Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KIMIA POLIMER

Kelompok : 6 (Enam)
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Putri Dewi Permata


Qonita Nurul Fadhilah
Rangga Bayu Susilo
Rechty Yusticia
Rizqa Nanda Julita
Rosmawati
Salwa
Sarah Rizki Astiar

(147140)
(147143)
(147147)
(147150)
(147166)
(147167)
(147175)
(147176)

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia Nya,
akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Polimer yaitu membuat
makalah yang bertema material plastik POLISTIRENA .
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan, baik
moril maupun materil serta berbagai informasi dari banyak sumber yang kami cari.
Kemudian tak telepas dari kerjasama tim sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu
Tentunya makalah ini jauh dari sempurna, betapapun banyak gagasan dan keinginan,
akhirnya keterbatasan yang ada pada diri kami, akibatnya banyak kekurangan masih terdapat
dalam makalah ini. Oleh karena itu saran perbaikan dari semua pihak kami harapkan. Atas
saran perbaikan tersebut penulis ucapkan terima kasih.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memenuhi fungsi dan
mewujudkan tujuanya.

Bogor, September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI 3
DAFTAR GAMBAR 4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 5


1.2 Tujuan 5
1.3 Rumusan Masalah
BAB II ISI

2.1 Pengertian Polistirena 6


2.2 Sifat dan Karakteristik 6
2.3 Proses Pembuatan Polistirena 7
2.4 Pembuatan Polistirena secara Berkelanjutan
2.5 Manfaat Polistirena

12

2.6 Dampak Penggunaan Polistirena


2.7 Proses Manufaktur

10

12

13

2.8 Produk-produk Polistirena

18

2.9 Penanganan Daur Ulang Terhadap Limbah Polistirena

21

BAB III PENUTUP 25


3.1 Simpulan
3.2 Saran

25

25

DAFTAR PUSTAKA

26

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Mesin injection molding ukuran kecil, tampak hopper, nozzle


dan
clamping unit Komponen utama.....................................................................14
Gambar 2 : Mesin pembentukan termal vakum (Vacuum forming).....................................16
Gambar 3 : Contoh produk polistirena foam........................................................................18
Gambar 4 : Fiber Board .......................................................................................................19
Gambar 5 : Botol kemasan minuman merk yakult yang merupakan contoh High Impact
Polystyrene (HIP)..............................................................................................20
Gambar 6 : Wadah Penyimpanan dalam Kulkas..................................................................20
Gambar 7 : Penggaris / Mistar Plastik..................................................................................21
Gambar 8 : Sol Sepatu Bahan Polistirena ............................................................................21
Gambar 9 : Rangkaian Alat Proses Pirolisis.........................................................................24

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era ini, manusia sering kali menggunakan bahan-bahan kimia di kehidupan
sehari-hari baik sebagai bahan baku atau bahan sampingan dalam proses produksi suatu
bahan dan barang. Dari berbagai bahan kimia yang tersedia, banyak dari masyarakat yang
menggunakan polimer sebagai bahan untuk membuat suatu barang yang berguna dan
bermanfaat. Polimer adalah sekumpulan dari monomer-monomer kecil yang tergabung
menjadi satu kesatuan yang besar. Polimer terbagi atas dua golongan, yakni polimer alami
yang terbuat dari alam, dan polimer yang disintesis oleh manusia. Penggunaan polimer sangat
luas sekali, sebagai contoh: plastik, kayu, wool, kain, resin, dan lain sebagainya. Salah satu
jenis polimer yang cukup dikenal masyarakat awam adalah polistirena, yang salah satu hasil
aplikasinya sering disebut dengan sterofoam. Penggunaan polistirena ini cukup
seringdijumpai dalam berbagai bentuk produk barang seperti wadah makanan, peralatan
elektronik dan lain-lain. Material plastik ini memiliki karakteristik yang patut diperhitungkan
sebagai bahan untuk produksi bahan-bahan tertentu. Berawal dari latar belakang ini, kami
mencoba untuk memaparkan lebih jauh tentang polistirena, struktur, sifat, pembuatannya dan
pengaplikasiaannya.
1.2 Tujuan
1. Memahami definisi dari Polistirena
2. Mengetahui sifat, karakteristik dan cara pembuatan dari polistirena
3. Mengetahui manfaat dan dampak dari penggunaan polistirena
4. Mengetahui bentuk pengaplikasian dari polistirena
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan polistirena ?
2. Bagaimana tata cara pembuatan polistirena ?
3. Apa saja manfaat dan dampak yang diberikan dari penggunaan polistirena ?
4. Bagaimana cara pembuatan dari bentuk aplikasi penggunaan polistirena ?

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Polistirena
Polistirena atau

Polystyrene

adalah

sebuah polimer dengan monomer stirena,

sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan,
polistirena biasanya bersifat termoplastik padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi.
Stirena tergolong senyawa aromatik.
Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang apoteker Jerman.
Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak menyadari apa yang dia telah
temukan. Seorang kimiawan organik Jerman lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa
penemuan Simon terdiri dari rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer
plastik. Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan fleksibilitas
yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk dengan detail yang
bagus. Penambahan karet pada saat polimerisasi dapat meningkatkan fleksibilitas dan
ketahanan kejut. Polistirena jenis ini dikenal dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS).
Polistirena murni yang transparan bisa dibuat menjadi beraneka warna melalui
proses compounding. Polistirena banyak dipakai dalam produk-produk elektronik sebagai
casing, kabinet dan komponen-komponen lainnya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari
polistirena, antara lain: sapu, sisir, baskom, gantungan baju, ember.

2.2 Sifat dan Karakteristik

Sifat :

Kepadatan

1,05 g / cm 3

Kepadatan EPS

16-640 kg / m 3 [4]

Konstanta dielektrik

2.4-2.7

Listrik konduktivitas (s)

10 -16 S / m

Thermal konduktivitas (k)

0,08 W / (m K)

Young's modulus (E)

3000-3600 MPa

Kekuatan tarik (t)

46-60 MPa

Perpanjangan putus

3-4%

Notch test

2-5 kJ / m 2

Suhu transisi gelas

95 C

Melting point [5]

240 C

Vicat B

90 C [6]

Koefisien ekspansi linear (a)

8 10 -5 / K

Panas spesifik (c)

1,3 kJ / (kg K )

Penyerapan air (ASTM)

0.03-0.1

Penguraian

tahun X, masih membusuk

Sifat kimia :
1. Dengan akrilonitril dan butadiene membentuk Acrilonitryl Butadiene
Styrene (ABS)
2. Dengan metilmetakrilat membentuk metil metakrilat butadiene styrene
Karkteristik :

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Stabilitas dimensi yang tinggi dan shrinkage yang rendah


Temperatur operasi maksimal < 90 C
Tahan air, bahan kimia non-organik, alkohol
Rapuh ( perpanjangan 1-3%)
Tidak cocok untuk aplikasi luar ruangan
Mudah terbakar
Ketahanan kerja pada
7

2.3 Proses Pembuatan Polistirena


Secara umum, polistirena dapat diproduksi dengan tiga macam proses, yaitu:
a. Polimerisasi bulk (larutan)
Dalam industri umunya, polimerisasi bulk (larutan) disebut polimerisasi massa.
Sebagian besar polistirena yang diproduksi sekarang ini menggunakan proses ini. Pada proses
ini menggunakan sejumlah pelarut yang biasanya adalah monomer stirena itu sendiri dan Etil
Benzena. Ada 2 jenis polimerisasi bulk, yaitu:
1. Polimerisasi bulk batch
Proses ini terdiri dari unit polimerisasi yang didalamnya terdapat tangki
polimerisasi berpengaduk dengan konversi di atas 80%. Larutan polimer kemudian
dipompa ke bagian finishing untuk devolatilisasi ataupun proses polimerisasi akhir
dan grinding.
2. Polimerisasi bulk continuous
Proses ini merupakan proses pembuatan polistirena yang paling banyak
digunakan. Larutan stirena dipersiapkan secara kontinyu dalam sebuah vessel,
kemudian diinjeksikan ke dalam sistem reaktor. Reaksi polimerisasi menghasilkan
panas yang dikeluarkan dari reaktor dengan fulida transfer panas melalui jaket. Variasi
suhu reaktan tidak boleh melebihi 15 C melewati rangkaian reaktor. Pengendalian
suhu sangat penting dalam reaksi ini karena seiring kenaikan suhu, berat molekul ratarata polistirena berkurang. Suhu reaksi antara 40-70 C. Dengan menggunakan proses
ini, konversi monomer stirena menjadi polistirena dapat mencapai lebih dari 85%
berat.

b. Polimerisasi Suspensi
Polimerisasi suspensi merupakan proses polimerisasi yang terjadi secara batch, proses
ini mempunyai karakteristik diantaranya memiliki transfer panas reaksi yang baik, viskositas
rendah, biaya pemisahan yang rendah. Polimerisasi suspensi menghasilkan partikel dengan
ukuran 1 1000 m. Proses ini meliputi penambahan monomer + initiator + pelarut (air).
Monomer stirena dan inisiator (benzoil peroxide) keduanya tidak larut dalam solvent (air).

c. Polimerisasi Emulsi
Polimerisasi emulsi biasanya digunakan pada proses kopolimerisasi stirena dengan
monomer atau polimer lain. Proses ini merupakan metode komersial yang jarang digunakan
untuk memproduksi polistirena kristal atau High Impact Polystyrene. Proses ini mempunyai
persamaan dengan proses polimerisasi suspensi kecuali bahwa butiran monomer yang
digunakan dalam polimerisasi emulsi ini dalam ukuran mikroskopis. Polimer yang dihasilkan
berwujud padatan yang berwarna putih dan bersifat termoplastik.

Kelebihan dan kekurangan berbagai proses produksi polistirena yaitu :


Jenis Proses Produksi

Kelebihan

Kekurangan

Polimerisasi Bulk:
- Prosesnya mudah
- Bulk batch

- Kemurnian produk tinggi


- Alat-alat sederhana

- Bulk continuous

- Waktu pengerjaan lama

- Produk yang dihasilkan


lebih seragam
- Kemurnian pro

Polimerisasi Suspensi

- Sangat eksotermis

- Membutuhkan pengadukan
dan alat recycle

- Tidak ada kesulitan dengan

- Dimungkinkan adanya

panas polimerisasi - Ketel

kontaminasi dari air dengan

untuk proses polimerisasi

agen penstabil

sederhana
- Volatilitas dapat dikurangi
sampai pada tingkat yang
rendah dengan pemilihan
katalis dan suhu yang tepat
Polimerisasi Emulsi

- Prosesnya cepat dan tidak

- Dimungkinkan terjadinya

ada kesulitan dengan panas

kontaminasi polimer dengan

polimeriasi

air dan agen pengemulsi

10

- Beberapa proses polimerisasi

- Berat molekul polimer

tidak mungkin dilakukan

tinggi untuk proses

dengan teknik lain tapi dengan

pembentukan yang cepat

mudah dilakukan dengan

dengan menggunakan injeksi.

proses ini - Dapat diterapkan


untuk proses kontinyu

2.4 Pembuatan Polistirena secara Berkelanjutan


Polystyrene terbentuk dengan suatu reaksi polimerisasi adisi terhadap molekul stirena
sebagai monomer dengan melibatkan partikel cis 1-4 polibutadiena, melalui suatu mekanisme
yang disebut grafting. Grafting adalah mekanisme dimana rantai polistirena terikat secara
kimia terhadap rangka polibutadiena. Polimer yang dihasilkan berwujud padatan yang
berwarna putih dan bersifat thermoplastik.
Reaksi :

I. Tahap Penyiapan Bahan Baku


a. Stirena
Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam bentuk cair
dalam tangki penyimpan (T-01) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan ke
dalam mixer 1 (M-01) untuk dicampur dengan arus recycle dengan menggunakan
pompa sentrifugal P-01 dan selanjutnya dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumnya
dipanaskan terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.

b. Etil Benzena
11

Etil Benzena sebagai pelarut disimpan dalam bentuk cair dalam tangki
penyimpan (T-02) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan ke mixer 1(M-01)
dengan menggunakan pompa sentrifugal P-02 dan selanjutnya bersama stirena dan
arus recycle dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu
oleh pemanas HE-01.
c. Cis 1-4 polibutadiena
Cis 1-4 polibutadiena yang disimpan dalam bentuk padat dalam gudang (G01) pada suhu 30oC dan 1 atm, diangkut dengan menggunakan bucket elevator BE-01
menuju Hammer mill HM-01 untuk direduksi ukurannya dari 2,5 cm menjadi 10 m,
kemudian polibutadiena yang tidak memenuhi syarat dan yang melebihi ukuran
dipisahkan di screner SC-01. Polibutadiena yang memenuhi syarat dikirim ke mixer 2
(M-02) dengan menggunakan belt conveyor BC-01, sedangkan yang melebihi ukuran
akan menjadi limbah. Di mixer 2 (M-02) yang dilengkapi dengan pengaduk,
polibutadiena dicampur dengan bahan baku lainnya. Supaya polibutadiena terlarut
sempurna, maka mixer 2 (M-02) dioperasikan pada suhu 105 oC dan tekanan 1 atm
dengan waktu tinggal 4,5 jam. (US Patent,1983)
II. Tahap Reaksi
Campuran stirena monomer, Etil Benzena, Polibutadiena dan inisiator Benzoil
Peroksida dimasukkan ke dalam reaktor (R-01) yang berupa tangki berpengaduk. Reaksi
yang terjadi adalah reaksi eksotermis sehingga diperlukan pendingin dengan menggunakan
jaket pendingin. Sebagai pendingin digunakan air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar
pada suhu 45oC. Kondisi operasi dalam reaktor dipertahankan pada suhu 137 oC dan tekanan 1
atm selama 7,6 jam untuk mencapai konversi sebesar 85% (US Patent,1976).
III. Tahap Akhir
Produk yang keluar dari reaktor berbentuk slurry dengan menggunakan pompa
sentrifugal P-05 dialirkan ke devolatilizer yang dioperasikan pada suhu 150oC dan tekanan
vacuum 0,5 atm untuk memisahkan sisa pereaktan dengan produk High Impact Polystyrene
berdasarkan titik didihnya. Sisa pereaktan yang berupa Stirena monomer, Etil Benzena
dikondensasikan di kondensor (C-01) dan hasil kondensasi direcycle kembali sebagai bahan
baku Produk High Impact Polystyrene yang telah terpisah dari sisa pereaktan dengan suhu
150oC didinginkan terlebih dahulu di cooler (C-02) sampai suhu 30oC.

12

Kemudian dimasukkan ke Rotary Dryer (RD) untuk dikeringkan dengan efisiensi 72%.
Selanjutnya dalam pellet mill (PM) strand dipotong menjadi bentuk pellet, kemudian HIP
akan di teruskan ke screner (SC-02) untuk mendapatkan keseragaman ukuran dan selanjutnya
HIP akan dimasukkan ke dalam unit pengantongan pada gudang (G03).

2.5 Manfaat Polistirena


1. Untuk pengepakan/pengemasan
2. Untuk bahan isolator
3. Konstuksi dan bangunan
4. Tempat makanan dan minuman
5. Bahan Peralatan Elektronik

2.6 Dampak Penggunaan Polistirena

Dibalik semua manfaat, polistirena dapat menimbulkan berbagai kerugian bagi


manusia dan alam. Bila ditinjau dari faktor alam atau lingkungan sudah kita ketahui jika
produk polistirena sangat berbahaya, karena bila sampahnya terus menumpuk dan tidak ada
upaya untuk mendaur ulang maka akan dapat menimbulkan timbunan sampah yang sulit
unutk diurai. Walaupun faktanya sudah banyak pengrajin yang menggunakan produk
polistirena sebagai bahan utamanya untuk diolah lebih lanjut tetapi jumlah sampahnyatetap
saja masih meningkat setiap harinya. Bila sampah produk polistirena yang mengalir ke arah
laut maka sudah tentu biota laut akan terganggu ekosistemnya karena dapat menyebabkan
suatu reaksi dengan air laut dan menyebabkan terganggunya kehidupan biota laut.
Dampak yang lainnya adalah bagi kesehatan manusia, dapat ditinjau dari salah satu
produk polistirena yaitu styrofoam yang mengandung material kimia seperti benzene,
carsinogen, dan styrene yang akan bereaksi dengan cepat begitu makanan dimasukkan
kedalam styrofoam. Uap panas dari makanan akan memicu rekasi kimia ini terjadi lebih
cepat, misalnya saja zat benzene yang bila sudah bereaksi dan masuk kedalam tubuh serta
masuk kedalam jaringan darah kemudian terakumulasi selama bertahun tahun maka akan
menimbulkan kerusakan pada sum sum tulang belakang, menimbulkan anemia dan bahkan
mengurangi produksi sel darah merah yang sangat dibutuhkan tubuh untuk mengangkut
saripati makanan dan oksigen ke seluruh tubuh.
13

Bila jumlah sel darah merah kita semakin berkurang akibat dari reaksi styrofoam ini maka
tubuh kita akan mengalami beberapa gejala yang kurang wajar. Lalu zat yang tidak kalah
bahayanya adalah carsinogen yang dapat mengakibatkan kanker, carsinogen akan lebih
berbahaya bila pemakai wadah styrofoam atau plastik digunakan berulang ulang karena
carsinogen mudah larut. Kemudian styrene, pada penelitian di New Jersey ditemukan 75%
ASI (air susu ibu) terkontaminasi styrene. Hal ini terjadi akibat si ibu menggunakan wadah
styrofoam saat mengonsumsi makanan. Penelitian yang sama juga menyebutkan bahwa
styrene bisa bermigrasi ke janin melalui plasenta pada ibu yang sedang mengandung.
Terpapar dalam jangka panjang, tentu akan menyebabkan penumpukan styrene dalam tubuh.
Akibatnya bisa muncul gejala saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia.

2.7 Proses Manufaktur

Polistirena dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk dengan cara :

Injection molding

Ekstrusi

Pembentukan termal vakum

a. Injection Molding
Injection molding adalah metode pembentukan material termoplastik di mana
material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan oleh plunger ke dalam cetakan yang
didinginkan oleh air sehingga mengeras. Meskipun banyak variasi dari proses dasar ini, 90
persen injection molding adalah memproses material termoplastik. Injection molding
mengambil porsi sepertiga dari keseluruhan resin yang dikonsumsi dalam pemrosesan
termoplastik. Sekarang ini bisa dipastikan bahwa setiap kantor, kendaraan, rumah, pabrik
terdapat barang-barang dari plastik yang dibuat dengan cara injection molding, misalnya
pesawat telepon, printer, keyboard, mouse, rumah lampu mobil ,dashboard, reflektor, roda
gigi, helm, televisi, sisir, roda furnitur, telepon seluler, dan masih banyak lagi yang lain.
Mesin injection molding tercatat telah dipatenkan pertama kali pada tahun 1872 di
Amerika Serikat untuk memproses celluloid. Berikutnya pada tahun 1920-an di Jerman mulai
14

dikembangkan mesin injection molding namun masih dioperasikan secara manual di mana
pencekaman mold masih menggunakan tuas.
Tahun 1930-an ketika berbagai macam resin tersedia dikembangkan mesin injection molding
yang dioperasikan secara hidraulik. Pada era ini kebanyakan mesin injection moldingnya
masih bertipe single stage plunger. Pada tahun 1946 James Hendry membuat mesin injection
molding tipe single-stage reciprocating screw yang pertama. Mulai tahun 1950-an relay dan
timer mulai digunakan untuk pengontrolan proses injeksi nya.
Termoplastik dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper
kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) di mana ia dilelehkan
oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat perputaran sekrup
injeksi. Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup injeksi (yang juga berfungsi
sebagai plunger) melalui nozzle ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air. Produk yang
sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong hidraulik yang tertanam
dalam rumah cetakan selanjutnya diambil oleh manusia atau menggunakan robot. Pada saat
proses pendinginan produk secara bersamaan di dalam barrel terjadi proses pelelehan plastik
sehingga begitu produk dikeluarkan dari cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh bisa
langsung diinjeksikan.

(Gambar 1 : Mesin injection molding ukuran kecil, tampak hopper,


nozzle dan
clamping unit Komponen utama)

1. Unit injeksi - bagian dari mesin injection molding yang berfungsi untuk melelehkan
material plastik, terdiri dari hopper, barrel dan screw.
2. Mold - bagian dari mesin injection molding di mana plastik leleh dicetak dan
didinginkan
15

3. Unit pencekam - bagian dari mesin injection yang berfungsi untuk mencekam mold
pada saat penginjeksian material ke dalam cetakan sekaligus menyediakan mekanisme
pengeluaran produk dari mold.
b. Ekstrusi
Ekstrusi adalah proses untuk membuat benda dengan penampang tetap. Keuntungan
dari proses ekstrusi adalah bisa membuat benda dengan penampang yang rumit, bisa
memproses bahan yang rapuh karena pada proses ekstrusi hanya bekerja tegangan tekan,
sedangkan tegangan tarik tidak ada sama sekali. Ekstrusion moulding adalah suatu proses
pembuatan plastik (termoplastik) yang berbentuk profil atau bentukan yang sama dengan
ukuran panjangnya yang cukup besar. Proses ini digunakan untuk membuat pipa, selang,
sedotan, dsb. Teknik ini merupakan metode tertua dalam pencetakan plastik, dan saat ini
masih

digunakan

untuk

mencetak

plastik

termoset.

Dalam proses ini, plastik atau butiran yang homogen, dan dengan terus-menerus terbentuk.
Produk yang dibuat dengan cara ini termasuk tabung, pipa, lembaran, kawat dan substrat
pelapisan, dan bentuk profil. Proses ini digunakan untuk membentuk bentuk yang sangat
panjang dengan jumlah besar, lalu dapat dipotong-potong dengan bentuk menjadi kecil-kecil.
Ekstrusi dapat menghasilkan tingkat output tertinggi dari setiap proses plastik misalnya, pipa
telah dibentuk di tekanan 2000 lb / h (900 kg / jam).
Prinsip kerja mesin Ekstrusi :
1. Thermoplastik baik berupa tepung atau granula dilelehkan pada ekstruder.
2. Kemudian diinjeksikan melalui cetakan
3. Setelah keluar dari cetakan yang sesuai dengan profil yang diinginkan dimasukkan
dalam alat kalibrasi.
4. Keluar dari alat kalibrasi masuk ke tangki air untuk didinginkan.
5. Setelah dingin dimasukkan ke ban penarik
6. Kemudian dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diminta pada alat potong dan
kemudian disusun pada alat penyusun.
16

c. Pembentukan Termal Vakum


Pembentukan termal vakum (Thermoforming / Vacum Forming ) adalah proses
manufaktur di mana lembaran plastik yang sudah dipanaskan diisap ke dalam rongga cetakan
(mold). Pengisapan dilakukan dengan cara membuat kondisi vakum (hampa udara) di dalam
rongga cetakan.
Pengisapan udara dilakukan melalui lubang-lubang kecil berdiameter 0,8 sentimeter yang
terdapat dalam rongga cetakan oleh sebuah pompa berkekuatan besar sehingga proses
tersebut bisa dilakukan dengan cepat.
Thermoforming adalah salah satu metode dan banyak dipakai dalam memproses material
plastik. Produk dari proses Vacuum Forming sangat banyak dan memegang peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari. Thermoforming adalah pembentukan lembaran plastik menjadi
bagian-bagian melalui aplikasi panas dan tekanan. Tooling untuk proses ini adalah yang
paling murah dibandingkan dengan proses plastik lainnya. Juga dapat menampung bagian
lembaran yang sangat besar serta bagian-bagian kecil.
Prinsip kerja mesin Thermoforming :
Dengan memanaskan plastik berbentuk lembaran (sheet) hingga melunak / soft lalu
meletakannya diatas mold. Lalu Vacuum mulai menyedot material tersebut ke dalam mold /
cetakan. Lalu material tadi dikeluarkan dari mold. Pada pembentukkan singkat ini, proses
Vacum Forming memanfaatkan pneumatic, hydraulic dan pengontrol panas yang
memungkinkan lebih singkatnya waktu produksi.
Proses
1) Pembentukan lembaran plastik
Lembaran plastik yang biasa dipakai dalam proses pembentukan termal vakum adalah ABS
dan HIPS. Lembaran ABS atau HIPS tersebut diekstrusi dengan ketebalan dan ukuran
tertentu tergantung dari kedalaman rongga, lebar dan panjang benda yang akan dibuat.
Semakin dalam benda yang dibuat maka dibutuhkan lembaran plastik yang semakin tebal
untuk mengatasi penipisan.

17

2) Pemanasan awal
Pemanasan awal dibutuhkan agar lembaran plastik melunak dan mudah diisap.
Pemanasan yang kurang akan membuat lembaran plastik tidak terbentuk sesuai kontur
permukaan rongga cetakan.
3) Pembentukan
Pembentukan dilakukan dengan jalan mengisap udara yang terdapat dalam
rongga cetakan sehingga menjadi vakum. Kondisi vakum mengakibatkan lembaran
plastik terisap dan menempel pada permukaan rongga cetakan. Pendinginan dilakukan
dengan memberikan hembusan udara sehingga produk terbentuk permanen.
4) Pemotongan
Pemotongan (trimming) dibutuhkan untuk menghilangkan lembaran sisa yang
terdapat pada produk. Lembaran sisa merupakan kelebihan bahan yang diperlukan
untuk memegang lembaran plastik pada saat proses pembentukan. Proses pemotongan
dilakukan di stasiun kerja atau mesin yang berbeda karena membutuhkan ruang dan
tekanan besar serta mekanisme berbeda.

(Gambar 2 : Mesin pembentukan termal vakum (Vacuum forming))

18

2.8 Produk-Produk Polistirena

Produk polistirena yang pertama kali diproduksi untuk dikomersialkan adalah


homopolimer stirena yang juga dikenal sebagai polistirena kristal. Polistirena kristal ini juga
dikenal sebagai General Purpose Polystyrene(GPP), yang lebih tahan panas daripada produk
polimer thermoplastik lainnya. Perkembangan lebih lanjut dari polistirena ini adalah
Expanable Polystyrene(EP). Produk polistirena lain yang tak kalah pentingnya adalah
polistirena dengan modifikasi karet atau High Impact Polystyrene (HIP). Produk HIP ini
bersifat tidak tembus cahaya, lebih keras dan lebih mudah dalam pembuatannya
dibandingkan dengan produk polimer thermoplastik lainnya. Kegunaan dari HIP ini cukup
luas, antara lain untuk isolasi atau bahan pelapis pada kawat/kabel, peralatan rumah tangga
dari plastik, botol, furniture, mainan anak-anak, bagian dari refrigerasi, radio, televisi, AC,
bahan pembuat kontainer, tempat baterai dan sebagainya.
Salah satu jenis polistirena yang cukup populer di kalangan masyarakat produsen
maupun konsumen adalah polistirena foam.

(Gambar 3 : Contoh produk polistirena foam)

Polistirena foam dikenal luas dengan istilah styrofoam yang seringkali digunakan secara tidak
tepat oleh publik karena sebenarnya styrofoam merupakan nama dagang yang telah
dipatenkan oleh perusahaan Dow Chemical. Oleh pembuatnya Styrofoam dimaksudkan untuk
digunakan sebagai insulator pada bahan konstruksi bangunan. Polistirena foam dihasilkan
dari campuran 90-95% polistirena dan 5-10% gas seperti n-butana atau n-pentana. Polistirena
foam dibuat dari monomer stirena melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu
tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin dan menguapkan sisa
blowing agent. Polistirena foam merupakan bahan plastik yang memiliki sifat khusus dengan
19

struktur yang tersusun dari butiran dengan kerapatan rendah, mempunyai bobot ringan, dan
terdapat ruang antar butiran yang berisi udara yang tidak dapat menghantar panas sehingga
hal ini membuatnya menjadi insulator panas yang sangat baik. Polistirena foam begitu
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, tetapi tidak dapat dengan mudah direcycle sehingga
pengolahan limbahnya harus dilakukan secara benar agar tidak merugikan lingkungan.
Pemanfaatan polistirena bekas untuk bahan aditif dalam pembuatan aspal polimer merupakan
salah satu cara meminimalisir limbah tersebut.
Produk Selanjutnya yaitu fiber board

(Gambar 4 : Fiber Board)

Dengan prosedur kerja untuk pembuatan fiber board sebagai berikut :

Polistirena/busa elektronik yang telah disiapkan ditimbang sampai 60 gram.


Memasukkan polistirena ke dalam beaker glass 500 ml dan menambahkan pelarut

toluena 100 ml, benzoil peroksida 0,1 gram, dan asam akrilat 4 ml.
Menambahkan serbuk kertas 40 gram ke dalam campuran tersebut.
Campuran diaduk sampai bahan-bahannya tercampur sempurna.
Campuran tersebut adalah fiber board yang siap dicetak.
Setelah pencetakan, fiber board dikeringkan dengan oven atau sinar matahari.
Selanjutnya dilakukan uji tekan atau uji lentur.

Produk lainnya dari polistirena yaitu botol minuman merk Yakult. Botol yakult ini
terbuat dari plastik yang ringan, aman, mudah didaur ulang dan mudah dipakai untuk
transportasi. Jenis pelastik yang digunakan untuk membuat botol produk yaitu PS (Polistirena
resin). Menurut Bachriansyah (1997), jenis plastik ini aman untuk sekali pakai dan
menunjukkan warna alami yang dimiliki produk. Selain itu , jenis plastic ini memiliki sifat
transparansi yang tinggi dan daya serap air yang rendah juga termasuk kedalam kemasan
food grade.

20

(Gambar 5 : Botol kemasan minuman merk yakult yang merupakan


contoh High Impact Polystyrene (HIP))

Polistiren (PS) yang digunakan berbeda dengan polistiren busa yang biasa digunakan
untuk sterefoam. Polistiren ini bersifat jernih seperti kaca, kaku, buram, terpengaruh lemak
dan pelarut, mudah dibentuk, melunak pada suhu 95 0C. Dan digunakan sebagai wadah
makanan beku, sendok, garpu (Suyitno,1998). Polistirena pada kemasan yakult ini sangat
cocok untuk mengemas bahan yakult yang tidak mengandung alkohol dan lemak. Sedangkan
untuk proses pembuatannya, prinsipnya tetap sama seperti proses pada pembuatan botol
plastik kemasan minuman lainnya yaitu dengan menggunakan metode blow mold.
Adapun produk-produk lain dari High Impact Polystyrene (HIP) yaitu :

(Gambar 6 : Wadah penyimpanan dalam kulkas)

21

(Gambar 7 : Penggaris / Mistar plastik)

(Gambar 8 : Sol Sepatu bahan Polistirena)

2.9 Penanganan Daur Ulang Terhadap Limbah Polistirena


Terdapat salah satu cara untuk mendaur ulang limbah Polistirena yaitu dengan metode
Pirolisis yang mana merupakan pemanasan pada kondisi bebas oksigen. Dalam proses
pirolisis komponen organik dalam bahan dapat menghasilkan produk cair dan gas, yang dapat
berguna sebagai bahan bakar atau sumber bahan kimia. Bahan-bahan anorganik tetap praktis
tidak berubah dan bebas dari bahan organik mengikat, sehingga logam dapat dipisahkan dan
bahan padat yang tersisa dapat digunakan kembali atau sebagai pilihan terakhir, akan menjadi
limbah untuk dikubur. Proses pirolisis adalah teknik daur ulang terutama cocok untuk limbah
yang mengandung plastik dan bahan lainnya.

22

Pirolisis juga berarti thermolysis, adalah suatu proses dekomposisi kimia dan termal yang
pada umumnya membentuk molekul yang lebih kecil. Secara bahasa, istilah thermolysis lebih
cocok daripada pirolisis, karena kata "api" menunjukkan adanya oksigen. Padahal, pada
sebagian besar proses pirolisis, digunakan udara yang bebas oksigen, untuk alasan kualitas,
yield, dan safety. Pirolisis dapat dilakukan pada berbagai level suhu, waktu reaksi, tekanan,
dan dengan adanya katalis atau tidak. Pirolisis plastik dapat berlangsung pada suhu rendah
(<400 oC), sedang (400-600 oC) atau tinggi (>600 oC). Kondisi tekanan biasanya pada
tekanan atmosfer (1 atm). Tekanan subatmosfer (vakum) biasanya digunakan jika produk
yang diinginkan tidak stabil secara termal, contohnya pada proses repolimerisasi, pirolisis
karet dan stirena.
Peralatan yang digunakan
Alat-alat yang digunakan antara lain :
1. Tabung gas nitrogen
2. Regulator gas nitrogen
3. Reaktor pirolisis
4, Elektrik Heater
5. Reaktor thermocouple
6. Kondenser
7. Elenmeyer penampung liquid hasil pirolisis
8. Kantong plastik penampung gas .
Bahan yang digunakan
Bahan - bahan yang digunakan antara lain :
1. Limbah plastik Polistirena (PS) .
Prosedur penelitian
a. Persiapan Bahan
1) Pengambilan limbah plastik PS
(50 gram Plastik PS) dipanasi pada suhu 400, 450, 500 dan 550 oC, Kondensasi
Produk solid.

23

2) Pencucian dan pengecilan ukuran plastik PS


Limbah plastik yang diperoleh kemudian dicuci dengan air, untuk menghilangkan
kotoran-kotoran. Kemudian, bahan tersebut dikeringkan. Terakhir, bahan plastik
tersebut dipotong-potong dengan ukuran 3-5 mm. Analisa bahan dilakukan dengan
FTIR dan TGA.
b. Pembuatan stirena
Analisa produk solid dengan TGA
liquid stirena Analisa produk liquid dengan GC-MS
Analisis produk gas dengan GC- TCD/FID
1) Pirolisis Proses pirolisis dilakukan menggunakan Reaktor stainless steel unstirred 3,5
dm3 reaktor semi batch operasi pada tekanan 1 atmosfer. 50 g sampel ditempatkan ke
dalam reaktor dan nitrogen dialirkan selama 15 menit, untuk mengkondisikan udara
dalam reaktor bebas oksigen. Kemudian, sampel dipanaskan sampai 400, 450, 500
dan 550 C dan dipertahankan dalam setiap vari abel pada suhu tersebut sampai tidak
ada tetesan liquid stirena dari kondensor. Tidak ada pengambilan sampel selama
percobaan berlangsung. Pengambilan sampel dilakukan setelah percobaan selesai
dilakukan, untuk kemudian dianalisis pengaruh suhu terhadap yield dan kualitas
stirena yang dihasilkan GC- MS.
2) Kondensasi Dalam tiap run setiap uap meninggalkan reaktor dialirkan ke rangkaian

air pendingin gas-cair separator, dimana liquid terkondensasi dikumpulkan. Liquid


terkondensasi kemudian dianalisa dengan GC-MS. Produk tak terkondensasi
dilewatkan dan dikumpulkan secara keseluruhan dalam drum penampung, untuk
kemudian dianalisa dengan GC-TCD/FID.

24

25

(Gambar 9 : Rangkaian alat proses pirolisis )

Keterangan gambar :
1. Tabung nitrogen
2. Regulator tabung nitrogen
3. Reaktor pirolisis
4. Elektrik furnace
5. Reaktor thermocouple
6. Elektrik furnace
7. Kondensor
8. Kondensor
9. Plastik penampung gas
10, Alat pembacaan suhu thermocontroller.

26

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Polistirena merupakan suatu polimer yang terbentuk akibat adanya reaksi polimerisasi
terhadap monomer stirena ini seringkali digunakan sebagai bahan untuk memproduksi
banyak barang yang menjadi kebutuhan bagi masyarakat seperti styrofoam, peralatan
elektronik, wadah makanan dan minuman dan sebagainya. Polistirena bersifat lebih tahan
panas, keras, flexible dan tidak dapat tembus cahaya serta dapat mengalami degradasi rantai
saat terkena radiasi ultraviolet dari sinar matahari. Dengan proses pembuatan polistirena yang
berbeda sesuai kebutuhan (Polimerisasi bulk, suspensi, dan emulsi), dihasilkan material
plastik yang selanjutnya dapat digunakan untuk membuat berbagai macam produk. Diluar
dari manfaat dan kegunaannya, produk dari polistirena memiliki dampak yang berbahaya
bagi manusia dan lingkungan apabila terakumulasi dan tidak dilakukan penanganan yang
tepat.
3.2 Saran
Merujuk berdasarkan dampak yang dapat dihasilkan dari penggunaan Polistirena,
maka penulis memiliki saran agar penanganan terhadap bahaya polistirena dapat
diminimalisir antara lain dengan :
1. Tidak menggunakan wadah berbahan dasar polistirena untuk makanan atau minuman yang
memiliki suhu tinggi
2. Melakukan daur ulang limbah produk polistirena
3. Tidak membuang atau menimbun produk polistirena dalam tanah atau sungai

27

DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti Rifa, Nurhayati, dkk.2006. Jurnal Pemanfatan Limbah Plastik (Polistirena) dan
Kertas Bekas sebagai Bahan Pembuatan Fiber Board. Lhokseumawe. Politeknik
Negeri Lhokseumawe.
Angga Rizka dan Sri Rachmania. 2013. Jurnal Pembuatan Stirena dari Limbah Plastik
dengan Metode Pirolisis. Surabaya. Jurusan Teknik Kimia,Fakultas Teknologi
Industri, Institut Teknologi Sepuluh November.
Jurnal Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas
35.000 Ton/Tahun.
Wikipedia Bahasa Indonesia, Enslikopedia Bebas. Polistirena. Id.wikipedia.org.

28

Lampiran

Jobdesk Anggota Kelompok :


1. Putri Dewi Permata

: (Manfaat dan dampak Polistirena, Sifat dan

Karakteristik )
2. Qonita Nurul Fadhilah : (Pengetian Polistirena, Proses Manufaktur, Sifat dan
Karakteristik)
3. Rangga Bayu Susilo
: ( Penyusunan Makalah, Proses Pembuatan
Polistirena, Pendahuluan & Penutup)
4. Rechty Yusticia
: ( Produk Polistirena : Styrofoam, Produk-produk
Polistirena)
5. Rizqa Nanda Julita
: ( Produk Polistirena : Yogurt/Botol Kemasan
Yakult, Produk-produk Polistirena)
6. Rosmawati
: (Proses Pembuatan Polistirena secara Berkelanjutan)
7. Salwa
: (Produk Polistirena : Fiber Board, Produk-produk
Polistirena)
8. Sarah Rizki Astiar
: (Penanganan Daur Ulang Terhadap Limbah
Polistirena dengan proses pirolisis)

29

Anda mungkin juga menyukai