Anda di halaman 1dari 11

Tanaman terong (Solanum melongena) merupakan jenis sayuran tahunan semusim.

Selain India,
Indonesia dipercaya merupakan asal tanaman terong. Tanaman ini banyak dijumpai tumbuh liar
di hutan-hutan kita. Namun, saat ini terong ditanam meluas diberbagai belahan bumi.
Terdapat banyak ragam terong yang dibudidayakan di Indonesia, mulai dari terong lokal seperti
terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan hingga terong impor seperti terong
Jepang. Bentuk dan warna buah terong cukup beragam ada yang putih, hijau hingga ungu.
Bentuknya pun ada yang bulat, lonjong besar, hingga lonjong dengan ujung lancip.
Kondisi tanah ideal untuk budidaya terong adalah tanah lempung berpasir dengan kisaran pH
6,5-7. Terong berproduksi maksimal pada kisaran suhu 22-30oC. Tanaman
ini membutuhkan sinar matahari yang cukup, oleh karena itu cocok ditanam pada musim
kemarau.
Terong masih satu keluarga dengan cabe, tomat dan kentang. Hama dan penyakit yang biasa
menyerang tanaman-tanaman tersebut bisa juga mengganggu budidaya terong. Oleh karena itu
dalam melakukan rotasi tanaman, usahakan tidak dengan tanaman-tanaman tersebut.

Penyemaian benih terong


Benih yang baik untuk budidaya terong memilki daya tumbuh di atas 75%. Dengan benih seperti
itu, kebutuhan benih untuk satu hektar mencapai 300-500 gram. Sebelum ditanam di lahan
terbuka, benih terong sebaiknya disemaikan terlebih dahulu.
Langkah pertama siapkan dulu tempat penyemaian benih. Buat bedengan dengan lebar satu
meter dan tinggi 20 cm. Bedengan dibuat dari campuran tanah, arang sekam dan kompos dengan
perbandingan 1:1:1. Atau, silahkan baca cara membuat media persemaian. Kemudian berikan
naungan terhadap bedengan tersebut.
Rendam benih terong dalam air hangat selama 10-15 menit, kemudian bungkus benih dengan
kain basah dan diamkan selama 24 jam. Buat alur berjarak 5-10 cm diatas bedengan untuk
menebarkan benih. Kemudian tebarkan benih dan tutup dengan tanah tipis-tipis. Setelah itu,
tutup bedengan dengan daun pisang atau karung goni basah. Siram dengan air untuk menjaga
kelembaban persemaian.
Setelah 2-3 hari kecambah mulai tumbuh menjadi tanaman, buka daun pisang atau karung goni
tersebut. Kemudian siram setiap hari tanaman tersebut. Setelah 10-15 hari, pindahkan bibit
tanaman kedalam bumbunan daun pisang atau polybag kecil (9X10 cm), satu polybag satu
tanaman. Isi polybag atau bumbunan daun pisang dengan tanah dan kompos, perbandingan 1:1.
Silahkan baca cara membuat media tanam polybag.
Sirami tanaman yang ada dalam polybag tersebut setiap hari. Setelah tanaman berumur 1-1,5
bulan atau telah memiliki minimal 4 helai daun, tanaman tersebut siap dipindahkan ke lahan
terbuka.
Pengolahan tanah dan penanaman

Lahan untuk budidaya terong dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30 cm. Bersihkan tanah
dari gulma dan kerikil. Bentuk bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 30 cm dan panjang
disesuaikan dengan bentuk lahan. Jarak antar bedengan 40 cm.
Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, bisa berupa kompos atau pupuk kandang sebanyak
15 ton per hektar. Taburkan di atas bedengan dan aduk hingga merata. Budidaya terong
menghendaki tingkat keasaman tanah sekitar pH 5-6. Apabila pH kurang dari 5 tambahkan kapur
pertanian atau dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar satu minggu sebelum tanam.
Buat lubang tanam secara berbaris, satu bedengan sebanyak dua baris. Jarak tanam antar lubang
tanam 60 cm dan jarak antar baris 70 cm. Lebar lubang dan kedalaman disesuaikan dengan
ukuran polybag bibit.
Sebelum bibit dipindahkan, siram bedengan dengan air. Tanaman terong cenderung tidak tahan
dengan kekeringan. Pindahkan bibit tanaman satu lubang diisi satu bibit tanaman. Hati-hati
dalam memindahkan tanaman, jaga agar akar tanamah tidak putus atau rusak.
Perawatan budidaya terong
Lakukan penyulaman tanaman setelah satu minggu. Cabut tanaman yang terlihat layu atau tidak
sehat dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan dilakukan beserta media tumbuhnya. Ganti
dengan bibit baru.
Pemupukan tambahan dilakukan mulai dari 2 minggu setelah bibit ditanam. Untuk budidaya
terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg/ha dan KCl 45 Kg/ha. Sedangkan
untuk budidaya terong organik berikan pupuk kompos atau pupuk kandang, masing-masing satu
kepal atau kira-kira 0,5 kg per tanaman.
Ulangi pemberian pupuk susulan pada minggu ke-5 dan ke-7 setelah bibit ditanam. Sambil
memberikan pupuk susulan, siangi gulma yang terdapat dalam bedengan tanaman. Bersihkan
juga semak belukar yang terdapat disekitar area tanaman.
Pemasangan ajir atau bilah bambu untuk menopang tanaman dilakukan setelah tanaman berumur
3 minggu. Penancapan ajir hendaknya berjarak 5-7 cm dari pangkal batang. Jangan sampai
penancapan ajir melukai akar tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia.
Apabila tidak turun hujan penyiraman hendaknya dilakukan setiap tiga hari sampai tanaman
berbunga. Setelah tanaman berbunga, tingkatkan frekuensinya hingga dua hari sekali.
Panen budidaya terong

Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70-80 hari sejak bibit ditanam.
Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3-7 hari sekali. Dalam satu kali musim tanam, bia mencapai
13-15 kali panen, bahkan bisa lebih.
Waktu yang tepat untuk panen adalah pagi dan sore hari. Buah dipetik dengan tangkainya, buah
terung tidak tahan lama. Oleh karena itu harus segera dipasarkan begitu selesai panen. Sortasi
untuk budidaya terong dilakukan berdasarkan ukuran dan warna buah.

METODE PENGAMATAN
A. Alat
Polybag
Sekop kecil/Sendok semen
B.

Bahan
Bibit Terung (yang telah siap tanam)
Tanah yang subur
Pupuk (Bila Perlu)
Air

C.

Langkah Kerja
Pertama, siapkan tanah yang telah dimasukan dalam polybag.
Lalu tanah dilubangi dan bibit langsung di tanam.
Selanjutnya, lubang tanah tadi diisikan pupuk (kompos atau kandang).
Kemudian di sekitar lubang tanam disirami air agar tanah cukup lembap, tetapi tidak sampai

tergenang.
Setelah di tanam, penyiraman dilakukan 2-3 hari sekali hingga tunas dan daun tumbuh.
Polybag yang berisi tanaman terong tadi diletakkan ditempat yang cukup cahaya agar terong

cepat tumbuh dan tidak layu.


Jika tanaman terong telah berbunga, penyiraman cukup dilakukan 2 kali sehari.

Tanaman terong ini harus dirawat dan diperhatikan agar terhindar dari hama-hama pengganggu.
Pengamatan dilakukan setiap hari.

SYARAT TUMBUH
Tanaman terong tumbuh hampir di setiap jenis tanah dengan kisaran pH 5-6. Tanaman ini
memerlukan air yang cukup untuk menopang pertumbuhannya. Ketinggian tempat yang dapat
ditanami tanaman terong antara 1-1200 mdpl dengan suhu optimal 18-25C.
PERSIAPAN TEKNIS
Derajat keasaman tanah (pH) perlu diukur untuk menentukan jumlah pemberian kapur pertanian
pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pemberian kapur pertanian berfungsi untuk
menetralkan pH tanah (pH 7) atau setidaknya mendekati netral. Pengukuran bisa dilakukan
dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel bisa dilakukan
dengan cara zigzag.
PELAKSANAAN BUDIDAYA
Persiapan Lahan
Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar dengan
lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian
sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5,
pemberian pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 20 ton/ha dan pupuk NPK 15-1515 sebanyak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan bedengan agar
pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya pemasangan mulsa
PHP, pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim kemarau 60 cm x 60 cm
sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 60 cm dan kemudian dilakukan
pemasangan ajir.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman
Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit
yang masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah, 10 liter
pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag semai.
kemudian benih disemaikan pada polibag. Untuk mempercepat perkecambahan benih permukaan
media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan dijaga dalam keadaan
lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah, baru
kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai pada

jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup
harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan
dilakukan setiap pagi. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida
berbahan aktif imidakloprid pada umur 15 hss (hari setelah semai) dengan dosis dari dosis
terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan.
Pemeliharaan
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah terlalu tua
apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan akan berpengaruh
terhadap pengendalian hama penyakit.
2. Perempelan dan Pengikatan Tanaman
Perempelan tunas samping pada tanaman terong dilakukan sampai dengan pembentukan cabang,
baik pada cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi di atas
cabang utama, cabang yang dipelihara adalah cabang-cabang produktif, dimana cabang-cabang
produktif ini selalu diikuti dengan munculnya bunga. Perempelan tunas samping dilakukan pada
semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di bawah cabangcabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan untuk memacu
pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga menjaga
kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas dibawah cabangcabang produktif bertujuan untuk menjaga kelembaban tanaman dan mengoptimalkan produksi.
Perempelan daun di bawah cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman telah menutupi
seluruh daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru
sangat disenangi hama dan penyakit tanaman. Perempelan pada daun juga dilakukan bagi daun
tua/terserang penyakit.
3. Sanitasi Lahan dan Pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya terong meliputi : pengendalian gulma/rumput, pengendalian air saat
musim hujan sehingga tidak muncul genangan, perempelan daun dan pencabutan tanaman yang
terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali jika
tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari tinggi
bedengan.
4. Pemupukan Susulan
Pupuk yang digunakan pada pemupukan susulan meliputi pupuk akar dan pupuk daun. Pupuk
akar diberikan dengan cara pengocoran yaitu saat tanaman berumur 15 hst dan 30 hst berikan
3kg NPK 15-15-15 kemudian larutkan dalam 200lt air, larutan ini dapat digunakan untuk 1000
tanaman dan masing-masing tanaman diberikan 200ml. Pada umur 45 hst dosisnya 4kg NPK 1515-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan masing-masing tanaman diberikan
200ml. Sedangkan pada umur 60 hst dan 75 hst, dosisnya 5kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam

200lt air, untuk 1000 tanaman dan tiap tanaman 200ml.


Pupuk daun dengan kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 14 hst dan 21 hst.
Sedangkan kandungan Phospat, Kalium dan mikro tinggi diberikan umur 30 hst dan 60 hst.

BUDIDAYA TANAMAN TERONG YANG BAIK


DAN BENAR

HAMPARAN TANAMAN TERONG


Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial
dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur
budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat
petani.
SYARAT TUMBUH
Dapat tumbuh di dataran rendah tinggi
Suhu udara 22 30o C
Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan organik, aerasi dan
drainase baik dan pH antara 6,8-7,3 ( PH tanah dapat di ukur terlebih dahulu dengan PH Tester
)
Sinar matahari harus cukup
Cocok ditanam musim kemarau
PEMBIBITAN

1.

Rendamlah benih dalam air hangat kuku + VITAFLORA dosis 2 cc per liter selama 30
menit

2. Bungkuslah benih dalam gulungan kain atau kerta merang basah dan masukkan dalam
Kardus bekas Aqua dan di beri lampu 5 Watt dengan jarak 30 CM dari benih untuk
diperam selama + 24 jam hingga nampak mulai berkecambah, Kalau kain kering bisa di
semprot pakai sprayer kecil ( 1 liter )
3. Sebarkan benih di atas bedengan ( atau Polybag ) persemaian menurut barisan, jarak antar
barisan 10-15 cm
4. Pupuk kandang halus diamkan seminggu, kemudian masukkan benih satu persatu ke
polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk kandang halus dengan perbandingan
2:1
5.

Tutup benih tersebut dengan tanah tipis

6. Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun pisang ( Mulsa
Hitam perak )
7. Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
8. Siram persemaian pagi dan sore hari
9. Semprot Mamigro Daun dosis 2-3 tutup per tangki setiap 7-10 hari sekali
10. Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan
11. Bibit berumur 30 Hari atau berdaun empat helai siap dipindah tanamkan
12. Gunakan benih ( bibit ) tanaman yang berkualitas dan terjamin seperti terong Hibrida
( F1 ) Antaboga, F1 Prince, F1 Mustang, F1 Lezata, F1 Yumi ( untuk jenis terong
ungu ) dan gunakan benih terong Hibrida ( F1 ) Ratih Hijau 1, F1 Turangga, F1
Milano, F1 Hijau Kuat ( untuk terong Hijau )
PENGOLAHAN
LAHAN

Bersihkan
rumput
liar
(gulma)
dari
sekitar
kebun
Olah tanah dengan cangkul ataupun bajak sedalam 30-40 cm hingga gembur
Buat bedengan selebar 100-120 cm, jarak antar bedengan 40-60 cm, ratakan permukaan
bedengan

Jika
pH
tanah
rendah,
tambahkan
Dolomit
Sebarkan pupuk kandang 15-20 ton / ha, campurkan merata dengan tanah.

Sebarkan pupuk dasar dengan campuran ZA 150 KG + TSP 300 KG + KCL 300 KG per
ha dicampur dengan tanah secara merata atau sekitar 10 gr campuran pupuk per lubang
tanam. Kedalaman Campuran Pupuk Kandang, Dolomit, ZA, TSP dan KCL sekitar 10
Cm dari permukaan tanah ( Karena pada kedalaman tersebut biasanya tanah masam dan
perakaran tanaman berada )

Jika pakai Mulsa plastic ( Mulsa Hitam perak / Metalizing/ Mulsa Grenjeng ), penututupan
bedengan pada siang hari antara jam 10.00 14.00 ( Pada saat matahari terik )

Biarkan
selama
seminggu
sebelum
tanam
Buat lubang tanam( Dengan Alat Pelubang + Pendorong ) dengan jarak 60 x 70 cm / 70 x 70
Cm

ALAT PELUBANG MULSA TAJAM DILENGKAPI PENDORONG


PENANAMAN
Waktu tanam yang baik musim kering
Pilih bibit yang tumbuh subur dan normal
Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang dipadatkan
Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca kering, dapat di-leb
atau disiram dengan gembor
PENYULAMAN
Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang hama penyakit
Penyulaman maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN AJIR (TURUS) BAMBU
Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem perakaran
Turus terbuat dari bilah bambu setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4 cm
Tancapkan secara individu dekat batang
Ikat batang atau cabang terong pada turus
PENYIANGAN
Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60 75 hari setelah tanam
PEMUPUKAN
Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah
menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif :
Pemupukan Susulan (kg/ha)
Jenis Pupuk

Umur 15 hari

Umur 25 hari

Umur 35 hari

Umur 45 hari

75
50

75

75

75

100

75

75

ZA
SP-36
KCl

Pemupukan diletakkan sejauh 20 cm dari batang tanaman sebanyak 10 gram campuran pupuk
per tanaman secara tugal atau larikan ditutup tanah dan disiram atau pupuk dikocorkan sebanyak
3,5 gram per liter air, kocorkan larutan pupuk sebanyak 250 cc per tanaman
PEMANGKASAN ( PEREMPELAN )

Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama
juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas baru dan bunga yang lebih produktif segera
tumbuh
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
H AM A
1. Kumbang Daun (Epilachna spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang-tulang daun saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam, pencegahan dengan
Cypermax atau Stopper 2 CC / Liter air setiap 1-2 minggu sekali.
2. Kutu Daun (Aphis spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk atau daun-daun masih
muda
Daun tidak normal, keriput atau keriting atau menggulung
Sebagai vektor atau perantara virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, pencegahan semprot Winder
100 EC dengan dosis 1.5 CC / Liter air setiap 1-2 minggu sekali.
3.Tungau ( Tetranynichus spp.)
Serangan hebat musim kemarau.
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintikbintik merah sampai kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun
bawah.
Cara pengendalian sama seperti dengan menggunakan Samite 135 EC dengan konsentrasi 1 CC /
1 liter air.
4. Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari
Menyerang dengan cara memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai
dan roboh
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, pencegahan siram atau semprotkan
CYPERMAX atau STOPPER.
5.Ulat Grayak (Spodoptera litura, F.)
Bersifat polifag.
Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, semprot dengan STOPPER.
6.Ulat Buah ( Helicoverpa armigera Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya, sehingga bentuk
buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan pergiliran tanaman dan
waktu tanam sanitasi kebun, pencegahan semprotkan CYOERMAX atau STOPPER setiap 1-2
minggu sekali
PENYAKIT
1. Layu Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum
Bisa hidup lama dalam tanah
Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak untuk pencegahan dan
pengobatan gunakan anti layu ARASHI 0.5 Gram / Liter air dengan aplikasi 200 CC / Tanaman
dengan cara disiramkan ke pangkal pohon

OBAT ANTI LAYU ARASHI ( MANJUR & TERBUKTI )


2.
Busuk
Buah
Penyebab
:
jamur
Phytophthora
sp.,
Phomopsis
vexans,
Phytium
sp.
Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah sehingga buah busuk.
3. Bercak Daun
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis cinerea
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.
4. Antraknose
Penyebab : jamur Gloesporium melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna coklat dengan titiktitik hitam
5.Busuk Leher akar
Penyebab ; Sclerotium rolfsii
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat
6.Rebah Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp.
Gejala batang bibit muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara pengendalian Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan drainase, atur
kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut dan buang tanaman sakit Rendam benih
dengan pencegahan dan pengobatan gunakan anti layu ARASHI 0.5 Gram / Liter air dengan cari
diseprotkan saat tanaman umur 15 hari di persemaian
Catatan : Apabila ada yang kurang jelas bis Hubungi langsung Toko Online LMGA AGRO
di contack yang tersedia
PEMANENAN
Buah pertama dapat dipetik setelah umur 45 50 HST tergantung dari jenis varietas
Ciri-ciri buah siap panen adalah ukurannya telah maksimum dan masih muda.
Waktu yang paling tepat pagi atau sore hari.
Cara panen buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan atau alat yang tajam.
Pemetikan buah berikutnya dilakukan rutin tiap 3-7 hari sekali dengan cara memilih buah yang
sudah siap dipetik.
Demikian pengalaman dari Budidaya Tanaman Terong ini kami tulis dan tuangkan dalam
materi cara Budidaya Terong ini. Data penulis tentang Budidaya Tanaman Terong ini didapatkan
selama penulis menanam dan Budidaya terong Antaboga, dan Ratih Hijau 1 dan mendapatkan
data dari rangkuman nara sumber lain di Petani sekitar yang sudah sering membudidayakan
tanaman Seledri yang lain. Apabila ada yang kurang jelas dan ada yang mau konsultasi serta
membutuhkan Benih yang saya sebutkan tadi dan Cara Budidayanya silakan
memghubungi toko Online LMGA AGRO ( Dealer, Agen, Distributor resmi ) di CP. Budi Hp.
082 141 747 141, dimana pun anda berada kami siap membantu dan mengirim sampai tujuan

Anda mungkin juga menyukai