Anda di halaman 1dari 44

KOMPONEN KIMIA

KAYU
KIMIA KAYU DAN KERTAS
Komponen kimia
kayu

Komponen
Komponen primer
sekunder
(penyusun dinding
(penyusun rongga
sel)
sel)

polisakarida lignin Ekstraktif Mineral (abu)

selulosa

hemiselulosa

pektin
Komponen Primer
(bagian integral dinding sel)
1. Karbohidrat/polisakarida: holoselulosa (60-80%)
a. selulosa ( selulosa) : 40-50%
b. hemiselulosa ( selulosa) : 15-18 % (softwood) Holoselulosa
22-34 % (hardwood)
2. Lignin
25-35% (softwood)
17-25% (hardwood)
UNSUR-UNSUR KIMIA PENYUSUN
KAYU:
Komponen sekunder C (49-50%)
(dalam rongga sel) H ( 6%)
O (44-45%)
1. Ekstraktif : 1-10%
N (0,1-1%)
2. Abu : < 1 %
Mineral-mineral :
Ca,K,Mg dalam kadar abu (0,2-1%)
• Bahan kimia organik terbesar di alam
• Komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan dan membentuk mikrofibril
• Polisakarida linier yang terbentuk dari molekul glukosa yang berhubungan satu sama
lain dengan membentuk ikatan 1-4 -glukosidik dan mempunyai struktur yang rapi
• Selullosa berfungsi sebagai kerangka dan memberikan kekuatan pada kayu
• Di dalam tumbuhan, selulosa sering ditemukan bersatu dengan hemiselulosa dan
lignin membentuk lignoselulosa
Sumber selulosa
Dapat diperoleh dari semua jenis tumbuhan:
Serat rambut biji (kapas, randu)
Serat batang (rami, jagung, tebu, bambu, jerami)
Serat daun (daun nanas, pisang, enceng gondok, daun pandan)
Serat buah (sabut kelapa)
Serat kayu (kayu daun, kayu jarum)
Tipe-tipe Selulosa
a. Selulosa murni atau selulosa sejati
Kapas (97-99%)
Jerami (40-45%)
Kayu (45-50 %)
b. Selulosa komersial/teknis (pulp)
dengan pulping dan bleaching, dengan perlakuan fisika dan mekanis sehingga mengalami
kerusakan dan degradasi
c. Selulosa laboratoris
Struktur Kimia Selulosa
Makromolekul linier homopolisakarida yang terbentuk dari unit anhidroglukosa (AGU)
Unit anhidroglukosa ini terikat melalui ikatan 1-4 glukosidik
Selulosa cenderung membentuk ikatan hidrogen baik intra maupun intermolekuler
Latanjutan
Building block dari selulosa sebenarnya adalah selobiosa yaitu gabungan 2 unit anhidroglukosa
yang diperoleh dari hidrolisis selulosa. Selain selubiosa juga dapat diperoleh selotriosa dan
selotetraosa

selobiosa
DP (Degree of Polymerization)
DP : jumlah glukosa dalam molekul selulosa
Rata-rata kayu memiliki DP : 9000-10.000 dan bisa mencapai 15.000
Kayu dengan DP 10.000 setara dengan molekul selulosa sepanjang 5 m
Jenis-jenis Selulosa berdasarkan DP dan kelarutannya dalam NaOH 17,5%

Selulosa , DP 600-1500, tidak larut dalam


NaOH 17,5%

Selulosa , DP 15-90, larut dalam NaOH


17,5%, mengendap bila dinetralkan

Selulosa , DP < 15, larut dalam NaOH 17,5%


Daerah selulosa

Daerah kristalin—
densitas tinggi

Daerah amorf-
densitas rendah

Kebanyakan kayu memiliki daerah kristalin sekitar 65%


Tipe-tipe selulosa
1. kristalin dan non kristalin
2. Asesibel dan non asesibelberkaitan dengan
kemampuan selulosa untuk berinteraksi dengan air
dan mikroorganisme
3. selulosa kristalin ada yang bersifat asesibel ada
yang bersifat non asesibel
4. sebagian besar selulosa non kristalin bersifat
asesibel tetapi ada sebagian selulosa non kristalin
dikelilingi oleh hemiselulosa dan lignin sehingga
menjadi non asesibel
5. sifat asesibel ini akan mempengaruhi penyerapan
kelembaban, proses pulping, modifikasi kimia,
ekstraksi dan interaksi dengan mikroorganisme
Submikroskopik selulosa
1. sel-sel unit selulosa dan ikatan selulosa
2. fibril dasar merupakan ikatan selulosa dari ikatan
yang terkecil35 angstorm
3. mikrofibril 100-200 angstrom
4. makrofibril
5. lamella terdiri dari mikrofibril yang tersusun dalam
dinding sel
Sifat-sifat Kimia Selulosa
IKATAN GLUKOSIDIK
Ikatan glikosidik dapat diputus dengan hidrolisis, mulai daerah amorf kemudian dilanjutkan
daerah kristalin
TITE-TIPE HIDROLISIS SELULOSA
1. HIDROLISIS ASAM

Untuk memperoleh gula dai kayu atau untuk pemisahan lignin


Lanjutan
2. Hidrolisa alkali (lebih lambat daripada hidrolisis asam)
3. dengan enzim bheta-glukosidase untuk meperoleh monomer karbohidrat

GUGUS HIROKSIL
Gugus OH pada selulosa dapat mengalami oksidasi membnetuk gugus aldehid, keton dan
karboksilat
Pelarut Selulosa
Selulosa sukar larut pada pelarut yang umum
Selulosa dapat larut pada asam kuat seperti asam sulfat, asam klorida dan asam fosfat
Namun selulosa terdegrasi cepat pada asam tersebut
Selulosa sulit diisolasi dari kayu karena bergabung dengan lignin dan hemiselulosa
Berada pada dinding sel tanaman bersama-sama dengan selulosa dan lignin
Merupakan polisakarida non selulosa. Monomernya terdiri dari berbagai macam jenis gula
berkarbon C5 maupun C6, misalnya xylose, manosa, glukosa, galaktosa, arabinosa
Terdiri dari rantai linier dan bercabang
Merupakan makromolekul yang lebih kecil dibanding selulosaDP 150-200
Menyusun 20-35% dari berat kayu
Hemiselulosa larut dalam alkali dan mudah terhidrolisis dalam asam
Hemisellosa mampu menarik air lebih besar dibandingkan selulosa, pada pulp dapat
mempengaruhi ketahanan tarik, retak dan sobek karena berfungsi sebagai perekat antar serat
Hemiselulosa mengandung
lebih dari satu jenis monomer:
misalnya:
Galatoglukomanan (galaktosa,
glukosa dan manosa)

Hemiselulosa juga bisa


tersubstitusi dengan gugus
asetil dan metil

Penamaan:
D dan L merujuk pada putaran optis
 dan  : konfigurasi gugus OH pada C1
Furanosa (untuk C5)
Piranosa (untuk C6)
Hardwood
•O-asetil 4-O-Metil glukoronoxilan
•Glukomannan
Softwood
•Arabino-4-O-metilglukoronoxilan
•Galaktoglukomannan
•Arabinogalaktan
Hardwood

O-asetil 4-O-Metil glukoronoxilan


O-asetil 4-O-Metil glukoronoxilan
• Polisakarida ini dapat diektraksi langsung dengan reaksi langsung dengan
KOH yang dapat menghasilkan 80-90% hasil. 10-20% xilan dalam dinding
sel tidak dapat terdifusi dari dinding sel

Glukomannan
• Terdiri dari -D-glukopiranosa yang tersebar secara acak dan -D-mannopiranosa
yang terikat melalui ikata 14 ikatan glukosidik
• Perbandingan glukosa dan mannosa umumnya 1:2
• Tapi pada kayu Betula perbandingan glukosa dan mannosa 1:1
• Lebih mudah terdepolimerisasi dengan asam daripada selulosa
• Ketika direaksikan dengan alkali tidak bereaksi karena mengandung lignin
yang tinggi
• Untuk isolasi hemiselulosa softwood, lignin dihilangkan dengan HCl dan
menghasilkan holoselulosa
• Ekstraksi hemiselulosa dengan KOH memberikan hasil campuran dua
hemiselulosa yaitu 4-O-metil glukoronoxilan dan galatoglukomannan
Arabino-4-O-metilglukoronoxilan
Berkisar 5-10%
Struktur dasar (backbone) : -(14) xylopiranosa unit dengan cabang
Alpha-(12) asam D-glukopiranosiluronat
Alpha-(13) L-arabinofuranosa
Galaktoglukomannan
Paling banyak ditemui pada Softwood (sekitar 20%)
Komposisi galaktosa:glukosa:manosa = 0,1:1:3
Arabinogalaktan
• Banyak ditemukan di heartwood kayu bergenus larix
• Tidak mampu membentuk daerah kristalin, didominasi daerah amorf
• Rantainya bercabang
• Terdapat ikatan kimia antara gugus OH glukosidik hemiselulosa dan
gugus OH pada C alpha dalam rantai cabang lignin
• Hemiselulosa dari rantai cabang dapat dipisahkan dengan asam atau
basa, rantai linier hemiselulosa menjadi kristalin
• Penyerapan air oleh hemiselulosa lebih tinggi daripada oleh selulosa dan
lignin
• Gugus OH hemiselulosa bersatu dengan eter dan ester
• Alkali dan temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dekomposisi
hidrolitik pada ikatan glukosidik
• Karena strukturnya yang amorf maka semua reaksi kimia hemiselulosa
lebih cepat dibanding selulosa
• Resistensi hidrolitik dari berbagai hemiselulosa berbeda-beda:
Glukomannan dan xilan memiliki resitensi yang lebih tinggi terhadap alkali
Gugus asetil sangat sensitif terhadap alkali
Adanya gugus arabinosa menyebabkan hemiselulosa lebih resisten
terhadap alkali
 Merupakan polimer polisakarida yang memiliki unit pengulangan
yaitu asam galakturonat yang terikat pada alfa-(14)
 Terbentuk hanya pada tahap pengembangan sel
 Banyak terdapat pada kulit kayu, membran pit dan bagian tengah
lamella.
 Jumlahnya dalam kayu 1-3%yang mendominasi dalam sel-sel
muda
 Banyak ditemukan pada dinding sel parenkim pada kulit dalam
yang berfungsi sebagai pengikat
 Pektin juga ditemukan sebagai metil ester
• Kanji merupakan cadangan polisakarida utama untuk tanaman
• Terdiri dari amilosa dan amilopektin
Amilosa
Granula yang terdiri dari D-glukopiranosa yang terikat pada alpha-(14)
Berat molekul antara 5000-160000
Pada fase padat memiliki struktur helix
Amilopektin
 Merupakan rantai
bercabang dari D-
glukopiranosa dengan jenis
ikatan:
(14) pada rantai linier
(1-6) pada rantai cabang
 Berat molekul sekitar
400000
 Tidak larut dalam air tapi
dapat mengembang
 Pada kanji normal rasio
amilosa: amilopektin = 1:2
Lignin hampir ditemukan di semua jenis tumbuhan seperti lumut,
softwood maupun hardwood. Namun tidak ditemukan pada bakteri, alga
maupun fungi
Banyak ditemukan di lamella tengah dan dinding sekunder
Bersifat amorf, tidak memiliki struktur linier, formasi bundar (globular)
Berfungsi sebagai perekat sel-sel pada kayu dan memberikan ketegaran
pada sel
• Lignin pada softwood: 25-35%
• Lignin pada hardwood: 18-25%
1. Berat molekul lignin berbeda-beda tergantung metode ekstraksinya:
Klason: 260-50 jt
Bjorkman : rata-rata 11000
2. Gugus hidrofil lebih sedikit daripada karbohidrat sehingga memiliki daya
serap terhadap air yang lebih rendah
3. Lignin bergabung dengan hemiselulosa dan belum ada bukti yang
menunjukkan lignin bergabung dengan selulosa
Isolasi Lignin Lignin Klason: diperoleh dari hidrolisis polisakarida dengan asam
sulfat 72%, sangat kental dan tidak menggambarkan lignin yang
sebenarnya dari kayu

Lignin enzyme: peruraian polisakarida dengan enzyme yang


menghasilkan lignin yang lebih mendekati lignin asli

Lignin Bjorkman : isolasi dengan cara penggilingan kemudian lignin


diekstraksi dengan pelarut yang sesuai. Rata-rata 30-50% lignin asli
terisolasi dengan metode ini
• Terdiri dari p-kumaralkohol, koniferil alcohol, dan sinapil-alcohol yang
merupakan turunan fenil propane
• Terdiri dari 3 building block dasar:
Guaisil
Siringil
P-kumar
1) p-kumaralkohol (minor prekursor baik di softwood maupun hardwood)
2) Koniferil alcohol (terdapat pada softwood dan hardwood, tapi dominan di softwood)
3) Sinapil alcohol (terdapat pada softwood dan hardwood)
Gugus-gugus fungsi berikut ini ditemukan dalam lignin:
1. OH fenolik
2. Atom hidrogen pada lingkaran fenolik yang bersebelahan dengan
gugus OH
3. Gugus OH pada rantai samping terutama pada atom C-alpha
4. Ikatan eter pada rantai samping terutama pada C-alpha
5. Gugus metoksi
• Stuktur 3 D nya terbentuk dari ikatan C-O-C dan C-C antar molekul
• Lignin softwood memiliki kandungan metoksi : 15-16%
• Lignin hardwood memiliki kandungan metoksi : 21%
• Kandungan metoksi ini digunakan untuk mengkarakterisasi lignin
• Struktur lignin tidak memiliki unit pengulangan seperti hemiselulosa
maupun selulosa, tetapi terdiri dari pengaturan yang komplek dari unit
fenolik yang tersubstitusi

Anda mungkin juga menyukai