Selain India,
Indonesia dipercaya merupakan asal tanaman terong. Tanaman ini banyak dijumpai tumbuh liar
di hutan-hutan kita. Namun, saat ini terong ditanam meluas diberbagai belahan bumi.
Terdapat banyak ragam terong yang dibudidayakan di Indonesia, mulai dari terong lokal seperti
terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan hingga terong impor seperti terong
Jepang. Bentuk dan warna buah terong cukup beragam ada yang putih, hijau hingga ungu.
Bentuknya pun ada yang bulat, lonjong besar, hingga lonjong dengan ujung lancip.
Kondisi tanah ideal untuk budidaya terong adalah tanah lempung berpasir dengan kisaran pH
6,5-7. Terong berproduksi maksimal pada kisaran suhu 22-30oC. Tanaman
ini membutuhkan sinar matahari yang cukup, oleh karena itu cocok ditanam pada musim
kemarau.
Terong masih satu keluarga dengan cabe, tomat dan kentang. Hama dan penyakit yang biasa
menyerang tanaman-tanaman tersebut bisa juga mengganggu budidaya terong. Oleh karena itu
dalam melakukan rotasi tanaman, usahakan tidak dengan tanaman-tanaman tersebut.
Lahan untuk budidaya terong dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30 cm. Bersihkan tanah
dari gulma dan kerikil. Bentuk bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 30 cm dan panjang
disesuaikan dengan bentuk lahan. Jarak antar bedengan 40 cm.
Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, bisa berupa kompos atau pupuk kandang sebanyak
15 ton per hektar. Taburkan di atas bedengan dan aduk hingga merata. Budidaya terong
menghendaki tingkat keasaman tanah sekitar pH 5-6. Apabila pH kurang dari 5 tambahkan kapur
pertanian atau dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar satu minggu sebelum tanam.
Buat lubang tanam secara berbaris, satu bedengan sebanyak dua baris. Jarak tanam antar lubang
tanam 60 cm dan jarak antar baris 70 cm. Lebar lubang dan kedalaman disesuaikan dengan
ukuran polybag bibit.
Sebelum bibit dipindahkan, siram bedengan dengan air. Tanaman terong cenderung tidak tahan
dengan kekeringan. Pindahkan bibit tanaman satu lubang diisi satu bibit tanaman. Hati-hati
dalam memindahkan tanaman, jaga agar akar tanamah tidak putus atau rusak.
Perawatan budidaya terong
Lakukan penyulaman tanaman setelah satu minggu. Cabut tanaman yang terlihat layu atau tidak
sehat dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan dilakukan beserta media tumbuhnya. Ganti
dengan bibit baru.
Pemupukan tambahan dilakukan mulai dari 2 minggu setelah bibit ditanam. Untuk budidaya
terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg/ha dan KCl 45 Kg/ha. Sedangkan
untuk budidaya terong organik berikan pupuk kompos atau pupuk kandang, masing-masing satu
kepal atau kira-kira 0,5 kg per tanaman.
Ulangi pemberian pupuk susulan pada minggu ke-5 dan ke-7 setelah bibit ditanam. Sambil
memberikan pupuk susulan, siangi gulma yang terdapat dalam bedengan tanaman. Bersihkan
juga semak belukar yang terdapat disekitar area tanaman.
Pemasangan ajir atau bilah bambu untuk menopang tanaman dilakukan setelah tanaman berumur
3 minggu. Penancapan ajir hendaknya berjarak 5-7 cm dari pangkal batang. Jangan sampai
penancapan ajir melukai akar tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia.
Apabila tidak turun hujan penyiraman hendaknya dilakukan setiap tiga hari sampai tanaman
berbunga. Setelah tanaman berbunga, tingkatkan frekuensinya hingga dua hari sekali.
Panen budidaya terong
Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70-80 hari sejak bibit ditanam.
Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3-7 hari sekali. Dalam satu kali musim tanam, bia mencapai
13-15 kali panen, bahkan bisa lebih.
Waktu yang tepat untuk panen adalah pagi dan sore hari. Buah dipetik dengan tangkainya, buah
terung tidak tahan lama. Oleh karena itu harus segera dipasarkan begitu selesai panen. Sortasi
untuk budidaya terong dilakukan berdasarkan ukuran dan warna buah.
METODE PENGAMATAN
A. Alat
Polybag
Sekop kecil/Sendok semen
B.
Bahan
Bibit Terung (yang telah siap tanam)
Tanah yang subur
Pupuk (Bila Perlu)
Air
C.
Langkah Kerja
Pertama, siapkan tanah yang telah dimasukan dalam polybag.
Lalu tanah dilubangi dan bibit langsung di tanam.
Selanjutnya, lubang tanah tadi diisikan pupuk (kompos atau kandang).
Kemudian di sekitar lubang tanam disirami air agar tanah cukup lembap, tetapi tidak sampai
tergenang.
Setelah di tanam, penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali hingga tunas dan daun tumbuh.
Polybag yang berisi tanaman terong tadi diletakkan ditempat yang cukup cahaya agar terong
Tanaman terong ini harus dirawat dan diperhatikan agar terhindar dari hama-hama pengganggu.
Pengamatan dilakukan setiap hari.
SYARAT TUMBUH
Tanaman terong tumbuh hampir di setiap jenis tanah dengan kisaran pH 5-6. Tanaman ini
memerlukan air yang cukup untuk menopang pertumbuhannya. Ketinggian tempat yang dapat
ditanami tanaman terong antara 1-1200 mdpl dengan suhu optimal 18-25C.
PERSIAPAN TEKNIS
Derajat keasaman tanah (pH) perlu diukur untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian
pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pemberian kapur pertanian berfungsi untuk
menetralkan pH tanah (pH 7) atau setidaknya mendekati netral. Pengukuran bisa dilakukan
dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan
dengan cara zigzag.
PELAKSANAAN BUDIDAYA
Persiapan Lahan
Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar dengan
lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian
sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5,
pemberian pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 20 ton/ha dan pupuk NPK 15-1515 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar
pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa
PHP, pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm
sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 60 cm dan kemudian dilakukan
pemasangan ajir.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman
Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit
yang masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter
pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai.
kemudian benih disemaikan pada polibag. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan
media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan
lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru
kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada
jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup
harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan
dilakukan setiap pagi. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida
berbahan aktif imidakloprid pada umur 15 hss (hari setelah semai) dengan dosis dari dosis
terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan.
Pemeliharaan
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua
apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan akan berpengaruh
terhadap pengendalian hama penyakit.
2. Perempelan dan Pengikatan Tanaman
Perempelan tunas samping pada tanaman terong dilakukan sampai dengan pembentukan cabang,
baik pada cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi di atas
cabang utama, cabang yang dipelihara adalah cabang-cabang produktif, dimana cabang-cabang
produktif ini selalu diikuti dengan munculnya bunga. Perempelan tunas samping dilakukan pada
semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabangcabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan untuk memacu
pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga
kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas dibawah cabangcabang produktif bertujuan untuk menjaga kelembaban tanaman dan mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun di bawah cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman telah menutupi
seluruh daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru
sangat disenangi hama dan penyakit tanaman. Perempelan pada daun juga dilakukan bagi daun
tua/terserang penyakit.
3. Sanitasi Lahan dan Pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya terong meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat
musim hujan sehingga tidak muncul genangan, perempelan daun dan pencabutan tanaman yang
terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika
tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi
bedengan.
4. Pemupukan Susulan
Pupuk yang digunakan pada pemupukan susulan meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk
akar diberikan dengan cara pengocoran yaitu saat tanaman berumur 15 hst dan 30 hst berikan
3kg NPK 15-15-15 kemudian larutkan dalam 200lt air, larutan ini dapat digunakan untuk 1000
tanaman dan masing-masing tanaman diberikan 200ml. Pada umur 45 hst dosisnya 4kg NPK 1515-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan masing-masing tanaman diberikan
200ml. Sedangkan pada umur 60 hst dan 75 hst, dosisnya 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam
1.
Rendamlah benih dalam air hangat kuku + VITAFLORA dosis 2 cc per liter selama 30
menit
2. Bungkuslah benih dalam gulungan kain atau kerta merang basah dan masukkan dalam
Kardus bekas Aqua dan di beri lampu 5 Watt dengan jarak 30 CM dari benih untuk
diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah, Kalau kain kering bisa di
semprot pakai sprayer kecil ( 1 liter )
3. Sebarkan benih di atas bedengan ( atau Polybag ) persemaian menurut barisan, jarak antar
barisan 10-15 cm
4. Pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke
polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus dengan perbandingan
2:1
5.
6. Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang ( Mulsa
Hitam perak )
7. Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
8. Siram persemaian pagi dan sore hari
9. Semprot Mamigro Daun dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali
10. Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
11. Bibit berumur 30 Hari atau berdaun empat helai siap dipindah tanamkan
12. Gunakan benih ( bibit ) tanaman yang berkualitas dan terjamin seperti terong Hibrida
( F1 ) Antaboga, F1 Prince, F1 Mustang, F1 Lezata, F1 Yumi ( untuk jenis terong
ungu ) dan gunakan benih terong Hibrida ( F1 ) Ratih Hijau 1, F1 Turangga, F1
Milano, F1 Hijau Kuat ( untuk terong Hijau )
PENGOLAHAN
LAHAN
Bersihkan
rumput
liar
(gulma)
dari
sekitar
kebun
Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur
Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan
bedengan
Jika
pH
tanah
rendah,
tambahkan
Dolomit
Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah.
Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA 150 KG + TSP 300 KG + KCL 300 KG per
ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang
tanam. Kedalaman Campuran Pupuk Kandang, Dolomit, ZA, TSP dan KCL sekitar 10
Cm dari permukaan tanah ( Karena pada kedalaman tersebut biasanya tanah masam dan
perakaran tanaman berada )
Jika pakai Mulsa plastic ( Mulsa Hitam perak / Metalizing/ Mulsa Grenjeng ), penututupan
bedengan pada siang hari antara jam 10.00 14.00 ( Pada saat matahari terik )
Biarkan
selama
seminggu
sebelum
tanam
Buat lubang tanam( Dengan Alat Pelubang + Pendorong ) dengan jarak 60 x 70 cm / 70 x 70
Cm
Umur 15 hari
Umur 25 hari
Umur 35 hari
Umur 45 hari
75
50
75
75
75
100
75
75
ZA
SP-36
KCl
Pemupukan diletakkan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk
per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram atau pupuk dikocorkan sebanyak
3,5 gram per liter air, kocorkan larutan pupuk sebanyak 250 cc per tanaman
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama
juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera
tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
H AM A
1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan
Cypermax atau Stopper 2 CC / Liter air setiap 1-2 minggu sekali.
2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih
muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot Winder
100 EC dengan dosis 1.5 CC / Liter air setiap 1-2 minggu sekali.
3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintikbintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun
bawah.
Cara pengendalian sama seperti dengan menggunakan Samite 135 EC dengan konsentrasi 1 CC /
1 liter air.
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai
dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan
CYPERMAX atau STOPPER.
5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan STOPPER.
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk
buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan
waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan CYOERMAX atau STOPPER setiap 1-2
minggu sekali
PENYAKIT
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak untuk pencegahan dan
pengobatan gunakan anti layu ARASHI 0.5 Gram / Liter air dengan aplikasi 200 CC / Tanaman
dengan cara disiramkan ke pangkal pohon