FORMULA LIPSTIK
1. Basis/dasar
Basis dapat digolongkan menjadi minyak, lemak dan wax. Semua bahan
penyusun lipstik merupakan kombinasi antara ketiga unsur tersebut.
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat
dari campuran wax dan minyak yang sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan suhu leleh dan viskositas yang dikehendaki.
Suhu leleh lipstik yang ideal harus diatur setepat mungkin sehingga suhu
tersebut mendekati suhu bibir dengan variasi 36-38 oC, tetapi karena harus
memperhatikan faktor ketahanan terhadap perbedaan suhu sekitarnya,
terutama suhu di daerah tropik, suhu leleh lipstik harus dibuat lebih tinggi.
Suhu yang dianggap sesuai adalah sekitar 42 oC.
a. Minyak
Pelarut utama dalam produk lipstik yaitu minyak. Minyak ini menentukan
seluruh sifat dari produk lipstik. Biasanya senyawa yang digunakan adalah
ester. Ester adalah produk reaksi antara alkohol lemak dan asam lemak.
Ester ini juga dapat berada dalam bentuk yang bermacam- macam, dapat
padat, pasta, kental, dan encer, mudah masuk ke dalam kulit dan lain-lain.
Dimungkinkan banyak sekali kombinasinya untuk membentuk sifat yang
dapat dirasakan pada bibir. Minyak ini berfungsi sebagai emollient
(mempermudah penyebaran atau pengolesan), pelembab, penambah licin,
pemberi kilau, agen pembuat tak berkilau (matifying) dan penambah SPF
(Sun Protection Factor).
b. Malam (beeswax)
Komponen ini merupakan bahan perekatnya yang akan menghasilkan
struktur kristal yang kuat. Hal ini merupakan unsur utama untuk membuat
lipstik yang baik. Malam yang paling umum digunakan adalah Candelilla,
Carnauba dan Beeswax.
Semuanya adalah malam alami. Candelilla dan Carnauba akan
menghasilkan perekatan dan kilau yang kuat. Tetapi jika terlalu banyak
akan membuat lipstik menjadi rapuh, mudah patah. Beeswax sangat baik
untuk mencegah kerutan. Beeswax terbuat dari bee honeycomb yang
mengandung carbon chains seperti C24 dan C36 dan juga bahan-bahan
wax lain seperti Carnuba wax yang didapat dari sejenis daun Brazillian
palm tree, ada juga jenis wax yang disebut Candelila wax yang bisa
ditemukan di Mexico.
2. Pewarna
Menurut Peraturan MenKes RI No.376/MENKES/PER/VIII/1990 tentang
bahan, zat warna, zat pengawet dan tabir surya pada kosmetika, zat warna
adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan pada sediaan kosmetik
untuk mewarnai lapisan tubuh luar manusia dengan atau tanpa bantuan zat
lain.
Terdapat banyak pewarna yang digunakan baik organik maupun anorganik
untuk mendapatkan perbedaan warna yang diinginkan pada lipstik.
Beberapa pewarna yang dapat digunakan untuk lipstik adalah merah (C.I.
15850), orange (C.I. 45370), putih (TiO2, pigmen anorganik), putih (ZnO,
pigmen anorganik). Ukuran partikel pigmen yang digunakan sekitar 3-5
micron. Mutiara dan pigmen berefek lain juga dipakai untuk menambah
cahaya dan gemerlapnya lipstik. Pewarna bisa sekitar 4-5% sampai 15-
20% tergantung pada merek dan tren fashion.
Zat warna yang sering digunakan pada sediaan lipstik antara lain :
a. Staining dyes, merupakan zat warna yang dapat mewarnai bibir dengan
warna yang diinginkan, digunakan pada konsentrasi 2-3%. Merupakan
turunan fluorescein yang terhalogenasi seperti bromo acid, eosin, dan tetra
bromofluorescein.
b. Noneosin staining dyes, juga merupakan turunan dari fluorescein, yang
sering digunakan adalah yang bersifat lipofilik yang tak larut dalam air
yaitu bentuk sulfo acidnya.
c. Pigmen, merupakan zat warna logam yang dapat bercampur dengan
bahan dasar. Zat warna ini dapat bersifat anorganik maupun organik dan
digunakan pada konsentrasi 8-10%.
d. Titanium dioksida, berguna untuk memudahkan warna, serta
menyinarkan warna. Lapisan yang terbentuk agak keruh keputihan dan
digunakan pada konsentrasi 1%.
e. Lakes, merupakan campuran zat warna Drug & Cosmetic dan logam-
logam seperti Al, Ba, Ca, dan Sr. Digunakan pada konsentrasi 5-15%
3. Pelarut Zat Warna
Pelarut zat warna digunakan untuk melarutkan zat warna dalam formula
pemerah bibir. Pelarut yang sering digunakan untuk melarutkan zat warna
pada lipstik adalah minyak jarak, alkohol berlemak, glikol, butil stearat,
isopropil miristat, isopropil palmitat
4. Anti Oksidan
Zat antioksidan digunakan dalam pembuatan lipstik untuk mencegah
ketengikan dari minyak dan lemak yang digunakan. Antioksidan yang
sering digunakan adalah butil hidroksi anisol dan butil hidroksi toluen.
5. Zat pewangi
Zat pewangi yang digunakan bersifat ringan dan segar. Konsentrasi yang
digunakan 2-4%. Zat pewangi yang digunakan tidak mengiritasi dan stabil
terhadap komponen yang lain. Zat pewangi ini berguna untuk menutupi
bau yang tidak enak dari lemak.
Zat warna yang dipakai dalam formulasi lipstik didispersikan terlebih
dahulu dengan minyak dalam jumlah yang pantas, selanjutnya pasta dari
zat warna ini digiling menjadi halus dan homogen.
Seperti yang diharapkan, lipstik selalu siap dalam batch karena pigmen
warna yang berbeda yang dapat digunakan. Ukuran batch, dan jumlah
tabung lipstik yang dihasilkan pada satu waktu, akan tergantung pada
popularitas naungan tertentu yang sedang diproduksi. Hal ini akan
menentukan teknik manufaktur (otomatis atau manual) yang digunakan.
Lipstik dapat dihasilkan dalam proses sangat otomatis, dengan tarif hingga
2.400 tabung per jam, atau dalam operasi dasarnya manual, dengan harga
sekitar 150 tabung per jam. Langkah-langkah dalam proses tersebut pada
dasarnya hanya berbeda dalam volume yang dihasilkan .
Pengecoran
5. Setelah massa lipstik dan campuran bebas dari udara, siap untuk
dituangkan ke dalam tabung. Berbagai setup mesin yang digunakan,
tergantung pada peralatan yang dimiliki produsen, tapi batch volume
tinggi umumnya dijalankan melalui melter yang agitates massa lipstik
dan memelihara sebagai cairan. Untuk lebih kecil, batch manual
dijalankan, massa dijaga pada suhu campuran yang diinginkan, dengan
agitasi, dalam melter dikendalikan oleh operator.
6. Massa cair yang dibagikan ke dalam cetakan, yang terdiri dari
bagian bawah dari tabung logam atau plastik dan sebagian membentuk
yang cocok dengan tabung. Lipstik dituangkan “up-side down”
sehingga bagian bawah tabung di bagian atas cetakan. Setiap kelebihan
dikikis dari cetakan.
7. Lipstik didinginkan (cetakan otomatis disimpan dingin; cetakan
manual yang dihasilkan ditransfer ke unit pendingin) dan dipisahkan
dari cetakan, dan bagian bawah tabung disegel. Lipstik kemudian
melewati lemari untuk menutup lubang kecil dan meningkatkan
finishing. Lipstik secara visual diperiksa untuk lubang udara, garis
cetakan pemisahan, atau cacat, dan ulang jika perlu.
8. Untuk alasan yang jelas, pengerjaan ulang lipstik harus terbatas,
menunjukkan pentingnya langkah-langkah awal dalam menghilangkan
udara dari massa lipstik.
EVALUASI LIPSTIK
Sifat Kimia ( Pemeriksaan pH)
Pemeriksaan pH bertujuan untuk mengetahui keamanan sediaan lipstik
saat digunakan sehingga tidak mengiritasi kulit. Penentuan pH sediaan
dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Sampel dibuat dalam
konsentrasi 1% yaitu 1 gram sampel dilarutkan dalam 100 ml akuades
(Rawlins, 2003).
Uji Tempel (Patch Test)
Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan
cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan
maksud untuk mengetahui sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada
kulit atau tidak.
Uji Kesukaan (Hedonic Test)
Uji kesukaan (Hedonic Test) adalah pengujian terhadap kesan subyektif
yang sifatnya suka atau tidak suka terhadap suatu produk. Pelaksanaan uji
ini memerlukan dua pihak yang bekerja sama, yaitu panel dan pelaksana.
Panel adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan uji
melalui proses penginderaan, orangnya disebut panelis. Panel terbagi
menjadi dua, yaitu panel terlatih dan tidak terlatih. Jumlah panel uji
kesukaan makin besar semakin baik, sebaiknya jumlah itu melebihi 20
orang. Jumlah lebih besar tentu akan menghasilkan kesimpulan yang dapat
diandalkan
KERUSAKAN PADA LIPSTIK
DAFTAR PUSTAKA
Nur Adliani dkk. 2012. Formulasi Lipstik Menggunakan Zat Warna Dari
Ekstrak Bunga Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm.). Journal
of Pharmaceutics and Pharmacology, 2012 Vol. 1 (2): 87 – 94
Mitsui, Takeo. 1997. New Cosmetic Science. Amsterdam. Elsevier Science