Anda di halaman 1dari 6

EKSTRAKSI PEKTIN DARI BUAH MENGKUDU

MENGGUNAKAN PELARUT ASAM KLORIDA

Bagus Arief Budiman (117004)

Program Studi Teknik Kimia


Politeknik Katolik Mangunwijaya
Jl. Pleburan Barat No. 11A, Pleburan, Semarang Selatan, Kota Semarang 50241

ABTRAK

Pektin merupakan senyawa organik yang bisa terdapat sayur dan buah-buahan berserat.
Kegunaan pektin sangat luas dan secara umum digunakan sebagai pengental pada industri
makanan dan sebagai plastisizer pada industri polimer. Di Indonesia, pektin diperoleh dari
import padahal Indonesia merupakan negara Tropis yang memiliki berbagai macam buah dan
sayur dengan serat tinggi, salah satunya ialah buah Mengkudu. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui lama waktu ekstraksi dan pH yang baik untuk mengekstrak pektin dari buah
Mengkudu. Ekstraksi pektin dilakukan pada variasi pH 1; 1,5; 2; 2,5; 3 selama 1 jam pada
suhu 80oC yang berturut-turut menghasilkan pektin sebanyak 0,75 g, 0,2 g, 0,1 g, 0,27 g,
0,27g. Setelah diperolah pH dengan hasil terbaik yaitu pH 1 maka dilakukan percobaan
dengan waktu ekstraksi selama 40 menit, 50 menit, 60 menit, 70 menit, 80 menit yang
berturut-turut menghasilkan pektin sebanyak 1,26 g, 1,57 g, 2,05 g, 2,37 g, 2,93 g.

Kata Kunci: Mengkudu, Pektin, Yield, pH, Waktu Ekstraksi.

ABSTRACT

Pectin is an organic compound that can be found in fibrous vegetables and fruits. The
use of pectin is very broad and is generally used as a thickener in the food industry and as a
plasticizer in the polymer industry. In Indonesia, pectin is obtained from imports even though
Indonesia is a tropical country that has a variety of fruits and vegetables with high fiber, one
of which is Noni fruit. This research was conducted to determine the time of extraction and
good pH to extract pectin from Noni fruit. Pectin extraction was carried out at a pH variation
of 1; 1,5; 2; 2.5; 3 for 1 hour at a temperature of 80oC which produced pectin as much as
0.75 g, 0.2 g, 0.1 g, 0.27 g, 0.27g. After obtaining the pH with the best results, namely pH 1,
the experiment was carried out with extraction time of 40 minutes, 50 minutes, 60 minutes, 70
minutes, 80 minutes which respectively produced 1.26 g, 1.57 g, 2.05 g, 2.37 g, 2.93 g.

Keywords: Noni Fruit, Pectin, Yield, pH, Extraction Time.

PENDAHULUAN

Pektin merupakan senyawa pengental yang 1790. Namun pektin baru dikenalkan pada
ditemukan oleh Vauquelin dalam jus buah tahun 1824 oleh Braconnot yang
sekitar 200 tahun yang lalu, pada tahun menyebutkan bahwa substansi yang memberi
peran sebagai pengental disebut sebagai pektin hampir larut sempurna dalam 20
Asam Pektat (Herbstreith dan Fox, 2005). bagian air dan membentuk cairan kental,
Pada dasarnya semua tanaman yang larutan koloidal yang mudah dituang dan
berfotosintesis tanpa terkecuali mengandung bersifat asam terhadap kertas lakmus.
pektin namun dalam jumlah yang berbeda Pektin memiliki kelarutan yang berbeda
bergantung dari jenis tanaman dan tingkat sesuai dengan kandungan metoksilnya.
kematangannya (McCready, 1965). Pada Pektin dengan kadar metoksil tinggi dapat
umumnya senyawa-senyawa pektin dapat larut dalam air dingin dan dengan kadar
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok metoksil rendah dapat larut dalam alkali dan
senyawa yaitu asam pektat, asam pektinat asam oksalat (Gilksman, 1969), Namun
dan protopektin. pektin tidak dapat larut dalam aceton dan
Pada Asam Pektat gugus karboksil asam alkohol (Kirk dan Othmer, 1952).
galakturonat pada ikatan polimernya tidak Kelarutan pektin di dalam air ditentkan
teresterkan. Asam pektat dapat membentuk oleh jumlah gugus metoksil dan bobot
garam seperti asam pada umumnya dan molekulnya. Secara umum, kelarutan dapat
terdapat dalam jaringan tanaman sebagai meningkat dengan menurunya bobot molekul
Kalsium atau Magnesium Pektat (Winarno, dan meningkatnya gugus metoksil. Sifat
2004) Asam pektat tersusun dari beberapa penting dari pektin adalah kemampuan
elemen struktural dan yang paling penting membentuk Gel. Pektin dengan metoksil
diantaranya adalah Homogalakturonan (HG) tinggi dapat membentuk Gel dengan gula
dan Rhamgalakturonan tipe I (RG-I) (Pilnik dan asam, yaitu dengan konsentrasi gula 58-
dan Voragen, 1970). 75% dan pH 2,8-3,5, pektin dengan metoksil
Secara keseluruhan mengkudu rendah tidak dapat membentuk Gel dengan
merupakan buah bergizi lengkap. Zat nutrisi gula dan asam namun dapat membentuk Gel
yang dibutuhkan tubuh seperti protein, dengan adanya ion-ion Kalsium (Caplin,
vitamin dan mineral penting tersedia dalam 2004).
jumlah cukup pada buah mengkudu. Irawan dan Prihanto (2006) melakukan
Dari hasil analisis komposisi nutrisi jus ekstraksi pektin menggunakan asam lemah
mengkudu yang tidak difermentasi, diketahui sebagai pelarut. Dari penelitian yang
bahwa kandungan materi kering mencapai dilakukan, didapatkan hasil yaitu ekstraksi
10% yang terutama terdiri dari glukosa dan pektin bergantung pada pH dan waktu.Waktu
fruktosa (masing-masing 3-4%), potein (0,2- yang tepat untuk proses ekstraksi pektin
0,5%) dan lipid (0,1-0,2%) (Rahmawati, adalah 60 menit dengan pH 2,5 pada suhu
2009) 80oC. Pektin yang dihasilkan dari kondisi
Sementara itu berdasarkan penelitian tersebut memiliki kandungan metoksil yang
yang dilakukan Solomon, buah mengkudu tinggi dan belum mengalami depolimerisasi.
mengandung 52,42% karbohidrat, serat Ekstraksi pektin dengan waktu yang terlalu
33,38%; air 7,12%; abu 4,82%; lemak 1,51% lama dan suhu yang terlalu tinggi akan
dan protein 0,75%. Fraksi karbohidrat yang membuat pektin mengalami depolimerisasi
terdiri dari polisakarida tersusun atas dan berat ekivalennya akan menjadi rendah.
Homogalakturonan pektin, Dengan demikian kondisi proses juga
Rhamnogalakturonan I, Arabinan dan perlu diperhatikan untuk memperoleh pektin
Arabinogalaktan tipe I dan II. dengan karakteristik yang sesuai dengan
Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi standar mutu International Pectin
V (2014) pektin berbentuk serbuk kasar atau Association (2002) dan Codex (2006).
halus, berwarna putih kekuningan, hampir Karakteristik standar pektin disajikan dalam
tidak berbau dan mempunyai rasa mulisago Tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Standar Pektin menurut International Pectin Association dan Codex
Faktor Mutu Kadar
Kadar Air Maksimal 12%
Kadar Abu Maksimal
Berat Ekivalen 600-800
Kandungan Metoksil:
Pektin Metoksil Tinggi >7,12%
Pektin Metoksil Rendah 2,5-7,12%
Kadar Asam Galakturonat Minimal 65%
Derajat Esterifikasi:
Pektin Ester Tinggi Minimal 50%
Pektin Ester Rendah Maksimal 50%

METODOLOGI daerah Kalipancur, Ngaliyan, Kota


Penelitian ini menggunakan Rancangan Semarang. Sedangkan bahan-bahan kimia
Acak Lengkap (RAL) dengan 2 variabel yang digunakan adalah Asam Klorida (HCl)
bebas, yaitu pH pelarut dan lama waktu 37%, Eetanol 96%, NaOH, Asam Oksalat
ekstraksi yang dilakukan tanpa pengulangan. (p.a), Iindikator Phenol Phtalein dan
Pelarut yang digunakan adalah larutan asam Aquadest yang didapatkan dari Laboratorium
klorida dalam air sebanyak 150 cc, ekstraksi Kimia Organik Polteka Mangunwijaya.
dilakukan pada suhu 80oC.
ALAT
BAHAN Alat yang digunakan pada penelitian
Pada penelitian ini digunakan buah “Ekstraksi Pektin dari Buah Mengkudu
Mengkudu sebagai bahan utama untuk menggunakan Pelarut Asam Klorida”
menghasilkan pektin yang didapatkan dari disajikan dalam Gambar 1.

Keterangan :
1. Beaker glass.
2. Thermometer
Alcohol.
3. Pengaduk lidah.
4. Kasa asbes.
5. Tripot
6. Bunsen
7. Klem
8. Statif

Gambar 1. Rangkaian Alat Ekstraksi


PROSEDUR PENELITIAN sehari. Endapan yang terbentuk kemudian
dipisahkan menggunakan kertas saring. Pada
EKSTRAKSI PEKTIN proses ini dihasilkan pektin asam yang
Buah mengkudu dan pelarut HCl kemudian dicuci dengan Etanol.
dimasukan ke dalam beaker glass.
Selanjutnya memanaskan campuran tersebut PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
dengan suhu yang sudah ditetapkan yaitu PEKTIN
sebesar 80oC. Campuran yang telah diekstrak Pencucian pektin dilakukan dengan
kemudian disaring dalam keadaan panas menambahkan Etanol 96 % pada pektin
menggunakan kertas saring. asam sambil diaduk untuk kemudian disaring
menggunakan kertas saring, proses
PENGENDAPAN PEKTIN pencucian dilakukan hingga filtrat menjadi
Filtrat hasil penyaringan kemudian bening. Pektin yang telah dicuci kemudian
ditambah dengan Etanol. Filtrat yang dikeringkan menggunakan oven dengan suhu
ditambah dengan Etanol tadi diaduk rata 30-40oC selama 6-10 jam. Pektin yang
kemudian didiamkan selama kurang lebih diperoleh disebut pektin kering.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh pH terhadap yield pada


ekstraksi pengambilan pektin dalam buah
mengkudu disajikan dalam Gambar 2.
PENGARUH PH TERHADAP YIELD
PEKTIN

Diagram pH vs Yield
0,008
0,007
0,006
0,005
Yield

0,004
0,003 Yield
0,002
0,001
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
pH

Gambar 2. Diagram pH vs Yield

Menurut Irawan dan Prihanto (2006) selain itu pektin yang dihasilkan sangat sukar
ekstraksi pektin akan memperoleh hasil yang larut dalam air dingin.
optimal pada pH 2,5. Namun dari data yang Menurut Gilksman (1969) menyatakan
dihasilkan menunjukan bahwa pH yang bahwa kelarutan pektin dipengaruhi oleh
dapat menghasilkan pektin secara maksimal kadar metoksil yang berbanding lurus
ialah pH 1 sedangkan untuk pH lebih dari 1 dengan berat ekivalen. Semakin besar berat
menghasilkan yield pektin yang sedikit ekivalen suatu pektin maka semakin besar
pula kadar metoksilnya, pektin dengan Codex, 2006). Dengan demikian maka secara
spesifikasi seperti ini umumnya dapat larut teori, pektin yang dihasilkan dari buah
dalam air dingin. Namun apabila pektin mengkudu memiliki kadar metoksil yang
dengan kadar metoksil yang rendah maka rendah sehingga memerlukan pH yang
akan memiliki berat ekivalen yang rendah rendah untuk dapat diekstraksi.
sehingga akan lebih sulit untuk larut dalam
air dingin dan umumnya akan larut dalam PENGARUH WAKTU TERHADAP
kondisi asam atau basa. YIELD PEKTIN
Suatu pektin dapat dikatakan memiliki Pengaruh waktu ekstraksi terhadap yield
metoksil rendah apabila kadarnya 2,5-7,12% pada ekstraksi pengambilan pektin dari buah
(International Pectin Asosiasion, 2009 dan mengkudu disajikan dalam Gambar 3.
Diagram Waktu Ekstraksi vs Yield
0,035

0,03

0,025

0,02
Yield

0,015
Yield
0,01

0,005

0
0 20 40 60 80 100
Waktu Ekstraksi (menit)

Gambar 3. Diagram Waktu Ekstraksi vs Yield

Dari hasil sebelumnya, diperoleh bahwa pH


terbaik untuk menghasilkan pektin dengan SIMPULAN
yield maksimum ialah pH 1 maka berikutnya Untuk dapat menghasilkan pektin
ialah menentukan waktu terbaik untuk dengan yield besar dalam ekstraksi pektin
ekstraksi pektin dari buah mengkudu dengan pada buah mengkudu digunakan larutan
kondisi pH 1. Dari data yang dihasilkan asam klorida dengan pH 1 dan waktu
menunjukan bahwa pektin dengan yield ekstraksi selama 80 menit, namun untuk
maksimum diperoleh dengan proses menghindari terjadinya hidrolisa maka waktu
ekstraksi selama 80 menit. Menurut Irawan ekstraksi harus dibatasi kurang dari 60
dan Prihanto (2006) proses ekstraksi yang menit.
terlalu lama akan menyebabkan terjadinya
hidrolisa yang berakibat pada depolimerisasi SARAN
pektin. Untuk menghindari terjadinya Proses ekstraksi dengan larutan asam
hidrolisa pada pektin maka proses ekstraksi klorida pH 1 dan waktu ekstraksi selama 80
pektin dibatasi selama 60 menit untuk pH 2,5 menit akan menghasilkan yield pektin yang
sedangkan untuk pH 1 sebaiknya dilakukan besar akan tetapi kualitas pektin akan
ekstraksi dengan waktu dibawah 60 menit menurun karena adanya hidrolisa. Maka dari
walaupun dengan yield yang kecil akan itu waktu ekstraksi perlu dibatasi yaitu
tetapi kualitas pektin tidak menurun.
kurang dari 60 menit untuk mengurangi Kirk, R.E dan Othmer, D.F. 1958.
resiko hidrolisa. Encyclopedia of Chemical Technology.
Volume 14 The Intersciences
DAFTAR PUSTAKA Encyclopedia Ins. In New York.
Caplin, A, dan John V. Leahly. 2004. The McCready, R.M. Extraction of the Pectin
Supply of Information by a Concerned From The Citrus Pells and Reservation
Expert. New York: New York of Pectin to Pectin Acid Method
University. Carbohydrate Chem. 8 (1965)167-170.
Departemen Kesehatan RI. 2014. Farmakope Pilnik, W, Voragen A.G.J. 1970. Pectic
Indonesia Edisi V. Jakarta: Ditjen Substance and Other Uronides.
POM International Information System
Gliksman. 1969. Gum Technology in The for The Agricultural Science and
Food Industry. New York: Academic Technology.
Press. Rahmawati, Anita. 2009. Kandungan Fenol
Herbstreith, K, dan G. Fox. 2005. Pectin. Total Ekstrak Buah Mengkudu. Depok:
Jerman: Herbstreith & Fox Group. Universitas Indonesia.
Irawan, T.A. Bambang, Antonius Priihanto. Solomon. 1999. The Noni Phenomenon.
2016 Ekstraksi Pektin dari Kangkung Utah: Direct Source Publishing.
Darat Menggunakan Pelarut Asam Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan
Sitrat. Semarang: Akademi Kimia Indistri Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Santo Paulus.

Anda mungkin juga menyukai