Perusahaan UINAM Farma akan memproduksi sediaan yang mengandung zat aktif Ibuprofen. Obat
ini digunakan sebagai analgetik dan antipiretik termasuk dalam golongan OIANS. Anda dan tim
dipercayakan untuk menyusun formula, membuat, dan mengevaluasi sediaan tersebut sehingga
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dan siap untuk dipasarkan. Berdasarkan hasil studi
preformulasi, Anda memutuskan untuk membuat zat aktif tersebut dalam bentuk kapsul.
Berikut adalah susunan laporan pembuatan suppositoria yang Anda susun bersama tim:
A. Studi Preformulasi:
1. Zat Aktif
a) Studi Farmakologi
b) Studi Farmakokinetik
c) Studi Sifat Fisikakimia
2. Alasan Pemilihan Zat Aktif
3. Alasan Pemilihan Bentuk Sediaan
4. Bahan Tambahan
a. Alasan Pemilihan Bahan
b. Uraian Bahan
B. Formulasi
1. Rancangan Formula
2. Master Formula
3. Perhitungan Bahan
4. Cara Kerja
5. Evaluasi Sediaan
6. Daftar Pustaka
7. Brosur
8. Etiket
1. Ibuprofen : obat yang digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan, misalnya sakit
gigi, nyeri haid, radang sendi.
2. Kapsul : sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut, umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang
sesuai (FI. Ed 5)
3. Studi farmakokinetik : farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh
atau efek tubuh terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yakni proses absorpsi
(A), distribusi (D), metabolism (M), dan ekskresi (E).
4. Studi farmakologi : ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat-obatan; cabang ilmu
farmasi yang berkaitan dengan studi tentang obat atu tindakan pengobatan.
5. Studi sifat fisika kimia : ilmu yang mempelajari fenomena makroskopik, mikroskopik, atom,
subatom, dan partikel dalam system dan proses kimia berdasarkan prinsip-prinsip dan
knsep-konsep fisika, dengan bidang khusus; untuk mengukurnya diperlukan perubahan
kimiawi; sifat fisis adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi
atau susunan dari zat tersebut.
6. Formula : susunan atau bentuk tetap; rumus;cara;kiat;metode;resep.
7. Analgesik : obat untuk meredakan rasa nyeri tanpa mengakibatkan hilangnya kesadaran.
8. Antipiretik : obat penurun demam.
9. Preformulasi : langkah awal yang akan dilakukan ketik membuat formula suatu obat; tahap
awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang berpusat pada sifat sifat
fisika kimia zafarmasi. t aktif dimana dapat mempengaruhi penampilan obat dan
perkembangan suatu bentuk sediaan
10. Sediaan : persenyawaan yang telah siap melalui proses kimia
11. No. bets : penanandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya, yang
merupakan tanda pengenal suatu bets, yang memungkinkan penelusuran kembali riwayat
lengkap pembuatan bets tersebut, termasuk seleuruh tahap produksi, pengawasan, dan
distribusi (Badan POM,2006); kombinasi pembeda apa saja dari huruf, angka atauoun
symbol dimana dari nomor tersebut secara lengkap dari pabrik, proses pembuatan,
pengemasan, penyimpanan, dan distribusi produk obat dapat ditentukan.
12. No. registrasi : merupakan rincian yang dimiliki oleh obat tersebut.
13. Zat aktif : setiap bahan atau campuran bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan
farmasi dan apabila digunakan dalam pembuatan obat menjadi zat aktif obat tersebut;
senyawa kimia murni tunggal jarang diberikan langsung sebagai sediaan obat (Dirjen POM,
2006)
14. OAINS : Obat Anti Inflamsi Non Steroid (OAINS) merupakan terapi farmakologi yang banyak
dipakai untuk mengatasi nyeri baik pada penyakit-penyakit reumatik ataupun penyakit-
penyakit lain seperti kanker, kelainan neurologic dan lain lain.
STEP 3 BRAINSTORMING
1. Bahan tambahan :
- Avicel pH 102 (penghancur)
Avicel pH 102 ukuran partikelnya lebih besar berguna untuk meningkatkan sifat alirnya.
- Amylum ( pengikat dan pengisi)
Amylum dapat berfungsi sebagai bahan pengis, pengikat, dan penghancur pada tablet.
- Magnesium stearat (pelicin)
Digunakan sebagai bahan lubrikan yang berfungsi mengurangi gesekan selama proses
pengempaan tablet.
- Talk (pelincir)
Talk mempunyai sifat pelincir dan anti lengket yang paling banyak digunakan; talcum
banyak digunakan dalam formulasi sediaan pada tablet sebagai glidan digunakan
sebanyak 1-10%;talk dengan konsentrasi 1-5% dapat memberikan efek anti adheren
dan glidan yang baik.
- Laktosa (pengisi)
Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai karena tidak bereaksi
dengan hamper semua bahan obat; laktosa lebih mudah menyerap kelembapan
sehingga menyebabkan ukuran granul yang lebih besar sehingga waktu alir juga besar;
laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak digunakan dalam pembuatan
tablet, bersifat inert, memiliki waktu hancur yang cepat (larut air).
2. Studi farmakokinetik : absorpsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar maksimum
dalam plasma dicapai setelah 1-2 jam. Waktu paruh dalam plasma sekitar 2 jam. 90 %
ibuprofen terikat dalam protein plasma. Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap. Kira-
kira 90% dari dosis yang diabsorpsi akan diekskresi melalui urin sebagai metabolit atau
konjugatnya.
Studi farmakologi :
Studi fisika kimia :
a. Ibuprofen (zat aktif)
Nama resmi : IBUPROFEN
Nama lain : ibuprofen;ibuprofenox;profen;nolgit;nuprin;motrun
Berat molekul : 206,285 g/mol
Rumus molekul : C13H18O2
Pemerian :Putih;serbuk Kristal;atau Kristal berwarna
Kelarutan :paraktis;tidak larut dalam air;larut dalam aseton;mudah larut dalam
etanol
Penyimpanan :wadah tertutup rapat
Kegunaan : zat aktif
Stabilitas :licin dalam air untuk suhu kamar yang stabil ketika terlindungi dari
cahaya
3. Perhitungan bahan
b. Per dosis
Ibuprofen =400 mg
10
Amylum 10% = ×600=60 mg
100
10
Avicel pH 10% = ×600=60 mg
100
1
Mg. stearat 1% = ×600=6 mg
100
2
Talk 2% = ×600=13 mg
100
Laktosa =600- (400+60+60+6+13)
=50,5 mg
c. Per bets
Ibuprofen =400 x 100 = 40.000 mg
Amylum =60 x 100 = 6000 mg
Avicel pH 102 =60 x 100 = 6000 mg
Mg. stearat = 6 x 100 = 600 mg
Talk = 13 x 100 = 1300 mg
Laktosa =50,5 x 100= 5050 mg
4. 100
5. Cara kerja :
- Disiapkan alat dan bahan
- Ditimbang dan dihitung ibuprofen 400 mg, amylum 6000 mg, avicel pH 102 6000 mg,
mg. stearat 600 mg, talk 1300 mg, laktosa 5050 mg
- Diayak masing-masing bahan
- Dicampur bahan sampai homogen
- Dilakukan uji granul
- Jika telah memenuhi syarat, maka dapat segera dilakukan pencetakan tablet
(Martini 2015:130)
6. Evaluasi tablet: keseragaman bobot; disolusi; keseragaman sediaan; waktu hancur
7. Brosur etiket dan pelabelan
3. Rancangan Formula
Amylum 60 mg
Avicel pH 102 60 mg
Mg. stearat 6 mg
Talk 13 mg
Laktosa 50,5 mg
4. Master Formula
1. Mengetahui studi farmakologi, farmakokinetik, dan fisika kimia obat ibuprofen dan
bahan tambahan
2. Mengatahui kegunaan sediaan atau indikasi
3. Menegetahui komposisi dan perhitungan bahan
4. Mengetahui cara kerja/ metode pembuatan
5. Mengetahi pemilihan wadah dan pelabelan/etiket
2. Laktosa
3. Microcrystalline Cellulose/Avicel
4. Talk
5. Magnesium stearat
2) Zat Aktif
Ibuprofen merupakan derivate asam propionat yang diperkenalkan pertama kali di
banyak negara.Obat ini bersifat analgesik dengan daya anti-inflamasi yang tidak
terlalu kuat.Efek analgesiknya sama seperti Aspirin.Efek anti-inflamasinya terlihat
dengan dosis 1200-2400 mg sehari.Absorpsi ibuprofen cepat melalui lambung dan
kadar maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-2 jam.Waktu paruh dalam plasma
sekitar 2 jam.90% ibuprofen terikat dalam protein plasma.Ekskresinya berlangsung
cepat dan lengkap.Kira-kira 90% dari dosis yang diabsorpsi akan diekskresi melalui
urin sebagai metabolit atau konjugatnya.Metabolit pertama merupakan hasil
hidroksilasi dan karboksilasi.Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan
dibandingkan dengan aspirin,indometasin atau naproksen.Efek samping lainnya yang
jarang ialah eritme kulit,sakit kepala trombosipenia,ambliopia toksik yang
reversible.Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan
menyusui.Dengan alasan bahwa ibuprofen relative lebih lama dikenal dan tidak
menimbulkan efek samping serius pada dosis analgesik, maka ibuprofen dijual
sebagai obat generic benas dibeberapa negara.(Farmakologi dan Terapi,2016 : 245)
2. Talk
Talk adalah bahan anti lekat dan pelincir yang digunakan dalam formulasi
ini.Talk sering digunakan dalam formulasi sediaan oral.Talk juga stabilitas
yang baik.Talk tidak diabsorpsi secara sistemik melalui ingesti oral dan
disebut sebagai bahan non toksik.(Rowe,dkk,2009)
Talk digunakan sebagai bahan pelincir karena dapat meningkatkan sifat alir
pada pencampuran bahan.(Gennaro,1990:70)
Salah satu bahan yang mempunyai sifat pelincir dan anti lekat yang sering
digunakan adalah talk dengan konsentrasi 1,0-10%.Bahan ini murah dan
mudah di dapat,tetapi sifat pelumas dari talk kurang bagus.Untuk itu perlu
ditambahkan bahan yang mempunyai sifat pelumas yang baik, sehingga bila
keduanya digabungkan akan saling melengkapi.bahan yang dimaksud adalah
garam-garam stearat dan yang sering digunakan adalah magnesium stearat.
3. Magnesium stearat
Mg stearat digunakan sebagai glidan atau pelicin untuk meningkatkan sifat
aliran.konsentrasi efektif Mg stearat antara 0,2-2%.Biasanya dicampur serbuk
untuk waktu relative singkat (tidak melebihi 5 menit).(Agoes,2008:209)
Mg stearat sebagai glidan digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul
dengan jalan mengurangi gesekan diantara partikel-partikel.dan untuk suatu
system tertentu biasanya ada suatu konsentrasi optimal diatas konsentrasi
ketiga glidan dapat mulai bekerja sebagai anti glidan .Dimana konsentrasi Mg
stearat 0,2-2%.(Anwar,2012:57-60)
Mg stearat dapat meningkatkan sifat alir serbuk dan dapat mencegah
melekatnya bahan obat pada permukaan cetakan sehingga memudahkan
percetekan tablet.Bila dikombinasikan dengan talk dapat meningkatkan waktu
hancur,Mg stearat digunakan dalam bentuk serbuk pada konsentrasi 0,2-0,3%
(R.Voight,1994:105)
4. Laktosa
Laktosa adalah bahan pengisi yang digunakan dalam formulasi
ini.Penggunaan laktosa sebagai bahan pengisi karena bersifat inert (tidak
bereaksi) hamper pada semua bahan obat.laktosa stabil secara fisika,kima dan
mikrobiologis.Umumnya formula dengan laktosa sebagai bahan pengisi
menunjukkan laju pelepasan obat yang baik.Selain itu,harga laktosa lebih murah
dari pada banyak bahan pengisi lainnya.(Syamsul & Supomo,2014)
Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak dipakai karena tidak
bereaksi dengan hamper semua bahan obat.(Lachman,2008:649)
Laktoosa adalah salah satu bahan pengisi yang kompresible,mempunyai sifat
alir yang baik,komprebilitas meningkat bila dikeringkan sampai kandungan
lembab.(Suparman,2011:44)
Laktosa yaitu bahan pengisi yang digunakan secara signifikan laktosa
berpengaruh pada kekerasan dan daya serap air.(Rina,2005:111-115)
5. Avicel PH 102
Avicel PH 102 atau microcrystalline celluloce termasuk golongan
selulosa.Avicel PH 102 banyak digunakan dalam metode cetak langsung karena
berfungsi sangat baik sebagai pengikat kering.(Medina & Kumar,2006)
Penggunaan avicel PH 102lebih baik dari pada avicel PH 101 pada pembuatan
dengan metode cetak langsung karena memiliki ukuran partikel yang lebih
besar,sehingga sifat alir avicel PH 102lebih baik dibandingkan avicel PH
101.Selain itu,avicel PH 102 memiliki kompaktibilitas yang sangat baik dan
mengalami deformasi plastic saat dikompresi yang dapat menyebabkan
terjadinya interlocking, yang merupakan kekuatan ikatan partikel.(Banker &
Anderson,1994)
5) Rancangan Formula
Amylum 60 mg
Avicel pH 102 60 mg
Mg. stearat 6 mg
Talk 13 mg
Laktosa 50,5 mg
6) Master Formula
7) Perhitungan bahan
Per dosis
Ibuprofen =400 mg
10
Amylum 10% = ×600=60 mg
100
10
Avicel pH 10% = ×600=60 mg
100
1
Mg. stearat 1% = ×600=6 mg
100
2
Talk 2% = ×600=13 mg
100
Laktosa =600- (400+60+60+6+13)
=50,5 mg
Per bets
Ibuprofen =400 x 100 = 40.000 mg
Amylum =60 x 100 = 6000 mg
Avicel pH 102 =60 x 100 = 6000 mg
Mg. stearat = 6 x 100 = 600 mg
Talk = 13 x 100 = 1300 mg
Laktosa =50,5 x 100= 5050 mg
8) Cara kerja :
- Disiapkan alat dan bahan
- Ditimbang dan dihitung ibuprofen 400 mg, amylum 6000 mg, avicel pH 102 6000 mg,
mg. stearat 600 mg, talk 1300 mg, laktosa 5050 mg
- Diayak masing-masing bahan
- Dicampur bahan sampai homogen
- Dilakukan uji granul
- Jika telah memenuhi syarat, maka dapat segera dilakukan pencetakan tablet
(Martini 2015:130)
9) Evaluasi tablet:
keseragaman bobot;
disolusi;
keseragaman sediaan;
waktu hancur