Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas terstruktur mata kuliah Biokimia yakni membuat Makalah
dengan judul Selulosa.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN.....
.1
3.1 Kesimpulan..15
3.2 Saran....15
DAFTAR PUSTAKA...16
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Apa saja macam-macam selulosaa?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan
bagi para akademika khususnya mahasiswa jurusan kimia. Penulis mengharapkan
makalah ini dapat menjadi suatu pemaparan yang dapat menjelaskan metodologi
Ekstraksi yang dapat menunjang praktikum maupun pada penelitian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pembentukan mikro fibril dan fibril yang pada akhirnya menjadi serat
selulosa. Sifat selulosa sebagai polimer tercermin dari bobot molekul rata-rata,
polidispersitas dan konfigurasi rantainya. Sebagai sumber serat, batang pisang
cukup potensial untuk di kembangkan menjadi pulp karena memiliki
kandungan selulosa yang cukup tinggi.
Selulosa asetat adalah suatu senyawa kimia buatan yang digunakan
dalam film fotografi. Secara kimia, selulosa asetat adalah ester dari asam
asetat dan selulosa. Senyawa ini pertama kali dibuat pada tahun 1865. Selain
pada film fotografi, senyawa ini juga digunakan sebagai komponen dalam
bahan perekat, serta sebagai serat sintetik. Film fotografi yang terbuat dari
asam asetat pertama kali diperkenalkan pada 1934, menggantikan selulosa
nitrat yang sebelumnya menjadi standar. Kelemahan film selulosa nitrat
adalah senyawa tersebut tidak stabil dan mudah sekali terbakar.
Bila terjadi kontak dengan oksigen, film selulosa asetat menjadi rusak
dan tidak dapat digunakan lagi, serta melepaskan asam asetat. Fenomena ini
disebut "sindrom cuka", karena asam asetat merupakan bahan utama dalam
cuka. Sejak dekade 1980-an, film dari poliester (sering juga disebut dengan
nama dagang dari Kodak Estar) mulai menggantikan film dari selulosa asetat,
terutama untuk tujuan pengarsipan. Sebelum munculnya poliester, film
selulosa asetat juga dipakai pada pita magnetik. Sekarang selulosa asetat
masih digunakan dalam beberapa hal, misalnya negatif dari gambar bergerak.
4
Dengan struktur yang demikian menyebabkan selulosa mempunyai
struktur yang kompak serta kuat, Karakteristik inilah yang membuat
tumbuhan sulit untuk dicerna oleh tubuh hewan pada umumnya. Sementara
untuk kelompok herbivora mengadakan simbosis dengan mikroorganisme,
selulotik untuk bisa memanfaatkan enzim selulosa supaya dapat mencerna
selulosa tumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan herbivora mampu menyerap
nutrisi yang ada pada tumbuhan.
5
Selulosa I dan selulosa I mempunyai kepanjangan yang sama
(1.043 nm merujuk kepada bahagian dalam hablur, 1.029 nm pada permukaan
luar) tetapi berbeza pada saiz. Selulosa I dan selulosa I berubah dengan
membengkok semasa mikrofibril membesar.
6
panjang (500-1000 Angstrom), lebar(8,9 Angstrom) dan tebal molekulnya(4,7
Angstrom).
7
2. Hidrolisa parsial menghasilkan maltosa (disakarida)
2(C6H10O5)n + nH2O nC12H22O11
3. Hidrolisa berlebih menghasilkan asam oksolat
1
(C6H10O5)n + 4 nH2O 3 nH2C2O4 + 2H2O
2
Selulosa asetat
Selulosa zantat
Selulosa asetat
Organik ester
Sintetik fiber
8
Selulosa asetat merupakan sebatian kimia buatan yang digunakan
dalam filem fotografi. Secara kimia, selulosa asetat adalah ester dari asid
asetat dan selulosa. Sebatian ini pertama kali dibuat pada tahun 1865. Selain
filem fotografi, sebatian ini juga digunakan sebagai komponen dalam bahan
pelekat, serta sebagai serat sintetik.Filem fotografi yang terbuat dari asid
asetat pertama kali diperkenalkan pada 1934, menggantikan selulosa nitrat
yang sebelumnya menjadi kebiasaan. Kelemahan filem selulosa nitrat adalah
sebatian tersebut tidak stabil dan mudah sekali terbakar. Apabila terjadi
hubungan dengan oksigen, filem selulosa asetat menjadi rosak dan tidak dapat
digunakan lagi, serta melepaskan asid asetat. Fenomena ini disebut "sindrom
cuka", kerana asid asetat merupakan bahan utama dalam cuka. Sejak dekade
1980-an, filem dari poliester (sering juga disebut dengan nama komersial dari
Kodak Estar) mulai menggantikan filem dari selulosa asetat, terutama untuk
tujuan pengarkiban. Sebelum munculnya poliester, filem selulosa asetat juga
dipakai pada pita magnet. Sekarang selulosa asetat masih digunakan dalam
beberapa hal, misalnya negatif filem.
9
Selulosa ditemukan di dalam dinding sel buah-buahan dan sayuran,
tidak dapat dicerna oleh manusia. Selulosa yang melewati sistem pencernaan
makanan tidak diubah, namun digunakan sebagai serat makanan yang diterima
sistem pencerna makanan manusia dengan baik. Panjang molekul selulosa
berjarak dari beberapa ratus hingga beberapa ribu unit glukosa, tergantung
dari sumbernya
Serat rami (Boehmeria nivea ini merupakan bahan yang dapat diolah untuk
kain fashion berkualitas tinggi dan bahan pembuatan selulosa berkualitas
tinggi (selulose ). Selulosa berkualitas tinggi merupakan salah satu unsur
pokok pembuatan bahan peledak dan atau propelan (propellant) yaitu isian
dorong untuk meledakkan peluru. Kayu dan serat rami dapat diolah menjadi
pulp berkualitas tinggi sebagai bahan baku.
10
selulosanya, misalnya : untuk keperluan bahan bangunan seperti untuk lantai,
dinding, pintu, kusen dan untuk bantalan rel kereta api, tiang listrik, telepon,
untuk alat musik, alat olahraga, bagian-bagian kapal, bus, kereta api,
aeromodelling dan lain-lain.
11
Standar Nasional Indonesia (SNI). Setiap materi kayu dan bukan kayu bila
dilihat dibawah mikroskop, akan terlihat serat-seratnya yang melekat satu
dengan yang lainnya. Dari penampang melintangnya serat-serat tersebut
mempunyai dinding dan lubang tengahnya yang disebut lumen. Senyawa yang
melekat satu serat dengan serat lainnya disebut lignin, yang terdapat didalam
Lame/a tengah.
Lapisan dinding serat dibedakan karena molekul-molekul selulosa
yang terdapat pada tiap lapisan mempunyai susunan arah melingkar yang
berbeda. Dinding serat dapat dibedakan menjadi:
1) Dinding primer; merupakan lapisan paling luardari serat.
2) Dinding sekunder; merupakan lapisan dibawah dinding primer.
Analisis Komponen Kimia Bahan Baku. Analisis komponen kimia
bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia yang terdapat dalam bahan
baku, yang terdiri dari kadar holoselulosa, selulosa alfa, lignin, pentosan,
ekstraktif, mineral (abu), kelarutannya dalam 1 % NaOH serta kelarutannya
dalam air yang dilakukan menurut SNI.
Prehidrolisa bertujuan untuk mempercepat penghilangan pentosan
(hemiselulosa) dalam bahan baku rami pada waktu pemasakan
(cooking). Prehidrolisa menggunakan air lunak (soft water) atau larutan asam
encer. Kondisi perhidrolisa adalah sebagai berikut:
1) Temperatur maksimum : 135C
2) Rasio bahan baku temadap cairan pemasak 1 : 6
3) Waktu : 1 Jam
Setelah prehidrolisa, filtratnya dikeluarkan (ditiriskan), dan selanjutnya
dilakukan pemasakan (cooking).
Pemasakan (cooking). Pemasakan terhadap batang rami, serat rami
dan campuran batang dan serat rami bertujuan untuk mendapatkan pulp belum
putih (coklat) dengan menggunakan proses soda dan soda antrakinon (soda-
Aq). Pulp hasil pemasakan diouci dengan air lunak panas untuk
menghilangkan lindi hitam. Pulp hasil pemasakan selanjutnya ditentukan
rendemen dan bilangan kappanya menurut SNI. Kondisi proses pemasakan
sebagai berikut:
1) Temperatur : 135C
2) Rasio bahan baku terhadap cairan pemasak : 1 : 5
12
3) Waktu menuju suhu maksimum : 1,5 Jam
4) Waktu pada suhu maksimum : 2 Jam
Pemutihan Pulp (bleaching). Pemutihan pulp hasil pemasakan
bertujuan untuk mendapatkan pulp larut (dissolving pulp) putih dengan kadar
selulosa a yang tinggi. selulosa alfa yang tinggi. Pemutihan pulp dilakukan
tanpa menggunakan klorin (CI2), tetapi menggunakan senyawa klor (CI0 2)
yang dikenal dengan proses elemental chlorine free (ECF), dengan 5 tahapan
proses yaitu DEDED (klordioksida awal; ekstraksi-1; klordioksida-1;
ekstraksi-2; klordioksida-2).Pulp dari setiap tahap pemutihan dicuci dengan
air lunak panas hingga bersih (pH netral). Proses ECF dilakukan untuk
menekan atau mengeliminasi dampak negatif limbah kimia terhadap
lingkungan. Kondisi proses pemutihan pulp seperti pada tabel 2.
13
Hemiselulosa adalah polisakarida yang bukan selulosa, jika dihidrolisis
akan menghasilkan D-manova, D-galaktosa, D-Xylosa, L-arabinosa dan
asam uranat.
Holoselulosa adalah bagian dari serat yang bebas dan sari dan lignin,
terdiri dari campuran semua selulosa dan hemiselulosa.
14
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan dalam penulisan serta
penyusunan, untuk itu penyusun memerlukan saran dan kritik yang membangun
sehingga penyusunan makalah dikedepannya menjadi lebih baik.
3.
15
DAFTAR PUSTAKA
Alaudin. 1985. Pembuatan Pulp untuk kertas dan serat rami (Boehmeria nivea)
Berita selulosa balai. Jakarta: Besar Penelitian dan Pengembangan Industri
Selulosa, Departemen Perindustrian
Eero Sjostrom. 1990. Kimia Kayu Dasar-dasar dan Penggunaan. Edisi kedua,
Universitas Gajah Mada.
Heyke, K., Tumbuhan berguna Indonesia II, Badan Penelitian
Rahman,Winanda.,2014,sifat-sifat (kimia dan fisika ) selulosa,[online],diunduh dari
http://notesfkt.blogspot.co.id/2014/03/sifat-sifat-kimia-dan-fisika-selulosa.html,
diakses pada 31 Maret 2017.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 14-1883-1990., Cara Uji Kelarutan kayu dan Pulp
da/am Larutan Natrium Hidroksida Satu Persen.
16