Anda di halaman 1dari 11

Pasca panen adalah tindakan yang dilakukan setelah panen, mulai dari membersihkan hasil panen dari

kotoran, tanah dan micro organisme yang tidak diinginkan melalui pencucian; sortasi dan perajanan;
pengeringan; pengemasan sampai dengan penyimpanan.
Tujuan pasaca panen adalah untuk menghasilkan produk yang tahan simpan, berkualitas dengan
mempertahankan kandungan bahan aktif yang memenuhi standar mutu secara konsisten.
Pasca panen dilakukan untuk menghasilkan produk segar dan simplisia. Tahapan pembuatan simplisia
meliputi : a) penyiapan bahan baku; b) penyiapan peralatan dan bahan kemasan; c) pemrosesan; d)
pengemasan dan pelabelan; serta e) penyimpanan. Untuk jelasanya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penyiapan bahan baku, bahan baku dalam pembuatan simplisia kencur adalah rimpang kencur segar
dengan hasil panen yang besar dan cukup umur (10-12 bulan) masih dalam keadaan segar dan tidak
busuk
2. Penyiapan peralatan dan bahan, peralatan dan bahan yang diperlukan dalam pengemasan :
wadah/bak/ember, sikat plastik, keranjang plastik, dan pisau tidak berkarat, alas perajang, alat
pengering(tampi, solar dryer/matahari), para-para, bahan rak yang direkomendasikan adalah aluminium
stainless steel, timbangan, kemasan baru dan label.
3. Pemrosesan, dalam tahapan kegiatan pemrosesan perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut
:
a. Penyortiran awal(basah), penyortiran dilakukan untuk memisahkan rimpang kencur yang bagus
dengan rimpang kencur busuk/rusak atau cemaran bahan asing lainnya dan akan diproses dalam bentuk
simplisia dan bahan rimpang kencur segar. Prosedur yang harus dilakukan yaitu : 1) pilih rimpang
kencur yang besar, tua (umur 10-12 bulan) bagus tidak busuk/rusak; 2) bersihkan rimpang kencur dari
tanah dan kotoran lain yang masih menempel, dengan cara dipukul perlahan; 3) potong daun-daun,
batang dan akar menggunakan pisau, dan 4) pisahkan bahan rimpang yag akan di proses/ dikemas
dalam bentuk simplisia dan bahan rimpang kecur segar.
b. Pencucian, pencucian dilakukan dengan sikat plastik secara hati-hati untuk menghilangkan kotoran
dari hasil panen dan mengurangi mikroba yang menempel pada rimpang kencur. Pencucian dilakukan
secara bertahap (dalam bak pencucian bertingkat). Tempat pencucian diupayakan menggunakan air
mengalir sehingga sisa pencucian langsung terbuang. Pencucian dilakukan dengan langkah yaitu: 1) cuci
rimpang kencur dengan cara menyikat perlahan-lahan dan teratur di bawah air mengalir dan dibilas
pada air tidak mengalir; 2) tiriskan dalam keranjang plastik; dan 3) timbang bahan rimpang yang
terseleksi.

ANEN
Panen untuk konsumsi dimulai pada umur 6 sampai 10 bulan. Tetapi,
berbeda dengan jahe, waktu panen kencur dapat ditunda sampai musim
berikutnya, bahkan sampai tiga tahun. Dalam kondisi demikian tidak ada
efek yang buruk terhadap mutu rimpang, bahkan produksinya akan
bertambah, hanya ukuran rimpang semakin kecil. Selain itu, kencur dari
pertanaman di atas 1 tahun, kurang baik untuk bibit. Rimpang untuk bibit
dipanen pada umur 10 12 bulan. Cara panen kencur dilakukan dengan
membongkar seluruh rimpangnya menggunakan garpu, cangkul, kemudian
dibuang akar dan rimpang airnya, tanah yang menempel dibersihkan.
Dengan menggunakan calon varietas unggul kencur Balittro (V2, V3, V4)
dan cara budidaya yang direkomendasikan, dihasilkan 12 16 ton rimpang
segar per ha. Mutu rimpang dari calon varietas unggul tersebut lebih tinggi
dari standar Materia Medika Indonesia (MMI), yaitu kadar minyak atsiri
antara 3,20 7,60%; kadar pati 51,09 79,71%; kadar sari dalam air 14,50
26,22%; kadar sari larut dalam alkohol 3,02 7,95%.
PASCA PANEN
Tahapan pascapanen kencur meliputi penyortiran, pencucian, pengirisan,
pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang
harus secepatnya dibersihkan untuk menghindari kotoran yang berlebihan
serta mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan
disemprot air yang bertekanan tinggi, atau dicuci dengan tangan. Bila
mengalami kesulitan, rimpang harus direndam dalam air untuk beberapa
lama, kemudian disikat dengan sikat halus agar tidak melukai kulit rimpang.

Setelah pencucian, rimpang dikering-anginkan sampai kulit rimpang tidak


berair lagi. Untuk penjualan segar, kencur dapat langsung dikemas. Tetapi
bila diinginkan dalam bentuk kering atau simplisia, maka perlu dilakukan
pengirisan rimpang dengan ukuran 1- 4 mm berbentuk bulat atau lonjong
dengan panjang 1 5 cm dan lebar 0,5 3 cm. Rimpang yang sudah diiris,
selanjutnya dikeringkan langsung di bawah sinar matahari atau dengan
pengering buatan/oven pada suhu 40 50 C. Bila kadar air telah
mencapai sekitar 10%, yaitu bila rimpang bisa dipatahkan, pengeringan
telah dianggap cukup. Kemudian rimpang kering dapat dikemas dalam peti,
karung atau plastik yang kedap udara, dan dapat disimpan dengan aman,
apabila kadar airnya rendah.
1.

Pengemasan

Persyaratan bahan kemasan untuk produk yang diperdagangkan antara


lain : dapat menjamin mutu produk yang dikemas mudah dipakai tidak
mempersulit penanganan dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan
tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi mempunyai bentuk dan
rupa yang menarik. Bahan kemasan yang banyak digunakan biasanya
terbuat dari plastik, kertas, kayu, karung goni. Untuk kemasan simplisia

sebaiknya digunakan peti yang tertutup rapat atau bisa juga karung plastik
dan karung goni. Kemasan yang digunakan harus cukup kuat untuk
ditumpuk, sehingga memungkinkan penggunaan ruang secara maksimum
dalam penyimpanan sambil menunggu pengolahan. Selain itu, harus rapat
untuk mencegah masuknya bahan padat atau lengas dari luar dan
mencegah penguapan pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan
penjualan. Sedangkan pengemasan untuk minyak atsiri harus disesuaikan
dengan sifat minyak. Wadah yang digunakan harus tidak bereaksi dengan
minyak, tidak dapat dilalui oleh cahaya dan tidak dipengaruhi oleh udara
dan air
1.

Penyimpanan

Gudang tempat penyimpanan harus bersih, sejuk, gelap, udaranya cukup


kering dan berventilasi. Untuk mencegah pencemaran terhadap barang
yang disimpan, gudang harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum barang
dimasukkan; menambal lubang-lubang yang ada dengan semen;
menempatkan jenis barang yang sesuai dan memberinya pembatas.
Ventilasi harus baik dan suhu ruang rendah, karena hama menyukai udara
yang lembab dan panas. Untuk mengurangi gangguan serangga bisa
dilakukan fumigasi secara berkala. Bahan yang telah dikeringkan dapat
disimpan untuk waktu yang cukup lama asalkan kondisi ruang
penyimpanan diperhatikan secara tepat dan benar. Pokok pertama yang
harus dilakukan adalah cara pengolahan yang tepat dan higienis
DAFTAR PUSTAKA
Rostiana, Otih., dkk.(_____). Standar Prosedur Operasional Budidaya
Kencur.
(online)

:http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/images/publikasi/sop/so
pgabung/Microsoft%20Word%20-%202-Kencur.pdf

KENCUR
KENCUR (Kaempferia galanga L)
Klasifikasi
Kingdom
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae (Tumbuhan)
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
: Commelinidae
: Zingiberales
: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
: Kaempferia
: Kaempferia galanga L.

Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang ataurizoma tanaman ini
mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya
adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand).
Kencur (nama bahasa Jawa dan bahasa Indonesia) dikenal di berbagai tempat dengan nama
yang berbeda-beda: cikur (bahasa Sunda); ceuko (bahasa Aceh);kaciwer (bahasa
Karo); kencor (Madura); cekuh (bahasa Bali); kencur, sukung(bahasa
Melayu Manado); asauli, sauleh, soul, umpa (bahasa-bahasa di Maluku); serta cekir (Sumba).
Kaempferia galanga kemungkinan berasal dari India, di mana ia tersebar luas. Tanaman ini
dibudidayakan secara meluas di Asia Tenggara, Cina selatan,Nusantara hingga Maluku; dan
kemungkinan pula diintroduksi ke Australia utara

Susunan Tubuh Kencur


Kencur termasuk kedalam terna kecil yang siklus hidup nya semusim atau beberapa
musim,susunan tubuh kencur terdiri atas;
Akar rimpang
- Merupakan akar tinggal yang bercabang halus dan menempel pada umbi akar yang disebut
rimpang.
- Rimpang kencur sebagian lagi terletak diatas tanah,bentuk rimpang umumnya bulat bagian
tengah berwarna putih dan pinggirnya berwarna coklat kekuningan dan berbau harum
Batang dan daun
- Tanaman kencur memiliki batang semu yang sangat pendek,terbentuk dari pelepah- pelepah
daun yang saling menutupi.
- Daun-daun kencur tumbuh tunggal,melebar dan mendatar hampir rata dengan permukaan
tanah.Jumlah daun bervariasi antara 8-10 helai dan tumbuh secara berlawanan satu sama

lain.Bentuk daun elip melebar sampai bundar,ukuran panjang daun 7-12 cm dan lebar daun 36 cm serta berdaging agak tebal.
Bunga dan buah
- Bunga kencur keluar dalam bentuk tersusun setengah duduk dari ujung tanaman disela-sela
daun.Warna bunga putih,ungu hingga lembayung dan tiap tangkai bunga berjumlah 4-12
kuntum bunga,merupakan bunga majemuk.
- Buah kencur termasuk buah kotak beruang 3 dan bakal buah yang terletak tenggelam,tetapi
sulit sekali menghasilkan biji.

Zat Kimia Yang Terkandung


Hampir seluruh bagian tanaman kencur mengandung minyak atsiri.Zat-zat kimia yang telah
banyak diteliti adalah pada rimpangnya,yakni minyak atsiri,cinnamal,aldehide,etil ester dan
pentadekan,dalam literatur lain disebutkan bahwa rimpang kencur mengandung sineol,para
eumarin,asam anisic,gom,pati dan mineral.Kandungan kimia tersebut sangat berguna bagi
obat-obatan terutama obat batuk,sakit perut,dan pengeluaran keringat.

Jenis-Jenis Kencur
Berdasarkan tipe daunnya,kencur dibagi dua;
1) Kencur berdaun lebar
Yaitu dicirikan dengan bentuk daunnya yang lebar-lebar dan besar hampir bundar dan tangkai
daun relatif snagat pendek.Jenis kencur inilah yang saat ini apling banyak ditanam
petani.Beberapa kultivar(klon) kencur berdaun lebar adalah
Boyolali,Boro,Kalipare,Arjosari,Kopral dan Bogor.
2) Kencur berdaun sempit
Yaitu dicirikan dengan bentuk daunnya memanjang dan rimpang-menyempit dan tangkai
daun relatif lebih panjang daripada jenis kencur berdaun lebar.

Budidaya Tanaman Kencur


Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan
yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air.Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim
penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak
terlalu basah dan setengah ternaungi.
1. Syarat Tumbuh Tanaman kencur
Untuk pertumbuhan yang optimal kencur memerlukan tanah dengan agroklimat yang sesuai,
yang meliputi jenis tanah, tingkat kesuburan tanah, jumlah curah hujan dan hari hujan, suhu
udara harian.
2. Pembibitan
Kencur diperbanyak dengan menggunakan rimpang. Tingginya kontaminasi bakteri layu
(penyakit tular benih) di dalam rimpang untuk benih, maka seleksi benih perlu dilakukan dari
pertanaman yang sehat, bebas dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), terutama
layu bakteri (Ralstonia solanacearum).

Penyediaan Bahan Tanaman


Rimpang kencur yang dijadikan benih adalah
Berasal dari pertanaman sehat di lahan yang bebas patogen
Umur panen rimpang 10 bulan
Kulit rimpang mengkilat (bernas), tekstur daging agak keras
Bebas hama dan penyakit dan tidak cacat
Pesemaian
Rimpang hasil panen, mengalami masa dorman antara 2-3 bulan. Apabila rimpang benih
sudah disimpan sekitar 3 bulan dan nampak rimpang sudah mulai bertunas, maka benih bisa
langsung ditanam. Tetapi jika digunakan rimpang yang baru dipanen, pemecahan dormansi
dilakukan dengan cara menjemur rimpang selama + 3 hari dari pukul 7.00 11.00.
Tahapan-tahapan pesemaian sebagai berikut:
Pemilihan lokasi pesemaian, di tempat yang teduh
Dapat digunakan rak bambu untuk pesemaian
Penjemuran rimpang
Pendederan benih, dialas dan ditutup jerami (3-5 lapis)
Pemeliharaan pesemaian, disiram setiap hari
Seleksi benih
3.Pengelolaan Media Tanam
Faktor penting dalam pengelolaan tanaman semusim adalah input teknologi yang relatif
tinggi, terutama pupuk. Pemupukan memegang peranan penting untuk meningkatkan hasil
rimpang, yaitu pupuk organik untuk memperbaiki tekstur dan aerasi tanah, dan pupuk
anorganik, terutama N, P dan K.
Selain pupuk, faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kencur adalah:
- Pengolahan tanah dengan kedalaman 30 cm
- Jarak tanam 15 x 15 cm/15 x 20 cm (monokultur) ; 20 x 20 cm (polikultur)
- Kedalaman tanam: 5-7 cm, tunas menghadap ke atas
- Penyiangan gulma
- Pembumbunan
4. Penanaman
Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batas-batas tertentu dengan sistem
polikultur, untuk meningkatkan produktivitas lahan. Sistem polikultur dilakukan pada waktu
mulai tanam sampai berumur 36 bulan dengan cara ditumpangsarikan atau disisipkan
tanaman semusim (tanaman pendek) seperti padi gogo, kacang-kacangan, daun bawang,
buncis, ketimun, dll. Polatanam kencur dikombinasikan dengan tanaman palawija (tanaman
tinggi) jagung, ketela pohon, dengan jarak tanam antar baris 1,5 2 m, agar tingkat
naungannya + 30%. Polatanam kencur yang paling menguntungkan darisegi usahatani adalah
dengan kacang tanah, dengan 2 kali penanaman kacang tanah. Selain itu, kencur juga dapat
dijadikan tanaman lantai diantara tegakan pohon kelapa atau tanaman kehutanan seperti
sengon, jati dll, dengan tingkat naungan + 30%.

5. Pemeliharaan
Organisme pengganggu tanaman (OPT) utama yang menyerang pertanaman kencur, dan
menyebabkan kerugian besar adalah penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia
solanacearum. Gejala serangan penyakit layu pada tanaman kencur di lapangan adalah daun
menguning, kemudian menggulung. Sedangkan pada rimpang ditandai dengan gejala keriput
dan bau busuk yang menyengat.
Selain penyakit layu, patogen lain yang menyerang pertanaman kencur adalah bercak daun,
yang disebabkan oleh Phyllosticta sp. Sedangkan hama kutu perisai (Aspidiella hartii) dapat
menyerang rimpang baik di pertanaman maupun di penyimpanan yang ditandai dengan
bintik-bintik putih pada permukaan rimpang yang menurunkan kualitas rimpang, serta lalat
rimpang (Mimegralla coeruleifrons, Eumerus figurans), dan nematoda..
6. Pasca panen
Masalah yang dihadapi petani tanaman obat pada umumnya adalah rendahnya harga jual hasil
produksi, serta tingginya fluktuasi harga. Meskipun peluang pasar cukup luas, tetapi akses
petani kepada konsumen utama produk hasil pertanian (industri obat), sangat terbatas.
Padahal, hasil panen rimpang tidak dapat disimpan lebih dari 3 bulan. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan nilai jual produk diversifikasi hasil rimpang menjadi bentuk-bentuk lain sangat
dianjurkan

Kegunanan Kencur
Berdasarkan dengan kandungan minyak atsiri serta beberapa unsur kimia yang lain,kencur
dapat dimanfaatkan dalam industri,antara lain;
Industri minuman ; beras kencur,kencur instan
Industri obat tradisional atau jamu
Industri bumbu dapur
Penyakit Yang Dapat Diobati Dengan kencur
Radang Lambung, Radang anak telinga, Influenza pada bayi; Masuk angin, Sakit Kepala,
batuk,Menghilangkan darah kotor; Diare, Memperlancar haid, Mata Pegal, keseleo, lelah
Berbagai masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan kencur sebagai bagian
resepnya. Kencur dipakai orang sebagai tonikum dengan khasiat menambah nafsu makan
sehingga sering diberikan kepada anak-anak. Jamu beras kencur sangat populer sebagai
minuman penyegar pula. Di Bali, urap dibuat dengan menggunakan daun kencur.

Simplisia kencur
Definisi
Bahan alamiah kering berupa rimpang (rhizoma) dari tanaman kencur (Kaempferia
galanga L) yang digunakan untuk obat dan belum mengalami pengolahan apapun.
Organoleptik
Bau khas aromatic kencur dan rasa pedas,hangat,agak pahit,akhirnya menimbulkan rasa tebal
khas kencur.
Irisan/makroskopis

Irisan melintang dengan penampakan makroskopis kepingan,pipih,bentuk hampir bundar


sampai jorong atau tidak beraturan,tebal keping 1 mm sampai 4 mm,panjang 1-5 cm,lebar
0,5-3 cm,bagian tepi berombak dan berkriput,warna coklat sampai coklat kemerahan,bagian
tengah berwarna putih sampai putih kecoklatan,bagian korteks sempit,lebar lebih kurang 2
mm,warna putih,berkas pembuluh tersebar tampak sebagai bintik-bintik berwarna kelabu atau
keunguan.silinder pusat lebar,banyak tersebar berkas pembuluh seperti pada korteks.Bekas
patahan rata,berdebu,berwarna putih.
Mikroskopis
Gambar penampang melintang rimpang kencur pada mikroskop

1
2
3
4
5
6
7
8

Keterangan
periderm
idioblas minyak
parenkim korteks
berkas pembuluh di korteks
butir pati
endodermis
berkas pembuluh di silinder pusat
parenkim
Periderm terdiri dari 5-7 lapis sel,sel berbentuk segi panjang dan berdinding tipis.jaringan
parenkim korteks terdapat dibawah periderm,sel parenkim isodiametrik,berdinding tipis,berisi
butir-butir pati,sel idioblas minyak berbentuk hampir bulat dan bergaris tengah 50-100
mikrometer.Dalam idioblas minyak terdapat minyak yang tidak berwarna sampai warna putih
semu kekuningan.Bentuk pati umumnya tunggal,besar,bentuk bukat,bulat telur,atau bulat
telur tidak beraturan dengan salah satu ujungnya mempunyai puting,lamella dan hillus yang
tidak jelas,panjang butiran pati 10-40 mikrometer,lebar 6-25 mikrometer.Berkas pembuluh
tersebar dalam korteks dan silinder pusat,pembuluh kayu terdiri dari pembuluh
spiral,pembuluh tangga dan pembuluh jala tidak berlignin.Endodermis mempunyai dinding
radial yang agak menebal, tidak berisi butir pati .silinder pusat lebar,parenkimatik,berisi butr
pati dan idioblas minyak seperti pada korteks,berkas pembuluh dibawah endodermis tersusun
teratur dalam satu lingkaran dan berdekatan satu sama lain.

Proses Pembuatan Simplisia


Proses pembuatan simplisia meliputi tahap pengumpulan bahan baku, sortasi basah,
pencucian, penirisan atau pengeringan, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengemasan,
dan penyimpanan. Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan
berpengaruh terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan. Perajangan terlalu tipis dapat
mengurangi zat aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka
pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam
penjemuran dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur. Sehingga perlu
merencanakan alat perajang yang tepat untuk menghasilkan simplisia kencur dengan kualitas
tinggi.
Tahapan pembuatan simplisia kencur
1.

Pengumpulan Bahan Baku


Rimpang kencur yang telah dipanen,dikumpulkan untuk dijadikan bahan baku simplisaia.

2.

Penyortiran Basah dan Pencucian


Sortasi pada bahan segar dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa
tanaman, dan gulma. Setelah selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran dan tempatkan dalam
wadah plastik untuk pencucian. Pencucian dilakukan dengan air bersih, jika perlu disemprot dengan
air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali
atau dua kali lagi. Hindari pencucian yang terlalu lama agar kualitas dan senyawa aktif yang
terkandung didalam tidak larut dalam air. Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan
telah tercemar kotoran dan banyak mengandung bakteri/penyakit. Setelah pencucian selesai, tiriskan
dalam tray/wadah yang belubang-lubang agar sisa air cucian yang tertinggal dapat dipisahkan,
setelah itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.

3.

Perajangan
Jika perlu proses perajangan, lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi bahan yang akan
dirajang dengan talenan. Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan kira-kira 5 mm
7 mm. Setelah perajangan, timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan dapat
dilakukan secara manual atau dengan mesin pemotong.

4.

Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari atau alat pemanas/oven.
pengeringan rimpang dilakukan selama 3 5 hari, pengeringan dengan sinar matahari dilakukan
diatas tikar atau rangka pengering, pastikan rimpang tidak saling menumpuk. Selama pengeringan
harus dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang tersebut
dari air, udara yang lembab dan dari bahan-bahan disekitarnya yang bisa mengkontaminasi.
Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50oC 60oC. Rimpang yang akan dikeringkan
ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling menumpuk. Setelah pengeringan,
timbang jumlah rimpang yang dihasilkan.

5.

Penyortiran Kering
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah dikeringkan dengan cara memisahkan
bahan-bahan dari benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah
rimpang hasil penyortiran ini (untuk menghitung rendemennya).

6.

Pengemasan

Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik atau karung yang
bersih dan kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yang jelas pada wadah
tersebut, yang menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi,
nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode penyimpanannya.
7.

Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab dan suhu tidak melebihi 30 oC dan gudang harus
memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan
kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari
langsung), serta bersih dan terbebas dari hama gudang.

Anda mungkin juga menyukai