Anda di halaman 1dari 14

PERCOBAAN 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

KINETIKA HALOGENASI ASETON DENGAN

KATALISATOR ASAM

Oleh:

Kelompok 6

1. Dhiyandra Imansari Kurniawan (170332614538)**


2. Achmad Zain Nur Muttaqin (170332616588)
3. Dewi Aperta Subagyo (170332614548)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2019
A. Tujuan
Menentukan persamaan laju reaksi iodisasi aseton dalam suasana asam

B. Dasar Teori
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan
waktu. Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul
reaktan atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi
tetap, melainkan berubah terus menerus seiring dengan perubahan
konsentrasi (Chang, 2006).

Katalis adalah zat yang mengambil bagian dalam reaksi kimia,


tetapi pada akhir reaksi tidak mempengaruhi produk yang terbentuk.
Katalis tidak muncul dalam persamaan kimia. Sifat dari katalis adalah
katalis tidak bereaksi secara permanen, katalis tidak mempengaruhi
hasil akhir reaksi, katalis bekerja pada suhu optimum. Katalis
memumngkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicu oleh atalis
terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi
aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan
untuk berlangsungnya reaksi (Chang, 2006). Iodinasi aseton dalam
suasana asam, yang bertindak sebagai katalis adalah HCl.

Laju suatu reaksi aA + bB → cC dapat dinyatakan sebagai

−1 d [ A ] 1 d [ B ] 1 d [ C ]
,− , . Laju reaksi tergantung pada konsentrasi
a dt b dt c dt
pereaksi maupun hasil reaksi yang dinyatakan dalam suatu hukum atau
persamaan laju reaksi secara sederhana dapat dituliskan:
−1 d [ A ]
r= = k [A]x[B]y
a dt
Dimana x dan y berturut turut adalah orde reaksi terhadap A dan B. secara

−1 ∆ [ A ]
pendekatan, laju reaksi dapat dinyatakan . Penentuan makin teliti
a ∆t
jika ∆t makin kecil. Persamaan atau hukum laju reaksi dari suatu reaksi
tidak dapat diramalkan dari persamaan stoikiometrinya, tetapi harus
ditentukan melalui eksperimen. Dari bentuk hukum ini sering kali dapat
diperoleh informasi tentang mekanisme reaksi.
Stoikiometri reaksi halogenasi aseton, misalnya iodisasi dapat
dituliskan sebagai berikut:
CH3-CO-CH3 + I2 → CH3-CO-CH2I + I- + H+
Dari percobaan diperoleh fakta-fakta berikut:
1. Kecepatan reaksi berubah dengan bertambahnya konsentrasi H +
(dalam suasana asam) atau dalam suasana basa laju reaksi
bertambah dengan bertambahnya OH-
2. Dalam suasana asam sebagai hasil reaksi diperoleh juga H +
sehingga dalam larutan yang tidak dibuffer kecepatan awal reaksi
(pada saat kurang dari 10% pereaksi telah bereaksi) akan terus
bertambah selama reaksi berlangsung
3. Kecepatan halogenasi aseton juga bergantung pada konsentrasi
aseton, tetapi tidak bergantung pada konsentrasi halogen kecuali
saat konsentrasi halogen yang sangat tinggi
4. Kecepatan reaksi halogenasi aseton ini tidak tergantung pada jenis
halogen

Berdasarkan fakta-fakta diatas melalui pendekatan penentuan persamaan


laju reaksi, diperoleh persamaan:

d[P]/dt = k[A][H+]
Hasil pendekatan ini sesuai dengan hasil pengamatan bahwa reaksi
keseluruhan masing-masing berorde satu terhadap seton dan asam tetapi
tidak tergantung pada konsentrasi halogen.

Penentuan persamaan laju reaksi iodinasi aseton dalam suasana


asam dapat menggunakan metode spektrofotometri, dimana laju reaksi
diikuti dengan mengukur lajur perubahan konsnetrasi iodin dengan
spektrofotometer. Absorbansi larutan diusahakan antara 0,8 hingga 0,2
dengan memilih panjang gelombang yang sesuai. Dalam mereaksikan
reaktan, larutan aseton dicampur terlebih dahulu dengan HCl, dan
kemudian dalam campuran ini ditambahkan larutan iodin dengan variasi
volume yang telah dibuat.

Sesuai dengan hukum Lambert-Beer yaitu A=a.b.c, nilai perubahan


absorbansi berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi, sehingga laju
reaksi yaitu r = ∆A/∆t.

C. Alat dan Bahan


Alat:
- spectronic 20
- tabung reaksi
- pipet 5mL
- pipet ukur 2mL
- gelas kimia
- labu takar
- stopwatch

Bahan:

- larutan aseton 3M
- larutan HCl 0,3M
- larutan I2 0,015M
- larutan KI 0,01M
D. Rangkaian Alat

E. Prosedur Percobaan

Larutan I2
- Diukur absorbansi larutan I2 untuk menentukan λ maksimum pada
rentang 520-560nm

Hasil
Larutan

- Dibuat 4 buah larutan dengan konsentrasi aseton dan I 2 yang


bervariasi, dan volume HCl dan H2O tetap
- Dibuat 4 buah larutan dengan konsentrasi HCl dan I2 yang
bervariasi, dan volume aseton dan H2O tetap
- Dibuat 4 buah larutan dengan konsentrasi H2O dan I2 yang
bervariasi, dan volume HCl dan aseton tetap

Hasil

Sampel
- Dicampurkan aseton, HCl dan aquades dalam gelas kimia 50mL
- Ditambah larutan I2 dalam campuran, dijalankan stopwatch
- Diukur absorbansi pada λ maksimum yang telah diukur
- Ditunggu hingga nilai absorbansi turun 0,1, dimatikan stopwatch
- Dicatat perubahan absorbansi dan perubahan waktu total
- Diulangi pada berbagai larutan yang telah dibuat

Hasil
F. Data Hasil Pengamatan

No
Vol. Aseton Vol. HCl Vol. H2O Vol. I2 ∆A ∆t
.
1 3 10 10 12 0,1 664 s
2 6 10 10 9 0,1 68 s
3 9 10 10 6 0,1 172 s
4 12 10 10 3 0,1 252 s
5 10 3 10 12 0,1 369 s
6 10 6 10 9 0,1 273 s
7 10 9 10 6 0,1 204 s
8 10 12 10 3 0,1 199 s
9 10 10 3 12 0,1 201 s
10 10 10 6 9 0,1 244 s
11 10 10 9 6 0,1 258 s
12 10 10 12 3 0,1 266 s

G. Analisan Data
Sesuai dengan hukum Lambert-Beer, A=a.b.c, nilai perubahan absorbansi
berbanding lurus dengan perubahan konsentrasi, sehingga laju reaksi r =
∆A/∆t. Untuk konsentrasi asam dan I2 tetap, diperoleh persamaan:
r = k’[A]x
ln r = ln k’ + x ln [A]

Penentuan Orde Reaksi Aseton (Percobaan 1-4)


[ Aseton ]0 x V
[Aseton]0 =
V total

r = ∆A/∆t

V aseton [Aseton] (M) ln [Aseton] r ln r


3 0,257 -1,359 0,00015 -8,8
6 0,514 -0,665 0,00147 -6,5
9 0,771 -0,260 0,00058 -7,5
12 1,029 0,029 0,00039 -7,8
ln [Aseton] vs ln r
0
-1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 -1 0 0.2
-2
-3
-4
ln r
-5
-6.5 -6
-7.5 -7 -7.8
-8.8f(x) = 0.69 x − 7.26 -8
R² = 0.19 -9
-10
ln [Aseton]

Dari persamaan linier diperoleh nilai b adalah 0,6948, maka orde reaksi
adalah 1.

Penentuan Orde Reaksi HCl (Percobaan 5-8)


[ HCl]0 x V
[HCl]0 =
V total

r = ∆A/∆t

V HCl [HCl] (M) ln [HCl] r ln r


3 0,0257 -3,66 0,00027 -8,21
6 0,0514 -2,97 0,00036 -7,92
9 0,0771 -2,56 0,00049 -7,62
12 0,1029 -2,27 0,00050 -7,60

ln [HCl] vs ln r
-3.8 -3.6 -3.4 -3.2 -3 -2.8 -2.6 -2.4 -3.6-2.2

-4.6

-5.6
In r

-6.6
-7.62 -7.6
-7.92 -7.6
-8.21
f(x) = 0.47 x − 6.49
R² = 0.97 -8.6

ln [HCl]
Dari persamaan linier diperoleh nilai b adalah 0,4701, maka orde reaksi
adalah 0.

Penentuan Orde Reaksi I2 (Percobaan 9-12)


[ I 2 ]0 x V
[I2]0 =
V total

r = ∆A/∆t

V I2 [I2] (M) ln [I2] r ln r


12 0,005 -5,29 0,00049 -7,62
9 0,0038 -5,57 0,00041 -7,79
6 0,0026 -5,95 0,00039 -7,85
3 0,0013 -6,64 0,00038 -7,88

ln I2 vs ln r
-7.4
-6.8 -6.6 -6.4 -6.2 -6 -5.8 -5.6 -5.4 -5.2
-7.5
-7.62
-7.6
ln r

-7.79 -7.7
f(x) = 0.17 x − 6.8
-7.85
-7.88R² = 0.72 -7.8
-7.9
-8
ln [I2]

Dari persamaan linier diperoleh nilai b adalah 0,1683, maka orde reaksi
adalah 0.

Menentukan nilai k dari persamaan reaksi yang diperoleh


Persamaan laju reaksi pada percobaan ini diperoleh:
r = k [Aseton]1[HCl]0[I2]0
r
k=
[ Aseton ] [ HCl]0 [ I ¿¿ 2]0 ¿
1

No. r [Aseton]1 [HCl]0 [I2]0 k


1. 0,00015 0,257 1 1 0,00058366
2. 0,00147 0,514 1 1 0,00285992
3. 0,00058 0,771 1 1 0,00075227
4. 0,00039 1,029 1 1 0,00037901
5. 0,00027 0,857 1 1 0,00031505
6. 0,00036 0,857 1 1 0,00042007
7. 0,00049 0,857 1 1 0,00057176
8. 0,00050 0,857 1 1 0,00058343
9. 0,00049 0,857 1 1 0,00057176
10. 0,00041 0,857 1 1 0,00047841
11. 0,00039 0,857 1 1 0,00045508
12. 0,00038 0,857 1 1 0,00044341

Dari data nilai k tersebut, diperoleh nilai k rata-rata adalah 0,0007. Maka
persamaan laju reaksi sebagai berikut:
r = k [Aseton]1[HCl]0[I2]0
r = 0,0007 [Aseton]1

H. Pembahasan
Pada percobaan kinetika halogenasi aseton dengan katalisator asam
digunakan prinsip analisa spektrofotometri, dimana spektrofotometri
merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran
panjang gelombang spesifik oleh lajur larutan berwarna dengan
menggunakan monokromator. Pada percobaan ini menggunakan
spektrofotometer untuk mengukur transmitan atau absorbansi suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Pengukuran pada percobaan ini
dilakukan pada λ 530nm. Hasil ini diperoleh dengan cara mengukur nilai
absorbansi tertinggi dari I2 dimana pengukuran dengan panjang gelombang
520-540nm.
Digunakan tiga larutan dalam percobaan ini yaitu aseton, HCl dan
I2. Aseton merupakan larutan yang akan diukur laju reaksinya. HCl disini
sebagai katalisator asam. Sedangkan I2 adalah reagen yang akan diamati
nilai absorbansinya untuk memperoleh λ maksimum, dimana λ maksimum
digunakan untuk pengukuran.
Reaksi yang terjadi pada proses ini melalui beberapa mekanisme,
yaitu:
Tahap 1: Aseton bereaksi dengan HCl

Tahap 2: penambahan aquades pada campuran

Tahap 3: penambahan I2 pada campuran

Dalam percobaan ini, pengenceran tidak dilakukan terlebih dahulu


sebelum dilakukan pengukuran absorbansi pada spektrofotometer. Hal ini
dilakukan kerna penambahan aseton dan HCl menyebabkan absorbansi
larutan iodin dapat terbaca meskipun larutan iodin masih terlalu pekat.
Saat mereaksikan aseton direaksikan terlebih dahulu dengan HCl agar
bereaksi terlebih dahulu, kemudian dilakukan penambahan I2. Pada saat
penambahan I2 stopwatch segera dinyalakan, karena saat penambahan
iodin larutan mulai beraksi dan mulai tahapan penentuan laju reaksi.
Ketiga larutan ketika direaksikan tidak boleh melebihi 1 menit pada saat
mulai pembacaan nilai absorbansi, karena akan mempengaruhi nilai
absorbansi yang dihasilkan.
Percobaan 1-4 dilakukan variasi terhadap aseton. Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi aseton laju
reaksi semakin lambat, ditunjukkan dengan nilai ∆t atau waktu yang
dibutuhkan untuk penurunan absorbansi sebesar 0,1 adalah semakin besar.
Hal ini ditunjukkan juga dengan nilai r yang semakin kecil. Namun pada
pengukuran pertama terjadi kesalahan ketika memasukkan sampel
kedalam spertronic dalam keadaan lebih dari 1 menit dari dimasukkannya
I2, sehingga waktu yang dihasilkan tidak sesuai. Percobaan 5-8 dilakukan
variasi terhadap HCl. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi HCl semakin cepat lajur reaksi ditunjukkan dengan nilai
∆t atau waktu yang dibutuhkan untuk penurunan absorbansi sebesar 0,1
adalah semakin kecil. Hal ini ditunjukkan juga dengan nilai r (laju) yang
semakin besar. Percobaan 9-12 dilakukan variasi terhadap I 2. Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa semakin rendah konsentrasi I2 laju reaksi
semakin lambat, ditunjukkan dengan nilai ∆t atau waktu yang dibutuhkan
untuk peningkatan absorbansi sebesar 0,1 adalah semakin besar. Hal ini
ditunjukkan juga dengan nilai r yang semakin kecil.
Setelah dilakukan perhitungan, orde reaksi terhadap aseton adalah
1, orde reaksi terhadap HCl adalah 0, dan orde reaksi terhadap I 2 adalah 0.
Menurut teori, laju reaksi pada iodinasi aseton dipengaruhi oleh
konsentrasi H+ dan konsentrasi aseton. Semakin tinggi konsentrasi H+ dan
konsentrasi aseton maka laju reaksi semakin cepat. Konsentrasi I 2 tidak
mempengaruhi laju reaksi. Akan tetapi, pada percobaan ini persamaan laju
reaksi yang diperoleh adalah r = 0,0007 [Aseton]1. Persamaan laju reaksi
tersebut menunjukkan bahwa hanya konsentrasi Aseton yang
mempengaruhi laju reaksi.

I. Kesimpulan
Pada percobaan ini didapatkan persamaan laju reaksi r = 0,0007 [Aseton]1

J. Daftar Pustaka
Atkins, P. W. 1986. Physical Chemistry. 3rd edition. Oxford: Oxford
University Press.
Ningtyas, Putri. Pembahasan Iodinasi Aseton. (Online),
https://www.academia.edu/12103371/Pembahasan_Iodinas
i_aseton, diakses pada tanggal 6 November 2019.
Tim KBK. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Malang: FMIPA
Universitas Negeri Malang.
K. Jawaban Pertanyaan
1. Turunkan persamaan dan cara yang digunakan untuk membuktikan
bahwa suatu reaksi secara keseluruhan berorde dua.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, yaitu A = a.b.c
Nilai perubahan absorbansi berbanding lurus dengan perubahan
konsentrasi, sehingga laju reaksi yaitu r = ∆A/∆t. dalam grafik
absorbansi versus waktu, r = tan α , sehingga r merupakan slope
persamaan garisnya

Penentuan orde reaksi

- Penentuan orde reaksi aseton


Untuk konsentrasi asam dan iodine tetap, dieroleh persamaan
r = k[aseton]a
ln r = ln k + a ln [aseton]
y = ln k + a X

- Penentuan orde reaksi HCl


Untuk konsentrasi aseton dan iodine tetap, diperoleh persamaan
:
r = k [HCl]b
ln r = ln k + b ln [HCl]
y = ln k + b X

- Penentuan orde reaksi I2


Untuk konsentrasi aseton dan asam tetap, diperoleh persamaan:
R = k [I2]c
ln r = ln k + c ln [I2]
y = ln k + c X

- Penentuan nilai k
r = k [Aseton]a [HCl]b [I2]c
2. Selain dengan spektrofotometer, laju reaksi dapat ditentukan
dengan cara titrasi volumetric. Terangkan cara tersebut.
Cara penentuan laju reaksi melalui titrasi volumetri:
a. Menentukan konsentrasi mula-mula, konsentrasi larutan
yang bereaksi dengan selang waktu dan konsentrasi sisa
larutan sehingga diperoleh konsentrasi larutan yang bereaksi
dengan selang waktu, dimana x didapatkan pada konsentrasi
larutan yang bereaksi.
b. Harga (a-x) yang nanrinya dipergunakan untuk membuat
grafik hubungan antara konsentrasi (sebagai ordinat)
terhadap waktu (sebagai absis) dengan persamaan laju reaksi
k=x.t/a(a-x).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai