Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

SIZE REDUCTION

Disusun Oleh:
Bagus Arief Budiman 117004

POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA

Materi Praktikum : Size Reduction


Waktu Praktikum : 31 Oktober 2019

Semarang, 06 November 2019


Menyetujui, Praktikan,

(Ir. Sri Sutanti, M.Eng) (Bagus Arief Budiman)


A. Tujuan Praktikum

Menghitung energi size reduction dengan perbedaan variabel massa bahan.

B. Dasar Teori

Size reduction adalah satu operasi untuk memperkecil ukuran suatu partikel
dengan memperhalus bentuk produk atau sekedar menjadikannya lebih kecil
sesuai ukuran yang diinginkan (Sulistianingtias dkk, 2015). Menurut Mc Cabe
dkk (1989), istilah pemecahan dan penghalusan atau penghancuran (size
reduction) zat padat meliputi semua cara yang digunakan dimana partikel zat
padat dipotong dan dipecah-pecahkan menjadi kepingan-kepingan yang lebih
kecil
Zat padat dapat diperkecil dengan berbagai cara. Namun, hanya ada 4 cara
yang lazim digunakan dalam mesin pemecah-penghalus. Ialah :
a. Kompresi (tekanan) : digunakan untuk pemecah kasar zat padat keras, dengan
relatif sedikit halus.
b. Impak (pukulan) : menghasilkan hasil yang berukuran besar, sedang, dan
halus.
c. Atsiri (gesekan) : menghasilkan hasil yang sangat halus dari bahan yang
lunak dan tidak abrasif.
d. Pemotong : memberikan hasil yang ukurannya pasti, dan kadang-
kadang juga hasil halusannya sedikit.

Bedasarkan sifat alami material, size reduction dipengaruhi oleh bebrpa


factor sebagai berikut :
a) Hardness
Mempengaruhi kebutuhan tenaga pemakaian mesin. Sifat hardness suatu
material disusun berdasarkan skala Mohr.
b) Structure
Stucture material granular lebih mudah dari pada material berwujud serat.
c) Moisture content
Kandungan air dalam material sebesar 5-50% akan meyebabkan terjadinya
cake dan menghambat aliran material.
d) Crushing strength
Power yang dibutuhkan suatu alat akan sebanding dengan crushing
strength suatu material.
e) Friability
Material yang rapuh akan mudah pecah sebelum penggerusan dan akan
mempengaruhi distribusi ukuran produk.
f) Stickiness
Material yang lengket akan menyumbat pesawat operasi.
g) Soapiness
Pengukuran berdasarkan koefisien gesekan permukaan material. Koefisien
gesekan yang kecil akan mengakibatkan operasi penggerusan sulit dioperasikan.
h) Explosives material
Material tidak boleh banyak memngandung inert atmosphere.
i) Material yielding dust that are harmful to the health
Material yang membahayakan kesehatan harus dioperasikan ditempat yang
aman lingkungan.

Klasifikasi alat-alat penggerusan diberikan berdasarkan tipe-tipe mesin yang


baik dalam pengoperasian tiap stage ukuran produk. Ada tiga step dalam
pengoperasian size reduction :
1) Coarse size reduction : umpan sebesar 2-96 inch/lebih. Contoh alatnya :
Dodge jaw crusher, Gryratory crusher
2) Intermediate size reduction : umpan sebesar 1-3 inch. Contoh alatnya :
Hammer mill, Crushing rolls
3) Fine size reduction : umpan sebesar 0,25 sampai 0,5 inch. Contoh
alatnya : Ball mill, Tube mill
Rittinger beranggapan bahwa besarnya energi yang diperlukan untuk size
reduction berbanding lurus dengan luas permukaan yang yang dihasilkan. Luas
permukaan spesifik yang dihasilkan akan sebanding dengan ukuran partikel,
sehingga dirumuskan persamaan dalam bentuk :
1 1
E = 𝑘 (𝑑𝑖 − )
𝐷𝑖
Keterangan :
E = energi penggerusan
k = konstanta Rittinger
Di = Diameter rata-rata produk
Di = Diameter rata-rata feed
C. Metodologi

1. Bahan
a. Biji jagung kering
2. Alat dan rangkaian alat
a. Hammer mill
b. Timbangan
c. Screener
d. Kuas

Gambar 1. Hammer Mill


3. Prosedur kerja
a. Memyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Mengukur diameter bahan menggunakan jangka sorong.
c. Menghidupkan mesin hammer mill dan ditunggu higga konstan sabil
diukur arus listrik.
d. Memasukkan bahan ke dalam mesin sampai halus. Selama proses, diukur
besar arus listrik yang mengalir menggunakan tang ampere.
e. Sebelum mematikan mesin, besar arus listrik diukur kembali
menggunakan tang ampere, kemudian mesin dimatikan.
f. Mengumpulkan dan mengayak bahan yang sudah dipecah (screening).
g. Menghitung nilai C dan N menggunkaan Hukum Rittinger.
D. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil
Tabel 1.Data pengamatan untuk penentuan nilai konstanta (100 gram pertama)
t (detik) I (Ampere)
30 2,6
60 2,6
90 2,7
120 2,7
150 2,7
180 2,7
210 2,8
240 2,8
270 2,8
300 2,8

Massa yang diperoleh berdasarkan ukuran mesh :


 20 mesh : 55,89 gram
 40 mesh : 7,10 gram
 80 mesh : 18,80 gram
 100 mesh : 4,86 gram
 150 mesh : 4,40 gram
Tabel 2. Data pengamatan untuk penentuan nilai konstanta (100 gram kedua)
t (detik) I (Ampere)
30 2,7
60 2,7
90 2,9
120 2,9
150 3,2
180 3,2
210 2,8
240 2,8
270 2,8
300 2,8
330 2,8

Massa yang diperoleh berdasarkan ukuran mesh :


 20 mesh : 40,85 gram
 40 mesh : 18,49 gram
 80 mesh : 25,10 gram
 100 mesh : 4,11 gram
 150 mesh : 5,20 gram
Tabel 3. Data pengamatan untuk variabel kapasitas 150 gram
t (detik) I (Ampere)
30 2,5
60 2,6
90 2,7
120 3,0
150 3,5
180 4,1
210 5,6
240 5,6
270 3,8
300 3,1

Massa yang diperoleh berdasarkan ukuran mesh :


 20 mesh : 28,08 gram
 40 mesh : 31,81 gram
 80 mesh : 51,44 gram
 100 mesh : 17,67 gram
 150 mesh : 9,38 gram
Tabel 4. Data pengamatan untuk variabel kapasitas 250 gram
t (detik) I (Ampere)
30 2,5
60 2,5
90 2,6
120 2,7
150 2,9
180 3,5
210 2,9
240 2,7
270 2,7
300 2,7
330 2,7
360 2,7

Massa yang diperoleh berdasarkan ukuran mesh :


 20 mesh : 48,21 gram
 40 mesh : 54,83 gram
 80 mesh : 92,75 gram
 100 mesh : 26,52 gram
 150 mesh : 17,95 gram

2. Pembahasan

Pada praktikum size reduction ini, menggunakan variable bebas yaitu massa
(kapasitas) masing - masing sejumlah 150 gram dan 250 gram. Hal tersebut
ditujukan untuk menentukan dan membandingkan energi yang dibutuhkan dalam
proses size reduction dengan kapasitas (massa) sampel yang berbeda. Sampel
yang digunakan adalah biji jagung kering dengan diameter rata-rata adalah 0,106
cm. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai konstanta biji jagung
terlebih dahulu dengan trial menggunakan 100 gram biji jagung yang diulang dua
kali.
Dalam praktikum ini, diperoleh hasil bahwa energi penggerusan akan
semakin besar seiring dengan meningkatnya aktivitas. Menurut teori, semakin
lama waktu penggerusan maka semakin besar pula energi penggerusannya, hal
tersebut dikarenakan waktu yang dibutuhkan semakin meningkat seiring dengan
kapasitas umpan yang semakin besar.

E. Simpulan
Nilai energi penggerusan berbanding lurus dengan nilai kapasitasnya, artinya
semakin besar energi penggerusan maka kapasitas umpan semakin besar pula.

F. Daftar Pustaka

Brown, George Granger. 1978. Unit Operations. Tokyo : Charles E. Turttle CO.

Mc Cabe, Warrent L; C, Julian; Smith; Jasfi, Peter Harriot E. 1989. Operasi


Teknik Kimia Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.

Sulistianingtias, Ihdina; Prabowo, Rizky Adhi; Zulfajri. 2015. Laporan Resmi


SizeReduction.https://www.academia.edu/19068574/SIZE_REDUCTION_
LAPRES.
G. Lampiran

1. Perhitungan
Konversi ukuran mesh (inch) dalam cm
 20 mesh : 0,0833 cm
 40 mesh : 0,0477 cm
 80 mesh : 0,0175 cm
 100 mesh : 0,0147 cm
 150 mesh : 0,0104 cm
Ukuran rata-rata diameter sampel
(m1 . d1) + (m2 + d2)
d1 = m1 + m2
(100 g . 0,163 cm) + (100 g . 0,049)
= 100 g + 100 g

= 0,106 cm
a) Penentuan nilai konstanta
- Mencari diameter akhir (d2) dan nilai konstanta
 Percobaan 100 gram pertama
(55,89𝑥0,0833)+(7,10𝑋0,0477)+(18,80𝑋0,0175)+(4,86𝑋0,0147)+(4,40𝑋0,0104)
d2(1) = 55,89+7,10+18,80+4,86+4,40

= 0,0597cm

 Percobaan 100 gram kedua


(40,85𝑥0,0833)+(18,49𝑥0,0477)+(25,10𝑥0,0175)+(4,11𝑥0,0147)+(5,20𝑥0,0104)
d2(2) = 40,85+18,49+25,10+4,11+5,20

= 0,0516 cm
 Variabel 1 : kapasitas 150 gram
(28,08𝑥0,0833)+(31,81𝑥0,0477)+(51,44𝑥0,0175)+(17,67𝑥0,0147)+(9,38𝑥0,0104)
d2 = 28,08+31,81+51,44+17,67+9,38

= 0,0369 cm
 Variabel 2 : kapasitas 250 gram
(48,21𝑥0,0833)+(54,83𝑥0,0477)+(92,75𝑥0,0175)+(26,52𝑥0,0147)+(17,95𝑥0,0104)
d2 = 48,21+54,83+92,75+26,52+17,92

= 0,0367 cm

- Mencari nilai konstanta 1 dan 2 serta nilai konstanta rata-rata (Menggunakan


Hukum Rittinger)
 C1 (nilai konstanta percobaan pertama)
1 1
P = C1 (d2 - )
d1
1 1
647,53 watt = C1 (0,0597 - )
0,106

647,53 watt = C1 7,32 (cm)


C1 = 88,46 watt / cm
 C2 (nilai konstanta percobaan kedua)
1 1
P = C2 (d2 - )
d1
1 1
647,53 watt = C2 (0,0516 cm - )
0,106 cm

647,53 watt = C2 9,95 (cm)


C2 = 65,08 watt / cm

 Crata-rata = C1 + C2
88,46 watt / cm + 65,08 watt / cm
= 2

= 76,77 watt / cm

b) Menentukan nilai N (energi) dengan prinsip Hukum Rittinger


- Kapasitas massa 150 gram
1 1
N = C (d2 - )
d1
1 1
= 76,77 watt / cm (0,0369 - )
cm 0,106 cm

= 1356,24 watt
- Kapasitas massa 250 gram
1 1
N = C (d2 - )
d1
1 1
= 76,77 watt / cm (0,0367 cm - )
0,106 cm

= 1367,58 watt

2. Penerapan di industri
Pada aplikasinya di industri, proses operasi size reduction sering digunakan
pada industri‐industri yang memerlukan bahan baku dalam ukuran tertentu dan
produk dalam ukuran tertentu, misalnya industri semen, batu bara, pertambangan,
pupuk, keramik, dll. Pemilihan jenis alat yang digunakan biasanya berdasarkan
ukuran feed pada produk, sifat bahan, kekerasan bahan, dan kapasitasnya.

Anda mungkin juga menyukai