Anda di halaman 1dari 17

FOTOSINTESIS

Tumbuhan disebut sebagai organisme autotropik, yaitu organisme yang dapat


menghasilkan makanan sendiri. Makanan diperoleh melalui proses yang disebut fotosintesis.
Fotosintesis berasal dari kata fotos yang artinya cahaya, dan sintesis yang artinya
pembentukan. Fotosintesis merupakan proses pembentukan zat makanan dengan
menggunakan cahaya. Proses penyusunan makanan melalui fotosintesis hanya dapat
dilakukan oleh organisme yang memiliki klorofil. Klorofil berfungsi sebagai penangkap
cahaya (antenna).
Jadi fotosintesis akan berlangsung di kloroplas apabila terdapat cahaya. Selain cahaya,
proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan memerlukan air (H2O) dan karbon dioksida
(CO2). Dengan bantuan sinar matahari, karbon dioksida dan air akan diubah oleh klorofil
menjadi karbohidrat dan oksigen. Secara sederhana, reaksi fotosintesis dapat dituliskan
sebagai berikut:

Peristiwa fotosintesis di atas, hanya dapat berlangsung jika terdapat klorofil dan
cukup sinar matahari. Klorofil adalah pigmen hijau atau zat warna hijau daun yang berbentuk
butiran-butiran yang terletak di dalam kloroplas. Kloroplas banyak terdapat di daun. Oleh
karena itu, sebagian besar daun berwarna hijau. Daun memang tidak selamanya berwarna
hijau, ada yang berwarna merah, kuning, atau yang lain. hal itu terjadi karena di dalam
kloroplas terdapat pigmen selain klorofil.

Selain pada daun, klorofil kadang-kadang dijumpai pada batang tumbuhan, khususnya
tumbuhan yang daunnya telah mengalami modifikasi bentuk dan fungsi. Misalnya pada
tumbuhan kaktus dan pinus.
sumber : http://www.materisekolah.com/pengertian-fotosintesis/#ixzz2GuOBJG92

TAHAPAN TAHAPAN FOTOSINTESIS


Proses fotosintesis yang terjadi di kloroplas melalui dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang
dan reaksi gelap.
1. Reaksi terang
Terjadi bila terdapat sinar, misalkan sinar matahari. Selama tahap ini klorofil didalam
membrane gana menyerap sinar merah dan nila yang bergelombang panjang pada spectrum
sinar.
Energy yang ditangkap oleh klorofil digunakan untuk memecah molekul air. Pemecahan ini
disebut fotolisis. Fotolisis mengakibatkan molekul air pecah menjadi hydrogen dan oksigen.
Reaksi fotolisis dapat ditulis dengan persamaan:
2 H2O 2 H2 + O2
H2 yang terlepas ditampung oleh koenzim NADP. Dalam hal ini, NADP bertindak
sebagai akseptor H2, bentuknya berubah menjadi NADPH2 dan O2tetap dalam keadaan bebas.
NADP (Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat) merupakan koenzim yang penting

peranannya dalam kegiatan oksidasi reduksi dan banyak terdapat dalam sel hidup. Selama
proses tersebut dihasilkan ATP.
2. Reaksi gelap
Blackman (1905) adalah seorang ahli membuktikan bahwa reduksi dari CO2 ke CHO
berlangsung tanpa sinar. Sehingga reaksi gelap disebut pula sebagai reaksi blackman atau
reduksi CO.
Bila reaksi terang (Hill) dan reaksi gelap (blackman) digabung maka reaksinya sebagai
berikut:
Hill:
2 H2O 2 NADP H2 + O2
Balckman:
CO2 + 2 NADP H2 + O2 2 NADP + H2 + CO + O + H2 + O2
Penggabungan :
2 H2O + CO CH2O + H2O + O2
Bila baris terakhir ini dikalikan 6 , maka kita akan memperoleh:
12 H2O + 6 CO2 (CH2O)6 + 6 H2 + 6 O2
B. Andrew dan Melvin Calvin (1950) dari universitas kalifornia mengemukakan fiksasi
CO2pada proses foto sintesis / asimilasi C. siklus asimilasi C dalam organism fotoautotrof
dapat digambarkan sbb:
Reaksi gelap merupakan penyusutan CO2 oleh H2 yang dibawa oleh NADP tersebut.
Dalam peristiwa ini , penyusutan CO2 tidak membutuhkan sinar , sehingga reaksi tersebut
dinamakan reaksi gelap.
Sumber : http://www.crayonpedia.org/mw/Fotosintesis_12.1

Persamaan reaksi kimiaa fotosintesis adalah sebagai berikut :


H2O (air) + CO2 (karbondioksida) + cahaya CH2O (glukosa) + O2 (oksigen)
Lambat cepatnya proses fotosintesis ditentukan oleh :
1. Intensitas cahaya, laju fotosintesis maksimal jika banyak cahaya.

2. Suhu, enzim yang bekerja pada proses ini maksimal pada suhu yang diinginkannya.
3. Banyaknya karbondioksida, semakin banyak semakin maksimal proses fotosintesis.
4. Banyaknya air, semakin maksimal jika jumlah air banyak.
5. Tahapan pertumbuhan, tumbuhan yang masih berkecambah menunjukan laju fotosintesis
yang maksimal dari pada tumbuhan yang dewasa.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/

PEMBENTUKKAN BADAN KETON


Ketone bodies (senyawa keton dalam tubuh) adalah hasil oksidasi asam lemak yang tidak
sempurna. Ketidakseimbangan hormonal terutama produksi insulin yang tidak cukup untuk
mengimbangi aktivitas glukagon di dalam tubuh memungkinkan kondisi metabolisme yang
cenderung mengarah ke produksi yang relatif banyak ketone bodies yang disebut ketosis.

Pengertian lain Ketogenesis adalah pembentukan keton dari proses glukoneogenesis


yang berlangsung dalam hepar. Keton merupakan senyawaan asam bilamana diproduksi
berlebihan menyebabkan KETOASIDOSIS atau KETOSIS. Kelainan ini banyak ditemukan
pada penderita DM.
Seperti telah dijelaskan pada uraian terdahulu, asam lemak dioksidasi dan dibelah
menjadi ASETIL KOENZIM A, dan diikuti oleh oksidasi gugus asetil melalui DAUR ASAM
SITRAT (KREBS CYCLE) pada sel yang sama. Proses seperti ini banyak berlangsung
dalam otot (baik otot lurik maupun otot jantung) yang berguna untuk penyediaan energi.
Namun demikian di dalam hati dan ginjal, oksidasi asam lemak hanya sampai pada
pembentukan ASETOASETAT dengan proses sebagai berikut: Asetil KoA bergabung dengan
Asetoasetil KoA dan dikatalisasi enzim hidroksimetil glutaril KoA sintetase membentuk 3hidroksi-3-metilglutaril KoA dengan melepas satu molekul Koenzim A, selanjutnya dibelah
lagi oleh enzim hidroksi di atas menjadi Asetoasetat dengan melepas satu molekul asetil
KoA. Asetoasetat ( 3-OKSOBUTIRAT atau D-3-HIDROKSIBUTIRAT) kemudian diangkut
melalui peredaran, dan mengoksidasinya lebih lanjut pada jaringan lain (OTOT dan OTAK).
Badan keton terdiri dari 3 senyawa, yaitu aseton, asam aseotasetat, dan asam hidroksibutirat, yang merupakan produk metabolisme lemak dan asam lemak yang
berlebihan. Badan keton diproduksi ketika karbohidrat tidak dapat digunakan untuk
menghasilkan energi yang disebabkan oleh : gangguan metabolisme karbohidrat (mis.
diabetes mellitus yang tidak terkontrol), kurangnya asupan karbohidrat (kelaparan, diet tidak
seimbang : tinggi lemak rendah karbohidrat), gangguan absorbsi karbohidrat (kelainan
gastrointestinal), atau gangguan mobilisasi glukosa, sehingga tubuh mengambil simpanan
asam lemak untuk dibakar.
Peningkatan kadar keton dalam darah akan menimbulkan ketosis sehingga dapat
menghabiskan cadangan basa (mis. bikarbonat, HCO3) dalam tubuh dan menyebabkan
asidosis. Pada ketoasidosis diabetik, keton serum meningkat hingga mencapai lebih dari 50
mg/dl.
Keton memiliki struktur yang kecil dan dapat diekskresikan ke dalam urin. Namun,
kenaikan kadarnya pertama kali tampak pada plasma atu serum, kemudian baru urin.
Ketonuria (keton dalam urin) terjadi akibat ketosis. Benda keton yang dijumpai di urine
terutama adalah aseton dan asam asetoasetat.

. Proses Ketogenesis.

Proses ketogenesis merupakan proses pembentukan badan-badan keton di mana


proses ini terjadi akibat pemecahan lemak dan karbohidrat tidak seimbang. Proses
ketogenesis sering terjadi pada keadaan kelaparan dan DM yang tak terkontrol.

Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak akan memasuki daur asam sitrat
hanya jika pemecahan lemak dan karbohidrat terjadi secara berimbang. Karena masuknya
asetil KoA ke dalam daur asam sitrat tergantung pada tersedianya oksaloasetat untuk
pembentukan sitrat. Tetapi konsentrasi oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak
tersedia atau penggunaannya tidak sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan
normal dibentuk dari piruvat.

Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk glukosa pada jalur
glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk kondensasi dengan asetil KoA. Pada
keadaan ini asetil KoA dialihkan kepembentukan asetoasetat dan D-3hidroksibutirat.
Asetoasetat, D- 3- hidroksibutirat dan Aseton disebut dengan zat keton.

Asetoasetat dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap. Dua molekul asetil KoA
berkondensasi membentuk asetoasetil KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini
merupakan kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak. Selanjutnya astoasetil
KoA bereaksi dengan asetil KoA dan air untuk menghasilkan 3 - hidroksi- 3 metilglutaril
KoA ( HMG - KoA ) dan KoA. Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis oleh
sitrat sintase.Keseimbangan yang tidak menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil KoA
diimbangi oleh reaksi ini, yang keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis iaktan
tioester. 3 - Hidroksi - 3 - metilglutaril KoA kemudian terpecah menjadi asetil KoA dan
asetoasetat. Hasil dari keseluruhan reaksi adalah:
2 Asetil KoA + H20

Asetoasetat +2 KoA H+

3Hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat di matriks mitokondria.

Rasio hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung pada rasio NADH / NAD+ di dalam
mitokondria . Karena merupakan asam keto - , asetasetat secara lambat mengalami
dekarboksilasi spontan menjadi aseton . bau aseton dapat dideteksi dalam udara pernafasan
seseorang yang kadar asetoasetat dalam darahnya tinggi.
Asetoasetat adalah merupakan salah satu bahan bakar yang utama dalam jaringan.
Situs utama produksi asetasetat dan 3 - hidroksibutirat adalah hati. Senyawa-seyawa ini
berdifusi dari mitokondria hati ke dalam darah dan diangkut ke jaringan perifer. Asetoasetat
dan 3- hidroksibutirat merupakan bahan bakar normal pada metabolisme energi dan secara
kwantitatif penting sebagai sumber energi .
Otot jantung dan korteks ginjal menggunakan asetoasetat sebagai sumber energi
dibanding glukosa. glukosa merupakan bahan bakar utama bagi otak dan sel darah merah
pada orang yang mempunyai gizi baik dengan diet seimbang. Tapi otak dapat beradaptasi dan
menggunakan asetoasetat dalam keadaan kelaparan dan diabetes. Pada kelaparan
berkepanjangan, 75% bahan bakar yang diperlukan oleh otak didapat dari asetoasetat.
Asetoasetat dapat diaktifkan melalui pemindahan KoA dari suksinil KoA dalam suatu reaksi
yang dikatalisis oleh suatu koA transferase spesifik. Kemudian, asetoasetil KoA dipecah oleh
tiolase menjadi dua molekul asetil KoA, yang selanjutnya memasuki daur asam sitrat. Hati
dapat membekali organ-organ lain dengan asetoasetat karena hati tidak memiliki KoA
transferase spesifik ini.
Asam lemak dilepaskan oleh jaringan adiposa dan diubah menjadi unit- unit astil oleh
hati, yang kemudian mengeluarkannya sebagai asetoasetat. Kadar asetoasetat yang tinggi
dalam darah menandakan berlimpahnya unit asetil yang menyebabkan berkurangnya laju
lipolisis di jaringan adiposa.
Sumber: : http://www.edisukarman.com/2012/06/makalah-biokimiaketogenesis.html

GUGUS KETON

Salah satu contoh keton: Aseton


Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus karbonil
(O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung
gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum:
R1(CO)R2.
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam
karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan ganda
gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang paling sederhana adalah
aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon).
Atom karbon yang berada di samping gugus karbonil dinamakan karbon-. Hidrogen
yang melekat pada karbon ini dinamakan hidrogen-. Dengan keberadaan asam katalis, keton
mengalami tautomerisme keto-enol. Reaksi dengan basa kuat menghasilkan enolat.

Tatanama

Secara umum, keton dinamakan dengan tatanama IUPAC dengan menggantikan


sufiks -a pada alkana induk dengan -on. Untuk keton yang umumnya dijumpai, nama-nama
tradisional digunakan, seperti pada aseton dan benzofenon, nama-nama ini dianggap sebagai
nama IUPAC yang dipertahankan [1] walaupun beberapa buku kimia menggunakan nama
propanon.
Okso adalah tatanama IUPAC resmi untuk gugus fungsi keton. Namun prefiks
lainnya juga digunakan dalam berbeagai buku dan jurnal. Untuk senyawa-senyawa yang
umum (terutama pada biokimia), keto atau okso adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan gugus fungsi keton (juga dikenal dengan nama alkanon). Okso juga merujuk
pada atom okesigen tunggal yang berkoordinasi dengan logam transisi (okso logam).
Sifat-sifat fisika

Contoh-contoh keton, dari kiri: aseton, digunakan sebagai pelarut; oksaloasetat, salah satu
senyawa pada proses metabolisme glukosa; asetilaseton dalam bentuk (mono) enol (enol
ditandai dengan warna biru); sikloheksanona, terkandung pada nilon; muskon, dan tetrasilin,
sebuah antibiotik.
Gugus karbonil bersifat polar, sehingga mengakibatkan senyawa keton polar. Gugus karbonil
akan berinteraksi dengan air melalui ikatan hidrogen, sehingga keton larut dalam air. Ia
merupakan akseptor ikatan hidrogen, dan bukannya donor, sehingga ia tidak akan membentuk
ikatan hidrogen dengan dirinya sendiri. Hal ini membuat keton lebih mudah menguap
daripada alkohol dan asam karboksilat.
Pengelompokan keton
Keton dikelompokkan berdasarkan substituen mereka. Salah satu klasifikasi keton membagi
senyawa ini menjadi keton simetris dan keton tidak simetris tergantung dari kemungkinan 2
substituen organik bergabung ke pusat karbonil. Aseton dan benzofenon (C6H5C(O)C6H5)

termasuk keton simetris. Asetofenon (C6H5C(O)CH3) adalah contoh keton tidak simetris. Di
ilmu stereokimia, keton tidak simetris dikenal karena bersifat prokiral.
Keasaman
Hidrogen- keton lebih asam (pKa 20) daripada hidrogen alkana biasa (pKa 50). Hal ini
disebabkan oleh stabilisasi resonansi ion enolat yang terbentuk ketika berdisosiasi. Keasaman
relatif hidrogen- sangatlah penting dalam reaksi enolisasi keton dan senyawa karbonil
lainnya.
Sifat-sifat spektroskopi
Spektroskopi adalah salah satu cara yang penting untuk mengidentifikasi keton. Keton dan
aldehida akan menunjuukkan puncak yang signifikan pada spektroskopi inframerah di sekitar
1700 cm1 (agak tinggi atau rendah, bergantung pada lingkungan kimiawi)
Sintesis
Terdapat beberapa metode untuk pembuatan keton dalam laboratorium:

Keton dapat dihasilkan dengan oksidasi alkohol sekunder. Proses ini memerlukan
oksidator kuat seperto kalium permanganat, kalium dikromat, atau senyawa lain yang
mengandung Cr(VI). Alkohol dioksidasi dengan pemanasan refluks pada larutan
asam. Sebagai contoh, 2-propanol dioksidasi menjadi aseton.
H3C-CH(OH)-CH3 H3C-CO-CH3
Dua atom hidrogen dilepas, menjadikan atom oksigen berikatan ganda dengan atom
karbon.

Keton juga bisa dihasilkan dari hidrolisi halida gem.

Alkuna dapat diubah menjadi enol melalui reaksi hidrasi dengan keberadaan asam dan
HgSO4. Tautomerisme enol-keto enol yang dihasilkan akan menghasilkan keton.
Reaksi ini akan selalu menghasilkan keton, bahkan untuk alkuna terminal, dan
Sia2BH diperlukan apabila diinginkan aldehida.

Keton aromatik dapat dibuat dengan reaksi Friedel-Crafts, reaksi Houben-Hoesch dan
penataan ulang Fries.

Pada penataan ulang KornblumDeLaMare keton dibuat dari peroksida dan basa.

Pada siklisasi Ruzicka, keton siklik dibuat dari asam dikarboksilat.

Pada reaksi Nef, keton terbentuk dari hidrolisis garam dari senyawa nitro.

Pada penggandengan Fukuyama, keton terbentuk dari tioester dengan sebuah senyawa
organoseng.

Keton juga dibuat dari reaksi asil klorida dengan senyawa organolitium atau senyawa
organotembaga

Reaksi
Keton terlibat dalam berbagai macam reaksi organik:

Adisi nukleofilik. Reaksi keton dengan nukleofil menghasilkan senyawa adisi


karbonil tetrahedral.
o reaksi dengan anion alkuna terminal menghasilkan hidroksialkuna
o reaksi dengan amonia atau amina primer menghasilkan imina dan air
o reaksi dengan amina sekunder menghasilkan enamina dan air
o reaksi dengan reagen Grignard menghasilkan magnesium alkoksida dan
setelahnya alkohol tersier
o reaksi dengan reagen organolitium juga menghasilkan alkohol tersier
o reaksi dengan alkohol, asam atau basa menghasilkan hemiketal dan air, reaksi
lebih jauh menghasilkan ketal dan air. Ini adalah bagian dari reaksi pelindung
karbonil.
o reaksi RCOR' dengan natrium amida menghasilkan pembelahan dengan
pembentukan amida RCONH2 dan alkana R'H, reaksi ini dikenal sebagai
reaksi Haller-Bauer (1909) [2]

Adisi elektrofilik, reaksi dengan sebuah elektrofil menghasilkan kation yang

distabilisasi oleh resonansi.

reaksi dengan ilida fosfonium pada reaksi Witting menghasilkan alkena

reaksi dengan air menghasilkan diol geminal

reaksi dengan tiol menghasilkan tioasetal

reaksi dengan hidrazina atau turunan hidrazina menghasilkan hidrazon

reaksi dengan logam hidrida menghasilkan logam alkoksida, kemudian dengan air
menghasilkan alkohol

reaksi enol dengan halogen menghasilkan haloketon-

reaksi pada karbon- keton dengan air berat menghasilkan keton-d berdeuterium

fragmentasi pada fotokimia reaksi Norrish

reaksi dengan halogen dan basa metil keton pada reaksi haloform

reaksi 1,4-aminodiketon menjadi oksazola dengan hidrasi pada sintesis RobinsonGabriel

reaksi aril alkil keton dengan sulfur dan amina menghasilkan amida pada reaksi
Willgerodt
sumber: www.Wikipedia.com

Pembentukan dan metabolisme keton


Asetil-KoA yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam lemak dapat ikut dalam siklus
asam sitrat apabila penguraian lemak dan karbohidrat seimbang. Dalam siklus asam
sitrat, asetil KoA bereaksi dengan oksaloasetat menghasilkan asam sitrat.
Jadi ikut sertanya asetil KoA dalam siklus asam sitrat tergantung pada tersedianya
asam oksaloasetat dan hal ini tergantung pula pada konsentrasi karbohidrat.
Dalam keadaan berpuasa atau kekurangan makan, konsentrasi karbohidrat (glukosa)
berkurang sebagian dari asam oksaloasetat diubah menjadi glukosa. Karenanya asetil

KoA dari lemak tidak masuk dalam siklus asam sitrat, tetapi diubah menjadi asam
asetoasetat KoA, asam hidroksi butirat, dan aseton. Ketiga senyawa tersebut
dinamakan senyawa keton.
Senyawa keton terjadi dari asetil KoA apabila penguraian lemak terdapat dalam
keadaan berlebih.
Metabolisme glukosa diatur oleh hormon insulin yang dikeluarkan oleh pankreas.
Apabila seseorang kekurangan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat, tetapi
tidak dapat digunakan oleh sel karena tidak dapat diubah menjadi glukosa-6-fosfat.
Hal tersebut dialami oleh penderita diabetes.
Oleh karena sel tidak dapat menggunakan glukosa, maka energi yang diperlukan
diperoleh dari penguraian lemak dan metabolisme protein. Sebagai akibatnya
pembentukan asetil KoA bertambah banyak dan hal ini menyebabkan terbentuknya
senyawa keton secara berlebih.

Pembentukan malonil KoA dari asetil KoA

Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan
minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang
keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam
laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
Fermentasi ada tiga, yaitu :

1. Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil
alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae
(ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:

C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

2. Fermentasi asam laktat


Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau manusia,
ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat
Di dalam sel otot asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat
yang terakumulasi sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun
secara perlahan diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat.

3 Fermentasi asam cuka


Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob.
fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol
secara anaerob.

Reaksi
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini
dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) + Karbon dioksida +
Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat,
tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk
akhir yang dihasilkan.

Sumber energi dalam kondisi anaerobik


Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme
purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga
fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak
dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang
lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan).
Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien
dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon
dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan
dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi
energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah
oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang
lebih cepat tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATPnya 100 kali lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat
membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan
dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada
manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2
menit.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini
tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini
meregenerasi nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia

diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP
dalam kondisi anaerobik.

Fermentasi makanan
Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum)
adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan
senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses
fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape, tempe,
yoghurt, dan tahu
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi

Anda mungkin juga menyukai