Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS MUTU M OISTURIZING HAND & BODY LOTION

AVOCADO (Persea americana) MEREK X

Proposal Praktikum Kimia Terpadu (PKT) Tahun Ajaran 2016/2017

oleh Kelompok PKT 62/XIII-9:


Muhammad Zinedine Haryanto

13.59.07590

Ricky Andi Permana

13.59.07630

Syelvira Maharani Dewi

13.59.07661

Zulfa Rachdianti

13.59.07685

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri
Sekolah Menengah Kejuruan-SMAK
Bogor
2016

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

ANALISIS MUTU MOISTURIZING HAND & BODY LOTION AVOCADO (Persea


americana) MEREK X

Disetujui dan disahkan oleh:

Disetujui Oleh,

Nur Hidayati, S.Pd


NIP 19750423 200212 2 001
Pembimbing

Disahkan oleh,

Ir. Tin Kartini, M. Si


NIP 19640416 199403 2 003
Kepala Laboratorium Sekolah Menengah
Kejuruan-SMAK Bogor

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh dan mempunyai
fungsi untuk melindungi dari pengaruh luar. Kerusakan pada kulit akan
mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan, sehingga kulit perlu
dilindungi dan dijaga kesehatannya. Proses kerusakan kulit ditandai dengan
munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-pecah.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
struktur dan fungsi kulit. Polusi udara, angin, dan sinar matahari dapat
membuat kulit menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh penguapan.
Secara alamiah, kulit berusaha melindungi diri dari kehilangan air, yaitu
dengan adanya tabir lemak di atas kulit dengan lapisan film pelindung yang
disebut mantel asam.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan
kesehatan kulit merupakan salah faktor pendorong terjadinya peningkatan
permintaan produk-produk perawatan kulit. Penggunaan produk perawatan
kulit ditunjukkan sebagai salah satu upaya perlindungan dari dampak negatif
kondisi/cuaca yang semakin ekstrim karena pemanasan global dan
penipisan lapisan ozon.
Kebutuhan kosmetika hampir menjadi kebutuhan yang dianggap
penting bagi sebagian orang. Berbagai jenis produk kosmetika digunakan
untuk perawatan agar dapat tampil lebih menarik. Kosmetika merupakan
campuran dari beberapa bahan yang telah diformulasikan sedemikian rupa
dan berfungsi untuk merawat tubuh sesuai dengan tujuan penggunaan
kosmetika tersebut.
Kulit kering merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi, hal
ini tidak menimbulkan masalah yang serius tetapi dapat mempengaruhi
kualitas hidup, rasa tidak nyaman, dan estetik kulit yang buruk karena
berkerut. Sebagian besar kulit kering dipengaruhi oleh faktor cuaca,
kebiasaan hidup, dan adapula yang disebabkan oleh penyakit tertentu.

Ciri dari kulit kering antara lain terasa kaku/tegang seperti tertarik
setelah mandi, berendam, atau berenang. Kulit kering juga terlihat
mengkerut dan dehidrasi. Pada kulit kering, kulit akan terasa gatal dan
seringkali rasa gatal tersebut bertambah setelah garukan yang berulang,
kulit

terlihat

pecah-pecah,

bersisik,

atau

mengelupas.

Dibutuhkan

perlindungan tambahan non alamiah untuk mencegah kekeringan yaitu


dengan memberikan kosmetika pelembab kulit.
Bentuk sediaan kosmetik yang cukup potensial pengembangannya
dalam mengatasi kulit kering adalah sediaan lotion, dimana lotion ini
merupakan

salah

satu

sediaan

emulsi

yang

digunakan

untuk

mempertahankan kelembaban dan kelembutan kulit. Bahan pelembab ini


berfungsi menghidrasi kulit dengan cara mengurangi penguapan air dari kulit
dan menarik air dari udara masuk ke dalam stratum korneum.
Selain itu, dilihat dari salah satu faktor penyebab terjadinya kulit
kering karena efek dari radiasi sinar ultraviolet sehingga dapat ditambahkan
dengan bahan aktif seperti anti UV sehingga produk memiliki fungsi
tambahan sebagai pelindung kulit dari efek paparan sinar matahari atau
radiasi UV baik UV-A maupun UV-B.

B. Pentingnya Masalah
Pada praktikum kali

ini dilakukan suatu analisis sediaan kosmetik

lotion yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kulit kering. Moisturizing


Hand & Body Lotion Avocado salah satunya seperti merek X dapat
melembabkan kulit dan memberi vitamin pada kulit, karena memiliki
kandungan vitamin E. Untuk mengetahui kandungan-kandungan tersebut
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), maka diperlukan analisis
dengan metode antara lain: Organoleptik, Gravimetri, Volumetri, pH Metri,
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), dan Mikrobiologi.

C. Tujuan
Praktikum kimia terpadu dengan judul Analisis Mutu Moisturizing
Hand & Body Lotion Avocado (Persea americana) Merek X bertujuan
untuk:
1.

Memenuhi tugas akhir sebagai siswa tingkat akhir di Sekolah


Menengah Kejuruan SMAK Bogor.

2.

Menentukan layak atau tidaknya produk berdasarkan Standar Nasional


Indonesia (SNI).

3.

Meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan pegetahuan siswa/i


sebagai bekal untuk menjadi seorang analis yang handal dan
kompeten.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1)
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dsb); (2) penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian
yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; (3) penyelidikan kimia dengan
menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dsb; 4 penjabaran
sesudah dikaji sebaik-baiknya; 5 pemecahan persoalan yang dimulai dengan
dugaan akan kebenarannya.

B. Kosmetik
Kosmetik menurut BPOM RI adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.

C. Kulit
Kulit merupakan suatu organ besar berlapis-lapis yang pada orang
dewasa

beratnya mencapai delapan pon, tidak termasuk lemak. Kulit

menutupi permukaan
macam

fungsi.

lebih dari 20.000 cm 2 dan mempunyai bermacam-

Kulit

memiliki

fungsi

sebagai

mempertahankan suhu tubuh dan pembatas dari

termostat

dalam

serangan fisika, kimia,

mikroorganisme dan ultraviolet. Kulit juga berfungsi untuk menutupi semua


bagian tubuh, melindungi tubuh dari berbagai macam gangguan eksternal
atau kerusakan kulit akibat kehilangan kelembaban (Mitsui, 1997).

D. Apokat

Gambar 1. Avocado
Apokat (KBBI: Avokad), avokad,

atau Persea

americana ialah

tumbuhan penghasil buah meja dengan nama sama. Tumbuhan ini berasal
dari Meksiko dan Amerika Tengah dan kini banyak dibudidayakan di Amerika
Selatan dan Amerika Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur dan
sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia.
Pohon dengan batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang
12 hingga 25 cm. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan
dan ukuran 5 hingga 10 milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20
sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000 gram; biji yang besar, 5 hingga
6,4 sentimeter. Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna
hijau tua hingga ungu kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging buah
apokat berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji, dengan
tekstur lembut.
Alpukat atau avokad memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi.
Alpukat atau avokad setidaknya mengandung 11 vitamin dan 14 mineral
yang

bermanfaat.

Alpukat

kaya

akan protein, riboflavin (atau

dikenal

sebagai vitamin B2), niasin (atau dikenal sebagai vitamin B3), potasium (atau
lebih dikenal sebagai kalium), dan vitamin C.
Selain itu alpukat mengandung lemak yang cukup tinggi. Namun
jangan takut karena lemak pada alpukat mirip dengan lemak pada minyak
zaitun yang sangat sehat. Lemak yang terkandung dalam alpukat adalah
lemak tak jenuh yang berdampak positif dalam tubuh. Lemak pada alpukat
juga digunakan dalam pembuatan sabun dan kosmetik. Vitamin E dikenal
sebagai vitamin yang berguna untuk menghaluskan kulit. Campuran vitamin

E dan vitamin A sangat berguna dalam perawatan kulit. Kombinasi vitamin E


dan vitamin A membuat kulit menjadi kenyal, menghilangkan kerut, membuat
kulit terlihat muda dan segar.

E. Krim/Lotion
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, definisi lotion adalah sediaan
cair berupa suspensi atau dispersi yang digunakan sebagai obat luar dapat
berbentuk suspensi zat padat dalam serbuk halus dengan ditambah bahan
pensuspensi yang cocok, emulsi tipe o/w dengan surfaktan yang cocok.
Secara garis besar, ada tiga jenis pelembab tubuh :
1.

Body Lotion
Body Lotion mempunyai konsistensi paling encer dibandingkan
dengan pelembab lainnya. Lotion yang baik adalah tidak terlalu greasy
(berminyak) saat digunakan dan dapat menyerap dengan cepat saat
dioleskan

di

kulit.

Lotion

merupakan

pilihan

paling

tepat jika

membutuhkan pelembab yang ringan atau bila digunakan untuk seluruh


tubuh. Karena bentuknya ringan dan tidak meninggalkan residu, lotion
bisa digunakan di pagi hari tanpa perlu khawatir bisa menempel di
pakaian dan juga digunakan jika berada di iklim yang lembab atau ketika
cuaca mulai panas.
2.

Body Cream
Body Cream bentuknya lebih pekat dibanding lotion dan
mengandung lebih banyak minyak pelembab. Krim tubuh (body cream)
ini paling baik digunakan di kulit yang kering, seperti lengan dan kaki,
yang tak memiliki banyak kelenjar minyak.

3.

Body Butter
Body Butter memiliki proporsi minyak paling tinggi, sehingga
sangat kental dan mirip margarin atau mentega. Biasanya body butter
memiliki kandungan sheabutter, cocoa butter, dan coconut butter.

Bentuk pelembab seperti ini bisa jadi sangat berminyak dan sulit
dioleskan, maka akan sangat baik jika dioleskan di daerah yang amat
kering dan cenderung pecah misalnya sikut, lutut, dan tumit.
Lotion

merupakan

campuran

dari

air,

pelembut

(emollient/moisturizer), humektan, bahan pengental, pengawet, dan pewangi


(Mitsui, 1997). Berikut penjelasan lebih lanjut:
1. Emollient/Moisturizer
Emollient

(pelunak,

zat

yang

mampu

melunakkan

kulit)

didefinisikan sebagai sebuah media yang jika digunakan pada lapisan


kulit kering akan mempengaruhi kelembutan kulit. Bahan ini mengisi
ruang antar sel kulit, membantu menggantikan lemak sehingga dapat
melembutkan dan melumasi (Mariani, 2007). Bahan-bahan yang
berfungsi sebagai emollient adalah minyak mineral, ester isopropil,
turunan lanolin, trigliserida, dan asam lemak (Schmitt,1996).

2. Humektan
Humektan berpengaruh terhadap kulit yaitu melembutkan kulit
dan

mempertahankan

kelembaban kulit agar

tetap seimbang.

Humektan ditambahkan pada skin lotion dan produk dengan tipe


emulsi minyak dalam air lainnya untuk mengurangi kekeringan ketika
disimpan pada suhu ruang (Mitsui, 1997). Humektan yang dapat
digunakan dalam skin lotion yaitu gliserin, propilen glikol, dan sorbitol
dengan kisaran penggunaan 0,5-15% (Schmitt, 1996).

3. Bahan pengental (thickener)


Bahan

pengental

(thickener)

digunakan

untuk

mengatur

kekentalan dan mempertahankan kestabilan produk dengan mencegah


terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water soluble polymers yang
digunakan sebagai bahan pengental diklasifikasikan sebagai polimer
natural, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis (Mitsui, 1997).
Pengental polimer seperti gum-gum alami, derivatif selulosa, dan
7

karbomer lebih sering digunakan dalam emulsi dibandingkan dalam


formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan thickener dalam pembuatan
skin lotion biasa digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu di bawah
2,5% (Schmitt, 1996).

4. Emulsifier
Emulsifier atau pengemulsi merupakan bahan yang penting
dalam pembuatan skin lotion karena memiliki gugus polar maupun non
polar dalam satu molekulnya, sehingga pada satu sisi akan mengikat
minyak yang non polar dan di sisi lain juga akan mengikat air yang polar.
Hal

ini

berhubungan

dengan

hidrophil

lipophil

balance

yaitu

keseimbangan antara komponen yang larut air dan larut minyak


(Schmitt, 1996). Untuk mendapatkan sistem emulsi yang stabil, dipilih
emulsifier yang larut dalam fase yang dominan, yaitu fase pendispersi.
Asam stearat, gliseril monostearat, dan setil alkohol merupakan
emulsifier yang dapat digunakan dalam produk emulsi (Suryani, 2000).

5. Pengawet
Gliserin atau sorbitol yang merupakan sumber karbon dan
substansi lain seperti turunan asam amino dan protein biasanya
ditambahkan pada pembuatan skin lotion. Bahan-bahan ini merupakan
sumber nitrogen bagi mikroorganisme. Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan
untuk menghindari deteriorasi produk (Mitsui, 1997).
Pengawet dapat ditambahkan pada produk sebesar 0,1-0,2 %.
Pengawet juga harus ditambahkan pada suhu yang tepat pada saat
proses pembuatan, yaitu antara 35-45 oC agar tidak merusak bahan aktif
yang terdapat dalam pengawet tersebut. Pengawet yang baik memiliki
persyaratan, yaitu efektif mencegah tumbuhnya berbagai macam
organisme yang dapat menyebabkan penguraian bahan, dapat larut
dalam berbagai konsentrasi yang digunakan, dan tidak menimbulkan
bahaya pada kulit. Pengawet yang biasanya digunakan dalam
kosmetika yaitu metil paraben dan propil paraben (Schmitt, 1996).

6.

Pewangi
Pewangi ditambahkan pada lotion sebagai upaya meningkatkan
nilai produk. Jumlah pewangi yang ditambahkan harus serendah
mungkin, yaitu berkisar antara 0,1-0,5%. Pada proses pembuatan skin
lotion, pewangi dicampurkan pada suhu 35 oC agar tidak merusak
emulsi yang sudah terbentuk (Schmitt, 1996).

BAB III METODE ANALISIS DAN KEWIRAUSAHAAN

A. Metode Analisis
Metode analisis berdasarkan SNI No. 16-4952-1998 mengenai lotion
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Parameter Uji


No
1

Metode
Organoleptik

Potensiometri
Ostwald
Gravimetri
Volumetri
Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA)

3
4

Angka Lempeng Total


Angka Paling Mungkin

Parameter
Bau
Warna
Homogenitas
Derajat Keasaman (pH)
Viskositas
Kadar Humektan
Bobot Jenis
Kadar Pengawet
Cemaran Logam
Timbal (Pb), Tembaga (Cu),
Seng (Zn), Merkuri (Hg)
Total Bakteri
Jamur
Bentuk coli

Satuan
Cps
%b/b

mg/kg
koloni/gram
koloni/gram
APM/gram

Berikut ini adalah penjelasan metode analisis yang akan dilakukan :

1. Uji Organoleptik
a.

Bau
Dasar :
Uji organoleptik berdasarkan pada tingkat kesukaan atau
penerimaan terhadap aroma atau bau pada lotion yang berdasarkan
pada pengamatan dengan menggunakan panca indra penciuman
yang kemudian dinilai sesuai tingkat kesukaan panelis.
Cara Kerja :
1)

Contoh disiapkan di dalam wadah.

2)

Dibaui dan dinilai keadaan bau yang timbul sesuai dengan


tingkat kesukaan.

10

b. Warna
Dasar :
Uji organoleptik berdasarkan pada tingkat kesukaan atau
penerimaan terhadap warna pada lotion yang berdasarkan pada
pengamatan dengan menggunakan panca indra penglihatan yang
kemudian dinilai sesuai dengn tingkat kesukaan atau penerimaan
panelis.
Cara Kerja :

c.

1)

Contoh disiapkan di dalam wadah.

2)

Diamati dan dinilai warnanya sesuai dengan tingkat kesukaan.

Homogenitas
Dasar :
Uji organoleptik berdasarkan pada tingkat kesukaan atau
penerimaan terhadap homogenitas atau tekstur pada lotion yang
berdasarkan pada pengamatan dengan menggunakan panca indra
peraba yang kemudian dinilai sesuai dengan tingkat kesukaan atau
penerimaan panelis.
Cara Kerja :
1)

Contoh disiapkan di dalam wadah.

2)

Diambil contoh sedikit dengan ujung jari, kemudian dioleskan


ke tangan

3)

Dinilai tekstur dari lotion sesuai dengan tingkat kesukaan.

11

2. Pengukuran Derajat Keasaman (pH) Metode Potensiometri

a.

Dasar:

Adanya ion H+ dan OH- dalam larutan contoh dapat diukur


dengan menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi dengan
larutan buffer pH 7 dan pH 10, sehingga dapat diketahui pH-nya.

b. Cara Kerja:
1)

Ditimbang 1 gram contoh.

2)

Ditambahkan air suling sebanyak 10 ml.

3)

Diukur pH-nya dengan pH meter.

3. Pengukuran Viskositas metode Ostwald

a.

Dasar:
Kekentalan cairan atau zat semi padat disebabkan oleh
gesekan dalam zat semi padat tersebut. Bila keadaan semi padat
dimasukkan suatu pipa atau besi yang diputar makan laju
perputaran pipa atau besi tersebut akan terhambat oleh zat semi
padat

yang

besarnya

hambatan

berbanding

lurus

dengan

kekentalan.

b. Cara Kerja:
1)

Ditimbang 10 gram contoh dalam piala gelas 100 ml.

2)

Dibilas alat viskometer Ostwald dengan air sebagai standar.

3)

Dipipet 10 ml air lalu dimasukkan kedalam alat viskometer


Ostwald.

4)

Dihisap hingga melewati batas atas alat.

5)

Diukur waktu alir air mencapai tanda batas bawah alat dengan
menggunakan stopwatch.

12

c.

6)

Dibilas air viskometer Ostwald dengan larutan contoh.

7)

Dilakukan pekerjaan yang sama mulai dari tahap 4 hingga 7.

8)

Dihitung viskositas contoh.

Perhitungan :
=

4. Penetapan Kadar Humektan metode Gravimetri

a.

Dasar:
Zat humektan yang ditambahkan ke dalam produk kosmetik
yang berfungsi untuk mempertahankan kandungan air pada kulit.
Semakin besar kadar humektan, maka produk memiliki efektivitas
yang besar dalam menjaga kelembaban kulit.

b. Cara Kerja:

c.

1)

Ditimbang plastik kedap air.

2)

Dioleskan contoh pada plastik secara merata.

3)

Ditimbang setiap 30 menit sekali.

4)

Dilakukan selama 5 jam.

Perhitungan:
=

() 100%
( 1)

13

5. Penetapan Bobot Jenis metode Gravimetri


a.

Dasar :

Dengan membandingkan antara bobot contoh (lotion) dan


bobot standar (air) yang dilakukan pada temperatur dan keadaan
yang sama, maka bobot jenis dari contoh dapat diketahui.

b. Cara Kerja :

c.

1)

Dibilas piknometer dengan alkohol.

2)

Dikeringkan dengan Hair Dryer.

3)

Ditimbang piknometer kosong (a gram).

4)

Ditimbang pikonometer berisi air (b gram).

5)

Piknometer dibersihkan dan dikeringkan kembali.

6)

Ditimbang piknometer berisi contoh (c gram).

Perhitungan :

Keterangan : = densitas air = 0,99654 g/cm 3

6. Penetapan Kadar Pengawet metode Volumetri (Metil Paraben)

a.

Dasar:
Metil paraben (metil p-hidroksi benzoat) dalam contoh
direaksikan dengan NaOH 1 N dalam keadaan panas, setelah
dingin direaksikan dengan Br2 0,1 N yang ditambahkan berlebih
terukur, sisa dari Br2 0,1 N akan bereaksi dengan KI. I2 yang

14

dibebaskan dititar dengan larutan Na2S2O3 dengan indikator kanji


dan titik akhir tak berwarna.
b. Reaksi:
COOCH3

COONa

+ NaOH
OH

+ CH3OH
OH
COONa

COONa
+ Br2 (berlebih terukur)

+ HBr
Br

OH

OH

Br2 (sisa) + 2KI 2KBr + I2


I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6

c.

Cara Kerja :

1)

Ditimbang 0,1 gram contoh, dimasukkan ke dalam erlenmeyer


asah.

2)

Ditimbang 50 ml NaOH 1 N dan didihkan selama 30 menit.

3)

Didinginkan, dipipet 50 ml brom 0,1 N dan HCL pekat 10 ml.

4)

Kocok berulang ulang selama 15 menit biarkan selama 5 menit.

5)

Ditambahkan 30 mL larutan KI 30 %.

6)

Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1 N menggunakan indikator kanji


hingga mencapai titik akhir larutan tidak berwarna.

7)

Dilakukan penetapan blanko.

15

d. Perhitungan :

% =

( )
100%

Keterangan :
Bst metal paraben = 152,2
Bst propel paraben = 180,2

7. Penetapan Kadar Cemaran Logam metode Spektrofotometri


Serapan Atom (SSA)
a.

Dasar:
Contoh didestruksi dengan HNO 3(p) dan dijadikan larutan
garam nitratnya, lalu dengan bahan bakar dibuat aerosol kemudian
diatomisasi membentuk atom bebas. Atom-atom bebas ini dapat
menyerap

energi

cahaya sehingga membentuk atom

yang

tereksitasi dan absorbansi sinar dapat dibaca pada spektrofometri


serapan atom.

b. Reaksi:

16

c.

Cara Kerja:
1)

Ditimbang 1 gram contoh ke dalam erlenmeyer 100 ml.

2)

Ditambahkan 15 ml HNO 3(p) dan lakukan destruksi.

3)

Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml dan dihimpitkan


dengan air suling.

4)

Disiapkan deret standar.

Untuk logam Cu, dibuat deret standar dengan konsentrasi


(0,25;0,5;1,2 dan 4 ppm).

Untuk logam Pb dibuat deret standar dengan konsentrasi


(0,25;0,75;1,5;3 dan 6 ppm).

Untuk logam Zn dibuat deret standar dengan konsentrasi


(0,1;0,2;0,4;0,8 dan 1,6 ppm).

5)

Disiapkan blanko.

6)

Diukur dengan SSA.

d. Perhitungan:

8. Penetapan Kadar Cemaran Logam Raksa (Hg) Metode


Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
a. Dasar:
Analisis logam Hg dengan spektrofotometri serapan atom
(SSA) direduksi oleh hydrogen dalam suasana asam membentuk
Hg bebas. Hg bebas dapat diuapkan dari larutannya dengan gas
inert (Ar) dan membawanya ke tabung kuarsa sehingga dapat
dibaca absorbansinya dengan SSA dihasilkan dari NaBH4.

17

b. Reaksi :
BH4- + 3 H2O + H+ H3BO3 + 2H+
Hg2+ + 2H Hg + 2H+
c. Cara Kerja :
1) Ditimbang 1 gram contoh ke dalam erlenmeyer 100 ml.
2) Ditambahkan 15 ml campuran pereaksi (HNO 3 : HClO4 : H2SO4
dengan perbandingan 1:1:5)
3) Destruksi pada suhu 300 oC.
4) Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, diencerkan dengan HCl
1 N.
5) Dipipet 10 ml larutan standar Hg 1000 ppm ke dalam labu ukur
100 ml.
6) Dipipet 1 ml Larutan Hg 100 ppm ke dalam labu ukur 100 ml.
7) Diencerkan dengan air suling hingga tanda tera (Larutan 1
ppm).
8) Dibuat deret standar Hg 0,10,20,30,40,50 ppb dari larutan Hg 1
ppm / 1000 ppb ke labu ukur 100ml. Ditambahkan 20 ml HCl
4N.
9) Diukur absorbansi standar contoh dengan sperktrofotometer
serapan atom.
d. Perhitungan :
=

18

9. Penetapan Cemaran Mikroba Total Bakteri dengan Metode


Angka Lempeng Total (ALT)
a.

Dasar:
Pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil yakni contoh di
inokulasikan pada media lempeng agar, dengan cara tuang dan
diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37 C.

b. Cara Kerja:
1)

APD : lengkap (sarung tangan, masker, penutup kepala, jas


lab, sepatu lab).

2)

Dilakukan teknik aseptik untuk area kerja, kemudian nyalakan


pembakar.

3)

Disiapkan 5 buah tabung reaksi dan 7 buah cawan petri yang


steril.

4)

Dilakukan pelmberian label pada setiap alat.

5)

Disiapkan larutan fisiologis dan media PCA (Plate Count Agar)


yang hangat (40 C).

6)

Ditimbang 1 gram contoh, dilarutkan dalam labu ukur 100 ml


dengan air suling menjadi pengenceran 10-2.

7)

Dipipet 9 ml larutan fisiologis, kemudian dimasukkan ke dalam


tabung reaksi secara aseptik.

8)

Dipipet 1 ml contoh, dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10-2


kemudian dihomogenkan.

9)

Dari tabung reaksi 10-2 dipipet 1 ml kemudian dimasukkan ke


dalam tabung reaksi 10-3 lalu dihomogenkan.

10) Diulang pengerjaan pada nomor 9 sampai tabung reaksi 10-4.


Dipipet 0,1 ml larutan dari tabung reaksi 10-2 kemudian
dimasukkan ke dalam cawan petri. Dilakukan seterusnya
sampai tabung reaksi 10-4 dan untuk larutan blanko. Penetesan
blanko, kecuali blanko dilakukan duplo.

19

11) Dipipet 1 ml contoh kemudian dimasukkan media PCA (Plate


Count Agar) bersuhu 40-45 C sebanyak 15 ml atau sepertiga
volume cawan petri dihomogenkan dan ditunggu sampai beku.
12) Diinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam (posisi terbalik di
inkubator).
13) Dilakukan pengamatan dan dihitung jumlah koloni bakteri
dengan colony counter.
14) Dihitung jumlah koloni bakteri pada tabel.

10. Perhitungan Jumlah Kapang Khamir (Jamur)


a.

Dasar :

Pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil setelah contoh


diinokulasi pada media

lempeng agar, dengan cara tuang dan

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 oC.

b. Cara Kerja :

1)

Disiapkan 5 buah tabung reaksi dan 7 buah cawan petri yang


streril.

2)

Ditimbang 1 gram contoh larutkan dengan air dalam labu ukur


100 mL ( pengenceran 10-2 ).

3)

Disiapkan pula larutan fisiologi dan media PDA, yang hangat


40 oC.

4)

Dipipet 9 mL larutan fisiologis, dan dimasukkan ke dalam


tabung reaksi secara aseptik dan diberi label (pengenceran
10-2,10-3, 10-4 dan blanko).

5)

Dipipet 1 mL contoh, dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10-2,


kemudian dikocok dan dihomogenkan.

6)

Dari tabung 10-2, dipipet 1ml, kemudian dimasukkan ke dalam


tabung reaksi 10-3 , dikocok, dihomogenkan.

7)

Dilakukan seterusnya sampai tabung reaksi 10-4.

20

8)

Dipipet 0,1 ml larutan dari tabung reaksi 10-2, kemudian


dimasukkan ke dalam cawan petri. Dilakukan seterusnya
sampai tabung reaksi 10-4, dan juga larutan blanko ( dilakukan
2 kali ulangan )

9)

Media PDA dimasukkan secukupnya ke dalam cawan petri


yang telah ditetesi contoh, dan dibiarkan sampai padat serta
diberi label yang sesuai.

10) Diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 37 oC selama 3-5 hari.


11) Dilakukan pengamatan dan jumlah bakterinya dihitung dengan
alat colony counter.

c.

Perhitungan :

11. Penetapan Cemaran Mikroba dengan Metode Angka Paling


Mungkin (APM)
a.

Dasar :

Metode yang digunakan berdasarkan pada adanya gas yang


terbentuk pada tabung durham setelah diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 24-48 jam. Dibantu tabel yang ada maka jumlah bakteri
E.coli dapat diketahui. Media yang digunakan adalah Lactose Broth.

b. Cara Kerja :

1)

Peralatan disesuaikan sesuai kebutuhan.

2)

Meja kerja dibersihkan dengan alcohol 70 % dan tangan dicuci


dengan sabun.

3)

Dipipet 9 mL larutan fisiologis ke dalam tabung reaksi 10 -2,


10-3,10-4 dan blanko.

21

4)

Dipipet 1 mL contoh dan dimasukkan ketabung 10-2 yang berisi


9 ml larutan fisiologis.

5)

Dipipet 1 ml pengenceran 10-2 dimasukkan ke dalam tabung


10-3.

6)

Dipipet 1 ml dari pengenceran 10-3 dimasukkan ke dalam


tabung pengenceran 10-3.

7)

Masing-masing diberi label.

8)

Dipipet media Lactose broth 5 ml dan dimasukkan ke dalam 10


tabung durham yang diletakkan terbalik ( 9 tabung untuk contoh
dan 1 tabung untuk blanko).

9)

Dipipet 1 ml contoh dari tabung pengenceran 10-2,10-3,10-4 dan


blanko ke dalam tabung durham bertutup berisi media masing
masing 3 tabung dan 1 tabung untuk blanko.

10) Dimasukkan ke dalam tabung durham yang diletakkan terbalik


lalu

dihilangkan

gelembung

udara

dengan

membalik-

balikkannya.
11) Diberi label dan di inkubasi pada suhu 37 oC selama 24-48 jam.
12) Saat

dimasukkan

ke

dalam

inkubator,

tabung

durham

diletakkan ke dalam piala gelas 400 ml alasnya dilapisi dengan


koran dan atasnya ditutup dengan koran serta diikat dengan tali
kasur.

22

BAB IV PELAKSANAAN

A. Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Kimia Terpadu (PKT) dengan judul Analisis
Mutu Moisturizing Hand & Body Lotion Avocado (Persea americana) Merek
X, dilakukan oleh kelompok PKT 62 yang terdiri atas:
Ketua

: Ricky Andi Permana

Anggota

: 1. Muhammad Zinedine Haryanto


2. Syelvira Maharani Dewi
3. Zulfa Rachdianti

B. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Kimia Terpadu (PKT) ini dilakukan di Sekolah
Menegah Kejuruan SMAKBO, Jalan Binamarga I Kotak Pos 2017 Pakuan
Ciheuleut, Bogor Timur, Bogor 16143, dengan menggunakan fasilitasfasilitas sebagai berikut:
1. Laboratorium PKT 3
2. Laboratotium Analisis Intrumen 2
3. Laboratorium Mikrobiologi

23

C. Waktu Pelaksanaan
Berikut merupakan agenda kegiatan dan waktu pelaksanaan:

Tabel 2. Agenda Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan


No
1

Kegiatan

Sosialisasi kegiatan PKT-2


pembagian kelompok, serta
rubrik PKT dan
pembimbingnya
Pengumpulan judul dan studi
literature
Pembuatan proposal

Pengumpulan proposal

5
6

Pembuatan makalah seminar


PKT-2
Analisis produk

Kunjungan industri

8
9

Pengumpulan makalah
seminar PKT-2
Pelaksanaan seminar PKT-2

10

Pembuatan laporan PKT-2

11

Penyerahan laporan PKT-2


kepada kepala laboratorium

12

Penyerahan laporan PKT-2


ke perpustakaan dan
penyerahan laporan kegiatan
ke kepala sekolah

Juli
1

Agustus
4

September
4

Oktober
1

24

BAB V ALAT DAN BAHAN

A. Alat
Alat alat yang digunakan dalam analisis, antara lain:

Tabel 3. Daftar Alat Untuk Analisis


No
1

Parameter Uji
Bau

Metode
Organoleptik

Alat
Pisin

Ukuran

Jumlah
-

Warna

Homogenitas

Derajat
Keasaman

Potensiometri

Piala Gelas

400 ml

pH meter

Viskositas

Ostwald

Labu Semprot

250 ml

1 buah

Piala Gelas

100 ml

2 buah

Labu Semprot

250 ml

1 buah

Pipet Volumetri

1 unit
10 ml

Stopwatch

Bobot Jenis

Kadar
Pengawet
(Metil
Parab ean)

Gravimetri

Gravimetri

Plastik Kedap
Air
Neraca Analitik

2 buah
1 buah

Neraca Analitik
Kadar
Humektan

1 buah
1 unit

Viskometer

1 unit
-

2 buah

1 unit

Piknometer

2 buah

Hair Dryer

1 unit

Neraca Analitiik

1 unit

Volumetri

Piala Gelas

400 ml

3 buah

(Yodometri)

Erlenmeyer
Asah
Erlenmeyer
Biasa
Gelas Ukur

300 ml

2 buah

300 ml

2 buah

50 ml

1 buah

Tutup Kaca

1 buah

Kaca Asbes

1 buah

Teklu

1 buah

Kaki Tiga

1 buah

Buret

50 ml

1 buah

Statif

1 buah

Pipet Tetes

1 buah

Neraca Anallitik

1 unit

25

Kadar Cemaran

Spektrofotometri

Logam,
Tembaga,
Seng, dan
Timbal

Serapan Atom

Total Bakteri

Cawan
Porselen
Segitiga
Porselen
Labu Semprot

1 buah

1 buah

250 ml

1 buah

Labu Ukur

10 ml

6 buah

Labu Ukur

50 ml

1 buah

Teklu

1 buah

Kaki Tiga

1 buah

Gelas Ukur

50 ml

1 buah

Buret

50 ml

1 buah

Statif

1 buah

Corong

1 buah

Piala Gelas

400 ml

1 buah

Pipet Tetes

1 buah

Pipet Volum

10 ml

1 buah

Pipet Volum

25 ml

1 buah

Kertas Berlipat

1 lembar

SSA

1 unit

Neraca Anallitik

1 unit

Angka Lempeng

Cawan Petri

8 buah

Total

Pipet Serologi

10 ml

1 buah

Pipet Serologi

1 ml

1 buah

5 buah

100 ml

2 buah

Rak Tabung

1 buah

Pembakar
Spirtus
Coloni Counter

1 buah

1 buah

Inkubator

1 unit

Bulb

1 buah

Neraca Kasar

1 unit

Sprayer

1 buah

Autoklaf

1 unit

Piala Gelas

400 ml

1 buah

Gelas Ukur

100 ml

1 buah

Koran

1 lembar

Kapas

3 lembar

Kertas
Singkong
Tali kasur

1 lembar

1 gulung

Oven

1 unit

Lemari es

1 unit

Tabung Reaksi
Erlenmeyer

26

Jamur

Angka Lempeng

Cawan Petri

8 buah

Total

Pipet Serologi

10 ml

1 buah

Pipet Serologi

1 ml

1 buah

5 buah

Tabung Reaksi
Erlenmeyer

10

Bentuk Coli

100 ml

2 buah

Rak Tabung

1 buah

Pembakar
Spirtus
Coloni Counter

1 buah

1 buah

Inkubator

1 unit

Bulb

1 buah

Neraca Kasar

1 unit

Sprayer

1 buah

Autoklaf

1 unit

Piala Gelas

400 ml

1 buah

Gelas Ukur

10 ml

1 buah

Koran

3 lembar

Kapas

Kertas
Singkong
Tali kasur

1
bungkus
1 lembar

1 gulung

Oven

1 unit

Lemari es

1 unit

Angka Paling

Neraca Kasar

1 unit

Mungkin

Erlenmeyer

100 ml

2 buah

Gelas Ukur

10 ml

1 buah

Tabung Reaksi

1 buah

Tabung Ulir

10 buah

Rak Tabung

1 buah

400 ml

1 buah

10 ml

1 buah

Pembakar
Spirtus
Coloni Counter

1 buah

1 buah

Inkubator

1 unit

Bulb

1 buah

Neraca Kasar

1 unit

Sprayer

1 buah

Autoklaf

1 unit

Koran

1 lembar

Kapas

Kertas
Singkong
Tali kasur

1
bungkus
1 lembar

1 gulung

Piala Gelas
Pipet Serologi

27

Oven

1 unit

Lemari es

1 unit

B. Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam analisis, antara lain:

Tabel 4. Daftar Bahan Untuk Analisis

Konversi
pereaksi
pekat
-

Warna

Homogenitas

No

Parameter Uji

Metode

Bahan

Organoleptik

Bau

Contoh

Derajat
Keasaman

Potensiometri

Contoh
Air suling

Viskositas

Ostwald

Kadar
Humektan
Bobot Jenis

1g
100 ml

Buffer pH 7

90 ml

Buffer pH 10

90 ml

Contoh
Air suling

Jumlah

Gravimetri

Contoh

Gravimetri

Alkohol

10 g
100 ml
5 ml

Contoh
Air suling
Neraca Analitik
6

Kadar
Pengawet
(Metil Parab en)

Volumetri

Contoh

(Yodometri)

Air suling

100 ml

Na2S2O3 0,1 N

100 ml

6g

Br2 0,1N

200 ml

0,5

HCl (p)

Kadar
Cemaran
Logam
Tembaga,
Seng, dan
Timbal

0,1 g

30 ml

NaOH 1 N

150 ml

Indikator Kanji

100 ml

KI 30%

10 ml

K2Cr2O7

2g

Spektrofotometri

Contoh

50 ml

Serapan Atom

Air suling

5g

3g

300 ml

Std Cu 1000 ppm

10 ml

Std Pb 1000 ppm

10 ml

28

Std Zn 1000 ppm

10 ml

HCl 25%

10 ml

7 mL

HNO3 4N

10 ml

1,5 mL

100 ml

40 mL

HCl 4N
8

Total Bakteri

Angka Lempeng

Contoh

Total

Larutan Fisiologis

3 ml
40 ml

0,85%
Media PCA

10 ml

5g

(Plate Count Agar)

Jamur

Alkohol 70%

7,5 ml

Spirtus

15 ml

Angka Lempeng

Contoh

3 ml

Total

Larutan Fisiologis

40 ml

0,85%
Media PDA

40 ml

12 g

(Potatoes
Dextrose
Agar)

10

Alkohol 70%

30 ml

Spirtus

15 ml
3 ml

Bentuk Coli

Angka Paling

Contoh

(Coliform)

Mungkin

Larutan Fisiologis

20 ml

0,85%
Media LB

40 ml

12 g

(Lactose Broth)
Alkohol 70%

30 ml

29

BAB VI ANGGARAN BAHAN ANALISIS


Anggaran biaya yang diperlukan untuk pembuatan dan analisis dalam
praktikum kimia terpadu dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 5. Anggaran Untuk Analisis


No

Nama Bahan Kimia

Satuan

Kebutuhan

Harga

Alkohol

mililiter

500

Rp

Bromine

mililiter

200

Rp 2.900.000,00

Buffer pH 4,00

mililiter

90

Rp

225.000,00

Buffer pH 7,00

mililiter

90

Rp

225.000,00

Asam Khlorida

mililiter

30

Rp

69.000,00

Asam Nitrat

mililiter

18

Rp

32.400,00

Kalium Iodida

gram

Rp

18.600,00

Kalium Dikromat

gram

Rp

25.000,00

Natrium Tiosulfat

gram

Rp

3.900,00

10

Natrium Hidroksida

gram

Rp

9.000,00

11

Standar Cu 1000 ppm

mililiter

10

Rp

5.000,00

12

Standar Pb 1000 ppm

mililiter

10

Rp

5.000,00

13

Standar Zn 1000 ppm

mililiter

10

Rp

5.000,00

14

Standar Hg 1000 ppm

mililiter

10

Rp

5.000,00

15

Aquadest

liter

Rp

70.000,00

16

Potato Dextrose Agar

gram

12

Rp

32.400,00

17

Plate Count Agar

gram

Rp

12.460,00

18

Lactosa Broth

gram

12

Rp

22.152,00

19

Buffered Pepton Water (BPW)

gram

10

Rp

15.200,00

20

Spirtus

mililiter

60

Rp

450,00

Jumlah

27.000,00

Rp 3.680.562,00

30

DAFTAR PUSTAKA
AABot. 2016. Apokat. http://id.wikipedia.org/wiki/apokat.html. diakses pada 1
Agustus 2016
Dirjen POM., (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI: Jakarta, 474,
509
Mariani

R.

2007.

Alginat

dibutuhkan

kalangan

industri.

http://www.pikiranrakyat.com/cetak/1204/09/cakrawala/lain05.html.
diakses pada 1 Agustus 2016
Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier: New York
Schmitt WH. 1996. Skin Care Products. Di dalam Williams DF and Schmitt WH,
editor. Chemistry and Technology of The Cosmetics and Toiletries
Industry. 2nd Ed. Blackie Academe and Profesional: London
Suryani A, Sailah, Eliza H. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor: Bogor

31

Anda mungkin juga menyukai