13.59.07590
13.59.07630
13.59.07661
Zulfa Rachdianti
13.59.07685
Disetujui Oleh,
Disahkan oleh,
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh dan mempunyai
fungsi untuk melindungi dari pengaruh luar. Kerusakan pada kulit akan
mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan, sehingga kulit perlu
dilindungi dan dijaga kesehatannya. Proses kerusakan kulit ditandai dengan
munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah-pecah.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
struktur dan fungsi kulit. Polusi udara, angin, dan sinar matahari dapat
membuat kulit menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh penguapan.
Secara alamiah, kulit berusaha melindungi diri dari kehilangan air, yaitu
dengan adanya tabir lemak di atas kulit dengan lapisan film pelindung yang
disebut mantel asam.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan
kesehatan kulit merupakan salah faktor pendorong terjadinya peningkatan
permintaan produk-produk perawatan kulit. Penggunaan produk perawatan
kulit ditunjukkan sebagai salah satu upaya perlindungan dari dampak negatif
kondisi/cuaca yang semakin ekstrim karena pemanasan global dan
penipisan lapisan ozon.
Kebutuhan kosmetika hampir menjadi kebutuhan yang dianggap
penting bagi sebagian orang. Berbagai jenis produk kosmetika digunakan
untuk perawatan agar dapat tampil lebih menarik. Kosmetika merupakan
campuran dari beberapa bahan yang telah diformulasikan sedemikian rupa
dan berfungsi untuk merawat tubuh sesuai dengan tujuan penggunaan
kosmetika tersebut.
Kulit kering merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi, hal
ini tidak menimbulkan masalah yang serius tetapi dapat mempengaruhi
kualitas hidup, rasa tidak nyaman, dan estetik kulit yang buruk karena
berkerut. Sebagian besar kulit kering dipengaruhi oleh faktor cuaca,
kebiasaan hidup, dan adapula yang disebabkan oleh penyakit tertentu.
Ciri dari kulit kering antara lain terasa kaku/tegang seperti tertarik
setelah mandi, berendam, atau berenang. Kulit kering juga terlihat
mengkerut dan dehidrasi. Pada kulit kering, kulit akan terasa gatal dan
seringkali rasa gatal tersebut bertambah setelah garukan yang berulang,
kulit
terlihat
pecah-pecah,
bersisik,
atau
mengelupas.
Dibutuhkan
salah
satu
sediaan
emulsi
yang
digunakan
untuk
B. Pentingnya Masalah
Pada praktikum kali
C. Tujuan
Praktikum kimia terpadu dengan judul Analisis Mutu Moisturizing
Hand & Body Lotion Avocado (Persea americana) Merek X bertujuan
untuk:
1.
2.
3.
A. Analisis
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1)
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,
dsb); (2) penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian
yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan; (3) penyelidikan kimia dengan
menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat bagiannya dsb; 4 penjabaran
sesudah dikaji sebaik-baiknya; 5 pemecahan persoalan yang dimulai dengan
dugaan akan kebenarannya.
B. Kosmetik
Kosmetik menurut BPOM RI adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.
C. Kulit
Kulit merupakan suatu organ besar berlapis-lapis yang pada orang
dewasa
menutupi permukaan
macam
fungsi.
Kulit
memiliki
fungsi
sebagai
termostat
dalam
D. Apokat
Gambar 1. Avocado
Apokat (KBBI: Avokad), avokad,
atau Persea
americana ialah
tumbuhan penghasil buah meja dengan nama sama. Tumbuhan ini berasal
dari Meksiko dan Amerika Tengah dan kini banyak dibudidayakan di Amerika
Selatan dan Amerika Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur dan
sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia.
Pohon dengan batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang
12 hingga 25 cm. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan
dan ukuran 5 hingga 10 milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20
sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000 gram; biji yang besar, 5 hingga
6,4 sentimeter. Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna
hijau tua hingga ungu kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging buah
apokat berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji, dengan
tekstur lembut.
Alpukat atau avokad memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi.
Alpukat atau avokad setidaknya mengandung 11 vitamin dan 14 mineral
yang
bermanfaat.
Alpukat
kaya
dikenal
sebagai vitamin B2), niasin (atau dikenal sebagai vitamin B3), potasium (atau
lebih dikenal sebagai kalium), dan vitamin C.
Selain itu alpukat mengandung lemak yang cukup tinggi. Namun
jangan takut karena lemak pada alpukat mirip dengan lemak pada minyak
zaitun yang sangat sehat. Lemak yang terkandung dalam alpukat adalah
lemak tak jenuh yang berdampak positif dalam tubuh. Lemak pada alpukat
juga digunakan dalam pembuatan sabun dan kosmetik. Vitamin E dikenal
sebagai vitamin yang berguna untuk menghaluskan kulit. Campuran vitamin
E. Krim/Lotion
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, definisi lotion adalah sediaan
cair berupa suspensi atau dispersi yang digunakan sebagai obat luar dapat
berbentuk suspensi zat padat dalam serbuk halus dengan ditambah bahan
pensuspensi yang cocok, emulsi tipe o/w dengan surfaktan yang cocok.
Secara garis besar, ada tiga jenis pelembab tubuh :
1.
Body Lotion
Body Lotion mempunyai konsistensi paling encer dibandingkan
dengan pelembab lainnya. Lotion yang baik adalah tidak terlalu greasy
(berminyak) saat digunakan dan dapat menyerap dengan cepat saat
dioleskan
di
kulit.
Lotion
merupakan
pilihan
paling
tepat jika
Body Cream
Body Cream bentuknya lebih pekat dibanding lotion dan
mengandung lebih banyak minyak pelembab. Krim tubuh (body cream)
ini paling baik digunakan di kulit yang kering, seperti lengan dan kaki,
yang tak memiliki banyak kelenjar minyak.
3.
Body Butter
Body Butter memiliki proporsi minyak paling tinggi, sehingga
sangat kental dan mirip margarin atau mentega. Biasanya body butter
memiliki kandungan sheabutter, cocoa butter, dan coconut butter.
Bentuk pelembab seperti ini bisa jadi sangat berminyak dan sulit
dioleskan, maka akan sangat baik jika dioleskan di daerah yang amat
kering dan cenderung pecah misalnya sikut, lutut, dan tumit.
Lotion
merupakan
campuran
dari
air,
pelembut
(pelunak,
zat
yang
mampu
melunakkan
kulit)
2. Humektan
Humektan berpengaruh terhadap kulit yaitu melembutkan kulit
dan
mempertahankan
tetap seimbang.
pengental
(thickener)
digunakan
untuk
mengatur
4. Emulsifier
Emulsifier atau pengemulsi merupakan bahan yang penting
dalam pembuatan skin lotion karena memiliki gugus polar maupun non
polar dalam satu molekulnya, sehingga pada satu sisi akan mengikat
minyak yang non polar dan di sisi lain juga akan mengikat air yang polar.
Hal
ini
berhubungan
dengan
hidrophil
lipophil
balance
yaitu
5. Pengawet
Gliserin atau sorbitol yang merupakan sumber karbon dan
substansi lain seperti turunan asam amino dan protein biasanya
ditambahkan pada pembuatan skin lotion. Bahan-bahan ini merupakan
sumber nitrogen bagi mikroorganisme. Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan
untuk menghindari deteriorasi produk (Mitsui, 1997).
Pengawet dapat ditambahkan pada produk sebesar 0,1-0,2 %.
Pengawet juga harus ditambahkan pada suhu yang tepat pada saat
proses pembuatan, yaitu antara 35-45 oC agar tidak merusak bahan aktif
yang terdapat dalam pengawet tersebut. Pengawet yang baik memiliki
persyaratan, yaitu efektif mencegah tumbuhnya berbagai macam
organisme yang dapat menyebabkan penguraian bahan, dapat larut
dalam berbagai konsentrasi yang digunakan, dan tidak menimbulkan
bahaya pada kulit. Pengawet yang biasanya digunakan dalam
kosmetika yaitu metil paraben dan propil paraben (Schmitt, 1996).
6.
Pewangi
Pewangi ditambahkan pada lotion sebagai upaya meningkatkan
nilai produk. Jumlah pewangi yang ditambahkan harus serendah
mungkin, yaitu berkisar antara 0,1-0,5%. Pada proses pembuatan skin
lotion, pewangi dicampurkan pada suhu 35 oC agar tidak merusak
emulsi yang sudah terbentuk (Schmitt, 1996).
A. Metode Analisis
Metode analisis berdasarkan SNI No. 16-4952-1998 mengenai lotion
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Metode
Organoleptik
Potensiometri
Ostwald
Gravimetri
Volumetri
Spektrofotometri
Serapan Atom (SSA)
3
4
Parameter
Bau
Warna
Homogenitas
Derajat Keasaman (pH)
Viskositas
Kadar Humektan
Bobot Jenis
Kadar Pengawet
Cemaran Logam
Timbal (Pb), Tembaga (Cu),
Seng (Zn), Merkuri (Hg)
Total Bakteri
Jamur
Bentuk coli
Satuan
Cps
%b/b
mg/kg
koloni/gram
koloni/gram
APM/gram
1. Uji Organoleptik
a.
Bau
Dasar :
Uji organoleptik berdasarkan pada tingkat kesukaan atau
penerimaan terhadap aroma atau bau pada lotion yang berdasarkan
pada pengamatan dengan menggunakan panca indra penciuman
yang kemudian dinilai sesuai tingkat kesukaan panelis.
Cara Kerja :
1)
2)
10
b. Warna
Dasar :
Uji organoleptik berdasarkan pada tingkat kesukaan atau
penerimaan terhadap warna pada lotion yang berdasarkan pada
pengamatan dengan menggunakan panca indra penglihatan yang
kemudian dinilai sesuai dengn tingkat kesukaan atau penerimaan
panelis.
Cara Kerja :
c.
1)
2)
Homogenitas
Dasar :
Uji organoleptik berdasarkan pada tingkat kesukaan atau
penerimaan terhadap homogenitas atau tekstur pada lotion yang
berdasarkan pada pengamatan dengan menggunakan panca indra
peraba yang kemudian dinilai sesuai dengan tingkat kesukaan atau
penerimaan panelis.
Cara Kerja :
1)
2)
3)
11
a.
Dasar:
b. Cara Kerja:
1)
2)
3)
a.
Dasar:
Kekentalan cairan atau zat semi padat disebabkan oleh
gesekan dalam zat semi padat tersebut. Bila keadaan semi padat
dimasukkan suatu pipa atau besi yang diputar makan laju
perputaran pipa atau besi tersebut akan terhambat oleh zat semi
padat
yang
besarnya
hambatan
berbanding
lurus
dengan
kekentalan.
b. Cara Kerja:
1)
2)
3)
4)
5)
Diukur waktu alir air mencapai tanda batas bawah alat dengan
menggunakan stopwatch.
12
c.
6)
7)
8)
Perhitungan :
=
a.
Dasar:
Zat humektan yang ditambahkan ke dalam produk kosmetik
yang berfungsi untuk mempertahankan kandungan air pada kulit.
Semakin besar kadar humektan, maka produk memiliki efektivitas
yang besar dalam menjaga kelembaban kulit.
b. Cara Kerja:
c.
1)
2)
3)
4)
Perhitungan:
=
() 100%
( 1)
13
Dasar :
b. Cara Kerja :
c.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Perhitungan :
a.
Dasar:
Metil paraben (metil p-hidroksi benzoat) dalam contoh
direaksikan dengan NaOH 1 N dalam keadaan panas, setelah
dingin direaksikan dengan Br2 0,1 N yang ditambahkan berlebih
terukur, sisa dari Br2 0,1 N akan bereaksi dengan KI. I2 yang
14
COONa
+ NaOH
OH
+ CH3OH
OH
COONa
COONa
+ Br2 (berlebih terukur)
+ HBr
Br
OH
OH
c.
Cara Kerja :
1)
2)
3)
4)
5)
Ditambahkan 30 mL larutan KI 30 %.
6)
7)
15
d. Perhitungan :
% =
( )
100%
Keterangan :
Bst metal paraben = 152,2
Bst propel paraben = 180,2
Dasar:
Contoh didestruksi dengan HNO 3(p) dan dijadikan larutan
garam nitratnya, lalu dengan bahan bakar dibuat aerosol kemudian
diatomisasi membentuk atom bebas. Atom-atom bebas ini dapat
menyerap
energi
yang
b. Reaksi:
16
c.
Cara Kerja:
1)
2)
3)
4)
5)
Disiapkan blanko.
6)
d. Perhitungan:
17
b. Reaksi :
BH4- + 3 H2O + H+ H3BO3 + 2H+
Hg2+ + 2H Hg + 2H+
c. Cara Kerja :
1) Ditimbang 1 gram contoh ke dalam erlenmeyer 100 ml.
2) Ditambahkan 15 ml campuran pereaksi (HNO 3 : HClO4 : H2SO4
dengan perbandingan 1:1:5)
3) Destruksi pada suhu 300 oC.
4) Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, diencerkan dengan HCl
1 N.
5) Dipipet 10 ml larutan standar Hg 1000 ppm ke dalam labu ukur
100 ml.
6) Dipipet 1 ml Larutan Hg 100 ppm ke dalam labu ukur 100 ml.
7) Diencerkan dengan air suling hingga tanda tera (Larutan 1
ppm).
8) Dibuat deret standar Hg 0,10,20,30,40,50 ppb dari larutan Hg 1
ppm / 1000 ppb ke labu ukur 100ml. Ditambahkan 20 ml HCl
4N.
9) Diukur absorbansi standar contoh dengan sperktrofotometer
serapan atom.
d. Perhitungan :
=
18
Dasar:
Pertumbuhan koloni bakteri aerob mesofil yakni contoh di
inokulasikan pada media lempeng agar, dengan cara tuang dan
diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37 C.
b. Cara Kerja:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
19
Dasar :
b. Cara Kerja :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
20
8)
9)
c.
Perhitungan :
Dasar :
b. Cara Kerja :
1)
2)
3)
21
4)
5)
6)
7)
8)
9)
dihilangkan
gelembung
udara
dengan
membalik-
balikkannya.
11) Diberi label dan di inkubasi pada suhu 37 oC selama 24-48 jam.
12) Saat
dimasukkan
ke
dalam
inkubator,
tabung
durham
22
BAB IV PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Kimia Terpadu (PKT) dengan judul Analisis
Mutu Moisturizing Hand & Body Lotion Avocado (Persea americana) Merek
X, dilakukan oleh kelompok PKT 62 yang terdiri atas:
Ketua
Anggota
B. Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Kimia Terpadu (PKT) ini dilakukan di Sekolah
Menegah Kejuruan SMAKBO, Jalan Binamarga I Kotak Pos 2017 Pakuan
Ciheuleut, Bogor Timur, Bogor 16143, dengan menggunakan fasilitasfasilitas sebagai berikut:
1. Laboratorium PKT 3
2. Laboratotium Analisis Intrumen 2
3. Laboratorium Mikrobiologi
23
C. Waktu Pelaksanaan
Berikut merupakan agenda kegiatan dan waktu pelaksanaan:
Kegiatan
Pengumpulan proposal
5
6
Kunjungan industri
8
9
Pengumpulan makalah
seminar PKT-2
Pelaksanaan seminar PKT-2
10
11
12
Juli
1
Agustus
4
September
4
Oktober
1
24
A. Alat
Alat alat yang digunakan dalam analisis, antara lain:
Parameter Uji
Bau
Metode
Organoleptik
Alat
Pisin
Ukuran
Jumlah
-
Warna
Homogenitas
Derajat
Keasaman
Potensiometri
Piala Gelas
400 ml
pH meter
Viskositas
Ostwald
Labu Semprot
250 ml
1 buah
Piala Gelas
100 ml
2 buah
Labu Semprot
250 ml
1 buah
Pipet Volumetri
1 unit
10 ml
Stopwatch
Bobot Jenis
Kadar
Pengawet
(Metil
Parab ean)
Gravimetri
Gravimetri
Plastik Kedap
Air
Neraca Analitik
2 buah
1 buah
Neraca Analitik
Kadar
Humektan
1 buah
1 unit
Viskometer
1 unit
-
2 buah
1 unit
Piknometer
2 buah
Hair Dryer
1 unit
Neraca Analitiik
1 unit
Volumetri
Piala Gelas
400 ml
3 buah
(Yodometri)
Erlenmeyer
Asah
Erlenmeyer
Biasa
Gelas Ukur
300 ml
2 buah
300 ml
2 buah
50 ml
1 buah
Tutup Kaca
1 buah
Kaca Asbes
1 buah
Teklu
1 buah
Kaki Tiga
1 buah
Buret
50 ml
1 buah
Statif
1 buah
Pipet Tetes
1 buah
Neraca Anallitik
1 unit
25
Kadar Cemaran
Spektrofotometri
Logam,
Tembaga,
Seng, dan
Timbal
Serapan Atom
Total Bakteri
Cawan
Porselen
Segitiga
Porselen
Labu Semprot
1 buah
1 buah
250 ml
1 buah
Labu Ukur
10 ml
6 buah
Labu Ukur
50 ml
1 buah
Teklu
1 buah
Kaki Tiga
1 buah
Gelas Ukur
50 ml
1 buah
Buret
50 ml
1 buah
Statif
1 buah
Corong
1 buah
Piala Gelas
400 ml
1 buah
Pipet Tetes
1 buah
Pipet Volum
10 ml
1 buah
Pipet Volum
25 ml
1 buah
Kertas Berlipat
1 lembar
SSA
1 unit
Neraca Anallitik
1 unit
Angka Lempeng
Cawan Petri
8 buah
Total
Pipet Serologi
10 ml
1 buah
Pipet Serologi
1 ml
1 buah
5 buah
100 ml
2 buah
Rak Tabung
1 buah
Pembakar
Spirtus
Coloni Counter
1 buah
1 buah
Inkubator
1 unit
Bulb
1 buah
Neraca Kasar
1 unit
Sprayer
1 buah
Autoklaf
1 unit
Piala Gelas
400 ml
1 buah
Gelas Ukur
100 ml
1 buah
Koran
1 lembar
Kapas
3 lembar
Kertas
Singkong
Tali kasur
1 lembar
1 gulung
Oven
1 unit
Lemari es
1 unit
Tabung Reaksi
Erlenmeyer
26
Jamur
Angka Lempeng
Cawan Petri
8 buah
Total
Pipet Serologi
10 ml
1 buah
Pipet Serologi
1 ml
1 buah
5 buah
Tabung Reaksi
Erlenmeyer
10
Bentuk Coli
100 ml
2 buah
Rak Tabung
1 buah
Pembakar
Spirtus
Coloni Counter
1 buah
1 buah
Inkubator
1 unit
Bulb
1 buah
Neraca Kasar
1 unit
Sprayer
1 buah
Autoklaf
1 unit
Piala Gelas
400 ml
1 buah
Gelas Ukur
10 ml
1 buah
Koran
3 lembar
Kapas
Kertas
Singkong
Tali kasur
1
bungkus
1 lembar
1 gulung
Oven
1 unit
Lemari es
1 unit
Angka Paling
Neraca Kasar
1 unit
Mungkin
Erlenmeyer
100 ml
2 buah
Gelas Ukur
10 ml
1 buah
Tabung Reaksi
1 buah
Tabung Ulir
10 buah
Rak Tabung
1 buah
400 ml
1 buah
10 ml
1 buah
Pembakar
Spirtus
Coloni Counter
1 buah
1 buah
Inkubator
1 unit
Bulb
1 buah
Neraca Kasar
1 unit
Sprayer
1 buah
Autoklaf
1 unit
Koran
1 lembar
Kapas
Kertas
Singkong
Tali kasur
1
bungkus
1 lembar
1 gulung
Piala Gelas
Pipet Serologi
27
Oven
1 unit
Lemari es
1 unit
B. Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam analisis, antara lain:
Konversi
pereaksi
pekat
-
Warna
Homogenitas
No
Parameter Uji
Metode
Bahan
Organoleptik
Bau
Contoh
Derajat
Keasaman
Potensiometri
Contoh
Air suling
Viskositas
Ostwald
Kadar
Humektan
Bobot Jenis
1g
100 ml
Buffer pH 7
90 ml
Buffer pH 10
90 ml
Contoh
Air suling
Jumlah
Gravimetri
Contoh
Gravimetri
Alkohol
10 g
100 ml
5 ml
Contoh
Air suling
Neraca Analitik
6
Kadar
Pengawet
(Metil Parab en)
Volumetri
Contoh
(Yodometri)
Air suling
100 ml
Na2S2O3 0,1 N
100 ml
6g
Br2 0,1N
200 ml
0,5
HCl (p)
Kadar
Cemaran
Logam
Tembaga,
Seng, dan
Timbal
0,1 g
30 ml
NaOH 1 N
150 ml
Indikator Kanji
100 ml
KI 30%
10 ml
K2Cr2O7
2g
Spektrofotometri
Contoh
50 ml
Serapan Atom
Air suling
5g
3g
300 ml
10 ml
10 ml
28
10 ml
HCl 25%
10 ml
7 mL
HNO3 4N
10 ml
1,5 mL
100 ml
40 mL
HCl 4N
8
Total Bakteri
Angka Lempeng
Contoh
Total
Larutan Fisiologis
3 ml
40 ml
0,85%
Media PCA
10 ml
5g
Jamur
Alkohol 70%
7,5 ml
Spirtus
15 ml
Angka Lempeng
Contoh
3 ml
Total
Larutan Fisiologis
40 ml
0,85%
Media PDA
40 ml
12 g
(Potatoes
Dextrose
Agar)
10
Alkohol 70%
30 ml
Spirtus
15 ml
3 ml
Bentuk Coli
Angka Paling
Contoh
(Coliform)
Mungkin
Larutan Fisiologis
20 ml
0,85%
Media LB
40 ml
12 g
(Lactose Broth)
Alkohol 70%
30 ml
29
Satuan
Kebutuhan
Harga
Alkohol
mililiter
500
Rp
Bromine
mililiter
200
Rp 2.900.000,00
Buffer pH 4,00
mililiter
90
Rp
225.000,00
Buffer pH 7,00
mililiter
90
Rp
225.000,00
Asam Khlorida
mililiter
30
Rp
69.000,00
Asam Nitrat
mililiter
18
Rp
32.400,00
Kalium Iodida
gram
Rp
18.600,00
Kalium Dikromat
gram
Rp
25.000,00
Natrium Tiosulfat
gram
Rp
3.900,00
10
Natrium Hidroksida
gram
Rp
9.000,00
11
mililiter
10
Rp
5.000,00
12
mililiter
10
Rp
5.000,00
13
mililiter
10
Rp
5.000,00
14
mililiter
10
Rp
5.000,00
15
Aquadest
liter
Rp
70.000,00
16
gram
12
Rp
32.400,00
17
gram
Rp
12.460,00
18
Lactosa Broth
gram
12
Rp
22.152,00
19
gram
10
Rp
15.200,00
20
Spirtus
mililiter
60
Rp
450,00
Jumlah
27.000,00
Rp 3.680.562,00
30
DAFTAR PUSTAKA
AABot. 2016. Apokat. http://id.wikipedia.org/wiki/apokat.html. diakses pada 1
Agustus 2016
Dirjen POM., (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI: Jakarta, 474,
509
Mariani
R.
2007.
Alginat
dibutuhkan
kalangan
industri.
http://www.pikiranrakyat.com/cetak/1204/09/cakrawala/lain05.html.
diakses pada 1 Agustus 2016
Mitsui. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier: New York
Schmitt WH. 1996. Skin Care Products. Di dalam Williams DF and Schmitt WH,
editor. Chemistry and Technology of The Cosmetics and Toiletries
Industry. 2nd Ed. Blackie Academe and Profesional: London
Suryani A, Sailah, Eliza H. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor: Bogor
31