SIZE REDUCTION
Disusun Oleh:
Bagus Arief Budiman 117004
B. Dasar Teori
Size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel
dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil
sesuai ukuran yang diinginkan (Sulistianingtias dkk, 2015). Menurut Mc Cabe
dkk (1989), istilah pemecahan dan penghalusan atau penghancuran (size
reduction) zat padat meliputi semua cara yang digunakan dimana partikel zat
padat dipotong dan dipecah-pecahkan menjadi kepingan-kepingan yang lebih
kecil
Zat padat dapat diperkecil dengan berbagai cara. Namun, hanya ada 4 cara
yang lazim digunakan dalam mesin pemecah-penghalus. Ialah :
a. Kompresi (tekanan) : digunakan untuk pemecah kasar zat padat keras, dengan
relatif sedikit halus.
b. Impak (pukulan) : menghasilkan hasil yang berukuran besar, sedang, dan
halus.
c. Atsiri (gesekan) : menghasilkan hasil yang sangat halus dari bahan yang
lunak dan tidak abrasif.
d. Pemotong : memberikan hasil yang ukurannya pasti, dan kadang-
kadang juga hasil halusannya sedikit.
1. Bahan
a. Biji jagung kering
2. Alat dan rangkaian alat
a. Hammer mill
b. Timbangan
c. Screener
d. Kuas
1. Hasil
Tabel 1.Data pengamatan untuk penentuan nilai konstanta (100 gram pertama)
t (detik) I (Ampere)
30 2,6
60 2,6
90 2,7
120 2,7
150 2,7
180 2,7
210 2,8
240 2,8
270 2,8
300 2,8
2. Pembahasan
Pada praktikum size reduction ini, menggunakan variable bebas yaitu massa
(kapasitas) masing - masing sejumlah 150 gram dan 250 gram. Hal tersebut
ditujukan untuk menentukan dan membandingkan energi yang dibutuhkan dalam
proses size reduction dengan kapasitas (massa) sampel yang berbeda. Sampel
yang digunakan adalah biji jagung kering dengan diameter rata-rata adalah 0,106
cm. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai konstanta biji jagung
terlebih dahulu dengan trial menggunakan 100 gram biji jagung yang diulang dua
kali.
Dalam praktikum ini, diperoleh hasil bahwa energi penggerusan akan
semakin besar seiring dengan meningkatnya aktivitas. Menurut teori, semakin
lama waktu penggerusan maka semakin besar pula energi penggerusannya, hal
tersebut dikarenakan waktu yang dibutuhkan semakin meningkat seiring dengan
kapasitas umpan yang semakin besar.
E. Simpulan
Nilai energi penggerusan berbanding lurus dengan nilai kapasitasnya, artinya
semakin besar energi penggerusan maka kapasitas umpan semakin besar pula.
F. Daftar Pustaka
Brown, George Granger. 1978. Unit Operations. Tokyo : Charles E. Turttle CO.
1. Perhitungan
Konversi ukuran mesh (inch) dalam cm
20 mesh : 0,0833 cm
40 mesh : 0,0477 cm
80 mesh : 0,0175 cm
100 mesh : 0,0147 cm
150 mesh : 0,0104 cm
Ukuran rata-rata diameter sampel
(m1 . d1) + (m2 + d2)
d1 = m1 + m2
(100 g . 0,163 cm) + (100 g . 0,049)
= 100 g + 100 g
= 0,106 cm
a) Penentuan nilai konstanta
- Mencari diameter akhir (d2) dan nilai konstanta
Percobaan 100 gram pertama
(55,89𝑥0,0833)+(7,10𝑋0,0477)+(18,80𝑋0,0175)+(4,86𝑋0,0147)+(4,40𝑋0,0104)
d2(1) = 55,89+7,10+18,80+4,86+4,40
= 0,0597cm
= 0,0516 cm
Variabel 1 : kapasitas 150 gram
(28,08𝑥0,0833)+(31,81𝑥0,0477)+(51,44𝑥0,0175)+(17,67𝑥0,0147)+(9,38𝑥0,0104)
d2 = 28,08+31,81+51,44+17,67+9,38
= 0,0369 cm
Variabel 2 : kapasitas 250 gram
(48,21𝑥0,0833)+(54,83𝑥0,0477)+(92,75𝑥0,0175)+(26,52𝑥0,0147)+(17,95𝑥0,0104)
d2 = 48,21+54,83+92,75+26,52+17,92
= 0,0367 cm
Crata-rata = C1 + C2
88,46 watt / cm + 65,08 watt / cm
= 2
= 76,77 watt / cm
= 1356,24 watt
- Kapasitas massa 250 gram
1 1
N = C (d2 - )
d1
1 1
= 76,77 watt / cm (0,0367 cm - )
0,106 cm
= 1367,58 watt
2. Penerapan di industri
Pada aplikasinya di industri, proses operasi size reduction sering digunakan
pada industri‐industri yang memerlukan bahan baku dalam ukuran tertentu dan
produk dalam ukuran tertentu, misalnya industri semen, batu bara, pertambangan,
pupuk, keramik, dll. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya berdasarkan
ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.