Anda di halaman 1dari 42

KEKUATAN ASAM DAN BASA

Nama Kelompok :
1. Ikhfran Yuda Aruman H1A0140
2. M. Septiansah Nur Huda K1A0150
3. Della Nadya Ayu Aprilia K1A015040
4. Meirizka K1A015059
5. Stivany K1A015031
6. Silva Utami K1A0150
Definisi Arrhenius
Asam ialah senyawa yang menghasilkan ion
hidrogen H dalam larutan.
Basa menghasilkan ion hidroksida H.
Definisi Bronsted
Asam = senyawa-senyawa pemberi proton (donor proton)
Basa = senyawa-senyawa penerima proton (akseptor proton)
Dengan demikian, pengionan pertama asam sulfat dalam larutan berair (aqueos)
dipandang terjadi seperti berikut:
HSO + HO HO + HSO
Asam Basa Asam Konjugat Basa Konjugat
Air bertindak sebagai basa dengan menerima proton, sehingga berubah menjadi
asam konjugat HO+, sedangkan asamnya HSO dengan memberikan proton
berubah menjadi basa konjugat HSO-.
Definisi Lewis
Asam = molekul atau ion yang sanggup melakukan koordinasi dengan
pasangan elektron bebas.
Basa = molekul atau ion yang memiliki pasangan elektron tersebut untuk
dikoordinasikan.
Asam Lewiis termasuk boron trifluorida (1) yang bereaksi dengan
trimetilamina, membentuk suatu garam padat (titik leleh 128)
MeN: BF MeNBF
Asam
pKa
Kekuatan suatu asam HA dalam air, yakni kemampuannya untuk terurai
(terdisosiasi), dapat digambarkan dengan persamaan:
HO: + HA HO + A
Dengan tetapan kesetimbangan dalam air:
3 []
=
[]
Perlu ditekankan bahwa tetapan keasaman dari asam dalam air, Ka, hanyalah
merupakan pendekatan karena dipergunakan harga kepekatan (konsentrasi).
Tetapan kesetimbangan dipengaruhi oleh susun-kandungan (komposisi) pelarut dan
oleh banyak faktor lain.
Tetapi harga Ka ini dapat digunakan sebagai penunjuk kekuatan asam.
Untuk menghindari penulisan 10 pangkat negatif, digunakan pKa (pKa = - log 10
Ka)
Co: Ka asam etanoat dalam air (asam asetat dalam air) pada suhu 25C ialah 1.79 x
10 , maka pKa = 4.76.
Makin kecil harga pKa suatu asam, makin kuat asam tersebut.
Asam-asam sangat lemah yang mempunyai harga pKa lebih besar daripada
16 sama sekali tidak akan teramati sebagai asam dalam air, karena [HO]
terhasil akan lebih kecil daripada [HO] hasil urai-diri (otolisis) air:
HO + HO: HO + OH
Dalam hal ini keasaman nisbi (pKas) sama sekali tidak terukur dalam air.
Bila asam cukup kuat (harga pKa cukup kecil), asam tersebut akan terionisasi
seluruhnya dalam air. Maka nampaknya asam-asam tersebut mempunyai
kekuatan yang sama. Co: HCl, HNO, HClO, dan lain-lain. Dikenal sebagai
pengaruh pemerataan (levelling effect) air.
Sumber Keasaman dalam Senyawa Organik

Faktor-faktor yang mempengaruhi keasaman senyawa-senyawa organik, HA


adalah:
a) Kekuatan ikatan H A.
b) Keelektronegatifan A.
c) Faktor-faktor yang memantapkan A dibandingkan terhadap HA.
d) Sifat-sifat pelarut.
Pengaruh Pelarut
Air sebagai pelarut

Keterbatasan:
- Beberapa senyawa organik tak cukup larut
dalam air bila dalam bentuk tak terionisasi.
Air, merupakan satu-satunya pelarut yang mengionkan dengan baik.

Why?
(a) Mempunyai tetapan dielektrik yang tinggi ( = 80)
Makin tinggi tetapan dielektrik (ke-mengutuban), makin
rendah energi elektrostatik setiap pasangan ion yang ada
didalamnya.
(b) Kemampuannya melarutkan ion.
Asam Alifatik Sederhana
Penyusunan-ulang atom hidrogen bukan hidroksil dari asam metanoat oleh suatu gugus alkil
dapat diduga menghasilkan suatu asam yang lebih lemah, karena pengaruh imbas (induksi)
gugus alkil pemberi elektron akan mengurangi afinitas elektron atom oksigen pembawa
proton yang baru, sehingga kekuatan asam akan berkurang. Di dalam anion terganti gugus
alkil, peristiwa bertambahnya ketersediaan elektron pada oksigen akan meningkat
penggabung-ulangnya dengan proton, bila dibandingkan dengan sistem asam
metanoat/anion metanoat.
Diharapkan kesetimbangan bergeser ke kiri bila dibandingkan
dengan asam metanoat/anion metanoat. Ternyata didapat bahwa pKa
asam etanoat = 4,76 sedangkan asam metanoat = 3,77.
Meskipun demikian, derajat perubahan struktural di dalam molekul
sekecil asam metanoat bila H diganti 3 , menimbulkan keraguan
apakah pendapat yang sesederhana itu benar. Barangkali
kebolehjadian solvasi nisbi dalam kedua hal ini dipengaruhi oleh
bentuk-bentuk yang berbeda dari kedua molekul kecil itu
(sebagaimana pula oleh tebaran muatan nisbi didalamnya).
Ka suatu asam memiliki hubungan dengan perubahan energi
bebas baku untuk ionisasi, G dengan persamaan:
Penggantigugusan alkil lebih lanjut dalam asam etanoat mempunyai pengaruh yang lebih kecil
daripada penggantigugusan alkil yang pertama. Pengaruh itu rupanya merupakan gejala
sekunder. Pengaruh kekuatan asam, tidak selalu teratur. Pengaruh ruang dan pengaruh lainnya
ikut berperan.

Jika atom karbon berikatan rangkap secara berseblahan dengan gugus karboksil, maka kekuatan
asam akan bertambah. Asam propenoat (asam akrilat), 2 =CH2 H, mempunyai pKa =
4,25. Sebagai perbandingan, pada senyawa sejenis yang serupa, tetapi ikatannya jenuh yaitu
asam propanoat, mempunyai pKa = 4,88.
Asam alifatik terganti gugus

Harga pKa senyawa berikut:

Harga Ka (dan juga pKa) mempunyai hubungan dengan G untuk ionisasi, juga bahwa G sudag
terdiri dari H maupun S. Dalam urutan asam-asam etanoat terganti gugus halogen, terlihat bahwa
perubahan dalam G bervariasi sesuai S-nya.
Penurunan entropi yang lebih kecil pada ionisasi asam etanoat tergantigugus halogen
dari pada asam etanoat sendiri. Pemasukam halogen lebih lanjut pada kedudukan lebih jauh
dari pada posisi-alfa terhadap karboksil hanya berpengaruh kecil. Pengaruh imbasan akan
cepat hilang disepanjang rantai jenuh.

Harga pKa senyawa berikut:


Gugus lain penarik elektron adalah R3N+, CN, NO2, SO2R, CO, CO2R,
yang dapat mempertinggi kekuatan asam-asam alifatik sederhana, sebagai
mana gugus hidroksi dan metoksi
Fenol

Pengaruh-pengaruh serupa dapat diamati pada fenol terganti gugus penarik


elektron pada inti yang akan menaikan keasamannya.
Asam karboksilat aromatik
Asam benzoat dengan nilai pKa 4,20 ternyata lebih asam daripada senyawa
analognya yang jenuh, misalnya asam karboksilat sikloheksana (pKa=4,87).

Akibatnya terjadi pemantapan nisbi karena muatan negatif pada oksigen


dalam anion akan menyebabkan ikatan hidrogen lebih kuat.
Asam dikarboksilat
Gugus karboksil sendiri mempunyai pengaruh imbasan yang menarik elektron,
maka dengan adanya gugus karboksilat yang kedua dalam asam diharapkan akan
mempertinggi keasaman, seperti terlihat pada harga pKa berikut :
BASA
Definisi basa menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion
hidroksida dalam larutan
Definisi basa menurut Bronsted Lowry adalah senyawa-senyawa penerima
proton (akseptor proton)
Definisi basa menurut Lewis adalah molekul atau ion yang memiliki pasangan
elektron tersebut untuk di koordinasi
pKb
Kekuatan basa dalam air ditentukan dalam persamaan:
B + H2O BH +OH

Tetapan kesetimbangan dalam air


Kb = [BH] [OH] / [B]
BASA ALIFATIK
Kekuatan Basa
Penurunan pemantapan oleh solvasi:
Pengaruh delokalisasi dalam meningkatkan kekuatan basa suatu amina terihat dalam
guanidina kecuali tetraalkilamonium hidroksida yang merupakan suatu basa organik
kuat. Kedua molekul netral dan kation yang dihasilkan dari protonasi, termantapkan
oleh pengaruh delokalisasi tetapi dalam kation muatan positif tersebar secara simetris
karena sumbangan pada ketiga struktur hibrida yang energinya setara. Akibat tidak
terjadi delokalisasi cukup memadai dalam molekul netral, akan menghasilkan kation
yang termantapkanm sehingga protonasi dan guanidina menjadi basa yang sangat kuat.
BASA AROMATIK
Anilin merupakan basa sangat lemah (pka=4,75)bila dibandingkan dengan amonia atau
metilamina.Dalam anilina,atom nitrogen juga terikat pada atom karbon terhibridisasi sp2
dan pasangan elektron bebas pada nitrogen dapat berantaraksi dengan orbital milik
intinya yang terdelokalisasi.
Jika anilin terprotonkan, mustahil akan terjadi antaraksi yang dapat menghasilkan
pemantapan di dalam kation anilium , itu karena pasangan elektron dalam N tidak
ada lagi, molekul anilin akan lebih termantapkan daripada kation anilinium,
sehingga secara energetik tidak menguntungkan bila anilina mengambil proton.
Dengan demikian anilinna menjadi kurang kebasaannya. Pengaruh pelemaha
kebasaan biasanya mencolok bila gugus-guus fenil dimasukkan pada atom nitrogen
Pemasukan alkil, misalnya Me yaitu gugus yang terletak pada setara nitrogen dari anilina
menghasilkan sedikit kenikan dalam pKa:
Suatu gugus yang berpengaruh imbasan lebih kuat seperti NO2 ternyata mempunyai pengaruh
yang lebih besar pula. Penarikan elektron terlihat lebih nyata lagi bila gugus nitro pada posisi
orto dan para, karena antaraksi pasangan elektron bebas nitrogen amino dengan sistem orbital
terdelokalisasi dalam inti benzenaakan diperkuat. Molekul netral yang relatif dimantapkan
bila dibandingkan dengan kationnya, mengakibatkan melemahnya sifat kebasaan. Sebagi contoh
nitro anilina ditemukan mempunyai nilai pKa sebagai berikut:

Dengan gugus ganti seperti OH dan OMe yang mempunyai pasangan elektron bebas,
dapat terjadi gejala mesomeri, pemberian elektron yaitu sebagai penguat basa pada posisi-
posisi orto dan para, tetapi tidak pada meta, dengan demikian anilina tergantigugus pada
para adalah basa yang lebih kuat daripada tergantigugus pada meta. Anilina tergantigugus
mempunyai harga pKa sebagai berikut :
Basa lingkar serbaneka (Heterosiklik)

Kinuklidine pKa =10,58 Pirolidine pKa=11,27 Pirolidine pKa=11,27


Dalam 2,4,6-trinitroanilina kekuatan basa sangat melemah karena pengaruh mesomeri
penarikan elektron yang kuat oleh ketiga gugus NO2.
Basa Heterosiklik

1. Piridina
Piridina merupakan salah satu senyawa
aromatik. Bila dibandingkan dengan amina
tersier alifatik, piridina merupakan basa yang
lebih lemah.
2. Pirol

Pirol memperlihatkan sifat aromatik (meskipun tidak


terlalu menonjol seperti benzena atau piridina).
Pirol merupakan basa lemah, sifat kebasaannya agak
menyerupai anilina. Kation berkurang kemantapannya
dibandingkan dengan molekul netralnya.
Katalisis Asam/Basa

Katalisis dalam larutan dapat berlangsung dengan menciptakan pilihan lintasan-reaksi yang
membutuhkan energi lebih rendah.
Katalisis Asam Khusus

Contoh umum dari katalisis asam khusus adalah Hidrolisis asetal sederhana, misalnya
MeCH (oEt)2 yang memiliki laju reaksi :

Yang mana secara khas H3O+ merupakan satu-satunya jenis asam yang
mengkatalisis reaksi.
Mekanisme hidrolisis asetal :
Katalisis Asam Umum
Reaksi tidak hanya dikatalisis oleh H3O+, tetapi juga oleh asam-asam lain dalam sistem
yang sama. Contohnya adalah hidrolisis orto-ester seperti MeC(OEt)3 dengan adanya
asam HA, yang dapat menunjukan :
Mekanisme hidrolisis :
Katalisis Basa Khusus dan Umum
Perbedaan serupa dapat dilakukan pula pada katalisis oleh basa seperti halnya oleh asam.
Jadi dalam katalisis basa khusus, laju reaksinya ternyata juga pH, akan tetapi di sini laju
reaksi meningkat jika pH membesar. Maka kebalikan reaksi kondensasi aldol, diperoleh :
Ciri-ciri katalis Basa Umum

Reaksi yang lambat pada pelepasan proton dari substratnya, yang merupakan penentu laju.
Serta diikuti oleh perubahan yang cepat dari zat antaranya menjadi produk akhir.

Anda mungkin juga menyukai