KIMIA POLIMER
Kelompok : 6 (Enam)
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
(147140)
(147143)
(147147)
(147150)
(147166)
(147167)
(147175)
(147176)
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia Nya,
akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Polimer yaitu membuat
makalah yang bertema material plastik POLISTIRENA .
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan, baik
moril maupun materil serta berbagai informasi dari banyak sumber yang kami cari.
Kemudian tak telepas dari kerjasama tim sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu
Tentunya makalah ini jauh dari sempurna, betapapun banyak gagasan dan keinginan,
akhirnya keterbatasan yang ada pada diri kami, akibatnya banyak kekurangan masih terdapat
dalam makalah ini. Oleh karena itu saran perbaikan dari semua pihak kami harapkan. Atas
saran perbaikan tersebut penulis ucapkan terima kasih.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memenuhi fungsi dan
mewujudkan tujuanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI 3
DAFTAR GAMBAR 4
BAB I PENDAHULUAN
12
10
12
13
18
21
25
25
DAFTAR PUSTAKA
26
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era ini, manusia sering kali menggunakan bahan-bahan kimia di kehidupan
sehari-hari baik sebagai bahan baku atau bahan sampingan dalam proses produksi suatu
bahan dan barang. Dari berbagai bahan kimia yang tersedia, banyak dari masyarakat yang
menggunakan polimer sebagai bahan untuk membuat suatu barang yang berguna dan
bermanfaat. Polimer adalah sekumpulan dari monomer-monomer kecil yang tergabung
menjadi satu kesatuan yang besar. Polimer terbagi atas dua golongan, yakni polimer alami
yang terbuat dari alam, dan polimer yang disintesis oleh manusia. Penggunaan polimer sangat
luas sekali, sebagai contoh: plastik, kayu, wool, kain, resin, dan lain sebagainya. Salah satu
jenis polimer yang cukup dikenal masyarakat awam adalah polistirena, yang salah satu hasil
aplikasinya sering disebut dengan sterofoam. Penggunaan polistirena ini cukup
seringdijumpai dalam berbagai bentuk produk barang seperti wadah makanan, peralatan
elektronik dan lain-lain. Material plastik ini memiliki karakteristik yang patut diperhitungkan
sebagai bahan untuk produksi bahan-bahan tertentu. Berawal dari latar belakang ini, kami
mencoba untuk memaparkan lebih jauh tentang polistirena, struktur, sifat, pembuatannya dan
pengaplikasiaannya.
1.2 Tujuan
1. Memahami definisi dari Polistirena
2. Mengetahui sifat, karakteristik dan cara pembuatan dari polistirena
3. Mengetahui manfaat dan dampak dari penggunaan polistirena
4. Mengetahui bentuk pengaplikasian dari polistirena
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan polistirena ?
2. Bagaimana tata cara pembuatan polistirena ?
3. Apa saja manfaat dan dampak yang diberikan dari penggunaan polistirena ?
4. Bagaimana cara pembuatan dari bentuk aplikasi penggunaan polistirena ?
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Polistirena
Polistirena atau
Polystyrene
adalah
sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan,
polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi.
Stirena tergolong senyawa aromatik.
Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker Jerman.
Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak menyadari apa yang dia telah
temukan. Seorang kimiawan organik Jerman lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa
penemuan Simon terdiri dari rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer
plastik. Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan fleksibilitas
yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk dengan detail yang
bagus. Penambahan karet pada saat polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas dan
ketahanan kejut. Polistirena jenis ini dikenal dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS).
Polistirena murni yang transparan bisa dibuat menjadi beraneka warna melalui
proses compounding. Polistirena banyak dipakai dalam produk-produk elektronik sebagai
casing, kabinet dan komponen-komponen lainnya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari
polistirena, antara lain: sapu, sisir, baskom, gantungan baju, ember.
Sifat :
Kepadatan
1,05 g / cm 3
Kepadatan EPS
16-640 kg / m 3 [4]
Konstanta dielektrik
2.4-2.7
10 -16 S / m
0,08 W / (m K)
3000-3600 MPa
46-60 MPa
Perpanjangan putus
3-4%
Notch test
2-5 kJ / m 2
95 C
240 C
Vicat B
90 C [6]
8 10 -5 / K
1,3 kJ / (kg K )
0.03-0.1
Penguraian
Sifat kimia :
1. Dengan akrilonitril dan butadiene membentuk Acrilonitryl Butadiene
Styrene (ABS)
2. Dengan metilmetakrilat membentuk metil metakrilat butadiene styrene
Karkteristik :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
b. Polimerisasi Suspensi
Polimerisasi suspensi merupakan proses polimerisasi yang terjadi secara batch, proses
ini mempunyai karakteristik diantaranya memiliki transfer panas reaksi yang baik, viskositas
rendah, biaya pemisahan yang rendah. Polimerisasi suspensi menghasilkan partikel dengan
ukuran 1 1000 m. Proses ini meliputi penambahan monomer + initiator + pelarut (air).
Monomer stirena dan inisiator (benzoil peroxide) keduanya tidak larut dalam solvent (air).
c. Polimerisasi Emulsi
Polimerisasi emulsi biasanya digunakan pada proses kopolimerisasi stirena dengan
monomer atau polimer lain. Proses ini merupakan metode komersial yang jarang digunakan
untuk memproduksi polistirena kristal atau High Impact Polystyrene. Proses ini mempunyai
persamaan dengan proses polimerisasi suspensi kecuali bahwa butiran monomer yang
digunakan dalam polimerisasi emulsi ini dalam ukuran mikroskopis. Polimer yang dihasilkan
berwujud padatan yang berwarna putih dan bersifat termoplastik.
Kelebihan
Kekurangan
Polimerisasi Bulk:
- Prosesnya mudah
- Bulk batch
- Bulk continuous
Polimerisasi Suspensi
- Sangat eksotermis
- Membutuhkan pengadukan
dan alat recycle
- Dimungkinkan adanya
agen penstabil
sederhana
- Volatilitas dapat dikurangi
sampai pada tingkat yang
rendah dengan pemilihan
katalis dan suhu yang tepat
Polimerisasi Emulsi
- Dimungkinkan terjadinya
polimeriasi
10
b. Etil Benzena
11
Etil Benzena sebagai pelarut disimpan dalam bentuk cair dalam tangki
penyimpan (T-02) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan ke mixer 1(M-01)
dengan menggunakan pompa sentrifugal P-02 dan selanjutnya bersama stirena dan
arus recycle dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu
oleh pemanas HE-01.
c. Cis 1-4 polibutadiena
Cis 1-4 polibutadiena yang disimpan dalam bentuk padat dalam gudang (G01) pada suhu 30oC dan 1 atm, diangkut dengan menggunakan bucket elevator BE-01
menuju Hammer mill HM-01 untuk direduksi ukurannya dari 2,5 cm menjadi 10 m,
kemudian polibutadiena yang tidak memenuhi syarat dan yang melebihi ukuran
dipisahkan di screner SC-01. Polibutadiena yang memenuhi syarat dikirim ke mixer 2
(M-02) dengan menggunakan belt conveyor BC-01, sedangkan yang melebihi ukuran
akan menjadi limbah. Di mixer 2 (M-02) yang dilengkapi dengan pengaduk,
polibutadiena dicampur dengan bahan baku lainnya. Supaya polibutadiena terlarut
sempurna, maka mixer 2 (M-02) dioperasikan pada suhu 105 oC dan tekanan 1 atm
dengan waktu tinggal 4,5 jam. (US Patent,1983)
II. Tahap Reaksi
Campuran stirena monomer, Etil Benzena, Polibutadiena dan inisiator Benzoil
Peroksida dimasukkan ke dalam reaktor (R-01) yang berupa tangki berpengaduk. Reaksi
yang terjadi adalah reaksi eksotermis sehingga diperlukan pendingin dengan menggunakan
jaket pendingin. Sebagai pendingin digunakan air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar
pada suhu 45oC. Kondisi operasi dalam reaktor dipertahankan pada suhu 137 oC dan tekanan 1
atm selama 7,6 jam untuk mencapai konversi sebesar 85% (US Patent,1976).
III. Tahap Akhir
Produk yang keluar dari reaktor berbentuk slurry dengan menggunakan pompa
sentrifugal P-05 dialirkan ke devolatilizer yang dioperasikan pada suhu 150oC dan tekanan
vacuum 0,5 atm untuk memisahkan sisa pereaktan dengan produk High Impact Polystyrene
berdasarkan titik didihnya. Sisa pereaktan yang berupa Stirena monomer, Etil Benzena
dikondensasikan di kondensor (C-01) dan hasil kondensasi direcycle kembali sebagai bahan
baku Produk High Impact Polystyrene yang telah terpisah dari sisa pereaktan dengan suhu
150oC didinginkan terlebih dahulu di cooler (C-02) sampai suhu 30oC.
12
Kemudian dimasukkan ke Rotary Dryer (RD) untuk dikeringkan dengan efisiensi 72%.
Selanjutnya dalam pellet mill (PM) strand dipotong menjadi bentuk pellet, kemudian HIP
akan di teruskan ke screner (SC-02) untuk mendapatkan keseragaman ukuran dan selanjutnya
HIP akan dimasukkan ke dalam unit pengantongan pada gudang (G03).
Bila jumlah sel darah merah kita semakin berkurang akibat dari reaksi styrofoam ini maka
tubuh kita akan mengalami beberapa gejala yang kurang wajar. Lalu zat yang tidak kalah
bahayanya adalah carsinogen yang dapat mengakibatkan kanker, carsinogen akan lebih
berbahaya bila pemakai wadah styrofoam atau plastik digunakan berulang ulang karena
carsinogen mudah larut. Kemudian styrene, pada penelitian di New Jersey ditemukan 75%
ASI (air susu ibu) terkontaminasi styrene. Hal ini terjadi akibat si ibu menggunakan wadah
styrofoam saat mengonsumsi makanan. Penelitian yang sama juga menyebutkan bahwa
styrene bisa bermigrasi ke janin melalui plasenta pada ibu yang sedang mengandung.
Terpapar dalam jangka panjang, tentu akan menyebabkan penumpukan styrene dalam tubuh.
Akibatnya bisa muncul gejala saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia.
Injection molding
Ekstrusi
a. Injection Molding
Injection molding adalah metode pembentukan material termoplastik di mana
material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang
didinginkan oleh air sehingga mengeras. Meskipun banyak variasi dari proses dasar ini, 90
persen injection molding adalah memproses material termoplastik. Injection molding
mengambil porsi sepertiga dari keseluruhan resin yang dikonsumsi dalam pemrosesan
termoplastik. Sekarang ini bisa dipastikan bahwa setiap kantor, kendaraan, rumah, pabrik
terdapat barang-barang dari plastik yang dibuat dengan cara injection molding, misalnya
pesawat telepon, printer, keyboard, mouse, rumah lampu mobil ,dashboard, reflektor, roda
gigi, helm, televisi, sisir, roda furnitur, telepon seluler, dan masih banyak lagi yang lain.
Mesin injection molding tercatat telah dipatenkan pertama kali pada tahun 1872 di
Amerika Serikat untuk memproses celluloid. Berikutnya pada tahun 1920-an di Jerman mulai
14
dikembangkan mesin injection molding namun masih dioperasikan secara manual di mana
pencekaman mold masih menggunakan tuas.
Tahun 1930-an ketika berbagai macam resin tersedia dikembangkan mesin injection molding
yang dioperasikan secara hidraulik. Pada era ini kebanyakan mesin injection moldingnya
masih bertipe single stage plunger. Pada tahun 1946 James Hendry membuat mesin injection
molding tipe single-stage reciprocating screw yang pertama. Mulai tahun 1950-an relay dan
timer mulai digunakan untuk pengontrolan proses injeksi nya.
Termoplastik dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper
kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) di mana ia dilelehkan
oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat perputaran sekrup
injeksi. Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup injeksi (yang juga berfungsi
sebagai plunger) melalui nozzle ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air. Produk yang
sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidraulik yang tertanam
dalam rumah cetakan selanjutnya diambil oleh manusia atau menggunakan robot. Pada saat
proses pendinginan produk secara bersamaan di dalam barrel terjadi proses pelelehan plastik
sehingga begitu produk dikeluarkan dari cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh bisa
langsung diinjeksikan.
1. Unit injeksi - bagian dari mesin injection molding yang berfungsi untuk melelehkan
material plastik, terdiri dari hopper, barrel dan screw.
2. Mold - bagian dari mesin injection molding di mana plastik leleh dicetak dan
didinginkan
15
3. Unit pencekam - bagian dari mesin injection yang berfungsi untuk mencekam mold
pada saat penginjeksian material ke dalam cetakan sekaligus menyediakan mekanisme
pengeluaran produk dari mold.
b. Ekstrusi
Ekstrusi adalah proses untuk membuat benda dengan penampang tetap. Keuntungan
dari proses ekstrusi adalah bisa membuat benda dengan penampang yang rumit, bisa
memproses bahan yang rapuh karena pada proses ekstrusi hanya bekerja tegangan tekan,
sedangkan tegangan tarik tidak ada sama sekali. Ekstrusion moulding adalah suatu proses
pembuatan plastik (termoplastik) yang berbentuk profil atau bentukan yang sama dengan
ukuran panjangnya yang cukup besar. Proses ini digunakan untuk membuat pipa, selang,
sedotan, dsb. Teknik ini merupakan metode tertua dalam pencetakan plastik, dan saat ini
masih
digunakan
untuk
mencetak
plastik
termoset.
Dalam proses ini, plastik atau butiran yang homogen, dan dengan terus-menerus terbentuk.
Produk yang dibuat dengan cara ini termasuk tabung, pipa, lembaran, kawat dan substrat
pelapisan, dan bentuk profil. Proses ini digunakan untuk membentuk bentuk yang sangat
panjang dengan jumlah besar, lalu dapat dipotong-potong dengan bentuk menjadi kecil-kecil.
Ekstrusi dapat menghasilkan tingkat output tertinggi dari setiap proses plastik misalnya, pipa
telah dibentuk di tekanan 2000 lb / h (900 kg / jam).
Prinsip kerja mesin Ekstrusi :
1. Thermoplastik baik berupa tepung atau granula dilelehkan pada ekstruder.
2. Kemudian diinjeksikan melalui cetakan
3. Setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan dimasukkan
dalam alat kalibrasi.
4. Keluar dari alat kalibrasi masuk ke tangki air untuk didinginkan.
5. Setelah dingin dimasukkan ke ban penarik
6. Kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diminta pada alat potong dan
kemudian disusun pada alat penyusun.
16
17
2) Pemanasan awal
Pemanasan awal dibutuhkan agar lembaran plastik melunak dan mudah diisap.
Pemanasan yang kurang akan membuat lembaran plastik tidak terbentuk sesuai kontur
permukaan rongga cetakan.
3) Pembentukan
Pembentukan dilakukan dengan jalan mengisap udara yang terdapat dalam
rongga cetakan sehingga menjadi vakum. Kondisi vakum mengakibatkan lembaran
plastik terisap dan menempel pada permukaan rongga cetakan. Pendinginan dilakukan
dengan memberikan hembusan udara sehingga produk terbentuk permanen.
4) Pemotongan
Pemotongan (trimming) dibutuhkan untuk menghilangkan lembaran sisa yang
terdapat pada produk. Lembaran sisa merupakan kelebihan bahan yang diperlukan
untuk memegang lembaran plastik pada saat proses pembentukan. Proses pemotongan
dilakukan di stasiun kerja atau mesin yang berbeda karena membutuhkan ruang dan
tekanan besar serta mekanisme berbeda.
18
Polistirena foam dikenal luas dengan istilah styrofoam yang seringkali digunakan secara tidak
tepat oleh publik karena sebenarnya styrofoam merupakan nama dagang yang telah
dipatenkan oleh perusahaan Dow Chemical. Oleh pembuatnya Styrofoam dimaksudkan untuk
digunakan sebagai insulator pada bahan konstruksi bangunan. Polistirena foam dihasilkan
dari campuran 90-95% polistirena dan 5-10% gas seperti n-butana atau n-pentana. Polistirena
foam dibuat dari monomer stirena melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu
tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin dan menguapkan sisa
blowing agent. Polistirena foam merupakan bahan plastik yang memiliki sifat khusus dengan
19
struktur yang tersusun dari butiran dengan kerapatan rendah, mempunyai bobot ringan, dan
terdapat ruang antar butiran yang berisi udara yang tidak dapat menghantar panas sehingga
hal ini membuatnya menjadi insulator panas yang sangat baik. Polistirena foam begitu
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, tetapi tidak dapat dengan mudah direcycle sehingga
pengolahan limbahnya harus dilakukan secara benar agar tidak merugikan lingkungan.
Pemanfaatan polistirena bekas untuk bahan aditif dalam pembuatan aspal polimer merupakan
salah satu cara meminimalisir limbah tersebut.
Produk Selanjutnya yaitu fiber board
toluena 100 ml, benzoil peroksida 0,1 gram, dan asam akrilat 4 ml.
Menambahkan serbuk kertas 40 gram ke dalam campuran tersebut.
Campuran diaduk sampai bahan-bahannya tercampur sempurna.
Campuran tersebut adalah fiber board yang siap dicetak.
Setelah pencetakan, fiber board dikeringkan dengan oven atau sinar matahari.
Selanjutnya dilakukan uji tekan atau uji lentur.
Produk lainnya dari polistirena yaitu botol minuman merk Yakult. Botol yakult ini
terbuat dari plastik yang ringan, aman, mudah didaur ulang dan mudah dipakai untuk
transportasi. Jenis pelastik yang digunakan untuk membuat botol produk yaitu PS (Polistirena
resin). Menurut Bachriansyah (1997), jenis plastik ini aman untuk sekali pakai dan
menunjukkan warna alami yang dimiliki produk. Selain itu , jenis plastic ini memiliki sifat
transparansi yang tinggi dan daya serap air yang rendah juga termasuk kedalam kemasan
food grade.
20
Polistiren (PS) yang digunakan berbeda dengan polistiren busa yang biasa digunakan
untuk sterefoam. Polistiren ini bersifat jernih seperti kaca, kaku, buram, terpengaruh lemak
dan pelarut, mudah dibentuk, melunak pada suhu 95 0C. Dan digunakan sebagai wadah
makanan beku, sendok, garpu (Suyitno,1998). Polistirena pada kemasan yakult ini sangat
cocok untuk mengemas bahan yakult yang tidak mengandung alkohol dan lemak. Sedangkan
untuk proses pembuatannya, prinsipnya tetap sama seperti proses pada pembuatan botol
plastik kemasan minuman lainnya yaitu dengan menggunakan metode blow mold.
Adapun produk-produk lain dari High Impact Polystyrene (HIP) yaitu :
21
22
Pirolisis juga berarti thermolysis, adalah suatu proses dekomposisi kimia dan termal yang
pada umumnya membentuk molekul yang lebih kecil. Secara bahasa, istilah thermolysis lebih
cocok daripada pirolisis, karena kata "api" menunjukkan adanya oksigen. Padahal, pada
sebagian besar proses pirolisis, digunakan udara yang bebas oksigen, untuk alasan kualitas,
yield, dan safety. Pirolisis dapat dilakukan pada berbagai level suhu, waktu reaksi, tekanan,
dan dengan adanya katalis atau tidak. Pirolisis plastik dapat berlangsung pada suhu rendah
(<400 oC), sedang (400-600 oC) atau tinggi (>600 oC). Kondisi tekanan biasanya pada
tekanan atmosfer (1 atm). Tekanan subatmosfer (vakum) biasanya digunakan jika produk
yang diinginkan tidak stabil secara termal, contohnya pada proses repolimerisasi, pirolisis
karet dan stirena.
Peralatan yang digunakan
Alat-alat yang digunakan antara lain :
1. Tabung gas nitrogen
2. Regulator gas nitrogen
3. Reaktor pirolisis
4, Elektrik Heater
5. Reaktor thermocouple
6. Kondenser
7. Elenmeyer penampung liquid hasil pirolisis
8. Kantong plastik penampung gas .
Bahan yang digunakan
Bahan - bahan yang digunakan antara lain :
1. Limbah plastik Polistirena (PS) .
Prosedur penelitian
a. Persiapan Bahan
1) Pengambilan limbah plastik PS
(50 gram Plastik PS) dipanasi pada suhu 400, 450, 500 dan 550 oC, Kondensasi
Produk solid.
23
24
25
Keterangan gambar :
1. Tabung nitrogen
2. Regulator tabung nitrogen
3. Reaktor pirolisis
4. Elektrik furnace
5. Reaktor thermocouple
6. Elektrik furnace
7. Kondensor
8. Kondensor
9. Plastik penampung gas
10, Alat pembacaan suhu thermocontroller.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Polistirena merupakan suatu polimer yang terbentuk akibat adanya reaksi polimerisasi
terhadap monomer stirena ini seringkali digunakan sebagai bahan untuk memproduksi
banyak barang yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat seperti styrofoam, peralatan
elektronik, wadah makanan dan minuman dan sebagainya. Polistirena bersifat lebih tahan
panas, keras, flexible dan tidak dapat tembus cahaya serta dapat mengalami degradasi rantai
saat terkena radiasi ultraviolet dari sinar matahari. Dengan proses pembuatan polistirena yang
berbeda sesuai kebutuhan (Polimerisasi bulk, suspensi, dan emulsi), dihasilkan material
plastik yang selanjutnya dapat digunakan untuk membuat berbagai macam produk. Diluar
dari manfaat dan kegunaannya, produk dari polistirena memiliki dampak yang berbahaya
bagi manusia dan lingkungan apabila terakumulasi dan tidak dilakukan penanganan yang
tepat.
3.2 Saran
Merujuk berdasarkan dampak yang dapat dihasilkan dari penggunaan Polistirena,
maka penulis memiliki saran agar penanganan terhadap bahaya polistirena dapat
diminimalisir antara lain dengan :
1. Tidak menggunakan wadah berbahan dasar polistirena untuk makanan atau minuman yang
memiliki suhu tinggi
2. Melakukan daur ulang limbah produk polistirena
3. Tidak membuang atau menimbun produk polistirena dalam tanah atau sungai
27
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti Rifa, Nurhayati, dkk.2006. Jurnal Pemanfatan Limbah Plastik (Polistirena) dan
Kertas Bekas sebagai Bahan Pembuatan Fiber Board. Lhokseumawe. Politeknik
Negeri Lhokseumawe.
Angga Rizka dan Sri Rachmania. 2013. Jurnal Pembuatan Stirena dari Limbah Plastik
dengan Metode Pirolisis. Surabaya. Jurusan Teknik Kimia,Fakultas Teknologi
Industri, Institut Teknologi Sepuluh November.
Jurnal Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas
35.000 Ton/Tahun.
Wikipedia Bahasa Indonesia, Enslikopedia Bebas. Polistirena. Id.wikipedia.org.
28
Lampiran
Karakteristik )
2. Qonita Nurul Fadhilah : (Pengetian Polistirena, Proses Manufaktur, Sifat dan
Karakteristik)
3. Rangga Bayu Susilo
: ( Penyusunan Makalah, Proses Pembuatan
Polistirena, Pendahuluan & Penutup)
4. Rechty Yusticia
: ( Produk Polistirena : Styrofoam, Produk-produk
Polistirena)
5. Rizqa Nanda Julita
: ( Produk Polistirena : Yogurt/Botol Kemasan
Yakult, Produk-produk Polistirena)
6. Rosmawati
: (Proses Pembuatan Polistirena secara Berkelanjutan)
7. Salwa
: (Produk Polistirena : Fiber Board, Produk-produk
Polistirena)
8. Sarah Rizki Astiar
: (Penanganan Daur Ulang Terhadap Limbah
Polistirena dengan proses pirolisis)
29