Oleh:
Maria Dominika Maya Shinta S
NPM : 14 06 07905
2017
HALAMAN PENGESAHAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga Kerja Praktek selama 1 bulan di PT. Konimex bagian
Teknik Utilitas dapat terlaksanakan dengan baik dan penyusunan laporan Kerja
Praktek dapat terselesaikan dengan baik.
Tujuan dari penyusunan Laporan Kerja Praktek adalah salah satu syarat
akademis yang wajib dipenuhi dalam Teknik Industri Universitas Atma Jaya
Yogyakarta. Selain itu, tujuan melakukan Kerja Praktek ini adalah untuk
memperkenalkan dunia kerja kepada mahasiswa sebelum lulus dari program
studi Teknik Industri.
Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini, penulis tidak lupa untuk
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
mendukung serta memotivasi selama Kerja Praktek serta penyusunan laporan
Kerja Praktek ini :
1. Keluarga yang selalu memberi dukungan dalam melaksanakan Kerja
Praktek.
2. Bapak Dr. Parama Kartika Dewa, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing
Kerja Praktek.
3. Bapak Suharyono selaku Plant Manager Pharmaceutical yang telah
memberi kesempatan untuk melakukan Kerja Praktek di PT. Konimex
Pharmaceutical Laboratories.
4. Bapak Tatan Panomo dan Bapak M. Ali Fathoni yang telah membimbing
serta mengawasi selama pelaksanaan Kerja Praktek di PT. Konimex
Pharmaceutical Laboratories.
5. Bapak Edo dan Bapak Bayu yang telah memberikan masukan dalam
pelaksanaan Kerja Praktek ini.
6. Kepada karyawan Teknik Utilitas khususnya mas Ari, mas Yuli, mas Izzul,
mas Arif, mas Rezky dan mas Richo yang telah membantu dalam pelaksanaan
serta pengumpulan data selama Kerja Praktek.
7. Teman – teman seperjuangan Kerja Praktek Gita, Nelson dan Andre yang
telah memberikan motivasi dan semangat selama pelaksanaan dan penyusunan
laporan Kerja Praktek.
8. Seluruh karyawan PT. Konimex Pharmaceutical Laboratories.
ii
Penulis menyadari bahwa laporan Kerja Praktek ini tidak sempurna. Sehingga,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca sehingga dapat menambah wawasan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................... 44
4.4. Hasil Pekerjaan ......................................................................................... 45
4.4.1. Lembar Data ............................................................................................. 45
4.4.2. Pengolahan Data ...................................................................................... 46
4.4.3. Analisis Beban Kerja ................................................................................. 53
4.4.4. Usulan Perbaikan ...................................................................................... 54
4.5. Tugas Khusus ........................................................................................... 55
4.5.1. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) ................................................. 55
4.5.2. Diagram Sebab Akibat .............................................................................. 60
4..6. Kesimpulan Tugas Khusus........................................................................ 61
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................ 62
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 62
5.2. Saran ........................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. x
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 3.32. Frezza Mouthspray
Gambar 3.33. Snips Snaps Biscuit
Gambar 3.34. Snips Snaps Wafer
Gambar 3.35. Snips Snaps Crackers
Gambar 3.36. Tini Wini Biti
Gambar.3.37. Chocomania Cookies
Gambar 3.38. Chocomania Wafer
Gambar 3.39. Diasweet Litibite Healthy Snack
Gambar 3.40. Diaswett Litesip Healthy Drink
Gambar 3.41. Proses Produksi Sirup
Gambar 3.42. Proses Produksi Liquid (Sirup) Kemasan Sachet
Gambar 3.43. Proses Produksi Krim atau Salep
Gambar 3.44. Proses Produksi Tetes Mata Steril
Gambar 4.1. Metodologi FMEA
Gambar 4.2. Fish Bone Diagram
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerja praktek ini harus dilakukan selama minimal 1 (satu) bulan di perusahaan
yang bisa dipilih sendiri oleh para mahasiswa sepanjang perusahaan itu
memenuhi persyaratan sebagai tempat kerja praktek yang ditetapkan oleh PSTI
UAJY.
1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
1
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan keadaan sebenarnya
yang ada di pabrik.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.
2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3
i. Bertanggung jawab terhadap penyusunan rencana maintenance dan
kebutuhan spare part, sarana utilitas, dsb berdasarkan rencana produksi/
rencana investasi perusahaan/ proyek-proyek maupun kebutuhan bagian
lain.
ii. Bertanggung jawab terhadap berjalannya operasional mesin-mesin,
ketersediaan sarana utilitas yang dibutuhkan oleh mesin-mesin produksi/
kantor dan peralatan yang menjadi tanggung jawabnya. Berjalannya
kegiatan maintenance atau perawatan mesin-mesin, sarana utilitas dan
peralatan yang menjadi tanggung jawabnya sehingga diperoleh performance
mesin yang optimum. Menjamin terselenggaranya fungsi pengendalian
terhadap pelaksanaan service secara tepat biaya dan tepat waktu dan target
kualitas (QCDSMF)
5
d. Nama Jabatan : Chief Technician
Tanggung Jawab :
i. Menjamin terealisasinya kegiatan maintenance mesin-mesin, sarana utilitas
dan peralatan yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga diperoleh
kesiapan mesin (Technical Availiability) yang optimum.
ii. Bertanggung jawab terhadap performance efficiency waktu teknisi yang
optimum.
iii. Menjamin terselenggaranya fungsi pengendalian terhadap pelaksanaan
service secara tepat biaya, tepat waktu, dan kualitas.
iv. Bertanggung jawab untuk membimbing teknisi di bawahnya.
6
i. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perawatan dan perbaikan fungsi
elektronis dari mesin dan perlengkapan/ peralatan lainnya sesuai standar
check list atau surat service minimal sesuai dengan pengetahuan dan
ketrampilan Teknis.
ii. Bertanggung jawab atas pelaksanaan surat service sampai dengan
evaluasinya sesuai dengan waktu dan kualitas yang ditentukan dengan
mematuhi standar atau peraturan yang berlaku ( misal GMP dan K3).
7
i. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi terkait surat service
secara benar, tepat waktu dan akurat.
ii. Bertanggung jawab terhadap berjalannya program maintenance
(breakdown).
iii. Bertanggung jawab terhadap kegiatan cross check BPPB dengan
penggunaan barang pada program e-SS dengan benar.
iv. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi terkait pemberian kode
mesin baru dan inventaris, pendaftaran user baru, perubahan data terkait e-
SS secara lengkap, benar dan up to date.
v. Bertanggung jawab terhadap administrasi terkait customer satisfaction
secara lengkap, benar dan tepat waktu.
vi. Bertanggung jawab atas laporan administrasi pemakaian olie dan sparepart
secara benar dan tepat waktu.
8
Dengan mendapatkan beberapa penghargaan sertifikat yang diberikan pada
perusahaan PT.Konimex, hal ini menunjukan bahwa produk-produk yang
dihasilkan memiliki pengendalian mutu yang berdisplin baik dari setiap tahap
proses produksi yang telah dilakukan.
b. Mudah diperoleh.
PT.Konimex memiliki komintmen dalam memberikan kemudahan bagi
masyarakat untuk memperoleh produk-produk yang dihasilkan. Dalam mencapai
kemudahan dalam memperoleh produk, maka perusahaan mendirikan dua
distributor yang memiliki jaringan cabang dihampir semua kota besar utama di
Indonesia. PT.Konimex dalam pendistribusian produk pada swalayan, grosir
serta pengecer.
c. Murah harganya
Dan komitmen ketiga ini agar PT.Konimex selalu mengendalikan efisiensi
produksi yang diimbangi dengan volume penjualan yang tinggi. Supaya produk-
produk yang dihasilkan PT.Konimex yang bermutu ini akan dapat diperoleh oleh
konsumennya.
a. Excellence
Excellence in product, services and people. Excellence yang artinya memberikan
hasil kinerja terbaik dari kinerja pesaing. Pedoman perilaku Excellence karyawan
dan pemimpin dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini :
10
Lanjutan Tabel 2.1. Pedoman Perilaku Excellence
Karyawan Pemimpin
5.Mengutamakan mutu (kualitas, 5.Mendorong kebiasaan untuk selalu
kuantitas dan kecepatan) didalam mengutamakan mutu
setiap aktivitas kerja
6.Berorientasi pada kepuasaan 6.Membangun kesadaran untuk selalu
pelanggan internal dan eksternal berorientasi pada kepuasan pelanggan
b. Sinergy
Sinergy yang artinya saling menghargai perbedaan dan menyatukan kekuatan
untuk menghasilkan kinerja yang baik. Pedoman perilaku Sinergy karyawan dan
pemimpin dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini :
c. Integrity
Integrity yang artinya satunya kata dengan perbuatan, sesuai nilai-nilai, kebijakan
perusahaan dan kode etik profesi. Pedoman perilaku Integrity karyawan dan
pemimpin dapat dilihat pada Tabel 2.3 dibawah ini :
11
Lanjutan Tabel 2.3. Pedoman Perilaku Integrity
Karyawan Pemimpin
3.Bertanggung jawab terhadap hasil 3.Bertanggung jawab terhadap hasul
kerja, keputusan dan perilaku pribadi kerja, keputusan dan perilaku individu
yang ada di seksi /bagian/sub divisi/divisi
4.Meletakkan kepentingan perusahaan 4.Membangun kesadaran untuk selalu
meletakkan kepentingan perusahaan
diatas kepentingan pribadi
5.Melakukan apa yang seharusnya 5.Membangun kesadaran :
6.Melakukan apa yang telah dikatakan * Melakukan apa yang seharusnya
7.Mengatakan apa yang seharusnya dilakukan
dikatakan *Melakukan apa yang telah dikatan
*Mengatakan apa yang seharusnya
dikatakan
12
2.6. Lokasi dan Sarana Produksi
Lokasi Perusahaan PT.Konimex berada di Desa Sanggrahan, Kecamatan
Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Lokasi pabrik perusahan
PT.Konimex ini terpisah menjadi tiga daerah produksi yaitu manufacturing plant
pharmaceuticals, natural products dan food. PT.Konimex memiliki sarana
produksi yang digunakan untuk membuat sediaan tablet, tetes mata, liquid dan
semisolid, natural product, serta biskuit dan permen. PT.Konimex telah
memperhatikan lingkungan sekitar dalam penangann limbah serta polusi udara
hasil dari proses produksi. Perusahaan PT.Konimes terdapat gedung kantor,
gedung produksi, teknik, gudang, dan sarana pendukung seperti pengolahan
limbah, lapangan parkir, koperasi dan kantin.
Perusahaan PT.Konimex memiliki 7 bagian produksi yakni
a. Produksi Pharma I (Paramex Line), pada pharma I ini khusus memproduksi
Paramex yang menjadi produk unggulan PT.Konimex
b. Produksi Farmasi II (Tablet Line), pada farmasi II ini ini memproduksi selain
tablet paramex, seperti inza , konidin, Feminax, dll
c. Produksi Farmasi III (Semi solid dan Liquid Line), pada farmasi III ini
memproduksi sediaan semi solid dan liquid seperti Fit Up, Zero Pain,
Fungiderm, dll
d. Produksi Natpro, memproduksi Natural product seperti konicare, Herba
drink, dll
e. Produksi Food I, memproduksi permen seperti Frozz, Hexos, Nano-nano, dll
f. Produksi Food II, ,memproduksi biskuit seperti Choco mania, Tini Wini Biti,dll
g. Produksi Food III, memproduksi sediaan tablet effervescent seperti Jesscool,
Protecol, dll.
Dalam menunjang kegiatan dari hasil proses produksi, maka perusahaan
PT.Konimex telah memiliki gudang bahan baku, barang jadi, Sistem HAVAC
serta unit pengolahan limbah yang telah dikelola dengan baik serta dengan
aturan dan pedoman yang berlaku.
13
tetap dapat dicapai. CPOB mengatur dan memastikan obat diproduksi dan
kualitasnya dikendalikan secara konsisten sehingga produk yang dihasilkan
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan
penggunaan produk, sehingga produk tersebut aman digunakan dan diterima
masyarakat.
Tujuan penerapan CPOB menurut SK Kepala Badan POM Nomor
HK.00.053.0027 tahun 2006 :
a. Meningkatkan kemampuan industri farmasi Indonesia sesuai dengan standar
internasional agar lebih kompetitif baik untuk pasar domestic maupun untuk
pasar ekpor.
b. Mendorong industri farmasi Indonesia agar lebih efisien dan fokus dalam
pelaksanaan produksi obat, termasuk pemilihan fasilitas produksi yang
paling layak untuk dikembangkan, sehingga produk obat industri farmasi
Indonesia mampu menembus pasar dunisa karena khasiat dan mutu obat
lebih terjamin.
c. Peningkatan citra perusahaan dan volume pasar.
d. Menghindari produk yang tidak memenuhi syarat dan pemborosan biaya.
e. Menghindari resiko regulasi serta lebih menjamin waktu pemasaran.
Dalam pedoman CPOB tahun 2006, terdapat 12 aspek yang harus dipenuhi
dalam penerapan CPOB, yaitu:
a. Manajemen mutu
b. Personalia
c. Bangunan dan fasilitas
d. Peralatan
e. Sanitasi dan higienis
f. Produksi
g. Pengawasan mutu
h. Inspeksi diri dan audit mutu
i. Penanganan keluhan terhadap obat, penarikan kembali obat, dan obat
kembalian
j. Dokumentasi
k. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak
l. Kualifikasi dan validasi
Jika aspek-aspek tersebut terpenuhi, perusahaan akan menjadi perusahaan
yang mempunyai kualitas tinggi. PT. Konimex saat ini sudah memenuhi aspek-
14
aspek tersebut, namun belum maksimal. CPOB adalah pengganti dari sistem
GMP (Good Manufacturing Product).
Sistem operasi PT. Konimex juga sudah berstandar Internasional (ISO). ISO
yang digunakan adalah ISO 9000. Sertifikat ISO 9000 merupakan jaminan sistem
pengelolaan mutu dan memberikan kerangka untuk pengolahan yang efektif dan
dengan seri ISO 9000 sekaligus merupakan promosi pengembangan
perdagangan. Sedangkan manajemen lingkungan, sistem ramah lingkungan
yang menekankan pada dokumentasi dan penerapannya sebagai bukti obyektif
dari jaminan mutu diatur dalam seri ISO 14000. Dengan memperoleh ISO, maka
akan meningkatkan kredibilitas perusahaan dalam hal kemudahan memasuki
pasar bebas dan sekaligus merupakan kemajuan perusahaan.
2.9. Ketenagakerjaan
Berkaitan dengan ketenagakerjaan, peraturan jam kerja karyawan pada
perusahaan, telah diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Karyawan dengan jam kerja shift
i. Shift I
Mulai pukul 07.00 – 15.00
Jam istirahat 12.00 – 13.00
ii. Shift II
Mulai pukul 14.20 – 22.50
Jam istirahat selama 30 menit
iii. Shift III
Mulai pukul 22.40 – 07.10
15
Jam istirahat selama 30 menit
b. Karyawan dengan jam kerja non shift
i. Hari Senin - Jumat
Mulai pukul 08.00 – 16.00
Jam istirahat pukul 12.00 – 13.00, kecuali hari Jumat pukul 11.45 – 12.45
ii. Sabtu
Mulai pukul 08.00 – 13.00 tidak ada jam istirahat.
c. Karyawan mendapatkan voucher makan sebesar Rp 6.500,00
d. Voucher makan hanya dapat digunakan dalam Kantin PT. Konimex
Pharmaceutical Laboratories
e. Voucher makan hanya dapat digunakan pada kantin area tempat bekerja.
i. Kuning : Farmasi II
ii. Biru : Farmasi III
f. Jika makan di luar area kerja, voucher tidak berlaku dan diwajibkan untuk
membayar sendiri.
g. Bila karyawan makan melebihi harga voucher yang diberikan, karyawan
diwajibkan membayar sendiri kelebihannya.
h. Pada saat jam kerja, tidak diperbolehkan keluar dari area perusahaan, jika
diharuskan, karyawan diwajibkan mengurus surat ijin meninggalkan
perusahaan, dan lapor kepada satpam.
i. Karyawan diwajibkan berada di area kerja saat jam kerja.
j. Dilarang makan di dalam ruang kerja.
k. Harap menjaga kebersihan dalam area perusahaan.
l. Aturan berpakaian:
i. Senin s/d Jumat : Kemeja, celana kain, sepatu; seragam untuk operator
ii. Sabtu : Pakaian bebas, rapi dan sopan; seragam untuk operator
m. Karyawan diwajibkan selalu mengenakan id card selama berada dalam
kawasan perusahaan.
n. Antar karyawan selalu membangun relasi yang baik.
o. Selalu menerapkan ESI dan 5R dalam bekerja.
p. Selalu tepat waktu dalam segala hal.
q. Berjalan di tempat yang seharusnya, dalam hal ini di area garis kuning.
16
2.10. Fasilitas Perusahaan
Fasilitas umum yang diberikan oleh perusahaan sebagai upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah:
a. Locker Karyawan
b. Toilet
c. Alarm Pemadam Kebakaran
d. Alat Pemadam Kebakaran
e. Jalur Evakuasi
f. Area untuk melepas dahaga
g. Poliklinik
h. Gelas untuk karyawan
i. Tempat fotocopy
j. Hand Sanitizer (Alcohol)
k. Finger Printing Absence i
l. Area parkir untuk karyawan excellent
m. Koperasi
n. Id Card
o. Perpustakaan
p. Wi-fi
q. Stop kontak
2.11. Pemasaran
Pemasaran produk tidak hanya di dalam negeri, namun juga di luar negeri. Untuk
pemasaran ke luar negeri, perusahaan telah merambah ke Myanmar, Laos dan
Vietnam. Berbagai mitra di seluruh Indonesia telah mendukung pemasaran
produk yang dihasilkan oleh PT. Konimex Pharmateutical Laboratories agar
dapat tersalurkan dengan mudah ke tangan konsumen.
17
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN
18
Gambar 3.2 Flowchart Proses Bisnis Departemen Teknik
Dalam pembuatan surat service adanya beberapa tahapan yang harus dilakukan,
hal pertama dimulai dari pemeriksaan Autonomous Maintenance (AM),
Preventive Maintenance (PM), dan Breakdown Maintenance. Dalam Autonomous
Maintenance dan Preventive Maintenance adanya pemeriksaan pada sparepart
mesin, bila ada part yang rusak dapat dibuat surat service dan jika tidak ada
sparepart yang rusak tidak proses selesai. Sedangkan Breakdown Maintenance
langsung dilakukan pembuatan surat service. Setelah dilakukan pembuatan surat
service, proses selanjutnya sparepart dapat diperbaiki oleh operator atau tidak.
Apabila operator masih dapat memperbaiki atau mengganti sparepart yang rusak
langsung diperbaiki pada saat itu juga, dan jika operator tidak dapat mengganti
19
atau memperbaiki sparepart yang rusak maka operator dapat melapor teknisi.
Dan teknisi mulai mengecek dan dapat melakukan perbaikan. Pada saat proses
memperbaiki sparepart yang rusak, apabila sparepart yang rusak masih dapat
diperbaiki maka part tersebut diperbaiki oleh teknisi. Dan sparepart yang tidak
dapat lagi diperbaiki oleh teknisi maka sparepart yang rusak dapat diminta ke
gudang sparepart. Sparepart yang tidak mengalami kerusakan, mungkin hanya
karena salah setting dan sparepart masih layak dipakai maka hanya dilakukan
setting ulang pada sparepart yang rusak. Setelah proses setting ulang selesai
yang diharapkan mesin dapat berjalan sesuai dengan semestinya. Apabila
kondisi mesin sudah baik maka menutup surat service. Tetapi bila kondisi mesin
masih belum bisa berjalan dengan baik, maka dilakukan kembali proses mulai
memperbaiki sparepart yang rusak tersebut.
a. Divisi Farmasi
Divisi farmasi ini menjadi tulang punggung dalam usaha PT.Konimex yang telah
memiliki 121 merek produk. Pada awalnya,PT.Konimex memproduksi obat-obat
bebas (OTC) dan saat ini mengembangkan produk obat-obat dari resep dokter
(Ethical) serta produk nonkuratif seperti vitamin. Produk yang dihasilkan pertama
dalam bentuk tablet, dan saat ini dengan berbagai macam variasi sediaan seperti
sirup, salep, krim, kapsul serta tablet effervescent. Divisi Farmasi menghasilkan
beberapa produk yang sudah terkenal dimasyarakat ialah:
i. Paramex, Paramex Nyeri Otot, dan Paramex Flu dan BatukParamex
merupakan tablet obat sakit kepala. Dengan kombinasi parasetamol dan
propifenazon efektif meredakan sakit kepala dan sakit gigi. Tersedia dalam
kemasan strip isi 4 tablet. Paramex nyeri otot merupakan Dengan kombinasi
parasetamol dan ibuprofen, cepat mengatasi nyeri otot, nyeri sendi dan
pegal linu.Paramex Nyeri Otot dari Paramex yang terpercaya. Dan Paramex
Flu dan Batuk merupakan tablet obat flu yang disertai batuk, meringankan
20
gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat yang disertai batuk
tak berdahak. Produk Paramex dapat dilihat pada Gambar 3.3. dibawah ini :
iii. Konimag
Obat sakit maag cair, efektif mengurangi gejala-gejala yang berhubungan
dengan kelebihan asam lambung seperti mual, perih, kembung dan
perasaan penuh pada lambung. Tersedia dalam kemasan sachet 7 ml.
Produk Konimag dapat dilihat pada Gambar 3.5. dibawah ini :
21
Inzana merupakan tablet kunyah penurun panas demam dan pereda nyeri
pada anak dengan rasa jeruk yang disukai anak. Tersedia dalam kemasan
strip isi 4 tablet dan tersedia pula Inzana Sirup Masuk Angin. Produk Inza
obat flu dan Inzana sirup masuk angin dapat dilihat pada Gambar 3.6.
dibawah ini :
v. Siladex
Sirup obat batuk, tanpa alkohol dan bebas gula sehingga aman bagi
penderita diabetes. Siladex Mucolytic dan Expectorant, untuk mengencerkan
dahak sehingga mempermudah pengeluaran dahak. Tersedia pula Siladex
Cough dan Cold yang merupakan sirup obat batuk tanpa alkohol dan bebas
gula untuk meredakan batuk tidak berdahak dan melegakan hidung
tersumbat atau pilek yang menyertai flu. Produk Siladex Mucolytic &
Expectorant dan Siladex Cough & Cold dapat dilihat pada Gambar 3.7.
dibawah ini :
Gambar 3.7. Siladex Mucolytic & Expectorant dan Siladex Cough & Cold
vi. Fungiderm
Fungiderm berguna untuk mengatasi infeksi jamur kulit dan kuku, yang
disebabkan dermatofit, candida dan jamur.Juga dapat mengatasi infeksi
sekunder karena bakteri gram positif yang menyertai mikosis. Tersedia
dalam kemasan tube 5 g dan 10 g. Produk Fungiderm dapat dilihat pada
Gambar 3.8. dibawah ini :
22
Gambar 3.8. fungiderm
vii. Vigel
Vigel adalah gel pengganti cairan alami yang digunakan sebagai tambahan
pelicin kondom maupun vagina. VIGEL tidak berminyak dan terbuat dari
bahan dasar air sehingga mudah dibersihkan dengan air. Vigel dikemas
dalam tube 30 g dan 60 g, tersedia pula Vigel 2 in 1. Vigel 2in1 adalah gel
pengganti cairan alami pada organ intim, dan sekaligus dapat digunakan
untuk pemijatan (massage). Kandungan Aloe Vera nya berfungsi sebagai
pelicin pada organ intim atau pada penggunaan kondom. Untuk pemijatan,
Vigel 2 in 1 melancarkan pemijatan serta kandungan Aloe Vera bermanfaat
melembutkan dan mencegah iritasi pada kulit. Vigel 2in1 dikemas dalam
tube 125 g. Produk Vigel dan Vigel 2 in 1 dapat dilihat pada Gambar 3.9
dibawah ini :
viii. Anakonidin
Anakonidin merupakan sirup obat batuk dan pilek untuk anak, dengan rasa
cherry dalam kemasan 30 dan 60ml. Tersedia pula Anakonidin OBH untuk
meredakan batuk dan gejala flu seperti demam, sakit kepala,hidung
tersumbat, serta bersin, dengan rasa strawberry. Tersedia dalam kemasan
botol 30 ml dan 60 ml. Produk Anakonidin dan Anakonidin OBH dapat dilihat
pada Gambar 3.10. dibawah ini :
23
ix. Termorex
Termorex Plus merupakan sirup obat flu yang disertai batuk. Untuk
meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan
bersin - bersin yang disertai batuk, dalam kemasan 30 dan 60 ml. Tersedia
pula Termorex Turun Panas yang berguna untuk efektif membantu
meredakan panas dan demam pada bayi dan anak-anak seperti setelah
imunisasi, sakit kepala dan sakit gigi. Tanpa alkohol dan dengan rasa jeruk
manis yang disukai anak-anak dalam kemasan 30 dan 60 ml. Dan tersedia
juga Termorex Drops yaitu obat rasa jeruk untuk meringankan rasa sakit dan
menurunkan demam untuk anak-anak. Tidak mengandung alkohol dan
terdapat dalam bentuk kemasan botol isi 15 ml. Produk Termorex, Termorex
Turun panas dan Termorex drops dapat dilihat pada Gambar 3.11.
x. Braito
Braito terdapat yang original yang berguna untuk mengatas mata merah
karena iritasi mata minor yang disebabkan oleh debu, asap rokok, asap
kendaraan, berenang, mengendarai sepeda motor, alergi, membaca,
menonton televisi atau komputer, dan mengenakan lensa kontak. Tersedia
dalam kemasan botol 0,5 ml dan 5 ml. Tersedia juga Braito Tears yang
berguna sebagai air mata buatan, dapat meredakan perih dan iritasi yang
disebabkan mata kering. Braito Tears membantu menyejukan dan melumasi
mata dan tersedia dalam bentuk kemasan botol 5 ml. Produk Braito dapat
dilihat pada Gambar 3.12. dibawah ini :
24
b. Divisi Kembang Gula
Produksi produk kembang gula ini dilengkapi oleh mesin-mesin yang canggih
sejak didirikan. Produksi kembang gula ini dikarenakan oleh permintaan pasar
terutama pangsa remaja yang dinamis. Divisi kembang gula Nimm's antara lain
hard candy, chew candy, deposit candy, dan compressed candy. Inovasi yang
telah dilakukan dengan berbagai variasi kembang gula yang rasanya unik dan
digemari oleh masyarakat seperti Hexos, Nano-Nano, Eski,Frozz, Boom dan
lain-lain.
i. Hexos
Hexos merupakan product permen mint yang menyegarkan dan melegakan
tenggorokan sekaligus menyegarkan napas. dikemas dalam kemasan
sachet isi 5 butir yang praktis dibawa kemana saja. Tersedia 3 pilihan rasa
mint, lemon mint dan barley mint. Produk Hexos dapat dilihat pada Gambar
3.13. dibawah ini :
25
gula, rendah kalori dan tidak merusak gigi. Dikemas dalam kemasan sachet
yang praktis dibawa kemana saja. Tersedia dalam 2 pilihan rasa : Mint,
Clove Mint. Produk Hexos Lozenges dapat dilihat pada Gambar 3.15.
dibawah ini
v. Nano – Nano
Nano - nano merupakan produk permen unik hard candy dengan rasa
manisan, cocok untuk teman perjalanan dan saat santai, menghilangkan
rasa haus dan eneg. Tersedia dalam 3 pilihan rasa : Manisan Kulit Jeruk,
Manisan Belimbing, Rujak Nanas. Khusus NANO NANO rasa Manisan Kulit
Jeruk juga ersedia dalam kemasan sak isi 20 butir. Produk Nano - nano
dapat dilihat pada Gambar 3.17. dibawah ini :
26
vi. Nano - nano Milky
Nano - nano Milky merupakan produk permen susu dengan kandungan
Kalsium yang baik untuk anak-anak. Tersedia pula dalam pilihan rasa lain
Nano Nano Milky Rasa Stroberi dan Nano Nano Milky Rasa Coklat. Produk
Nano - nano Milky dapat dilihat pada Gambar 3.18 dibawah ini :
vii. Frozz
Frozz merupakan produk permen bebas gula yang memberikan sensasi rasa
mint yang dingin dan menyegarkan. Tersedia dalam kemasan pot 15 g,
dengan pilihan rasa : Mint, Barley Mint, Blueberry Mint, Orange Mint, Cherry
Mint, Lime Mint, Ice Mint Eucalyptus, Tropical Mango Mint, Blackberry Mint.
Produk Frozz dapat dilihat pada Gambar 3.19. dibawah ini :
27
ix. Boom
Permen mint yang memberikan kesegaran dan menyegarkan
napas.Tersedia dalam pilihan rasa Mint dan Strong Mint, dikemas dalam
kemasan stik, pot yang mudah dibawa dan sak untuk dikonsumsi bersama
teman / keluarga. Produk Boom dapat dilihat pada Gambar 3.21. dibawah ini
x. Inspiree
Permen mint sugar free penyegar napas. Tersedia dalam kemasan pot
kaleng 20 g yang praktis dan modern, dengan 3 pilihan rasa : Morning Mist,
Mountain Spirit dan Blue Ocean. Produk Inspiree dapat dilihat pada Gambar
3.22. dibawah ini :
28
4. Frezza Strong Mint, Menyegarkan napas dan melawan kuman penyebab
napas tak sedap. Cocok bagi perokok.
5. Frezza Orange Mint, Menyegarkan dan mengharumkan napas dan
melawan kuman penyebab napas tak sedap.
Tersedia dalam kemasan ukuran 120 ml, 240 ml dan 400 ml. Produk Frezza
Mouthwash dapat dilihat pada Gambar 3.26. dibawah ini :
30
Gambar 3.28. Herbadrink Sari Jahe
viii. Jesscool
Mencegah dan mengatasi gejala-gejala panas dalam seperti sariawan, bibir
pecah-pecah, sakit tenggorokan dan susah buang air besar. Mengandung
formula Extract Thyme dan Chicory root yang efektif meredakan panas
dalam. Jesscool dalam bentuk tablet effervescent yang praktis, tersedia
dengan pilihan rasa Jeruk Nipis dan rasa Lemon Tea dengan kemasan dus
isi 6 strip @ 1 tablet effervescent. Produk Jesscool dapat dilihat pada
Gambar 3.30. dibawah ini :
31
ix. Virugon Cream
Membantu mengobati infeksi herpes (dompo) pada kulit dengan bahan alami
yang memberi rasa sejuk dan bebas bekas luka. Virugon Cream tersedia
dalam kemasan tube 5 g. Produk Virugon Cream dapat dilihat pada Gambar
3.31. dibawah ini :
x. Frezza Mouthspray
Penyegar napas dalam kemasan spray yang praktis. Tersedia aneka varian :
1. Frezza Mouthspray Regular, menyegarkan napas dan mencegah gigi
berlubang.
2. Frezza Mouthspray Strong Mint, menyegarkan napas lebih lama dan
mencegah gigi berlubang.
3. Frezza Mouthspray After Cigar, mengurangi bau tak sedap akibat merokok,
sekaligus mencegah gigi berlubang.
Tersedia dalam kemasan botol spray isi 13 ml. Produk Frezza Mouthspray
dapat dilihat pada Gambar 3.22. dibawah ini :
32
i. Snips Snaps Biscuit
Biscuit lezat dengan dua pilihan rasa, Cokelat dan Cappuccino. Tersedia
dalam kemasan dus 115 g. Produk Snips Snaps Biscuit dapat dilihat pada
Gambar 3.33. dibawah ini :
33
yang dikemas dalam sachet 20 g: Manis, Susu, Asin, Jagung Manis, Sate
Ayam, Pizza, Cokelat, Keju dan Stroberi. Produk Tini Wini Biti dapat dilihat
pada Gambar 3.36. dibawah ini:
v. CHOCOMANIA Cookies
Cookies dengan tambahan butiran coklat dan variasi lainnya, tersedia dalam
6 pilihan rasa yang enaknya kebangetan : Chocomania Chocolate Chip
Cookies 21g, Chocomania Chocolate Chip Cookies 90g, Chocomania Rich
Chocolate Chip Cookies 90g, Chocomania Chocochip Cheese Cookies 90g,
Chocomania Chocochip Peanut Cookies 90g, Chocomania Chocochip
Coconut Fiesta Cookies 90g, Chocomania Chocochip Fruity Cookies 90g.
Chocomania Cookies dikemas praktis, mudah dibawa kemana saja.
Chocomania juga tersedia dalam bentuk snack Chocomania Wafer. Produk
Chocomania cookies dapat dilihat pada Gambar 3.37. dibawah ini :
34
Gambar 3.38. Chocomania Wafer
35
Gambar 3.40. Diaswett Litesip Healthy Drink
a. Modal
Modal menunjuk kepada kekayaan finansial, terutama dalam penggunaan untuk
kelanjutan bisnis. Modal disini, termasuk dalam pengadaan bahan baku, mesin,
biaya tenaga kerja, dan lainnya dalam menjalankan usaha tersebut.
b. Manusia
Manusia adalah faktor terpenting untuk menjalankan proses produksi. Pada
proses produksi di perusahaan, hampir seluruh proses dilakukan oleh mesin.
Namun, peran dari manusia untuk menjalankan mesin sangat berpengaruh
dalam proses produksi. Selain itu terdapat peran lain sebagai perencana dan
QC.
c. Metode
Metode merupakan aturan, teknik, atau cara untuk mencapai tujuan yang sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam hal ini, metode dapat dikatakan sebagai teknik
atau cara untuk mengolah bahan baku atau material setengah jadi menjadi
bahan jadi.
d. Material
Material merupakan bahan yang diproses oleh mesin dan manusia yang
kemudian berubah menjadi sebuah bentuk yang dapat digunakan oleh manusia.
Jenis dari material dibagi menjadi 3 yaitu mentah, setengah jadi, dan jadi. Bahan
baku atau material yang digunakan pada perusahaan termasuk bahan baku
setengah jadi yang kemudian diolah menjadi obat yang dapat dikonsumsi oleh
manusia.
36
e. Mesin
Mesin merupakan alat mekanik yang mengubah untuk melakukan atau
membantu mempermudah suatu pekerjaan manusia. Dalam pekerjaan
maintenance, terdapat beberapa mesin yang digunakan untuk membantu
pekerjaan agar lebih mudah.
37
dapat disimpan pada gudang akhir barang jadi. Aliran Flowchart pembuatan
proses sirup kemasan botol dapat dilihat pada Gambar 3.41. dibawah ini :
38
Gambar 3.42. Proses Produksi Liquid (Sirup) Kemasan Sachet
39
Gambar 3.43. Proses Produksi Krim atau Salep
40
Gambar 3.44. Proses Produksi Tetes Mata Steril
a. Rak
Rak digunakan sebagai tempai menyimpan dokumen atau inventaris buku-buku
maupun laporan-laporan.
b. Komputer
Komputer digunakan sebagai alat administrasi untuk setiap divisi. Komputer
diperlukan karena perusahaan sudah menerapkan sistem ERP sehingga data
41
dalam membuat surat service harus segera dimasukkan ke dalam program ERP
yang ada.
c. Seragam
Seragam digunakan oleh bagian service mesin pada setiap hari kerja. Seragam
juga untuk kesetaraan seluruh karyawan bagian service mesin.
d. Locker
Locker ini digunakan sebagai tempat menyimpan semua barang-barang pribadi
operator, serta karyawan service mesin. Locker juga sebagai tempat ganti baju
sebelum masuk ke dalam ruangan mesin, menggunakan baju yang telah
disediakan dari perusahaan agar lebih steril ketika masuk ke tempat proses
produksi.
e. Masker
Masker digunakan sebagai pelindung dari bau yang ditimbulkan dari bahan.
Masker digunakan pada santai berada ditempat lantai produksi.
f. Pelindung Rambut
Pelindung rambut merupakan salah satu standar yang digunakan ketika operator
maupun teknisi mesin ketika memasuki area lantai produksi. Pelindung rambut ini
akan diberikan bersamaan dengan masker dan baju ketika memasuki area
produksi.
h. Alarm Kebakaran
Alarm kebakaran juga salah satu usaha perusahaan untuk menerapkan sistem
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Alarm ini dilengkapi dengan sensor
pendeteksi asap, sehingga, bila ada kebakaran, alarm tersebut akan memberi
peringatan kepada para karyawan. Alarm ini diletakkan di atas pintu keluar,
sehingga memudahkan para karyawan untuk mencari pintu keluar.
42
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA
43
mencatat kebutuhan waktu setiap elemen pekerjaan yang dilakukan oleh teknisi
pada saat bekerja. Kemudian melakukan analisis dengan metode studi gerak
waktu yang dapat menghasilkan usulan perbaikan, hal ini bertujuan untuk
mengetahui elemen pekerjaan mana saja yang mengakibatkan suatu pekerjaan
tersebut menjadi tidak efisien dan tidak efektif.
Karyawan divisi maintenance terbagi menjadi 2 tim sehingga terdapat 4 orang
pekerja. Sebelum melakukan analisis studi gerak waktu, dilakukan pengamatan
terhadap pekerjaan penggantian pre filter setiap minggunya, yaitu perawatan
mesin air handling unit (AHU). Selama satu minggu, pekerjaan tersebut telah
terjadwal di hari Senin, Kamis, Jumat dan Sabtu. Pengamatan dilakukan selama
kerja praktek, dan pada setiap minggunya, tim yang melakukan penggantian pre
filter berbeda atau bergiliran bergantian.
Selama pelaksanaan kerja praktek, tanggung jawab yang diberikan berhubungan
dengan hasil pengamatan serta pengambilan data pada pekerjaan penggantian
pre filter. Sehingga diberikan ijin untuk mengikuti teknisi selama melakukan
pekerjaan.
44
melakukan pengolahan data. Data diolah dengan menjumlahkan semua elemen
pekerjaan yang telah didapatkan, selama teknisi bekerja untuk mengganti pre
filter. Kemudian data tersebut diberi tambahan nilai kelonggaran dari elemen
pekerjaan di luar elemen pekerjaan utama. Sutalaksana (1979: 149) menjelaskan
bahwa terdapat tiga hal diberikan kelonggaran, yaitu untuk kebutuhan pribadi
seperti ke kamar kecil, menghilangkan rasa fatigue atau lelah dan hambatan –
hambatan yang tidak dapat dihindarkan seperti menyesuaikan mesin secara
singkat. Oleh karena itu setelah mendapatkan waktu normal, nilai kelonggaran ini
perlu dijumlahkan. Sehingga dari hasil tersebut akan didapatkan waktu baku
selama pekerja melakukan pekerjaan.
No KEGIATAN
1 Membuka e-ss dan mencatat
2 Mengambil alat (kunci, tas)
3 Transport- Menuju lokasi indoor
4 Meletakkan filter di tiap AHU
5 Proses- Mematikan daya
6 Proses- Membuka badan mesin
7 Proses- Mengambil filter lama
8 Proses- Memasukkan filter baru
9 Proses- Menutup badan mesin
10 Proses- Menghidupkan mesin
11 Meletakkan filter ke tempat pencucian
12 Proses- Mencuci filter
13 Membersihkan lokasi
14 Memasukkan filter ke rak
45
Tabel 4.4. Persentase Produktivitas Pekerja Ari
Bulan JULI
No
Tanggal 7 14 21
1 Total Waktu Tersedia 225 225 225
2 Total Waktu Efektif 78 56 47
3 Total Waktu Interupsi 3 4 7
4 Waktu Sisa 144 165 171
5 Persentase Waktu Efektif (%) 0.3467 34.7 0.2489 24.9 0.2089 20.9
6 Persentase Interupsi (%) 0.0133 1.3 0.0178 1.8 0.0311 3.1
7 Persentase Waktu Sisa (%) 0.64 64.0 0.7333 73.3 0.76 76.0
49
B. Setelah diberi Nilai Kelonggaran
50
Tabel 4.9. Persentase Produktivitas Pekerja Ari
No Bulan JULI
Tanggal 7 14 21
1 Total Waktu Tersedia 225 225 225
2 Total Waktu Efektif 204 155 87
3 Total Waktu Interupsi 3 4 7
4 Waktu Sisa 18 66 131
5 Persentase Waktu Efektif (%) 0.9067 90.7 0.6889 68.9 0.3867 38.7
6 Persentase Interupsi (%) 0.0133 1.3 0.0178 1.8 0.0311 3.1
7 Persentase Waktu Sisa (%) 0.08 8.0 0.2933 29.3 0.5822 58.2
No Bulan JULI
Tanggal 7 21 28
1 Total Waktu Tersedia 225 225 225
2 Total Waktu Efektif 196 174 193
3 Total Waktu Interupsi 3 4 4
4 Waktu Sisa 26 47 28
5 Persentase Waktu Efektif (%) 0.8711 87.11 0.7733 77.3 0.8578 85.78
6 Persentase Interupsi (%) 0.0133 1.33 0.0178 1.8 0.0178 1.78
7 Persentase Waktu Sisa (%) 0.1156 11.56 0.2089 20.9 0.1244 12.44
Berdasarkan tabel hasil perhitungan diatas, produktivitas kedua pekerja
meningkat. Serta waktu sisa yang dihasilkan menurun. Yaitu pada pekerja
pertama, total waktu sisa dari 3 kali pengamatan adalah sejumlah 480 menit,
kemudian berubah menjadi 215 menit. Lalu pada pekerja kedua yaitu sejumlah
503 menit menjadi 101 menit. Untuk pre filter yang diganti pada teknisi Ari yaitu,
berturut – turut dari minggu pertama hingga ketiga sebanyak 35 pre filter, 37 pre
filter dan 27 pre filter. Sedangkan untuk teknisi izzul, jumlah pre filter yang
dikerjakan berturut – turut dari minggu pertama hingga ketiga sebanyak 52 pre
filter. Berdasarkan jumlah pre filter yang diganti, terdapat perbedaan yang cukup
signifikan sehingga menyebabkan konsumsi atau kebutuhan waktu untuk
melakukan pekerjaan tersebut menjadi berbeda dan cukup signifikan.
... (4.1.)
Berdasarkan persamaan diatas, beban kerja yang dialami oleh masing – masing
pekerja dapat dilihat seperti tabel 4.11. dibawah ini
53
Tabel 4.11. Beban Kerja yang Dialami Pekerja
Waktu Baku Waktu Kerja
No Nama Pekerja Beban Kerja
(menit) (menit)
Waktu baku didapatkan dari penjumlahan hasil pengamatan selama tiga kali
untuk penggantian pre filter di hari Jumat. Sedangkan untuk waktu kerja
merupakan waktu yang tersedia untuk pekerja mengganti pre filter di hari Jumat.
Beban kerja dapat dikatakan optimal, jika nilai beban kerja yang dihasilkan
adalah 100%. Berdasarkan tabel hasil perhitungan beban kerja, yang dialami
para pekerja belum dapat dikatakan optimal. Hal tersebut mungkin, karena
pekerjaan yang dikerjakan masih tergolong ringan atau rendah. Hanya
perbedaan pada jumlah AHU yang harus diganti, sehingga beban kerja pada
kedua pekerja berbeda. Namun secara keseluruhan, dilihat dari pengamatan,
saat pekerja mengganti filter tidak mengalami kesulitan atau hambatan yang
cukup besar jika mesin tidak mengalami kerusakan.
54
ada dua. Hal ini dimungkinkan menghambat proses checklist karena seharusnya
secara langsung dimasukkan ke dalam tablet, namun karena keterbatasan
terkadang teknisi harus mencatat terlebih dahulu pada notebook atau handphone
pribadi, kemudian di inputkan kembali ke tablet. Dapat dikatakan bahwa
pekerjaan checklist tersebut fleksibel, karena antar teknisi yang berkeliling dan
mengganti pre filter, bisa saling melengkapi dan membantu. Namun jika dilihat
dari pengamatan, dapat saja terjadi miskomunikasi apabila ada AHU yang
terlewat untuk dilakukan checklist. Selain itu, juga pada pekerjaan menutup e-ss,
yang dalam pengamatan masih sering jarang untuk segera dilakukan. Setelah
teknisi mengganti pre filter, kemudian kembali ke kantor utilitas, maka
seharusnya melakukan aktivitas untuk menutup e-ss. Namun, masih sering
dalam pengamatan teknisi belum melakukan aktivitas tersebut. Sehingga untuk
menutup e-ss terkadang disaat pagi sebelum teknisi melakukan pekerjaannya
sambil melanjutkan aktivitas membuka e-ss. Hal tersebut membuat pekerjaan
dipagi hari, yang seharusnya dapat dilakukan dengan segera menjadi terhambat
karena teknisi belum menutup e-ss.
Sehingga, usulan perbaikan yang dapat dilakukan untuk aktivitas checklist dan
menutup e-ss adalah menetapkan tanggung jawab pada setiap teknisi, agar tidak
terjadi kesalahan checklist pada setiap AHU yang dikerjakan serta keterlambatan
dalam menutup e-ss. Jika adanya keterbatasan fasilitas tablet atau komputer,
dapat dilakukan secara bergantian saat sebelum atau setelah jam istirahat
makan siang.
55
Kemudian untuk mengetahui prioritas kegagalan, ketiga indikator tersebut
dikalikan sehingga menghasilkan nilai RPN (Risk Priority Number). RPN tersebut,
akan menghasilkan tingkat prioritas dari kegagalan yang dihasilkan selama
proses penggantian pre filter.
Langkah untuk analisis resiko dengan FMEA pada proses penggantian pre filter,
diawali dengan mengamati setiap proses penggantian pre filter. Berdasarkan
pengamatan, dilakukan identifikasi potensi kegagalan yang dapat berpengaruh
selama proses penggantian pre filter berlangsung atau dikerjakan. Kemudian,
menentukan dampak atau potensi dari kegagalan yang akan atau mungkin
terjadi. Selanjutnya menilai potensi kegagalan berdasarkan faktor yang mungkin
terjadi dibandingkan dengan tabel severity. Dan juga dilanjutkan dengan menilai
penyebab potensi kegagalan dibandingkan dengan tabel occurrence. Serta
menilai proses kontrol dengan memberi tingkatan berdasarkan tabel detection.
Setelah itu, Menghitung nilai RPN dengan mengkalikan ketiga indikator S, O dan
D. Dari hasil perkalian, kemudian seluruh nilai RPN diberi tingkatan mulai dari
nilai yang terbesar hingga terkecil untuk kemudian diambil tindakan atau evaluasi
agar menurunkan potensi kegagalan yang memiliki resiko tinggi berdasarkan nilai
RPN yang tertinggi. Langkah – langkah tersebut dijabarkan seperti pada
flowchart dibawah ini:
57
Tabel 4.15. Analisis Resiko Proses Penggantian Pre Filter
59
4.5.2. Diagram Sebab Akibat
Diagram Sebab Akibat atau Fish Bone Diagram pertama kali dikenalkan oleh
Prof. Kouru Ishikawa dari Tokyo University pada tahun 1943 (Wignjosoebroto,
2003). Diagram ini dapat digunakan untuk mengetahui faktor – faktor yang
berpengaruh secara signifikan pada sebuah output atau pekerjaan yang
dianalisa. Langkah – langkah untuk membuat diagram sebab akibat yaitu dengan
menentukan faktor permasalahan dari kondisi yang terjadi disekitar, dalam hal
tersebut permasalahan adalah akibat. Kemudian, tentukan faktor – faktor utama
penyebab terjadinya permasalahan tersebut. Lalu, secara terperinci menemukan
faktor – faktor penyebab dari faktor utama. Sehingga secara langsung akan
ditemukan faktor yang menyebabkan permasalahan ada. Agar nantinya faktor
tersebut dapat dicari penyelesaiannya.
Pada analisa data dengan metode FMEA, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, didapatkan hasil RPN terbesar dari elemen pekerjaan mencuci pre
filter. Gambar dibawah ini, merupakan diagram sebab – akibat dari elemen
pekerjaan mencuci pre filter untuk mengetahui akar masalah atau penyebab dari
aktivitas atau kegiatan yang bermasalah.
Pada penggantian pre filter, yang dinilai memakan waktu cukup besar, adalah
mencuci pre filter. Hal tersebut dinilai cukup memakan waktu karena,
berdasarkan pengamatan teknisi Ari saat melakukan pencucian pre filter hanya
melakukan kegiatan tersebut sendiri di bagian AHU tablet. Namun untuk teknisi
Izzul melakukan pencucian pre filter dengan membagi pre filter dengan rekan
dalam tim nya karena terdapat dua kran untuk tempat mencuci pre filter.
Sehingga teknisi Izzul, tidak sendirian dalam mencuci pre filter. Kemudian
terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan proses pencucian pre filter
menjadi faktor masalah terbesar. Faktor – faktor tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
60
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan serta pengambilan data selama melakukan kerja
praktek, untuk pekerjaan penggantian Air Handling Unit (AHU) dengan
menggunakan metode studi gerak waktu dan analisis beban kerja, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Penggantian pre filter dimulai dari minggu pertama hingga ketiga, waktu
yang dibutuhkan pekerja Ari, 207 menit dengan jumlah 35 pre filter; 159 menit
dengan jumlah 37 pre filter dan 94 menit dengan 27 pre filter. Kemudian untuk
pekerja Izzul, dengan jumlah 52 pre filter setiap minggunya dibutuhkan waktu
sebesar 199 menit; 178 menit; dan 197 menit.
b. Analisis beban kerja menunjukkan hasil yang belum optimal, hal tersebut
dapat dikarenakan pekerjaan yang dikerjakan tidak menunjukkan resiko beban
kerja yang sangat besar untuk pekerja.
c. Aktivitas pencucian pre filter dan menutup serta membuka e-ss menjadi
penyebab potensi kegagalan terbesar. Sehingga perlu dilakukan pengawasan
dan koordinasi antar kedua teknisi pada pekerjaan mengganti pre filter. Agar
kegagalan dapat dihindari.
5.2. Saran
Dalam melaksanakan kerja praktek, terdapat beberapa usulan atau saran
sebagai berikut :
62
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, H. & Widianti, T. (2015). Failure Mode and Effect Analysis sebagai
Tindakan Pencegahan pada Kegagalan Pengujian. Pusat Penelitian Sistem
Mutu dan Teknologi Pengujian: LIPI.