. Aseton Vol. HCl Vol. H2O Vol. I2 ∆A ∆t
.
1 3 10 10 12 0,1 664 s
2 6 10 10 9 0,1 68 s
3 9 10 10 6 0,1 172 s
4 12 10 10 3 0,1 252 s
5 10 3 10 12 0,1 369 s
6 10 6 10 9 0,1 273 s
7 10 9 10 6 0,1 204 s
8 10 12 10 3 0,1 199 s
9 10 10 3 12 0,1 201 s
10 10 10 6 9 0,1 244 s
11 10 10 9 6 0,1 258 s
12 10 10 12 3 0,1 266 s
G. Analisan Data
Sesuai dengan hukum Lambert-Beer, A=a.b.c, nilai perubahan absorbansi
berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi, sehingga laju reaksi r =
∆A/∆t. Untuk konsentrasi asam dan I2 tetap, diperoleh persamaan:
r = k’[A]x
ln r = ln k’ + x ln [A]
r = ∆A/∆t
Dari persamaan linier diperoleh nilai b adalah 0,6948, maka orde reaksi
adalah 1.
r = ∆A/∆t
ln [HCl] vs ln r
-3.8 -3.6 -3.4 -3.2 -3 -2.8 -2.6 -2.4 -3.6-2.2
-4.6
-5.6
In r
-6.6
-7.62 -7.6
-7.92 -7.6
-8.21
f(x) = 0.47 x − 6.49
R² = 0.97 -8.6
ln [HCl]
Dari persamaan linier diperoleh nilai b adalah 0,4701, maka orde reaksi
adalah 0.
r = ∆A/∆t
ln I2 vs ln r
-7.4
-6.8 -6.6 -6.4 -6.2 -6 -5.8 -5.6 -5.4 -5.2
-7.5
-7.62
-7.6
ln r
-7.79 -7.7
f(x) = 0.17 x − 6.8
-7.85
-7.88R² = 0.72 -7.8
-7.9
-8
ln [I2]
Dari persamaan linier diperoleh nilai b adalah 0,1683, maka orde reaksi
adalah 0.
Dari data nilai k tersebut, diperoleh nilai k rata-rata adalah 0,0007. Maka
persamaan laju reaksi sebagai berikut:
r = k [Aseton]1[HCl]0[I2]0
r = 0,0007 [Aseton]1
H. Pembahasan
Pada percobaan kinetika halogenasi aseton dengan katalisator asam
digunakan prinsip analisa spektrofotometri, dimana spektrofotometri
merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran
panjang gelombang spesifik oleh lajur larutan berwarna dengan
menggunakan monokromator. Pada percobaan ini menggunakan
spektrofotometer untuk mengukur transmitan atau absorbansi suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Pengukuran pada percobaan ini
dilakukan pada λ 530nm. Hasil ini diperoleh dengan cara mengukur nilai
absorbansi tertinggi dari I2 dimana pengukuran dengan panjang gelombang
520-540nm.
Digunakan tiga larutan dalam percobaan ini yaitu aseton, HCl dan
I2. Aseton merupakan larutan yang akan diukur laju reaksinya. HCl disini
sebagai katalisator asam. Sedangkan I2 adalah reagen yang akan diamati
nilai absorbansinya untuk memperoleh λ maksimum, dimana λ maksimum
digunakan untuk pengukuran.
Reaksi yang terjadi pada proses ini melalui beberapa mekanisme,
yaitu:
Tahap 1: Aseton bereaksi dengan HCl
I. Kesimpulan
Pada percobaan ini didapatkan persamaan laju reaksi r = 0,0007 [Aseton]1
J. Daftar Pustaka
Atkins, P. W. 1986. Physical Chemistry. 3rd edition. Oxford: Oxford
University Press.
Ningtyas, Putri. Pembahasan Iodinasi Aseton. (Online),
https://www.academia.edu/12103371/Pembahasan_Iodinas
i_aseton, diakses pada tanggal 6 November 2019.
Tim KBK. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Malang: FMIPA
Universitas Negeri Malang.
K. Jawaban Pertanyaan
1. Turunkan persamaan dan cara yang digunakan untuk membuktikan
bahwa suatu reaksi secara keseluruhan berorde dua.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, yaitu A = a.b.c
Nilai perubahan absorbansi berbanding lurus dengan perubahan
konsentrasi, sehingga laju reaksi yaitu r = ∆A/∆t. dalam grafik
absorbansi versus waktu, r = tan α , sehingga r merupakan slope
persamaan garisnya
- Penentuan nilai k
r = k [Aseton]a [HCl]b [I2]c
2. Selain dengan spektrofotometer, laju reaksi dapat ditentukan
dengan cara titrasi volumetric. Terangkan cara tersebut.
Cara penentuan laju reaksi melalui titrasi volumetri:
a. Menentukan konsentrasi mula-mula, konsentrasi larutan
yang bereaksi dengan selang waktu dan konsentrasi sisa
larutan sehingga diperoleh konsentrasi larutan yang bereaksi
dengan selang waktu, dimana x didapatkan pada konsentrasi
larutan yang bereaksi.
b. Harga (a-x) yang nanrinya dipergunakan untuk membuat
grafik hubungan antara konsentrasi (sebagai ordinat)
terhadap waktu (sebagai absis) dengan persamaan laju reaksi
k=x.t/a(a-x).
LAMPIRAN