Anda di halaman 1dari 9

RADIOISOTOP

TA. 2015-2016

NAMA
:
1. ARMITA FEBRIANASARI
2. DITYA EKA PRATIWI
3. KAMALUDIN AHMADI
4. RICKY ANDI PERMANA
KELAS

:XII-9

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahukah anda bahwa di sekitar kita ternyata banyak sekali terdapat radiasi? Disadari
ataupun tanpa disadari ternyata di sekitar kita baik di rumah, di kantor, di pasar, di lapangan,
maupun di tempat-tempat umum lainnya ternyata banyak sekali radiasi. Yang perlu diketahui
selanjutnya adalah sejauh mana radiasi tersebut dapat bermanfaat terhadap kesehatan kita.
Radiasi dalam istilah fisika, pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari
sumber energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa contohnya adalah
perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio. Selain radiasi,
energi dapat juga dipindahkan dengan cara konduksi, kohesi, dan konveksi. Dalam istilah
sehari-hari radiasi selalu diasosiasikan sebagai radioaktif sebagai sumber radiasi pengion.
Perkembangan pemanfaatan zat radioaktif pada zaman modem ini sangat berkembang
dengan

pesat

seiring

dengan

pertumbuhan

dan

perkembangan

teknologi

dalam

pemanfaatannya. Penggunaan dan pemanfaatan sumber radioaktif untuk saat ini bukan hal
yang awam lagi, hampir seluruh negara maju dan berkembang terus berupaya untuk
melakukan pemanfaatan energi radioaktif tersebut dalam beberapa bidang. Salah satunya
adalah pemanfaatan radioisotop I-125 yang banyak digunakan untuk penelitian panas bumi,
pengujian dengan kit radioimmunoassay (RIA) dan pembuatan seed untuk brachytherapy
(bentuk radioterapi dimana sumber radioaktif ditempatkan di dalam atau di sekitar area yang
memerlukan perawatan, seperti untuk perawatan kanker prostat dan kanker serviks). Salah
satu pengujian kendali kualitas terhadap produk radioisotop I-125 adalah penentuan
kemurnian radionuklidanya, khususnya terhadap pengotor radionuklida I-126 yang
merupakan pemancar sinar gama.
Untuk pengukuran sumber radioaktif pemancar sinar gama, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif dengan menganalisis spektrum gama yang dihasilkan, digunakan
peralatan spektrometer gama. Spektrometer gama banyak digunakan di fasilitas nuklir,
industri yang menggunakan radioisotop, kedokteran nuklir, dan fisika kesehatan.
Diperkirakan di seluruh dunia dioperasikan sekitar 200.000 buah spektrometer gama.
Perangkat spektrometer gama pada umumnya terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu
detektor, sumber tegangan tinggi (HV), penguat awal (pre amplifier), penguat (amplifier),

penganalisis saluran ganda (Multi Channel Analyzer / MCA), dan unit pemrosesaan dan
penyimpanan data komputer (Knoll, F. Glenn, 2000). Sebelum spektrometer gama digunakan
untuk pengukuran, semua fungsi peralatan yang harus diset pada kondisi kerja optimum.
Ordinat (sumbu vertikal) dari spektrum gama adalah cacah (counts) yang sebanding dengan
besar radioaktivitas pemancar sinar gama yang diukur dan absisnya (sumbu horizontal)
adalah saluran (channel). Namun pada umumnya sebelum pengukuran, saluran dikalibrasi
terhadap energi sehingga didapatkan spektrum gama dengan absis energi (keV). Interaksi
sinar gama dengan detektor akan menghasilkan pulsa, setelah diperkuat akan disimpan dalam
nomor saluran yang sesuai dengan tinggi pulsa. Dengan demikian nomor saluran pada
penganalisis saluran ganda (MCA) sebanding dengan energi sinar gama. Spektrum gama
dengan absis energi (keV) akan mempermudah dalam pengolahan data secara kualitatif dan
kuantitatif.
Fenomena yang harus disadari bahwa sumber radioaktif memancarkan radiasi ke
segala arah, sehingga hanya sebagian yang terdeteksi oleh detektor. Karena itulah untuk
pengolahan data secara kuantitatif cuplikan pemancar sinar gama yang diukur, harus dibuat
kurva kalibrasi efisiensi menggunakan sumber standar pemancar sinar gama. Pengolahan data
untuk pembuatan kurva kalibrasi efisiensi harus dilakukan sebaik mungkin karena setiap
perhitungan cuplikan yang diukur mengacu pada kurva ini. Sedangkan untuk mengetahui
kinerja peralatan spektrometer gama yang digunakan, perlu dibuat control chart dengan
mengukur suatu sumber standar pemancar sinar gama beberapa kali pada posisi yang sama
dan dihitung simpangan bakunya. Selanjutnya control chart ini dipakai untuk memeriksa
apakah peralatan spektrometer gama dalam kondisi optimum sebelum digunakan untuk
pengukuran.
Atom terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang beredar mengitarinya. Reaksi
kimia biasa hanya menyangkut perubahan pada kulit atom, terutama elektron pada kulit
terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang meliputi perubahan pada inti disebut
reaksi inti atau reaksi nuklir (nukleus=inti). Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan
ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang
mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan
dapat terjadi pada inti yang stabil maupun inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai
perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan
kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari radioisotop?
2. Apa rumus radioisotop?
3. Bagaimana cara menyelesaikan masalah mengenai radioisotop?

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN RADIOISOTOP
Radiasi secara spontan yang di hasilkan oleh unsure di sebut keradioaktifan, sedangkan unsure yang
bersifatradioaktif disebut unsure radioaktif.Unsur radioaktif pertama di kenal adalah uranium
yang diperkenalkan olehMarie Cure dan Piere Curie.
Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radioisotop mampu memancarkan
radiasi. Radioisotop dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia dalam

reaktor penelitian. Produksi radioisotop dengan proses aktivasi dilakukan dengan cara
menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut
irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron yang
ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti target
tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga
berubah sifat menjadi radioaktif.
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan
terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini disebut
zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun
inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor.
Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dan
reaksi kimia biasa.

B. JENIS-JENIS RADIOISOTOP
Jenis-jenis radioisotop yang sering digunakan yaitu :
1. Sinar alpha ( ), sinar alpha merupakan radiasi bermuatan positif dengan
lambang (4He2). Daya tembus sinar alpha paling lemah di antara sinar
radioaktif yang lain.
2. Sinar beta ( ), sinar beta merupakan radiasi bermuatan negative dengan
lambang (0e-1), daya tembus lebih besar sinar alpha.
3. Sinar gamma ( ), sinar gamma adalah radiasi dengan energy yang besar dan
tidak bermuatan (00), daya tembus paling besar di antara sinar radioaktif yang
lain.

C. RUMUS RADIOISOTOP
Jika kita perhatikan rumus peluruhan, sebenarnya dalam perhitungan kita
menggunakan konsep eksponen dengan basis dan bilangan pangkat tertentu. Untuk
tujuan praktis maka waktu paruh atau waktu peluruhan dapat dihitung berdasarkan
tabel di bawah ini :

D. CONTOH SOAL
1. Seorang peneliti fosil menemukan kandungan karbon radioaktif pada fosil kayu
yang ditelitinya. Unsur radioaktif tersebut tersisa kira-kira 116 dari asalnya. Bila
waktu paruh karbon radioaktif adalah 5600 tahun, maka umur fosil tersebut adalah
.... tahun.
A. 22200
D. 24200
B. 22400
E. 24600
C. 22600
Jawaban B. 22400
Pembahasan
Dik : N = 116 No, T = 5600 tahun.
Berdasarkan rumus peluruhan, banyaknya jumlah unsur radioaktif yang tersisa
setelah meluruh selama kurun waktu tertentu dapat dihitung dengan rumus
berikut:
N = No()n
Dengan n = tT
Keterangan :
N = banyaknya unsur radioaktif yang tersisa
No = jumlah mula-mula
t = lamanya peluruhan
T = waktu paruh.
Berdasarkan rumus :
N = No()n

116 No = No()n
116 = ()n
()4 = ()n
n=4
Selanjutnya :
n = tT
4T = t
4 (5600) = t
t = 22400 tahun
Jika menggunakan tabel cukup sederhana. Dengan cara lihat jumlah unsur yang
tersisa maka rumus waktu peluruhannya diketahui di kolom sebelahnya. Pada soal
diketahui sisa unsurnya adalah N = 116 No, maka kita dapat gunakan baris ke-4,
yaitu :
t = 4T
t = 4 (5600)
t = 22400 tahun.
2. Jika suatu unsur radioaktif yang memiliki waktu paruh 9 hari meluruh selama 36
hari sehingga unsur yang tersisa memiliki massa 4 gram, maka massa awal unsur
tersebut adalah ....
A. 56 gram
B. 60 gram
C. 64 gram

D. 72 gram
E. 81 gram

Jawaban C
Pembahasan
Dik :
T = 9 hari
m = 4 gram
t = 36 hari
n = 369 = 4.
Rumus jumlah unsur yang tersisa juga berlaku untuk massa yang tersisa. Jumlah
massa yang tersisa setelah meluruh selama kurun waktu tertentu dapat dihitung
dengan rumus:
m = mo()n
Dengan n = tT
Keterangan :

m = besar massa unsur yang tersisa


No = massa mula-mula

t = lamanya peluruhan
T = waktu paruh.

Berdasarkan rumus di atas :


m = mo()n
4 = mo()4
4 = mo(116)
mo = 64 gram.
3. Jika dalam kurun waktu 24 jam suatu unsur radioaktif telah meluruh sebanyak
6364 bagian, maka waktu paruh unsur radioaktif tersebut adalah .....
A. 4 jam
D. 10 jam
B. 6 jam
E. 12 jam
C. 8 jam
Jawaban A
Pembahasan
Diketahui :
t = 24 jam
N = 1 6364 = 164 No
Berdasarkan rumus :
N = No()n
164 No = No()n
164 = ()n
()6 = ()n
n=6

DAFTAR PUSTAKA
1. http://rumbewass.blogspot.co.id/2013/11/makalah-fisika-radioaktif.html?=1
2. http://bahanbelajarsekolah.blogspot.co.id/2015/05/pembahasan-contoh-soalpeluruhan.html?m=1
3. https://www.academia.edu/7032931/MAKALAH-RADIOAKTIF

Anda mungkin juga menyukai