Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN INOVASI PERTANIAN

PEMBUATAN LILIN AROMATERAPI SERAI WANGI


(Cymbopogon nardus), KULIT JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia)
DAN EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria ternateae Linn)

Dosen Pengampu :
Dr. Dwi Febrimeli, SP. M.Sc

Oleh:
WAHYU FIKRIANSYAH 01.02.19.096
WANDA NURTIAW 01.02.19.097
WULAN DARI YUNAIDI 01.02.19.098
YULIA DEVI SARI 01.02.19.099

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI


JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan kami membuat laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Dr. Dwi Febrimeli, SP. M.Sc, pada mata kuliah Inovasi Pertanian. Selain itu
kami juga membuat laporan ini bertujuan sebagai pembelajaran bagi kami serta
menambah pengetahuan bagi kami sebagai penulis dan para pembaca.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ir. Yuliani Kansrini M.Si, selaku ketua Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan (Polbangtan Medan).
2. Bapak Dr. Iman Arman SP. MM, selaku ketua jurusan Penyuluhan Perkebunan
Presisi.
3. Ibu Dr. Dwi Febrimeli, SP. M.Sc, selaku Dosen Pengampu mata kuliah Inovasi
Pertanian.
4. Kedua orangtua yang selalu memberikan dukungan kepada kami.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penyusunan,bahasa ,maupun penulisannya. Maka dari itu
kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca
agar menjadi acuan bagi kami untuk menjadi lebih baik kedepannya. Dan semoga
laporan ini bisa menambah pengetahuan bagi kami sebagai penulis serta semua
pembaca.

Medan, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1 Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus. L)...........................................3
2.2 Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).....................................................9
2.3 Tanaman Bunga Telang (Clitoria ternateae Linn)........................................11
2.4 Lilin Aromaterapi..........................................................................................12
2.5 Lilin Aromaterapi Serai Wangi.....................................................................13
BAB III METODELOGI...............................................................................................16
3.1 Alat dan Bahan.....................................................................................................16
3.2 Prosedur Kerja.....................................................................................................17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................20
BAB V PENUTUP..........................................................................................................23
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................23
5.2 Saran.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24
LAMPIRAN...................................................................................................................26

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


Table 1. Klasifikasi Sereh Wangi............................................................................3
Table 2. Perbedaan karakter kualitatif (Produksi dan Mutu) ke 3 Varietas Unggul
Serai wangi................................................................................................7
Table 3. Hasil Pengujian Lilin Aromaterapi..........................................................21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


Gambar 1. Morfologi varietas Serai Wangi 1.....................................................................5
Gambar 2. Morfologi varietas unggul Sitrona 1 Agribun...................................................6
Gambar 3. Morfologi varietas unggul Sitrona 2 Agribun...................................................6

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia termasuk salah satu produsen utama minyak atsiri dunia dengan
kemampuan memasok sekitar 85% kebutuhan minyak atsiri dunia, dan juga
menyimpan potensi yang sangat besar untuk industri minyak atsiri. Pada beberapa
tahun terakhir, minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup besar dari
pemerintah Indonesia melalui berbagai program pada kementerian pertanian
(Anwar, dkk., 2016). Serai wangi (Cymbopogon nardus) merupakan salah satu
jenis tanaman penghasil minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari
hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak serai wangi yang dalam dunia
perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Minyak serai wangi Indonesia
di pasaran dunia terkenal dengan nama “Citronella oil of Java”. Minyak serai
wangi digunakan untuk bahan dasar pengharum atau pewangi dalam industri
wewangian.
Minyak serai wangi di Indonesia masih perlu banyak perhatian untuk
dikembangkan agar menghasilkan kualitas yang lebih baik. Sebagian besar usaha
minyak serai wangi dilakukan oleh masyarakat yang terbatas pengetahuannya
sehingga kualitas minyak yang dihasilkan terkadang tidak memenuhi persyaratan
mutu yang telah ditetapkan. Apabila tidak memenuhi persyaratan mutu, harga jual
minyak akan sangat murah.
Minyak atsiri sereh wangi biasanya berwarna kuning muda dan bersifat
menguap. Minyak sereh wangi juga dapat digunakan sebagai repellant nyamuk
atau penolak gigitan nyamuk. Minyak atsiri serai wangi diperoleh dari proses
penyulingan bagian daun tanaman serai wangi. Minyak ini mengandung senyawa
sitronellal, geraniol, sitronellol, geranil asetat dan sitronellal asetat. Dua senyawa
penting yang menjadi standar mutu minyak serai wangi adalah sitronellal dan
geraniol yang merupakan bahan dasar pembuatan ester untuk parfum dan
kosmetik.

1
Lilin aromaterapi dapat dibuat sendiri dengan mudah. Kita dapat
memvariasikannya dengan bentuk, warna, dan aroma yang diinginkan. Pada
praktikum Inovasi Pertanian ini kami membuat lilin aromaterapi dari minyak atsiri
serai wangi dan minyak astrisi kulit jeruk nipis, dengan ini dapat memberikan
hasil lilin yang dapat menyala dan memberikan efek ketenangan terhadap
lingkungan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan mahasiswa membuat laporan ini adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat membuat lilin aromaterapi dari minyak atsiri serai wangi
dan minyak atsiri kulit jeruk nipis.
b. Mahasiswa mengetahui manfaat lilin aromaterapi minyak atsiri serai wangi
dan minyak atsiri kulit jeruk nipis.
c. Mahasiswa dapat mengetahui efektivitas ketahanan menyala lilin aromaterapi.

1.3 Manfaat
a. Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pembuatan
membuat lilin aromaterapi dari minyak atsiri serai wangi dan minyak atsiri
kulit jeruk nipis.
b. Menambah referensi tentang cara membuat lilin aromaterapi.
c. Memberikan solusi mengenai pemanfaatan limbah serai wangi dan kulit jeruk
nipis.
d. Terciptanya produk lilin aromaterapi dari minyak atsiri serai wangi dan
minyak atsiri kulit jeruk nipis.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon nardus. L)


Tanaman serai wangi termasuk golongan rumput-rumputan yang disebut
Andropogon nardus. L atau Cymbopogon nardus. L. Genus ini meliputi hampir 80
species, tetapi hanya beberapa jenis yang menghasilkan minyak atsiri yang
mempunyai arti ekonomi dalam dunia perdagangan (Hieronymus,1992). Tanaman
serai wangi mampu tumbuh sampai 1-1,5 m. Panjang daunnya mencapai 70-80cm
dan lebarnya 2-5 cm, berwarna hijau muda, kasar dan memiliki aroma yang kuat
(Wijayakusumah,2005).
Tanaman sereh wangi memiliki nama ilmiah Cymbopogon nardus L.
diklasifikasikan sebagai berikut.

Table 1. Klasifikasi Sereh Wangi

Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Bangsa Cyperales
Suku Poaceae
Genus Cymbopogon
Spesies Cymbopogon nardus L.

Sumber: Ria Tara Puspita, 2020

Tanaman serai wangi termasuk kedalam golongan tumbuhan rumput-


rumputan yang disebut dengan Andropogon nardus atau Cymbopogon nardus. L
dan memiliki genus lebih dari 75 spesies. Serai wangi dapat tubuh dengan panjang
daun mencapai 70-80 cm dan lebar daunnya mencapai 2-5 cm. Tanaman serai
wangi (Cymbopogon nardus) dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran
tinggi. Tanaman ini sangat cocok di tanam di tempat lahan terbuka yang bisa

3
langsung terkena paparan cahaya matahari. Serai wangi memiliki daya hidup
tumbuh yang lama (Ria Tara Puspita, 2020)
Komponen terpenting dalam minyak serai wangi adalah sitronellal dan
geraniol. Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, serta nilai
harga minyak atsiri, sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat
diterima. Minyak ini digunakan dalam industri, terutama sebagai pewangi sabun,
sprays, desinfektan, pestisida nabati, bahan pengilap, peningkat oktan BBM dan
aneka ragam preparasi teknis. Tanaman serai wangi yang diusahakan di Indonesia
terdiri dari 2 jenis yaitu Lenabatu dan Mahapengiri. Jenis Mahapengiri
mempunyai ciri-ciri daunnya lebih luas dan pendek, disamping itu menghasilkan
minyak dengan kadar sitronellal dan geraniol yang tinggi. Sedangkan jenis
Lenabatu menghasilkan dengan kadar sitronellal dan genariol yang lebih rendah
(Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018)
Serai wangi merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dan famili
graminae terdapat empat jenis serai wangi dikenal diantaranya A. nardus var
ceriferus yang biasa dikenal dengan serai dapur minyaknya diperdagangkan
dengan nama west indies lemon grass yang biasanya tidak berbunga, A. nardus
var lexuosua atau disebut juga malabar grass atau cochin lemon grass, A. nardus
var marginatus alang-alang wangi kandungan minyak serta geraniolnya rendah
dan rumput muda dapat dipakai untuk pakan ternak tanaman ini juga jarang
berbunga, dan A. nardus var genuinus atau serai wangi atau citronella grass.
Minyak serai wangi digunakan untuk bahan dasar pengharum atau pewangi dalam
industri wewangian (Qurrotul, dkk. 2020).

2.1.1 Varietas Unggul Serai Wangi


Penggunaan varietas unggul serai wangi seperti varietas Serai wangi 1 yang
telah dilepas sejak tahun 1992 dapat menghasilkan minyak atsiri dengan
kandungan geraniol (88,97%) dan sitronella (39,55%), yang tinggi pada
pengembangan di dataran rendah. Akan tetapi dengan semakin meluasnya
pengembangan serai wangi sampai ke dataran tinggi, maka varietas unggul yang
dapat tumbuh baik dengan produksi minyak tinggi, sangat diharapkan. Balittro
tahun 2015 telah melepas varietas unggul baru Serai wangi Sitrona 1 Agribun dan

4
Sitrona 2 Agribundengan daerah pengembangan mulai dataran rendah sampai
dataran tinggi (Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).
Produksi minyak, kandungan sitronela dan geraniol dari kedua varietas
tersebut lebih tinggi dari varietas Serai wangi 1 dan adaptasi pengembangan kedua
varietas tersebut meluas ke lahan-lahan marjinal/lahan kering, lahan miring
sebagai konservasi dan pemanfaatan lahan diantara tegakan pada lahan-lahan
perkebunan (Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).

a. Varietas Serai wangi 1


Balittro telah melepas satu varietas unggul Seraiwangi pada tahun 1992 yang
berasal dari koleksi plasma nutfah T-ANG-1 dari tipe Mahapengiri dengan nama
Seraiwangi-1. Kesesuaian daerah pengembangannya di dataran rendah 0-150 m
dpl., potensi produksi minyak rata-rata 473 liter/ha/th (416 kg/ha/th) dengan
kandungan geraniol 88,97% dan sitronelal 39,55% (Cheppy Syukur dan Octivia
Trisilawati, 2018).
Gambar 1. Morfologi varietas Serai Wangi 1

Sumber: (Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).

b. Varietas Sitrona 1 Agribun dan Sitrona 2 Agribun


Tahun 2015, Balitrro atas nama menteri pertanian, telah melepas kembali dua
varietas unggul seraiwangi melalui proses pemuliaan dengan nama varietas

5
Sitrona 1 Agribun dan varietas Sitrona 2 Agribun dengan kesesuaian daerah
pengembangan di dataran sedang sampai tinggi.
Potensi produksi minyak Sitrona 1 Agribun, ratarata 506,93 kg/ha/th dengan
kandungan geraniol 85,24% dan sitronelal 54,54% dan potensi produksi minyak
Sitrona 2 Agribun, rata-rata 508,94 kg/ha/th dengan kandungan geraniol 89,91%
dan sitronelal 55,92% (Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).

Gambar 2. Morfologi varietas unggul Sitrona 1 Agribun

Sumber: (Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).

Gambar 3. Morfologi varietas unggul Sitrona 2 Agribun

6
Sumber: (Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).

Table 2. Perbedaan karakter kualitatif (Produksi dan Mutu) ke 3 Varietas Unggul Serai
wangi

Varietas
Uraian Sitrona 1 Sitrona 2 Seraiwangi 1
Agribun Agribun
Produksi daun basah 2.597 g/rmpn/th 2.932 g/rmpn/th 2.173 g/rmpn/th
Produksi minyak 506,93 kg/ha/th 508,94 kg/ha/th 416 kg/ha/th
Rendemen (%) 1,50 1,83 1,02
Sitronela (%) 54,54 55,92 39,55
Geraniol (%) 85,24 89,91 88,97
Daerah pengembangan Sedang-tinggi Sedang-tinggi Rendah
Sumber: (Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).

2.1.2 Syarat Tumbuh Serai Wangi


Serai wangi mempunyai syarat tumbuh seperti pada Table 2. Memerlukan
sinar matahari yang cukup untuk meningkatkan kadar minyaknya. Seraiwangi
Cocok tumbuh pada tanah yang subur, gembur dan mengandung banyak bahan
organik, pH tanah optimum 6,0 – 7,5, Cocok tumbuh pada berbagai kontur tanah
(datar, miring, atau berbukit-bukit), akan tetapi tanah mediteran kuning coklat
atau coklai berpasir sangat cocok untuk media tumbuh serai wangi (Cheppy
Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).
Serai wangi tumbuh liar di daerah-daerah tropis seperti Indonesia, Malaysia,
Vietnam, India, Amerika Tengah, sebagian Amerika Selatan dan Afrika.
Meskipun dapat juga tumbuh pada iklim dingin namun produktivitasnya akan
menurun. Serai wangi lebih menyukai daerah dengan limpahan cahaya matahari
yang besar, curah hujan tidak terlalu berlimpah. Cuaca yang panas dan sinar
matahari akan merangsang pembentukan minyak dalam tanaman. Di daerah yang
curah hujannya melimpah, serai wangi dapat dipanen lebih sering dibandingkan
dengan daerah kering, namun minyak yang dihasilkan lebih rendah (Cheppy
Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).

7
Tanaman ini tumbuh baik pada tanah yang berdrainase, bertekstur ringan,
lempung berpasir, sampai pasir berdebu. Namun hasilnya kurang pada tanah
bertekstur berat, keras, dan dapat menahan air. Seraiwangi yang dibudidayakan di
atas tanah yang baik dapat meningkatkan rendemen minyak serta kandungan
sitronelol lebih tinggi Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018).

2.1.3 Minyak Atsiri Serai Wangi


Minyak serai wangi atau Citronella oil adalah minyak esensial yang
didapatkan dari daun dan batang sereh. Kualitas meniyak sereh wangi ditentukan
oleh faktor kemurniannya dan komponen utama didalamnya yaitu kandungan
sitronela dan geraniol. Minyak sereh wangi biasanya berwarna kuning muda dan
bersifat menguap. Minyak sereh wangi juga dapat digunakan sebagai repellant
nyamuk atau penolak gigitan nyamuk. Larutan sereh wangi mengandung 35%
sitronela dan geraniol 35%-40% (Yuni Eko Feriyanto,2013).
Komponen terbesar yang terdapat pada minyak serai wangi dari identifikasi
melalui Gas Chromatography –Mass Spectrometry (GC - MS) terdapat 3
komponen yang memiliki % area terbesar adalah Citronellal, Citronellol dan
Geraniol. Dari semua komponen tersebut yang menjadi standar kualitas minyak
serai wangi adalah Citronellal dan % Citronellal untuk daun segar sebesar 67,36
%, daun layu sebesar 44,92 %, batang segar sebesar 75,16 % dan batang layu
sebesar 85,73 % (Yuni Eko Feriyanto, 2013).
Minyak sereh wangi juga sering digunakan sebagai repelan serangga alami.
Kemampuan menolak serangga yang dimiliki minyak sereh wangi dari bau dan
aroma khasnya dibuktikan pada penelitan kim, dkk. 2005 menggunakan formula
minyak sereh wangi dengan cara mengoleskan minyak di kulit selama 60 menit.
Hasil ujinya menyimpulkan bahwa minyak sereh wangi sangat efekti digunakan
sebagai penolak nyamuk (Yuni Eko Feriyanto, 2013).

8
2.1.4 Manfaat Minyak Atsiri Serai Wangi
Serai juga terkenal akan kandungannya yang memberikan banyak manfaat
untuk menjaga kesehatan tubuh. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kandungan
nutrisi di dalamnya seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, asam folat, vitamin
B3, vitamin B6, vitamin B2, vitamin B1, vitamin A, vitamin C dan masih banyak
lainnya. Sedangkan kandungan atsiri dalam minyak serai dipercaya mampu
mengatasi nyeri, masalah pencernaan, hingga menghilangkan stress dan
membantu tidur nyenyak karena minyak serai juga bisa dijadikan sebagai
aromaterapi yang menenangkan (Balittro, 2021).
Adapun manfaat penggunaan minyak atsiri serai wangi yaitu sebagai berikut
menurut (Balittro, 2021):
a. Kaya antioksidan bermanfaat sebagai obat kumur untuk penderita radang gusi
dan masalah mulut lainnya.
b. Mengobati gangguan pencernaan.
c. Mengatasi sakit kepala.
d. Mengobati varises.
e. Meredakan stres dan membantu tidur nyenyak.
f. Sebagai pengusir nyamuk
Manfaat minyak sereh wangi sebagai agen antibakteri ditentukan oleh
komponen senyawanya, seperti yang dijelaskan oleh Miftakhurohmah et al.,
(2008) bahwa komponen utama minyak serai wangi adalah sitronellal dan
geraniol memiliki sifat antibakteri. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
mengujikan senyawa minyak sereh wangi dalam mengatasi dan menghambat
pertumbuhan bakteri yang berdampak pada timbulnya penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri (Welmince Bota, 2015).

2.2 Tanaman Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan tanaman berhabitus pohon kecil


dengan cabang yang lebat tetapi tidak beraturan dan tinggi berkisar antara 1,5
sampai 5 m. Perakaran tanaman kuat, cukup dalam, dan dapat tumbuh dengan
baik pada segala jenis tanah. Cabang dan rantingnya berduri pendek, kaku, dan
tajam (Rukmana, 2003).

9
Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bermanfaat, seperti
asam sitrat, asam amino, minyak atsiri, damar, glikosida, asam sitrun, lemak,
kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C (Lauma dkk., 2015). Daunnya
sendiri juga memiliki banyak kandungan senyawa bioaktif, seperti alkaloid,
flavonoid, terpenoid, saponin, tanin, dan steroid. Senyawa-senyawa tersebut
memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan
mekanisme hambatnya masing-masing, yang menyebabkan daun jeruk nipis
mempunyai sifat antibakteri, antara lain dengan cara merusak dinding sel,
merusak membran sitoplasma sel, mengubah struktur molekul protein dan asam
nukleat, serta menghambat kerja enzim bakteri (Pelczar dan Chan, 1986).
Senyawa fenol dan flavonoid juga dapat bersifat sebagai antioksidan
(Fajarwati, 2013). Daun jeruk nipis bermanfaat untuk mengobati influenza dan
malaria, sedangkan infusanya dapat mengobati demam yang disertai jaundice
(timbulnya warna kuning pada kulit dan bagian putih mata karena tingginya kadar
pigmen empedu), radang tenggorokan, dan dapat meringankan sakit kepala
(Kharismayanti, 2015).

2.2.1 Minyak Atsiri Jeruk Nipis


Minyak kulit jeruk merupakan minyak aromatis yang terdapat pada gland di
bagian kulit buah jeruk. Dalam minyak kulit jeruk umumnya terkandung
limonene(95%), myrcene(2%), noctanal(1%), pinene(0,4%), linanool(0,3%),
decanal(0,3%), sabiene(0,2%), geranial(0,1%), neral(0,1%), dodecanal(0,1%), dan
senyawa-senyawa lainnya (0,5%) (Adityo Kurniawan, 2008).
Jeruk nipis Citrus aurantiifolia (Citrus aurantifolia, Swingle.) mengandung
unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat, salah satunya adalah senyawa d-
limonen. Hasil analisis menggunakan gas crhomatography mass spectrometer
(GC-MS) menunjukan bahwa ekstrak limonen yang berasal dari kulit jeruk
mencapai sekitar 91,15% (M. Istiano, et al.2001).

10
Senyawa Limonene ini telah dibuktikan dalam beberapa penilitian dengan
memberikan efek insektisida terhadap beberapa jenis kutu. Minyak atsiri jeruk
dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, bahan parfum, dan penambah cita
rasa pada makanan. Minyak atsiri jeruk juga mengandung linalool, linalil, dan
terpineol yang memiliki fungsi sebagai penenang (sedatif), serta sitronela sebagai
penenang dan pengusir nyamuk (warta penelitian dan pengembangan pertanian,
2008).
Adanya kandungan minyak atsiri dalam kulit jeruk memungkinkan untuk
meningkatkan nilai ekonomis limbah kulit jeruk. Proses yang dilakukan untuk
memperoleh minyak kulit jeruk terdiri dari 2 tahap yaitu perlakuan pendahuluan
dan pemisahan minyak kulit jeruk. Perlakuan pendahuluan dilakukan dengan
pengecilan ukuran (size reduction), dan pengeringan kulit jeruk. Untuk proses
pengeringan sebaiknya dilakukan pada suhu rendah dengan menggunakan udara
kering sebagai medium pengering supaya komposisi, dan aroma minyak kulit
jeruk tidak berubah karena teroksidasi oleh udara (Adityo Kurniawan, 2008).
Proses pemisahan minyak kulit jeruk dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu
distilasi, pengepresan, dan leaching. Ada 3 tipe metode distilasi yaitu water
distillation, water and steam distillation, dan direct steam distillation. Pada metode
water distillation bahan secara langsung dikontakkan dengan air mendidih. Pada
metode water and steam distillation bahan diletakkan di atas grid dan di bawah
grid terdapat air yang dipanaskan, sehingga menghasilkan saturated steam yang
akan berkontak dengan bahan tersebut (Adityo Kurniawan, 2008).
Senyawa Limonene yang terdapat di dalam kulit jeruk inilah yang membuat
minyak atsiri kulit jeruk mahal karena beraroma khas dan dapat dipakai sebagai
bahan obat pengusir nyamuk bila dibakar (Ayu Chandra dan Wahyu Diah
Proborini, 2018).
Komponen minyak atsiri dalam kulit jeruk terdiri dari pinen (0,45%); misren
(3, 2%); limonen (90,96%); sabinen (0,36%); trans osimen (0,19%) dan
germakren D (0,21%); terpinen (0,32%); linalol (0,61%); terpineol (0,46%); neral
(0,29%); sitral (0,40%); geranil asetad (0,20%); isokariofilen (0,244%) (Astarini.
2010). Senyawa limonen yang terdapat dalam kulit jeruk inilah yang membuat
minyak atsiri kulit jeruk mempunyai aroma yang khas (Megawati, 2015).

11
2.3 Tanaman Bunga Telang (Clitoria ternateae Linn)

Bunga telang (Clitoria ternateae Linn) merupakan tanaman jenis kacang-


kacangan yang merambat serta tumbuh subur di bawah sinar matahari dan mudah
untuk ditanam. Bunga telang memiliki banyak manfaat dalam bidang Kesehatan
seperti anti inflamasi dan analgesic yang dapat mencegah penyumbatan pembuluh
dara anti diabetic dan memiliki aktivitas antioksidan dan anti bakteri dan sebagai
pencahar, dikarenakan manfaat inilah maka bunga telang dapat disebut sebagai
pangan fungsional yang dapat memberikan manfaat tambahan disamping fungsi
gizi dasar dari bahan. Varietas yang banyak digunakan dalam penelitian yaitu
varietas bunga telang warna biru (Abdullah Muzi Marpaung, 2020)
Bunga telang memiliki benang sari dan putik sehingga disebut
hermaphroditus. Daun bunga telang tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai
daun dan halai daun. Akar bunga telang termasuk jenis akar tunggang. Biji bunga
telang berbentuk seperti ginjal. Selain itu biji bunga telang juga memiliki
kandungan anti-nutrisi seperti tanin yang dapat menggumpalkan protein dan asam
amino dan tripsin inhibitor yang dapat menghambat kerja enzim tripsin dalam
tubuh. Antosianin dalam bunga telang termasuk dalam golongan flavonoid yang
memiliki aktivitas antioksidan tinggi (Abdullah Muzi Marpaung, 2020)

Pigmen antosianin memberi kenampakan warna pada tumbuhan dari orange,


merah muda, merah, ungu, dan biru. Antosianin yang memilik struktur cincin
aromatik. Antosianin yang bersifat polar dan larut dalam air sehingga dapat
digunakan sebagai pewarna makanan, dijadikan teh, dijadikan gel mata untuk
penderita katarak dan penyakit mata lainnya, menjadi pakan ternak karena
kandungan gizi yang lengkap dan baik serta disukai ternak, bunga telang juga
dapat menjadi titrasi asam basa. Antosianin yang tinggi pada bunga telang juga
merupakan senyawa organik yang berperan sebagai antioksidan yang berfungsi
melawan radikal bebas, dengan cara mendonorkan salah satu elektronnya agar
senyawa radikal bebas menjadi stabil (Abdullah Muzi Marpaung, 2020)

12
2.4 Lilin Aromaterapi
Lilin telah digunakan secara luas sepanjang sejarah tidak hanya sebagai alat
penerang,tetapi juga sebagai cara untuk mengatur suasana hati. Lilin yang
dimaksud adalah lilin aromaterapi. Lilin aromaterapi adalah lilin yang
mengandung bahan pewangi yangdapat digunakan sebagai refreshing, relaxing,
dan penyembuhn sakit kepala. Lilin aromaterapi dapat digunakan untuk berbagai
tujuan, termasuk menghilangkan stres dan kecemasan (Dyah Titis Kusuma
Wardani, 2020).
Lilin aromaterapi merupakan aplikasi lain dari lilin yang sudah ada. Dalan
pembuatan lilin aromaterapi menggunakan beberapa bahan. Salah satunya
menggunakan minyak aroma (essestial oil) yang memiliki wangi aromaterapi.
Aromaterapi sendiri memiliki sifat yang menenangkan dan memiliki aroma yang
menyegarkan (Dyah Titis Kusuma Wardani, 2020).
Lilin aromaterapi memberikan efek terapi bila dibakar. Formula lilin
aromaterapi yang dibuat berupa parafin, stearin, odoran, pewarna minyak
dryobalanops, sereh, daun jeruk nipis, dan limbah rumah tangga yang dimiliki
desa,yaitu minyak jelantah sisa penggorengan (Dyah Titis Kusuma Wardani,
2020).

2.5 Lilin Aromaterapi Serai Wangi


Adanya limbah serai wangi yang tidak dimanfaatkan oleh petani dan untuk
menambah nilai produk tanaman serai wangi dapat dibuat menjadi lilin
aromaterapi. Lilin aromaterapi adalah lilin yang dibuat sesuai dengan tujuannya.
Biasanya lilin aromaterapi ditambahkan minyak atsiri, minyak pala, minyak
lavender tujuannya untuk pengobatan aromaterapi. Lilin aromaterapi yang
ditambah dengan aroma buah-buahan seperti, lemon, apel, jeruk dibuat untuk
estetika ruangan atau penyegar ruangan. Lilin aromaterapi juga dapat
dimanfaatkan sebagai pengusir serangga, seperti lalat dan nyamuk. Lilin
aromaterapi akan menghasilkan aroma yang memberikan efek terapi apabila
dibakar. Aroma lilin dihasilkan dari minyak atsiri yang tergolong ke dalam jenis
aroma yang mampu memberikan efek terapi menenangkan dan merilekskan
(Ainanda Al Fatina, 2021).

13
Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman serai wangi memiliki kandungan
senyawa sitronellal, geraniol, sitronellol, geranil asetat dan sitronellal asetat.
Dengan adanya senyawa ini, minyak atsiri sereh wangi dapat digunakan sebagai
repellant nyamuk atau penolak gigitan nyamuk dan juga dapat menghilangkan
stres dan membantu tidur nyenyak (Ainanda Al Fatina, 2021).
Jeruk nipis juga memiliki kandungan minyak atsiri yang bermanfaat untuk
kesehatan. Aroma jeruk dapat menstabilkan system syaraf, menimbulkan perasaan
senang dan tenang, meningkatkan nafsu makan, dan penyembuhan penyakit.
Minyak atsiri yang dihasilkan juga memiliki potensi sebagai insektisida alami
yang dapat digunakan sebagai antibakteri dan repelan. Senyawa yang terkandung
dalam minyak kulit jeruk nipis mampu mengusir nyamuk. Membuat lilin
aromaterapi dengan menggunakan bahan dasar serai wangi dan kulit jeruk nipis
yang menghasilkan minyak atsiri serta beberapa bahan dan alat antara lain: lilin,
wadah, sumbu, panci, pewarna dari bunga telang, dan tusuk gigi (Ainanda Al
Fatina, 2021)
Menurut (Ainanda Al Fatina, 2021), minyak atsiri serai wangi dihasilkan dari
proses penyulingan. Sedangkan minyak atsiri jeruk nipis dapat dihasilkan melalui
proses berikut ini:

a. Parut kulit jerung nipis dengan menggunakan parutan, jangan sampai


serabut putih yang terdapat pada kulit ikut terparut.

b. Keringkan kulit jeruk dengan menjemur jeruk sampai kering. Letakkan di


tisu dapur dan jemur di tempat yang disinari matahari langsung sampai kering
sepenuhnya. Tergantung pada tingkat kelembapan, proses pengeringan
berlangsung selama 2 hari.

c. Hangatkan etanol. Masukkan air hangat ke dalam mangkuk. Suhunya


harus cukup hangat dan tidak terlalu panas (kira-kira 32℃). Letakkan botol
etanol di air hangat dan rendam selama 20 menit.

14
d. Taruh parutan kulit jeruk di stoples. Tuangkan etanol sampai sepenuhnya
merendam kulit jeruk. Kalau sudah, pasang tutupnya sampai rapat dan kocok
dengan kuat selama beberapa menit.

e. Diamkan campuran selama 2-3 hari. Kocok stoples 2-3 kali sehari,
semakin kuat stoples dikocok dan didiamkan lebih lama, jumlah minyak
esensial yang diperoleh pun semakin banyak

f. Saring campuran. Gunakan filter kopi atau kain cheesecloth untuk menyaring


campuran ke wadah dangkal. Pastikan semua cairan terperas dari campuran ke
mangkuk ini.

g. Biarkan alkohol menguap. Tutupi mangkuk dengan kain atau tisu dapur


dan diamkan beberapa hari. Hal ini memungkinkan sisa alkohol di campuran
menguap. Jika semua alkohol sudah hilang, yang tersisa hanyalah minyak
atsiri jeruk nipis.

Cara membuat lilin aromaterapi minyak atsiri serai wangi dan kulit jeruk
nipis, menurut (Ainanda Al Fatina, 2021), yaitu sebagai berikut:
a. Siapkan wadah untuk lilin. Sesuaikan panjang sumbu dengan panjang wadah.
Ikatkan bagian atas sumbu pada tusuk gigi atau tusuk sate. Tempatkan tusuk
gigi di bagian tengah wadah dengan sumbu menjulur di bawahnya.

b. Ambil 4 sampai 5 batang lilin biasa berwarna putih. Hancurkan lilin menjadi
potongan-potongan kecil agar lebih mudah dilelehkan. Pisahkan lilin dengan
sumbunya.

c. Masukkan ke dalam mangkok. Isi panci dengan air hingga memenuhi


setengah panci, lalu didihkan air.

d. Setelah mendidih, letakkan mangkok berisi lilin di atas air panci. Biarkan
mangkok mengapung.

15
e. Tunggu sampai lilin mencair sambil diaduk. Setelah mencair, tambahkan dua
tetes pewarna bunga telang hingga lilin berubah warna.

f. Matikan kompor, terus aduk lilin.

g. Teteskan minyak atsiri serai wangi dan kulit jeruk nipis sebelum mengeras,
aduk hingga larut.

h. Setelah larut, tuangkan lilin ke dalam wadah yang sudah dipasang sumbu
sebelumnya.

i. Diamkan hingga lilin mengeras. Setelah mengeras gunting sumbu tepat di


bawah ikatannya dengan tusuk gigi.

j. Lilin aromaterapi siap digunakan.

BAB III

METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan:
a. Panci 1
b. Kuali 1
c. Sendok 1
d. Pisau 1
e. Baskom 1
f. Stik es krim/ tusuk gigi
g. Gelas cetakan 85 ml 7
h. Parutan
i. Wadah/mangkuk kecil
j. Toples kecil
Bahan yang dibutuhkan:
a. Parafin 1 kg
b. Minyak Serai Wangi 60 ml

16
c. 7 buah Jeruk Nipis
d. Bunga Telang 5 gr
e. Pewarna lilin
f. Etanol 20 ml
g. Air
h. Sumbu lilin 14
i. Bunga mawar kering
j. Cangkang kerang kecil
k. Plastik packaging 14
l. Tali rami
m. Logo

17
3.2 Prosedur Kerja
a. Cara Membuat Penyulingan minyak kulit jeruk nipis :
1) Parut 7 buah kulit jeruk nipis dengan menggunakan parutan, jangan
sampai serabut putih yang terdapat pada kulit ikut terparut.
2) Keringkan kulit jeruk dibawah sinar matahari hingga kering
3) Letakkan parutan kulit jeruk sebanyak 35 gr ke toples kecil, tuangkan
etanol 20 ml sampai sepenuhnya merendam kulit jeruk. Kemudian
tutup sampai rapat dan kocok dengan kuat selama beberapa menit.
4) Diamkan campuran selama 2-3 hari. Kocok toples 2-3 kali sehari agar
minyak yang diperoleh semakin banyak.
5) Saring campuran dengan menggunakan kain saring. Pastikan semua
cairan terperas dari campuran ke mangkuk.
6) Biarkan alkohol menguap. Tutupi mangkuk dengan kain atau tisu
dapur dan diamkan selama beberapa hari. Hal ini memungkinkan sisa
alkohol di campuran menguap. Jika semua alkohol sudah hilang, yang
tersisa hanyalah minyak atsiri kulit jeruk nipis
b. Cara Membuat ekstrak bunga telang :
Siapkan bunga telang kering sebanyak 50 gram. Didihkan 300 mL air
lalu matikan api. Masukkan bunga telang kering dan direndam selama 15
menit. Biarkan air sampai dingin, kemudian disaring dan diambil
filtratnya.
c. Percobaan Pertama Lilin Aromaterapi
1) Siapkan wadah atau gelas cetakan untuk lilin. Sesuaikan panjang
sumbu dengan panjang wadah. Ikatkan bagian atas sumbu pada tusuk
gigi. Tempatkan tusuk gigi di bagian tengah wadah dengan sumbu
menjulur di bawahnya.
2) Masukkan air secukupnya ke dalam kuali, kemudian didihkan di atas
kompor. Sambil menunggu air mendidih, siapkan 250 gr parafin dan
masukkan ke dalam panci.
3) Setelah mendidih, letakkan panci berisi lilin di atas kuali. Biarkan
panci mengapung.

18
4) Tunggu sampai lilin mencair sambil diaduk. Setelah mencair,
tambahkan 5 ml pewarna bunga telang hingga lilin berubah warna.
5) Matikan kompor, terus aduk lilin.
6) Tambahkan 10 ml minyak atsiri serai wangi dan 5 ml minyak kulit
jeruk nipis sebelum mengeras, aduk hingga larut.
7) Setelah larut, tuangkan lilin ke dalam gelas cetakan yang sudah
dipasang sumbu sebelumnya. Tambahkan hiasan bunga telang yang
sudah kering di atas lilin.
8) Diamkan hingga lilin mengeras. Setelah mengeras gunting sumbu tepat
di bawah ikatan tusuk gigi.
9) Kemudian masukkan lilin yang sudah siap digunakan ke dalam plastik
packaging dan ikat plastik dengan tali rami untuk menambah nilai
estetik
10) Lilin aromaterapi siap digunakan.
d. Percobaan Kedua Lilin Aromaterapi
1) Siapkan wadah atau gelas cetakan untuk lilin. Sesuaikan panjang
sumbu dengan panjang gelas. Kaitkan sumbu lilin dengan stik es krim.
Tempatkan stik es krim di bagian tengah wadah dengan sumbu
menjulur di bawahnya.
2) Masukkan air secukupnya ke dalam kuali, kemudian didihkan di atas
kompor. Sambil menunggu air mendidih, siapkan 500 gr parafin dan
masukkan ke dalam panci.
3) Setelah mendidih, letakkan panci berisi parafin di atas kuali. Biarkan
panci mengapung.
4) Tunggu sampai parafin mencair sambil diaduk. Setelah mencair
matikan api kompor, tambahkan 15 ml minyak atsiri serai wangi dan 3
ml minyak kulit jeruk nipis lalu aduk sampai rata.
5) Kemudian tambahkan 3 gr pewarna lilin ke dalam parafin dan aduk
sampai pewarna larut.
6) Setelah larut, tuangkan lilin ke dalam gelas cetakan yang sudah
dipasang sumbu sebelumnya. Tambahkan hiasan bunga mawar kering
dan cangkang kerang di atas lilin yang sudah setengah kering.

19
7) Diamkan hingga lilin mengeras. Setelah mengeras gunting sumbu tepat
di bawah stik es krim.
8) Kemudian masukkan lilin yang sudah siap digunakan ke dalam plastik
packaging dan ikat plastik dengan tali rami untuk menambah nilai
estetik
9) Lilin aromaterapi siap digunakan.
e. Percobaan Ketiga Lilin Aromaterapi
1) Siapkan wadah atau gelas cetakan untuk lilin. Sesuaikan panjang
sumbu dengan panjang gelas. Kaitkan sumbu lilin dengan stik es krim.
Tempatkan stik es krim di bagian tengah wadah dengan sumbu
menjulur di bawahnya.
2) Masukkan air secukupnya ke dalam kuali, kemudian didihkan di atas
kompor. Sambil menunggu air mendidih, siapkan 500 gr parafin dan
masukkan ke dalam panci.
3) Setelah mendidih, letakkan panci berisi parafin di atas kuali. Biarkan
panci mengapung.
4) Tunggu sampai parafin mencair sambil diaduk. Setelah mencair
matikan api kompor, tambahkan 20 ml minyak atsiri serai wangi dan 7
ml minyak kulit jeruk nipis lalu aduk sampai rata.
5) Kemudian tambahkan 3 gr pewarna lilin ke dalam parafin dan aduk
sampai pewarna larut.
6) Setelah larut, tuangkan lilin ke dalam gelas cetakan yang sudah
dipasang sumbu sebelumnya.
7) Diamkan hingga lilin mengeras. Setelah mengeras gunting sumbu tepat
di bawah stik es krim.
8) Kemudian masukkan lilin yang sudah siap digunakan ke dalam plastik
packaging dan ikat plastik dengan tali rami untuk menambah nilai
estetik
9) Lilin aromaterapi siap digunakan.

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan adalah sifat minyak atsiri
yang mempengaruhi waktu bakar lilin. Ukuran dan letak sumbu juga
mempengaruhi waktu bakar lilin. Makin besar ukuran sumbu atau makin ke
pinggir letak sumbu lilin makin cepat habis. Dari hasil pengamatan diketahui
bahwa letak sumbu masing masing formula tidak barada ditengah lilin akibatnya
lilin semakin mudah meleleh dan ukuran sumbu lilin sama dengan sumbu lilin
yang beredar dipasaran.
Hasil pengujian pewarna lilin dari bunga telang yang telah dilakukan
didapatkan bahwa pewarna bunga telang tidak memberikan perubahan warna pada
lilin aromaterapi dari parafin. Sehingga warna yang digunukan dalam inovasi lilin
aromaterapi ini dengan memberikan pewarna lilin langsung. Warna fisik pada lilin
menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan warna selama penyimpanan dan
pembakaran yaitu tetap menghasilkan warna unggu karena menggunakan pewarna
lilin langsung.

Pengujian lilin aromaterapi ini dilakukan tiga kali percobaan yang


dijelaskan sebagai berikut :
a. Percobaan Pertama
Pewarna Lilin yang di buat menggunakan bunga telang sebagai pewarna
lilin aromaterapi namun warna yang dihasilkan tidak menunjukkan perubahan
warna pada lilin dari parafin.
b. Percobaan Kedua
Uji coba lilin yang kedua menggunakan pewarna lilin langsung dengan
memberikan esensial oil serai wangi hanya sedikit yaitu 12 ml, dan jeruk nipis 3
ml. Sehingga aroma yang dihasilkan kurang tercium atau menyengat, namun lama
proses pembakarannya lebih lama, karena waktu bakar juga berkaitan dengan sifat

21
minyak atsiri yang mudah menguap, semakin tinggi kadar minyak atsiri semakin
cepat lilin terbakar.

c. Percobaan Ketiga
Uji coba lilin yang ketiga hampir sama seperti percobaan kedua namun
penggunaan esensial oil serai wangi yang diberi lebih banyak yaitu 20 ml, dan
jeruk nipis 7 ml. Dimana aroma yang dihasilkan lebih terasa baunya ketimbang
dari lilin percobaan yang ke 1 dan 2.

Table 3. Hasil Pengujian Lilin Aromaterapi


Kandungan (ml)
Serai Jeruk Ukuran Lama
No Percobaan Parafin
Gelas Pembakaran
Wangi Nipis

1. Lilin A 250 gr 10 ml 5 ml 325 ml 4 Jam

8 jam 30
2 Lilin B 500 gr 15 ml 3 ml 85 ml
menit
6 jam 20
3 Lilin C 500 gr 20 ml 7 ml 85 ml
menit

Hasil pengamatan dalam uji coba di atas menunjukan bahwa Percobaan


ketiga atau jenis lilin C memiliki aroma yang dihasilkan lebih tercium dan
menyengat ketimbang pada jenis lilin A dan B. Dikarena esensial oil dan jeruk
nipis yang diberikan lebih banyak, namun proses pembakaran lilin lebih cepat
terbakar karena waktu bakar juga berkaitan dengan sifat minyak atsiri yang mudah
menguap, semakin tinggi kadar minyak atsiri semakin cepat lilin terbakar.
Berkurang aroma setelah berkali kali lilin digunakan terjadi pada sediaan yang
dibuat ini karena dipengaruhi oleh sifat minyak atsiri yang mudah menguap.
Waktu bakar lilin adalah selang waktu yang menunjukkan daya tahan lilin dibakar
sampai habis. Waktu bakar diperoleh dari selisih antara waktu awal pembakaran
dan waktu saat sumbu lilin habis terbakar (api padam).
Hasil pengujian efektivitas lilin didapatkan bahwa semua formula dapat
membunuh nyamuk dalam tempat/ruang uji. pada pengujian ini diketahui jelas

22
apakah lilin ini dapat membunuh nyamuk atau hanya dapat mengusir nyamuk. Hal
ini disebabkan oleh tempat/ruang pengujian yang besar dan terbuka. Selain
dimanfaatkan sebagai aromaterapi, kulit buah jeruk dan batang sereh juga dapat
dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk.

Adapun penjelasan dari manfaat Aroma dari serai wangi Menurut


Musdalifah (2016) pada konsentrasi 1 % air perasan kulit buah jeruk efektif
membunuh larva nyamuk Aedes aegypti dan pada konsentrasi 3 % perasan serai
wangi memiliki pengaruh daya tolak terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti
(Manurung, 2018). Serai wangi memiliki senyawa aktif yang dapat digunakan
untuk pengobatan seperti antibakteri, antifungi dan antiinflamasi (Maria Yuliyani,
Bernardus Boy Rahardjo Sidharta, 2010). Efeknya dapat menjernihkan dan
menstimulasi dimana dapat mengurangi stres, pikiran yang negatif dan rasa takut.
Zat yang terkandung dalam minyak sereh wangi salah satunya adalah sitronelol
dan geraniol yang berguna untuk menstabilkan sistem saraf sehingga dapat
menimbulkan efek tenang bagi siapapun yang menghirupnya (Any, dkk. 2019).

23
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktik inovasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. Langkah kerja pembuatan Lilin Aromaterapi Serai Wangi:


a. Masukkan air secukupnya ke dalam kuali, kemudian didihkan di atas
kompor. Sambil menunggu air mendidih, siapkan 500 gr parafin dan
masukkan ke dalam panci.
b. Setelah mendidih, letakkan panci berisi parafin di atas kuali. Biarkan panci
mengapung.
c. Tunggu sampai parafin mencair sambil diaduk. Setelah mencair matikan
api kompor, tambahkan 20 ml minyak atsiri serai wangi dan 7 ml minyak
kulit jeruk nipis lalu aduk sampai rata.
d. Kemudian tambahkan 3 gr pewarna lilin ke dalam parafin dan aduk
sampai pewarna larut.
e. Setelah larut, tuangkan lilin ke dalam gelas cetakan yang sudah dipasang
sumbu sebelumnya.
f. Diamkan hingga lilin mengeras. Setelah mengeras gunting sumbu tepat di
bawah stik es krim.
g. Kemudian masukkan lilin yang sudah siap digunakan ke dalam plastik
packaging dan ikat plastik dengan tali rami untuk menambah nilai estetik
h. Lilin aromaterapi siap digunakan.

2. Manfaat penggunaan minyak atsiri serai wangi yaitu sebagai berikut menurut
(Balittro, 2021):
a. Kaya antioksidan bermanfaat sebagai obat kumur untuk penderita radang
gusi dan masalah mulut lainnya.

24
b. Mengobati gangguan pencernaan.
c. Mengatasi sakit kepala.

d. Mengobati varises.
g. Meredakan stres dan membantu tidur nyenyak.
h. Sebagai pengusir nyamuk

3. Keefektivitasan daya tahan menyala lilin


Formula A menggunakan kandungan minyak atsiri serai wangi 10 ml dan
minyak atsiri kulit jeruk nipis 5 ml dengan daya nyala 4 jam, Formula B
menggunakan kandungan minyak atsiri serai wangi 15 ml dan minyak atsiri
kulit jeruk nipis 3 ml dengan daya nyala 8 jam 30 menit, sedangkan untuk
formula C menggunakan kandungan minyak atsiri serai wangi 20 ml dan
minyak atsiri kulit jeruk nipis 7 ml dengan daya nyala 6 jam 30 menit. Hal ini
mempengaruhi daya tahan nyala lilin, lilin yang mengandung minyak atsiri
akan lebih cepat habis karena proses penguapan lebih besar.

5.2 Saran
Agar praktikan melakukan praktikum dengan baik dan benar sesuai dengan
arahan dosen pengampu dan langkah kerja yang sudah disepakati agar praktikum
dapat berjalan dengan lancar.

25
DAFTAR PUSTAKA

Manurung R dkk, 2019. Daya Tolak Perasan Serai Wangi (Cymbopogon nardus)
Terhadap Gigitan Nyamuk Aedes aegypti. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Musdalifah, 2016. Uji Efektivitas Ekstrak Kulit Buah Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) Sebagai Insektisida Hayati Terhadap Nyamuk Aedes aegypti.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar
Maria Yuliyani, Bernardus Boy Rahardjo Sidharta, F. S. P. (2010). Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Kloroform Limbah Padat Daun Serai Wangi
(Cymbopogon nardus) Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus aureus. Jurnal Fakultas Teknobiologi Universitas Atma
Jaya Yogyakarta, 1–15.
Any, dkk. (2019). Minyak Sereh Wangi dan Produk Turunannya. Jakarta: LIPI

Welmince Bota, dkk. 2015. Potensi Senyawa Minyak Sereh Wangi (Citronella
Oil) Dari Tumbuhan Cymbopogon Nardus L. Sebagai Agen Antibakteri.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi, ISSN : 2407-1846

Yuni Eko Feriyanto, dkk. 2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang
Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Distilasi
Uap dan Air dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2,
No. 1 ISSN: 2337-3539
Cheppy Syukur dan Octivia Trisilawati, 2018. Varietas Unggul Seraiwangi,
Teknologi Budidaya Dan Pasca Panen. Balai Penelitian Tanaman Rempah
dan Obat
Ratna Yuliani, dkk. 2011. Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut
(Citrus Hystrix) Terhadap Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli.
PHARMACON, Vol. 12, No. 2, Hal 50-54

26
Adityo Kurniawan. 2008. Ekstraksi Minyak Kulit Jeruk Dengan Metode Distilasi,
Pengepresan Dan Leaching. Widya Teknik Vol. 7, No. 1, Hal 15-24
Megawati dan Fitriya Murniyawati, 2015. Microwave Assisted Hydrodistillation
untuk Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Kulit Jeruk Bali Sebagai Lilin
Aromaterapi. JBAT 4 Hal 4-20
Abdullah Muzi Marpaung, 2020. Tinjauan Manfaat Bunga Telang (Clitoria
Ternateal.) Bagi Kesehatan Manusia. J. Functional Food & Nutraceutica.

27
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan

Gelas Cetakan Parafin

Pewarna lilin Tali Rami

Minyak atsiri serai wangi Plastic packaging

28
Lampiran 2. Langkah Kerja

29

Anda mungkin juga menyukai