Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................i


DAFTAR TABEL ....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Tujuan percobaan .....................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2


2.1 Sabun ........................................................................................................2
2.2 Pembersih Lantai ......................................................................................2
2.3 Arpus ........................................................................................................2
2.4 Camper .....................................................................................................3
2.5 Natrium Hidroksida (NaOH) ....................................................................4
2.6 Pine oil .....................................................................................................6

BAB III METODE PERCOBAAN .........................................................................7


3.1 Skema Percobaan Pembuatan Karbol ......................................................7
3.2 Alat dan Bahan Percobaan .......................................................................8
3.3 Gambar Alat .............................................................................................9

BAB IV DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ...........................11


4.1 Data Hasil Percobaan ...............................................................................11
4.2 Data Hasil Perhitungan.............................................................................11
4.3 Pembahasan dan Diskusi ..........................................................................11

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...............................................................................................16
5.2 Saran .........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................18


APENDIKS ...............................................................................................................19
LAMPIRAN

i
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pembuatan Karbol .................................................11
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan ..............................................................................11

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Skema Percobaan Pembuatan karbol ....................................................7
Gambar 3.2 Pengaduk ..............................................................................................9
Gambar 3.3 Kaca arloji .............................................................................................9
Gambar 3.4 Gelas ukur 500 mL ...............................................................................9
Gambar 3.5 Piknometer 10 mL ................................................................................9
Gambar 3.6 Ayakan ..................................................................................................9
Gambar 3.7 Pipet tetes ..............................................................................................9
Gambar 3.8 Beaker glass 1 L ...................................................................................10
Gambar 3.9 Baskom .................................................................................................10
Gambar 3.10 Mortar dan Alu ...................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lantai merupakan benda yang sangat akrab dengan kehidupan manusia sehari-
hari. Seringnya manusia berhubungan dengan lantai meningkatkan tingginya resi-
ko penyebaran penyakit melalui lantai. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
menjaga kebersihan lantai. Lantai yang kotor biasanya ditandai dengan muncul-
nya kerak, namun tidak menutup kemungkinan lantai yang terlihat bersih ternyata
kotor juga. Untuk itu, kami harus membersihkan lantai dengan rutin
menggunakan campuran air dengan cairan desinfektan. Desinfektan adalah sen-
yawa kimia yang bersifat toksik dan memiliki kemampuan membunuh mikroor-
ganisme yang terpapar secara langsung oleh desinfektan. Salah satu desinfektan
yang paling umum yaitu karbol.
Karbol merupakan benda cair berwarna putih dan berbusa seperti sabun air
serta berbau harum yang dapat dipakai untuk mematikan kuman penyakit. Karbol
memiliki keunggulan daripada pembersih lantai yaitu akan membuat karbol men-
jadi bersih, lebih kesat, dan memiliki wangi yang khas, yaitu wangi pinus. Bi-
asanya orang-orang mendapatkan karbol dengan cara membeli, namun ternyata
karbol dapat dengan mudah kami buat melalui praktikum yang kami lakukan,
kami ingin mengetahui lebih dalam mengenai karbol.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui cara menganalisa densitas karbol.
2. Untuk mengetahui cara menganalisa massa karbol yang dihasilkan.
3. Untuk mengetahui cara menganalisa pH karbol.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sabun
Sabun sudah ada sejak 2800 SM oleh bangsa Israel, lalu dikembangkan secara
modern sejak 1950 hingga sekarang. Karbol sabun atau kreolin merupakan salah
satu produk yang ikut dikembangkan. Pada awalnya, kreolin dipromosikan se-
bagai sabun beraroma segar dari pohon cemara. Tetapi pada kenyataannya bahan
dasar kreolin adalah arpus yang berasal dari getah pohon pinus, bukan dari getah
pohon cemara. Getah pohon pinus diolah melalui proses penyulingan yang
menghasilkan minyak pinus dan residunya dinamakan arpus/gondorukem
/gumrosin. Bentuk arpus tersebut bongkahan batu berwarna coklat kekuning-
kuningan dan mudah pecah (Iwanmalik, 2014).
2.2 Pembersih Lantai
Pembersih lantai adalah cairan yang mengandung senyawa fenol atau turun-
annya maupun senyawa lain yang bersifat antiseptik dengan atau tanpa pewangi
yang digunakan untuk membersihkan lantai. Pembersih lantai bersifat polar dan
nonpolar. Ujung pembersih lantai yang bersifat polar akan mengikat air, se-
dangkan ujung yang bersifat nonpolar akan mengikat minyak atau kotoran organ-
ik yang bersifat nonpolar juga. Pembersih lantai adalah bahan kimia yang terbuat
dari bahan alam seperti minyak yang direaksikan dengan basa. Pada percobaan
kali ini kami membuat pembersih lantai yaitu karbol. Karbol memiliki indikator
pH yaitu bersifat basa, warna bening namun jika dikocok dan didiamkan akan
berubah warna menjadi putih keruh. SNI pH Karbol ialah 8-12. Karbol memiliki
aroma yang khas dari pembersih lantai lainnya.
2.3 Arpus
Arpus berasal dari proses penyulingan getah pinus yang menghasilkan minyak
pinus dan residu yang dinamakan arpus. Bentuk arpus mirip bongkahan batu
berwarna coklat kekuning-kuningan dan mudah pecah. Arpus sebagai bahan uta-
ma sekaligus bahan aktif pembuatan karbol. Arpus mengandung desinfektan co-

2
cok untuk pembersih lantai sekaligus pembunuh kuman, bakteri dan jamur se-
hingga kita terhindar dari penyakit.
2.4 Camper
Camper adalah zat padat berupa lilin berwarna putih dan agak transparan
dengan aroma yang khas dan kuat. Zat ini adalah terpenoid dengan formula kimia
C10H16O. Zat ini ditemukan dalam kayu tanaman jenis pohon Cinnamomum cam-
phora, pohon besar yang ditemukan di kawasan Asia, terutama di kawasan Su-
matera, Kalimantan dan Taiwan, juga pohon Dryobalanops aromatic, pohon be-
sar yang tumbuh di hutan Kalimantan. Camper juga dapat disadap dari pohon-
pohon jenis lain dari keluarga Laurel, misalnya Ocote usambarensis. Daun rose-
mary kering (Rosmarinus officinalis), dan keluarga tanaman mint lainnya juga
mengandung hingga 20% camper. Camper juga dapat dibuat secara sintetis dari
Terpentin. Zat ini biasanya digunakan sebagai wewangian, sebagai bumbu masak
(hanya di India), serta sebagai cairan pembalseman, untuk keperluan obat-obatan,
kimia, ataupun upacara keagamaan. Bahan pembuat kamper utama di Asia adalah
Selasih camper.
 MSDS Camper :
Data-data MSDS Camper adalah sebagai berikut :
A. Identifikasi Bahaya
1. Potensi Efek Kesehatan Akut :
Sangat berbahaya jika tertelan. Berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan),
kontak mata (iritasi), terhirup. Sedikit berbahaya jika terjadi kontak kulit
(permeator).
2. Potensi Efek Kesehatan Kronis: Tidak tersedia.
3. Efek Karsinogenik : Tidak tersedia.
4. Efek Mutagenik : Tidak tersedia.
5. Pengaruh Teratogenik : Tidak tersedia.
6. Toksisitas Pengembangan : Tidak tersedia. Zat ini beracun bagi paru-paru,
selaput lendir. Diulang atau diperpanjang paparan zat dapat menghasilkan
kerusakan organ target.

3
B. Tindakan Pertolongan Pertama
1. Kontak mata:Periksa dan keluarkan lensa kontak apa pun. Segera basuh
mata dengan air yang mengalir setidaknya selama 15 menit, pertahankan
kelopak mata terbuka. Jangan gunakan salep mata. Cari bantuan medis.
2. Kontak kulit:
Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan banyak air. Dengan
lembut dan menyeluruh mencuci kulit yang terkontaminasi dengan berlari.
Sangat berhati-hati untuk membersihkan lipatan, celah, lipatan dan se-
langkangan. Tutupi kulit yang teriritasi dengan
3. Kontak Kulit Serius:
Cuci dengan sabun disinfektan dan tutup kulit yang terkontaminasi dengan
krim anti-bakteri. Segera cari medis
2.5 Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida yang merupakan jenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida
digunakan diberbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai ba-
sa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan de-
terjen.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk
pellet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Natrium hidroksida sangat
larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Natrium hidroksida
juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua
cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Larutan natrium hidroksida akan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
 MSDS NaOH
Data-data MSDS Natrium Hidroksida adalah sebagai berikut :

A. Identifikasi produk :
• Nama produk : Natrium hidroksida
• Rumus molekul : NaOH

4
B. Sifat- sifat fisika dan kimia :
• Bentuk fisik : Padatan
• Warna : Putih
• Bau : Berbau
• Titik lebur : 318°C
• Titik didih : 1.390°C
• Kelarutan : Larut dalam air
• Berat molekul : 40 gram/mol
• Densitas : 2, I gram/cm3
• Eksotermis, korosif, dan higroskopis
C. Masalah - masalah yang dapat ditimbulkan :
1. Pernafasan : lritasi serius dapat mengakibatkan gangguan sistem pernafa-
san. Bersin. Radang.
2. Pencernaan: Dapat membakar mulut, ternggorokan, dan lambung. Dapat
merusak jaringan tubuh dan kematian Gejala-gejalanya adalah pendarahan,
muntah, diare, tekanan darah turun.
3. Kontak dengan kulit : lritasi, luka bakar, dan melepuh.
4. Kontak mata : Iritasi, pandangan kabur, kebutaan
D. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja :
1. Pernafasan: Hirup udara segar sebanyak-banyaknya. Beri oksigen jika
kesulitan bernafas. Dapatkan pertolongan medis.
2. Pencernaan : Minum air sebanyak-banyaknya. Jangan memberikan sesuatu
melalui mulut pada orang yang tidak sadar. Dapatkan pertolongan medis.
3. Kontak dengan kulit : Bilas dengan air mengalir selama 15 menit.
Hilangkan sisa-sisa bahan pada pakaian dan sepatu, cuci pakaian dan sepa-
tu bila akan digunakan kembali. Dapatkan pertolongan medis.
4. Kontak dengan mata : Bilas mata menggunakan air yang mengalir dengan
menaik turunkan bola mata selama 15 menit. Dapatkan nasehat medis.

5
E. Penanganan jika terjadi kebakaran :
• Kebakaran: Tidak mungkin mengakibatkan kebakaran.
• Ledakan : Tidak mungkin mengakibatkan ledakan.
• Media pemadam kebakaran : Gunakan apapun yang cocok untuk memad-
amkan api. Penambahan air pada natrium hidroksida dapat menimbulkan
panas semakin besar.
F. Penyimpanan : Simpan di wadah yang tertutup rapat. Jauhkan dari kerusakan
fisik. Simpan di tempat dingin, kering, dan berventilasi. Jauhkan dari
panas, lembab, dan bahan- bahan yang tidak sesuai. Jauhkan dari
pembekuan.

2.6 Pine Oil/ Minyak Pinus


Pine oil adalah minyak esensial yang diperoleh dengan distilasi uap tunggul,
jarum, ranting dan kerucut dari berbagai jenis pinus, terutama pinus sylvestris.
Minyak pinus/pine oil biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan aroma ter-
api, sebagai aroma dalam minyak mandi atau lebih umum sebagai produk pem-
bersih, dan sebagai pelumas dalam instrumen jarum jam kecil dan mahal. Minyak
pinus juga dapat digunakan secara bervariasi sebagai desinfektan, pembersih, mi-
crobicide/microbistat, virucide, insektisida, minyak pijat. Minyak pinus juga bi-
asa digunakan sebagai herbisida yang efektif dimana tindakannya adalah untuk
memodifikasi kutikula lilin tanaman, mengakibatkan pengeringan. Secara
kimiawi, minyak pinus terutama terdiri dari α-terpineol dan alkohol terpene siklik
lainnya. Pine oil juga bisa mengandung hidrokarbon terpene, eter, dan ester.
Komposisi yang tepat tergantung pada berbagai faktor, seperti varietas pinus
darimana pine oil tersebut diproduksi dan bagian-bagian pohon yang digunakan.
Minyak pinus memiliki tingkat toksisitas manusia yang relatif rendah, tingkat
korosi yang rendah dan persistensi terbatas. Namun pine oil mengiritasi kulit dan
selaput lendir dan telah diketahui menyebabkan masalah pernapasan, dalam dosis
besar dapat menyebabkan depresi sistem syaraf pusat.

6
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Skema Percobaan Pembuatan Karbol
Arpus Air + NaOH Camper

Menumbuk Melarutkan Menumbuk

Mencampur Mencampur Pine oil

Mengaduk

Mencampur

Sisa Larutan NaOH Mencampur

mengemas

Karbol

Gambar 3.1 Skema Percobaan Pembuatan Karbol

7
3.2 Alat dan Bahan Percobaan
3.2.1 Alat

- Mortar dan Alu 3 buah


- Pengaduk 2 buah
- Ayakan 1 buah
- Beaker glass 1L 1 buah
- Piknometer 10 mL 1 buah
- Gelas ukur 500 mL 1 buah
- Pipet tetes 1 buah
- Kaca arloji 2 buah
- Baskom 1 buah
- Gelas ukur 10 mL 1 buah

3.2.2 Bahan

- Arpus 100 gram


- Camper 5 gram
- NaOH 5 gram
- Pine oil/minyak pinus 5 mL
- Air 1 liter

8
3.3 Gambar Alat

Gambar 3.2 Pengaduk Gambar 3.3 Kaca arloji

Gambar 3.4 Gelas ukur 500 mL Gambar 3.5 Piknometer 10 mL

Gambar 3.6 Ayakan Gambar 3.7 Pipet tetes

9
Gambar 3.8 Beaker glass 1 L Gambar 3.9 Baskom

Gambar 3.10 Mortar dan Alu

10
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pembuatan Karbol
No. Indikator Hasil Pengamatan
1 Kekentalan Nornal
2 Aroma Normal
3 Warna Putih keruh
4 Ph 10
5 Endapan Terdapat endapan

4.2 Data Hasil Perhitungan


Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan
No. Analisa Hasil perhitungan
1 Densitas 1,1 gr/ml
2 Massa 921 gram

4.3 Pembahasan dan Diskusi


Dari pelaksanaan praktikum, kami memperoleh data percobaan se-
bagai berikut
 M. Fadkhul Zakariya
Karbol yang kami hasilkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama pH
karbol dari percobaan kali ini adalah 10. Hal tersebut sesuai standart pH kar-
bol yang sudah ditetapkan yaitu 8-10. Sebelum melakukan analisa pH, alat
dan bahan harus disiapkan, yaitu pH universal dan sampel karbol. Langkah-
langkah analisa pH karbol yaitu pertama, mengambil sampel dengan secukup-
nya, setelah itu kertas pH dimasukkan ke dalam sampel, kertas pH akan beru-
bah warna, selanjutnya kami mengidentifikasinya dengan cara membanding-
kan kertas pH universal dengan indikator warna pH universal. Penyebab kar-
bol memiliki pH 10 adalah dari penambahan NaOH yang berfungsi sebagai
pelunak kotoran. Semakin banyak NaOH yang ditambahkan, maka karbol
akan lebih mudah untuk mengangkat kotoran. Tetapi pH dari karbol tersebut
akan menjadi sangat basa yang akan menyebabkan iritasi terhadap kulit.
Kedua ialah mengenai warna, warna dari karbol pada percobaan kali ini ada-

11
lah putih keruh, warna dari karbol tersebut tidak sesuai dengan warna standart
dari karbol yaitu berwarna kuning gelap. Ketidaksesuaian warna karbol hasil
percobaan kali ini dengan warna standart karbol disebabkan oleh arpus tidak
dapat larut secara sempurna pada proses pencampuran dengan larutan NaOH.
Arpus tidak bisa larut secara sempurna dikarenakan arpus kurang halus, se-
hingga menyebabkan arpus menjadi sukar larut oleh larutan. Penyebab dari
kurang halusnya bubuk arpus dikarenakan proses penyaringan dilakukan
selama satu kali, yang seharusnya dilakukan beberapa kali proses penyaringan
sampai arpus benar-benar halus. Ayakan yang digunakan dalam proses pen-
yaringan pada kegiatan praktikum kali ini tidak menggunakan ukuran 100
mesh, yang mengakibatkan kurang halusnya bubuk arpus. Proses pen-
imbangan dilakukan setelah proses pengayakan. Kemudian, aroma karbol
hasil percobaan kali ini memiliki aroma yang khas, yaitu beraromakan minyak
pinus, aroma tersebut sesuai dengan aroma yang dikehendaki. Aroma khas
karbol berasal dari minyak pinus, yang juga berfungsi sebagai penghilang bau
dan desinfektan. Selain itu, terdapat endapan dari karbol hasil percobaan kali
ini. Hal tersebut disebabkan karena tidak dapat larutnya bubuk arpus yang
disebabkan oleh proses pengadukan dan kurang halusnya arpus. Proses pen-
gadukan yang seharusnya dilakukan oleh satu orang, tetapi pada proses perco-
baan kali ini proses pengadukannya dilakukan oleh tiga orang, sehingga bu-
buk arpus tidak dapat larut secara sempurna. Dan juga arah dari penga-
dukannya tidak dilakukan dengan gerakan memutar searah jarum jam, yang
menyebabkan proses pelarutan bubuk arpus tidak berjalan dengan sempurna.
Endapan yang dihasilkan sangat banyak, dengan tekstur keras. Hal tersebut
tidak sesuai dengan indicator karbol yang endapannya sedikit. Pada saat pen-
uangan bubuk arpus ke dalam larutan NaOH terjadi penggumpalan bubuk ar-
pus di permukaan. Pada proses pengadukan berlangsung, bubuk arpus sulit
untuk dapat larut, hal tersebut dikarenakan proses penyampurannya salah,
yang seharusnya bubuk arpus dimasukkan ke dalam wadah, setelah itu larutan
NaOH dituangkan dan diaduk searah jarum jam dengan ditambahkan air sedi-

12
kit demi sedikit. Terakhir mengenai Kekentalan. Kekentalan dari karbol hasil
percobaan kali ini adalah normal, yaitu sesuai dengan kekentalan karbol pada
umumnya, tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental.
 Elly Imansari
Karbol yang kami hasilkan dari percobaan kali ini memiliki kriteria
sebagai berikut. Pertama adalah mengenai warna, warna karbol yang kami
hasilkan ialah putih keruh, tidak sesuai dengan warna karbol umumnya yaitu
kuning jernih. Hal ini disebabkan oleh kurang bercampurnya arpus ke dalam
larutan. Menurut saya, arpus adalah zat berwarna kuning yang berperan
penting pada warna karbol. Kurang menyatunya arpus dengan larutan
diakibatkan oleh kurang halusnya bubuk arpus serta pengadukan yang kurang
baik. Kelompok kami hanya melakukan satu kali penyaringan sehingga
memungkinkan bubuk arpus kurang halus. Kemudian kami mengaduk larutan
dengan kecepatan yang tidak konstan serta dilakukan oleh tiga orang
sekaligus. Pengadukan yang kami lakukan juga tidak memiliki arah yang
konstan. Selain itu, karbol yang kami hasilkan memiliki 8. Untuk menganalisa
pH larutan, kami menggunakan indikator universal yang dicelupkan pada
sampel larutan karbol. Dalam hal ini, unsur yang berpengaruh ialah NaOH.
Oleh karena itu karbol kami sudah memenuhi kriteria karbol yang standar
pHnya 8-10. Mengenai aroma, aroma karbol berasal dari minyak pinus.
Aroma dari karbol yang kami hasilkan cukup dapat diterima karena Aroma
karbol kami tidak terlalu menyengat juga tidak kurang. Hal ini di sebabkan
oleh pemberian minyak pinus yang sesuai. Pemberian minyak pinus tidak
hanya bertujuan untuk pengharum saja, melainkan sebagai penetral dari bau
arpus dan camper yang kurang enak. Hal ini di karenakan minyak pinus cukup
kuat untuk menutupi aroma kedua zat tersebut. Pada bagian bawah larutan
karbol yang kami hasilkan, terdapat endapan putih yang berasal dari bubuk
arpus. Hal ini disebabkan karena kami tidak melakukan penyaringan ulang
setelah larutan rata sehingga terdapat banyak endapan serta bubuk arpus yang
kurang halus. Hal ini dapat diatasi dengan mengambil endapan yang terbentuk

13
di bawah larutan. Terakhir mengenai kekentalan. Kekentalan pada karbol
yang kami hasilkan cukup bagus (tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer).
 Nur Aini Rahma
Pada praktikum pembuatan karbol bahan baku utama adalah arpus
yang berasal dari getah pohon pinus. Penyulingan getah pohon pinus akan
menghasilkan minyak pohon pinus dan sisa penyulingan itulah yang disebut
arpus. Arpus berbentuk seperti bongkahan-bongkahan bewarna kuning
kecoklatan, arpus mengandung desinfektan sehingga dapat membunuh
kuman, bakteri dan jamur. Arpus ditumbuk kemudian diayak sampai halus
kemudian dilarutkan pada larutan NaOH dengan menambahkan air sedikit
demi sedikit agar tidak menggumpal dan diaduk searah jarum jam dilakukan
oleh satu orang agar bubuk arpus larut secara sempurna, tetapi pada percobaan
ini, kami melakukan proses pengadukan secara bersama-sama dengan
membuat gerakan memutar dan membuat daerah sendiri sehingga bubuk arpus
tidak larut secara sempurna dan menghasilkan endapan.
Warna karbol pada percobaan kami yaitu putih keruh, warna tersebut
tidak sesuai dengan standar warna karbol yaitu berwarna kuning gelap, hal
tersebut disebabkan arpus tidak dapat larut secara sempurna pada proses pen-
campuran dengan larutan NaOH. Arpus tidak dapat larut secara sempurna
dikarenakan bubuk arpus kurang halus sehingga arpus sukar larut dalam air,
selain itu warna putih keruh disebabkan oleh air, pada percobaan kali ini kami
menggunakan air dingin. Jika pembuatan karbol menggunakan air panas akan
menghasilkan warna kuning gelap.
Meskipun warna karbol tidak sesuai dengan standar warna karbol,
kekentalan dari karbol hasil percobaan kami adalah normal sesuai dengan
kekentalan karbol pada umumnya, tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental.
Selain itu, aroma pada karbol juga memiliki aroma yang khas. Aroma tersebut
dihasilkan dari minyak pinus seperti aroma pohon cemara yang dapat
menyamarkan bau arpus dan camper. Minyak pinus tidak hanya sebagai
aroma, tetapi juga berfungsi sebagai desinfektan.

14
Hasil pengukuran pH yang didapatkan dari praktikum adalah 10. Hal
tersebut sesuai dengan standar pH yang sudah ditetapkan yaitu 8-10, uji pH
menggunakan kertas pH indikator universal. pH tersebut menunjukkan bahwa
karbol bersifat basa. Sifat basa didapatkan dari penggunaan NaOH sebanyak 5
gram. Massa yang didapatkan pada hasil percobaan kami adal 921 gram
dengan cara menimbang berat botol kosong dan hasilnya dicatat (m0), selan-
jutnya mengisi botol dengan semua karbol lalu di timbang dan hasilnya di-
catat (m1).

BAB V
PENUTUP

15
5.1 Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat menjadi kesimpulan dari laporan ini adalah:
1. Cara menganalisa densitas karbol adalah dengan menggunakan piknometer.
Pertama-tama yaitu timbang berat kosong piknometer dan catat hasilnya (m0),
selanjutnya isi piknometer dengan sampel karbol sampai batas yang tertera
pada piknometer, timbang piknometer yang berisi karbol dan catat hasilnya
(m1). Selanjutnya hitung densitas cairan dengan menggunakan rumus:
𝜌 = (𝑚1−m0)/Vp
Keterangan: 𝜌 = densitas
m1= massa piknometer dan sampel karbol
m0= massa piknometer kosong
Vp= volume cairan dalam piknometer
2. Cara menganalisa massa karbol dimulai dengan menimbang berat botol
kosong dan hasilnya dicatat (m0), selanjutnya mengisi botol dengan semua
karbol lalu di timbang dan hasilnya dicatat (m1). Kemudian hitung massa kar-
bol dengan rumus:
Massa karbol = m0 –m1
Keterangan: m0 = massa botol kosong
m1 = massa botol berisi karbol
3. Cara menganalisa pH karbol adalah, pertama-tama menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan yaitu kertas pH indikator universal dan sampel karbol,
setelah itu memasukkan pH universal kedalam sampel, kertas pH indikator
universal akan mengalami perubahan warna, kemudian bandingkan kertas pH
indikator universal dengan indikator warna pH.

5.2 Saran
Saran dalam pembuatan karbol:

16
1. Arpus harus ditumbuk dan disaring sehalus mungkin melalui beberapa kali
proses penyaringan.
2. Dalam proses pencampuran, usahakan arpus yang berada didalam wadah lalu
NaOH dituangkan setelahnya.
3. Pengadukan dilakukan oleh satu orang searah jarum jam dengan kecepatan
yang konstan.

DAFTAR PUSTAKA

Acmadi, Suminar. 2014. Kimia dasar. Jakarta: Erlangga.

17
Ajar, Pernomo. 2017. Membuat cairan pembersih lantai. Jakarta: Puspa swara penu-
lis
Indomesin. 2015. Karbol atau Kreolin, Cara Mudah Pembuatan Karbol (Pembersih
Lantai).http://www.indomesin.co.id/karbol-atau-kreolin-cara-mudah-pembuat
an-karbol-pembersih-lantai. Diakses 30 Nopember 2018 pukul 15.35 WIB
Iwanmalik. 2014. Tahukah Kamu Karbol, Pembuatan Karbol. Dikutip dari .
https://iwanmalik.wordpress.com/2014/05/12/tahukah-kamu-karbol/amp/.
Diakses 27 November 2018 pukul 15.30 WIB
Muhammad, Fadli. 2015. PROPOSAL PIR Kreolin. Makalah. Dikutip dari
http://www.academia.edu/20177367/PROPOSAL_PIR_kreolin Diakses 25
November 2018 pukul 16:25 WIB
Wikipedia. Natrium Hidroksida. https://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida.
Diakses 30 Nopember 2018 pukul 12.30 WIB

APPENDIKS

1. Menganalisa densitas karbol

18
Diketahui : massa pikno kosong = 10 mL
massa pikno isi = 21 gram
volume pikno = 10 mL
Ditanya : 𝜌?
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
Jawab :𝜌 = 𝑣
21−11
= 10

= 1,1 gram/mL
2. Menganalisa massa karbol dengan system yield.
Diketahui : massa botol kosong = 28 gram
massa botol isi = 949 gram
Ditanya : massa karbol ?
Jawab : massa karbol = massa botol isi – massa botol kosong
= 949 – 28
= 921 gram

19
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai