Anda di halaman 1dari 11

Pembibitan Pre Nursery

Pembibitan awal yaitu baby polibag yang dilakukan ± 1-3 bulan, dalam
upaya menghasilkan bibit yang berkualitas baik dan mempunyai potensi produksi
tinggi, perlu dilaksanakan manajemen pembibitan yang benar yaitu :
a) Persiapan lokasi
 Sebaiknya lokasi dekat dengan areal penanaman atau kebun.
 Topografi rata/kemiringan < 15derajat.
 Dekat dengan sumber air dan sumber tanah pengisian polybag.
 Memiliki akses jalan yang baik dalam segala cuaca.
 Terhindar dari banjir, kondisi kedap air, dan angin kencang.
 Aman dari gangguan hama, ternak, dan manusia.

b) Jaringan irigasi
Jaringan irigasi diperlukan sebagai sarana pengairan untuk menyiram bibit
di main nursery. Alat dan bahan untuk sistem penyiraman harus sudah
terpasang dan siap pakai sebelum penanaman. Instalasi penyiraman di
main nursery/ sebagai berikut:
 Secara manual, air dihisap dari sungai menggunakan pompa air dan
dialirkan ke lokasi pembibitan melalui pipa dan selang.
 Sprinkle menggunakan pipa induk, pipa utama, dan pipa distribusi.
 Setiap sambungan dilengkapi stqnd pipes yang terpasang berdiri
dan ujungnya dilengkapi dengan nozzle yang memancarkan air
secara berputar.
 Setiap pipa memiliki jarak jarak semprot air 12 meter.
 Lamanya penyemprotan yaitu 4 jam dalam satu hari pagi dan sore
hari.
 dengan jarak antar sprinkle 16 m , dan menggunakan sprinkle jenis
ZE 30 Perrot di anggap mampu untuk memenuhi kebutuhan air
tanaman .
c) Bedengan
 Bedengan terbuat dari bambu dengan lebar 1,2 m (dapat diisi 12 baby
polybag), panjang dapat disesuaikan tergantung kebutuhan.
 Jarak antar bedengan adalah 0,6 m ( digunakan untuk keperluan
menanam, memupuk, seleksi dan kontrol).
 Bagian dasar bedengan dibuat lebih tinggi dari permukaan.
 Bagian tepi bedengan dibuat pembatas dengan bambu setinggi 20 cm.
 Bedengan harus dipagar.

10 m
O,6 m

1,2 m
( bambu pembatas tinggi 20 cm )
d) Naungan
Bahan pembuatan naungan yaitu dari rangkaian bambu/tiang besi dengan
jaring atap paranet dengan jarak panjang setiap 2 m sejajar dengan bedengan dan
berjarak lebar setiap 1,8 m Tujuan dari pembuatan naungan adalah untuk
mengurangi sinar matahari hanya 70 % langsung ke bibit yang baru tumbuh dari
kecambah.
Fungsi naungan :
 Mencegah masuknya sinar matahari langsung
 Menghindari terbongkarnya tanah akibat hujan

e) Baby polybag
 Ukuran baby polybag kecil yang dipakai (lay flat) adalah 14 cm x 23
cm dan tebal 0,1 mm warna
 hitam dan tahan lapuk.
 Tanah lapisan atas menggunakan top soil.
 Polybag harus diisi tanah sampai penuh dan disiram setiap hari.

23 cm

14 cm
f) Pengisian tanah
 Media tanah yang akan akan digunakan tanah atas (top soil) yang berasal
dari lahan yang terbebas dari ganoderma, tanah dari pokok tua,tanah
terdekat.
 Media tanam harus diayak terlebih dahulu) sehingga bebas dari bekas
akar, batu, gumpalan tanah besar.
 kemudian dicampur dengan pupuk RP dengan dosis 375 gr/ 100 kg tanah
atau 4,5 kilo.
 untuk 1 kotak ayakan setelah diayak dan dicampur dengan pupuk RP
maka hasil ayakan dicampur kembali dengan solid perbandingan volume
antara tanah dan solid 3:1.
 tanah diisi ke babybag setiap 100 kg tanah cukup untuk 266 babybag.

g) Penanaman kecambah
 Tanah dalam polibag diratakan dan disiram terlebih dahulu.
 Kemudian membuat lubang tanam sedalam 2 cm di tengah tengah
babybag.
 Kecambah direndam oleh brokonil dengan konsentrasi 0,2 % atau 10
gram dan 5 liter air.
 setelah itu diecer diatas babybag sesuai nomor kategori/ varietas.
 Kecambah ditanam dengan posisi akar (radikula) ke bawah.
 Tanda akar berujung tumpul dan agak kasar pada ujungnya seperti
tudung dan berwarna coklat.
 Tanda (plumula) bakal daun ke atas mempunyai tanda ujungnya warna
putih tajam seperti tombak.
 Kecambah abnormal, patah, busuk atau berpenyakit jangan ditanam.
 setelah ditanam tutup kecambah dengan tanah setebal 1 – 1,5 ½ cm.
 kecambah harus disiram segera setelah dilakukan penanaman lakukan
penyiraman dengan menggunakan gembor.
 Setelah tanam, lakukan pemetaan pembibitan.

h) Penyiraman
 Penyiraman bibit dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari
 Terkecuali jika curah hujan dalam 1 hari sebelumnya diatas 10mm.
 Setiap penyiraman bibit memerlukan 0,1 – 0,25 liter air.
 Lakukan penyiraman secara manual dan hati-hati agar bibit tidak
tercongkel keluar.

i) Penyiangan gulma
 Penyiangan dimaksudkan untuk membersihkan atau menghilangkan
tumbuhan pengganggu (gulma) yang dapat merugikan pertumbuhan.
 Penyiangan gulma pada PN dilapangan dilakukan dengan mencabut
dengan tangan secara manual.
 Lakukan penyiangan gulma dengan rotassi waktu 25 hari sekali.

j) Pengendalian hama dan penyakit


 Memonitoring hama/penyakit di pembibitan dilakukan setiap hari.
 Jenis hama yang terdapat di pembibitan Pre Nursery yaitu hama semut.
 Red Spider mite dibasmi dengan Insektisida Sevin 85 S yang berbahan
aktif kalbaril dengan konsentrasi 0,2%, disemprotkan merata
menggunakan knapsack sprayer.
 Pengendalian dengan bahan kimia pestisida harus denngan ekstra hati-
hati.
 Jenis penyakit yang terdapat di pembibitan Pre Nursery yaitu penyakit
bercak daun yang disebabkan oleh cendawan culvularia sp.
 Penularan penyakit dapat melalui penularan permukaan daun yang
sakit, tanah dan angin.
 Pengendalian penyakit ini yaitu dengan cara menyemprotkan
Amistartop 0,1 % dengan 15 cc dalam 15 liter menggunakan knapsack
sprayer.

k) Pemupukan
 Bibit pre nursery mulai dipupuk saat usia bibit satu bulan setelah
tanam.
 Pupuk yang akan diaplikasikan ke bibit sebelumnya dilarutkan terlebih
dahulu dengan air.
 cara pengaplikasian pupuk yaitu dengan menyiramkan larutan pupuk
NPK dan UREA dengan sistem rotasi setiap minggu ke bibit pre
nursery menggunakan gembor dengan dosis 50 ml larutan/pokok.
 jenis dan dosis pupuk yang digunakan untuk di Pembibitan pre
nursery.

Minggu Setelah Cara Urea NPK Keterangan


Tanam Aplikasi (gr) 15-15-
6-4

(gr)
Pre Nursery
3 Siram 0,1 0,2 % Urea (0,1 gr+50 cc air)
4 Siram 0,1 0,2 % NPKMg 15-15-6-4 (0,1 gr+50 cc air)
5 Siram 0,2 0,2 % Urea (0,2 gr+100 cc air)
6 Siram 0,2 0,2 % NPKMg 15-15-6-4 (0,2 gr+100 cc air)
7 Siram 0,2 0,2 % Urea (0,2 gr+100 cc air)
8 Siram 0,5 0,3 % NPKMg 15-15-6-4 (0,5 gr+150 cc air)

Table 1: Dosis Penggunaan Pupuk saat pembibitan Pre Nursery


9 Siram 0,5 0,3 % Urea (0,5 gr+150 cc air)
10 Siram 1 0,6 % NPKMg 15-15-6-4 (1 gr+150 cc air)
11 Siram 1 0,6 % Urea (1 gr+150 cc air)
Total 2 1,8

l) Seleksi bibit
Seleksi bibit bertujuan untuk menyingkirkan atau memisahkan bibit yang
abnormal yang diakibatkan oleh faktor genetis, kerusakan mekanis, dll. Seleksi
dilakukan 2 tahap yaitu :
Tahap I : saat bibit berumur 4 – 6 minggu
Tahap II : sesaat sebelum dipindah ke polybag , umur 3,5 bulan atau memiliki
3 – 4 helai daun.
Seleksi dilakukan dengan mencabut bibit yang memiliki pertumbuhan
abnormal seperti daun berputar, berdaun sempit, daun bergulung, daun tidak
membuka, daun berkerut dan bibit kerdil.
Faktor yang mempengaruhi bibit abnormal :
 Kesalahan penanaman
 Penyiraman yang kurang merata
 Kesalahan dalam pemberian pupuk,herbisida/bahankimia lainnya
 Penempatan jarak tanaman yang terlalu rapat.

1.1.2 Pembibitan Main-nursery


Kriteria lokasi pembibitan main nursery :Letak pre nursery diusahakan
sedekat mungkin dengan main nursery, Areal harus rata, Dekat dengan sumber air
dengan mutu air yang cukup sepanjang tahun dan Jauh dari serangan OPT
Berikut adalah kegiatan yang terdapat di pembibitan utama (main nursery);
1. Persiapan lokasi pembibitan
 Sebaiknya lokasi dekat dengan areal penanaman atau kebun.
 Topografi rata/kemiringan < 15derajat.
 Dekat dengan sumber air dan sumber tanah pengisian polybag.
 Memiliki akses jalan yang baik dalam segala cuaca.
 Terhindar dari banjir, kondisi kedap air, dan angin kencang.
 Aman dari gangguan hama, ternak, dan manusia.
2.Persiapan tanah dan Pengisian polybag
 Untuk persiapan tanah yaitu mengunakan tanah lapisan atas (top
soil) 1,2 ton yang sudah diayak di campur pupuk RP dengan dosis
375 gr/100 kg tanah.
 Selanjutnya tanah hasil ayakan dicampur dengan solid dengan
perbandingan volume tanah dan solid 3:1.
 Sehingga total keseluruhan tanah, pupuk dan solid menjadi 1,2 ton.
 Dan isi masing-masing polybag 20 kg dan mendapatkan 60
polybag setiap kotak ayakan.
 Tanah tersebut kemudian diisikan kedalam polybag sambil
dipadatkan ± 3 cm dari bibir polybag.
3.Polybag
Polybag yang digunakan berwarna hitam, dengan ukuran rata (lay flat)
panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tebal 0,20 mm.

50cm

40 cm

4.Memancang
Jarak tanam yang digunakan 90 x 90 x 90 segitiga sama sisi (mata lima )
yang telah dipancang sebelumnya.
5.Penyiapan bibit
 Pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama dilakukan pada
bibit berumur 3 bulan yang telah diseleksi.
 Penanaman bibit dalam polybag (transplanting dari pre nursery ke main
nursery)
 sebelum ditanami bibit , tanah polybag disiram dan dipadatkan terlebih
dahulu.
6. Penyiraman
 Penyiraman dilaksanakan pada pagi hari jam 06.00 – 11.00 dengan
kebutuhan air 10 ml untuk setiap polybag.
 Penyiraman menggunakan springkel dengan bantuan mesin pompa air
dynamo dengan tenaga listrik dengan tekanan 3 bar dan di mesin airnya 5
bar.
 Penyiraman dengan waktu 26 menit setiap sesi nya.
 Apabila hujan turun kurang hanya 5 ml maka dilakukan penyiraman 5 ml
atau selama 13 menit.

7.Pengendalian Gulma/penyiangan
Penyiangan di pembibitan dibagi 2 bagian yaitu penyiangan dalam polibag
dan penyiangan antar polybag. Penyiangan dalam polibag meliputi pekerjaan
mencabut rumput dan gulma lainnya. Pengendalian gulma antar polybag dapat
dilakukan dengan penyemprotan menggunakan herbisida garlon ( aminopiralid)
dan bimaron (diuron) menggunakan sprayer.

8.Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea dan NPK.
Pemupukan adalah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan
unsur hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau
cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman, namun pupuk juga dapat
diberikan lewat permukaan daun tanaman.
Tujuan dari pemupukan yaitu menambah kebutuhan unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman melalui hasil Analisa daun dan tanah sehingga
kebutuhan hara pada tanaman tercukupi dan diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas kebun. Pemupukan di main nursery dilakukan 1 bulan setelah tanam
pre nursery ke main nursery.
Cara melakukan pemupukan di Main Nursery :
 Pupuk ditabur merata dalam lingkaran sekeliling bibit kira-kira 5
cm dari pangkal batang bibit.
 Pupuk tidak boleh mengenai bibit.
 Pemupukan seharusnya dihentikan 1 bulan sebelum penanaman
kelapangan.
 Aplikasi pemupukan dosis keci tapi frekuensi sering lebih baik
dibanding aplikasi pemupukan dosis besar tapi frekuensi jarang.
Minggu setelah
Cara Aplikasi Jumlah dan jenis pupuk per bibit
Tanam
12 Sebar 3 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
13 Sebar 3 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
15 Sebar 4 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
17 Sebar 4 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
19 Sebar 7,5 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
21 Sebar 7,5 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
23 Sebar 7,5 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
25 Sebar 7,5 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
27 Sebar 7,5 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
29 Sebar 10 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
31 Sebar 10 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
33 Sebar 15 gr NPKMg 15.15.6.4 + TE + 10 gr
dipolybag Urea
35 Sebar 15 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
37 Sebar 15 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
39 Sebar 15 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
41 Sebar 15 gr NPKMg 15:15:6:4 + 15 gr Urea
dipolybag
43 Sebar 18 gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
45 Sebar 158gr NPKMg 15:15:6:4
dipolybag
47 Sebar 18 gr NPKMg 15:15:6:4 + 20 gr Urea
dipolybag

Table 2: Waktu dan dosis pupuk yang digunakan


Cara mengaplikasikan pupuk di pembibitan main nursery yaitu pupuk
ditaburkan melingkar diatas tanah polybag dengan jarak 5-8 cm dari bibit jangan
sampai mengenai daun bibit.
9.Seleksi
Seleksi bibit kelapa sawit dilakukan 4 tahan yaitu :
 Tahap I : Saat bibit berumur umur 4 bulan
 Tahap II : Saat bibit berumur 6 Bulan
 Tahap III : Saat bibit berumur umur 8 bulan
 Tahap IV : Saat menjelang bibit akan dipindahkan ke lapangan
Bibit-bibit disetiap persilangan yang abnormal dengan kriteria seperti
berikut : Pertumbuhan terhambat, Pelepah daun tegak (steril), Pelepah bagian atas
memendek (flat top) ,Pelepah dan anak daun lemas, Pelepah daun tidak pecah
(juvenile), Jarak antar anak daun pendek, Jarak antar anak daun lebar, Anak daun
sempit, Anak daun pendek dan lebar,
Jika ada bibit eks seleksi tersebut terserang penyakit curvulularia maka
harus dibawa ke pabrik untuk dimusnakan dengan cara dibakar untuk dimusnakan
dengan cara dibakar di ketel / boiler, Besarnya persentase seleksi lapangan di
Main Nursery ± 14 %.

Anda mungkin juga menyukai