No Parameter Persyaratan
.
1. FFA (%) 0,10-1,50
2. Bilangan iodine (g 12/100 g sampel) 136-167
3. Bilangan penyabunan (mg KOH/g 184-202
sampel)
4. Warna Normal
5. Densitas (g/cm3) 0,9240-0,9290
6. Indeks bias 1,4730-14790
f. Komposisi
Komposisi Kimia Minyak Kemiri
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Tinggi timbel hendaknya di bawah pipa samping tetapi di atas sifon. Hal ini dimaksudkan agar
tidak menghalangi uap pelarut yang masuk ke dalam pendingin, dan mencegah keluarnya serbuk
dari timbel.
2. Bahan yang telah diserbuk halus dimasukkan ke dalam timbel sedemikian rupa sehingga tidak
memungkinkan terjadinya saluran – saluran pada penmabahan pelarut.
3. Tinggi bahan hendaknya di bawah sifon agar bahan tersebut dapat selalu terendam dengan
pelarut.
4. Untuk mencegah terjadinya percikan – percikan bahan hendaknya ditutp dengan kertas saring.
5. Jumlah pelarut yang ditambahkan adalah sedemikian rupa sehingga labu penampung terisi
cairan minimal sepertiganya.
6. Untuk membantu proses pendidihan pada labu penmapung ditambahkan beberapa butir batu
didih.
Setelah hal – hal ditas dilaksanakan, ekstraksi dapat dilaksanakan. Ekstraksi dihentikan apabila :
1. Cairan yang tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi ( bagi suatu bahan yang disekstraksi mula –
mula memberikan cairan yang berwarna ).
2. Cairan yang tidak memberikan rasa yang sesuai denga rasa substransi yang diekstraksi.
3. Memberikan reaksi yang negatif bila dilakukan reaksi identifikasi.
Keuntungan dari metode ini antara lain :
1. Menggunakan penyari yang sedikit sebab penyari itu jugs yang akan digunakan kembali untuk
mengulang percobaan.
2. Uap panas tidak melalui simplisia, tetapi melalui pipa samping.
Kerugian dari metode ini, :
1. Tidak dapat menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras.
2. Pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus diuapkan di rotavapor untuk mmeperoleh
ekstrak kental.
3. Distilasi
Distilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik cair
dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat dua
tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap
menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin. Proses distilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu
pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian
luar kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus
menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam
campuran homogen tersebut.
4. n-Heksana
a. Sifat Fisika dan Kimia n-Heksana CH3(CH2)4CH3
Karakteristik Syarat
Bobot molekul 86,2 gram/ml
Warna Tak berwarna
Wujud Cair
Titik lebur -95°C
Titik didih 69°C (pada 1 atm)
Densitas 0,6603 gr/ml pada 20°C
(Sumber: Kastianti dan Amalia, 2008)
b. Bahaya
Sangat mudah terbakar dalam bentuk cairan maupun uap.
Menyebabkan iritasi bila terkena mata dan kulit, juga saluran pernafasan.
Bahaya bagi lingkungan.
c. Aspek k3
Terhirup: pindahkan ke tempat yang berudara segar, jika tidak bernafas beri pernafasan buatan,
bila kesulitan bernafas beri oksigen. Segera beri tindakan medis.
Terkena mata: segera basuh dengan air yang banyak min 15 menit. Beri tindakan medis.
Terkena kulit: segera basuh kulit dengan air yang banyak, segera beri tindakan medis.
Tertelan: segera hubungi dokter. Jangan paksakan muntah kecuali tim medis yang
mengarahkannya, jangan beri apapun melalui mulut jika korban tidak sadar.
DAFTAR PUSTAKA
PELARUT
Pelarut merupakan faktor yang menentukan keberhasilan dari suatu ekstraksi, adapun
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pelarut tersebut adalah, tidak mengadakan reaksi kimia
dengan zat warna yang diekstrak, memiliki daya melarutkan yang besar, setelah proses ekstraksi,
pelarut dapat dipisahkan dengan mudah. Bahan yang sudah diekstrak maka pelarut dapat dengan
mudah dipisahkan umumnya dengan cara mengunakan destilasi biasa (Robert, 1974:60).
Disamping syarat-syarat tersebut diatas, pemilihan pelarut yang harus diperhatikan adalah
harganya, mudah atau tidaknya cara pengunaan, dan mudah tidaknya terbakar (Adam dan
Johnsons, 1955). Kepolaran pelarut dapat ditunjukkan dari harga konstanta dielektrikumnya,
maka semakin besar harga dari konstanta dielektrikum maka akan bersifat makin polar.
MINYAK KEMIRI
Cara ekstraksi minyak yang biasa dilakukan adalah dengan menjemur biji kemudian
dipecah dengan tangan dan daging dikeluarkan dengan alat yang runcing. Dengan pengepresan
dingin (cold press) dihasilkan minyak berwarna kuning, sedang pengepresan panas akan
menghasilkan minyak yang berwarna kuning sampai coklat. Kemiri yang akan diekstrak harus
digerus dulu hingga halus, karena untuk mempermudah ,minyak nabati yang ada dalam buah
kemiri terekstrak oleh pelarut yang digunakan. Ini berhubungan dengan ukuran partikel yang
semakin kecil sehingga memperluas bidang sentuh supaya lebih mudah terekstrak. Pelarut yang
biasa digunakan dalam proses ekstraksi adalah eter. Eter digunakan sebagai pelarut karena
memiliki tingkat kepolaran yang relatif sama dengan minyak yang akan diekstrak yaitu sama-
sama merupakan senyawa nonpolar.
A. Komposisi Kimia Biji Dan Minyak Kemiri
- Biji Kemiri
Setiap 100 gram daging biji kemiri mengandung 636 kalori. 19 gram protein, 63 gram lemak, 8
gram karbohidrat, 80 mg gram kalsium. 200 mg fosfor, 2 mgram besi, 0,06 mgram vitamin B, 7
gram air.
- Minyak Kemiri
Bagian buah (biji) mengandung minyak sebesar 55-65 persen, dan kadar minyak dalam
tempurung sebesar 60 persen.
Komposisi Kimia Minyak Kemiri
-
Karakteristik Nilai
Bilangan penyabunan 188-202
Bilangan asam 6,3-8
Bilangan iod 136-167
Bilangan thiocynogen 97-107
Bilangan hidroksil Tidak ada
Bilangan Reichert Meissl 0,1-0,8
Bilangan polenske Tidak ada
LEMAK
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan
hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena
lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelarut tersebut. Lemak dan minyak
merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol. Dalam pembentukannya, trigliserida merupakan
hasil proses kondensasi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga
asam lemak tersebut berbeda –beda), yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu
molekul air.
No Perlakuan Pengamatan
1 Menimbang 20 gr kemiri dan Kemiri berbentuk serbuk kasar dengan
menghaluskannya. warna putih kekuningan
2 Mengekstraksi menggunakan pelarut Warna awal pelarut etanol bening, lama-
etanol selama 2 jam. kelamaan bewarna putih kekuningan.
Ekstrak didapat 130 ml.
3 Ekstraksi destilasi selama 2 jam, Destilat bewarna bening dan residu
menimbang residu. bewarna kuning yang menandakan warna
minyak volume residu didapat sebanyak
15,5 ml.
III. PERHITUNGAN
- Densitas minyak kemiri = 0.93 gr/ml
- Berat sampel = 20 gr
- Volume minyak kemiri = 15.5 ml
- Berat minyak kemiri (gr) =vxρ
= 15.5 ml x 0,93 gr/ml
= 14.415 gr
Setelah ekstraksi, dilanjutkan dengan proses pemisahan pelarut dari minyak dengan cara
destilasi, dimana pelarutnya akan menguap terlebih dahulu karena memiliki titik didih yang lebih
rendah.
Tim Penyusun Jobsheet Satuan Proses 2.’’Penuntun Praktikum Satuan Proses 2’’.Politeknik Negeri
Sriwijaya : Palembang.
http://bambanghaghchemistry.blogspot.com/2012-04-01-archive.html