BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nanas
Tananaman buah nanas (Ananas comosus) merupakan tanaman yang termasuk
golongan tanaman tahunan. Susunan yang terdapat pada buah nanas yaitu akar,
batang, daun, bunga dan buah. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan
akar samping. Akar melekat pada pangkal batang dan termasuk akar serabut,
kedalaman perakaran pada media tanah yang baik antara 30-50 cm. Batang
merupakan tempat melekatnya akar, daun, bunga, tunas dan buah. Batang tanaman
nanas cukup panjang 20-25 cm, tebal dengan diameter 2,0-3,5 cm, beruas-ruas
pendek. Daun nanas memiliki panjang 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm, daun
berduri tajam meskipun ada yang tidak berduri dan tidak memiliki tulang daun.
Jumlah daun tiap batang sangat bervariasi antara 70-80 helai. Nanas memiliki
rangkaian bunga majemuk pada ujung batang. Bunga bersifat hermaprodit,
kedudukan diketiak daun pelindung. Masa pertumbuhan bunga dari bagian dasar
menuju bagian atas membutuhkan sekitar 10-20 hari. Waktu dari menanam sampai
terbentuk bunga antara 6-16 bulan (Suprianto, 2016).
Dalam tata nama atau sistematik (taksonami) tumbuhan, buah nanas(Ananas
comosus) dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Nuraini, 2014):
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromeliaceace
Genus : Ananas
Spesies : Ananas Comosus
Buah nanas (Ananas comosus) mengandung air dan serat yang tinggi seperti,
homoselulosa 67 %, selulosa 38-48 %, alpa selulosa 31 %, lignin 17 %, serta
pentosa 26 %. Daun nanas (Ananas comosus ) memiliki kandungan kalsium
oksalat, pectic substances, dan enzim bromelin (Nuraini, 2014). Nanas
memiliki kandungan nutrisi rendah seperti klori, sehingga tidak perlu khawatir
berapa banyak buah nanas yang dikonsumsi. Nanas memiliki Kandungan
2.2 Etanol
Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hydroksil (-OH) dengan 2
atom karbon (C). Spesies alkohol yang banyak digunakan adalah CH3CH2OH yang
disebut metil alkohol (metanol), C2H5OH yang diberi nama etil alkohol (etanol),
dan C3H7OH yang disebut isopropil alkohol (IPA) atau propanol-2. Dalam dunia
perdagangan yang disebut alkohol adalah etanol atau etil alkohol atau metil
karbinol dengan rumus kimia C2H5OH (Rama, 2008). Etanol disebut juga etil
alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau CH3CH2OH dengan titik didihnya 78,4°
C. Etanol memiliki sifat tidak berwarna, volatil dan dapat bercampur dengan air
(Kartika dkk., 1997). Ada 2 jenis etanol menurut Rama (2008), etanol sintetik
sering disebut metanol atau metil alkohol atau alkohol kayu, terbuat dari etilen,
salah satu derivat minyak bumi atau batu bara. Bahan ini diperoleh dari sintesis
organik yang terbentuk. Kadar alkohol yang terbentuk selama proses fermentasi
gula jika kadarnya terlalu banyak (lebih dari 14%-15%) justru akan menghambat
pertumbuhan bakteri dan kadar asam yang terbentuk akan mempengaruhi derajat
keasaman dari larutan medium, sedangkan proses fermentasi asam asetat harus
dalam pH yang sesuai (Frazier, 1988). Acetobacter mengoksidasi asam asetat lebih
lanjut menjadi O2 dan H2O. Bakteri asam asetat mempunyai kemampuan
membentuk asam dari alkohol secara oksidasi diekspresikan ke dalam medium.
asam yang sangat tajam,mempunyai titik beku 16,6oC, titik didih 118,1oC dan larut
dalam air, alkohol, dan eter. Asam asetat di buat dengan fermentasi alkohol oleh
bakteri Acetobacter. Pembuatan dengan cara ini bisa digunakan dalam pembuatan
cuka. Asam asetat mempunyai rumus molekul CH3COOH dan bobot molekul 60,05
(Depkes RI, 1995)
BAB III
METODE PERCOBAAN
Memasukkan 200 mL sari buah hasil fermentasi etanol ke dalam botol kaca yang
sudah steril
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
aceti melakukan proses secara aerob, suplai oksigen turut berperan dalam proses
fermentasi. Tidak dilakukannya pegecekan tiap hari memungkinkan aerator tidak
bekerja secara konstan. Hal ini disebabkan karena aerator digunakan secara
bersama. Selain itu, mengenai warna asam asetat yang dihasilkan. Warna yang
dihasilkan adalah warna hijau lumut. Warna ini tidak sama dengan asam asetat
yang dihasilkan oleh kelompok lain. Hal ini dapat di sebabkan oleh tidak sterilnya
tempat penyimpanan. Botol kaca yang tidak ditutup memungkinkan adanya
mikroorganisme yang masuk. Mikroorganisme yang masuk mungkin saja adalah
mikroorganisme yang dapat menyebabkan perubahan warna. Selain itu, karena
botol kaca diletakkan ditempat yang ditempati banyak orang, memungkinkan
terjadi sesuatu yang merubah warna dari asam asetat yang dihasilkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum pembuatan asam asetat adalah :
1. Asam asetat dapat dibuat dengan bahan fermentasi sari buah.
2. Konsentrasi asam asetat yang di hasilkan adalah 0,01875 M
3. Starter Acetobacter aceti dapata merubah etanol menjadi asam asetat secara
aerob
4. Faktor yang mempengaruhi pembuatan asam asetat adalah kadar etanol,
starter Acetobacter aceti, waktu fermentasi, suhu dan suplai O2 dari aerator.
5.2 Saran
Saran dalam pembuatan asam asetat :
1. Memastikan barang-barang yang akan digunakan semuanya steril untuk
meminimalisir adanya mikroorganisme penggangu.
2. Memastikan aerator berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu, penting untuk
melalukan pengecekan setiap harinya.
3. Meletakkan larutan yang sedang difermentasi pada tempat yang tidak ada
jarang di kunjungi orang dan tidak terpapar sinar matahari secara langsung.
Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir adanya human error yang
mungkin menggangu proses fermentasi serta agar suhu tidak melebihi suhu
ruang.
4. Memperhatikan dengan benar serta teliti dalam melakukan proses titrasi.
Hal ini dikarenakan akan berdampak pada perhitungan kadarnya.
APENDIKS
▪Titasi pertama :
Titik awal : 5,4
Titik akhir : 4,5
Volume titrasi pertama : titik awal – titik akhir
: 5,4 – 4,5
: 0,9 mL
▪Titasi kedua :
Titik awal : 4,5
Titik akhir : 3,9
Volume titrasi pertama : titik awal – titik akhir
: 4,5 – 3,9
: 0,6 mL
titrasi pertama + titrasi kedua
▪ Rerata Volume titrasi :
2
0,9 +0,6
:
2
: 0,75 mL
Konsentrasi asam asetat :
Va x Ma x a : Vb x Mb x b
20 mL x Ma x 1: 0,75 x 0,5 x 1
0,75 x 0,5 x 1
Ma :
20 x 1
Ma : 0,01875 M
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI.Jakarta:
Depkes RI. Dalam Ali, F., et al. 2013. “Ekstraksi Zat Warna Dari Kelopak
Bunga Rosella (Study Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat Dan Asam
Sitrat)”. Jurnal Teknik Kimia.Vol. 19 (1).
Kartika, B., Guritno, A.D dan Ismoyowati, (1997). Petunjuk Evaluasi Produk
Industry Hasil Pertanian. PAU-Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.
Rama. P. (2008). Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Penerbit
Agro Media. Jakarta.