Anda di halaman 1dari 31

Komik

Antologi
20 Pemenang
Yonkoma Manga Challenge

Japan
Cultural
Weeks
2021
Komik Antologi: 20 Pemenang Yonkoma Manga Challenge
Diterbitkan pertama kali di Jakarta, 2021
oleh The Japan Foundation, Jakarta.

Hak Cipta ada pada The Japan Foundation, Jakarta


dan masing-masing komikus.

Komikus: agatha Muhammad Ghiyas Yusron


(Ide Cerita: Try Alqusairi)
Agnes Kolin
Muhammad Raihan Pratama
Alvita
Naicyan
Caesar E.S.
Kanistha
Damai
Rafina Devianti
Digiral
Suzie Karin
ENICA (Julio Arthur H) Tiefanny Mayra Sugara
Grace Kolin Tria Arzela Ayu

Nyoman Pradnyananda Verda

Kinanti Putri ziyadalhabsy

Desain: DEIO

Dicetak secara terbatas.

The Japan Foundation, Jakarta. Summitmas II Lt. 1 dan 2,


Jl. Jenderal Sudirman, Kav. 61-62 Jakarta 12190, Indonesia.

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, memperbanyak


sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari
The Japan Foundation, Jakarta.
DA F TA R I S I

S A M B U TA N
PEN G A N TA R
08 Yuichi Takahashi
Director General The Japan Foundation, Jakarta Yonkoma Manga adalah komik Jepang yang
diceritakan secara singkat dalam empat panel.
10 Aluisius Arisubagijo Yang membedakan yonkoma manga dengan komik
General Manager PT Elex Media Komputindo
strip pada umumnyaa adalah urutan panelnya.
Yonkoma Manga dibuat dalam empat panel yang
P R O FI L J U R I berurutan secara vertikal, dengan struktur yang
disebut Kishotenketsu. Panel pertama berisi latar
12 Devita Krisanti cerita, panel kedua mengembangkan dasar cerita
Comic Artist & Content Creator
tersebut, panel ketiga berisi klimaks atau masalah
13 Hyasinta dari kedua panel sebelumnya, sedangkan panel
Senior Editor Elex Media Departemen Komik keempat berisi solusinya atau kesimpulan. Seperti
halnya budaya komik di negara lain, yonkoma
T E N TA N G manga dapat ditemui di surat kabar, majalah,
atau pada akhir sebuah buku sebagai pelengkap
14 Japan Cultural Weeks 2021 atau komedi.

16 Karya-Karya Pemenang
Yonkoma Manga Challenge
S A MBU TA N

Yuichi Takahashi
Director General
The Japan Foundation, Jakarta

Untuk pertama kalinya di tahun 2021 ini, The Japan Foundation Dua puluh manga dalam buku ini dipilih berdasarkan ide dan
Jakarta menyelenggarakan Japan Cultural Weeks secara pengembangan ceritanya. Meskipun begitu, puluhan karya lainnya
daring. Bagi kami, ini merupakan tantangan sekaligus penanda juga sangat bagus dan menarik. Kami memilih tema Budaya
bahwa kami dapat terus berkontribusi pada pengenalan dan Kehidupan Sehari-hari di Jepang agar masyarakat Indonesia
budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia meskipun semakin mudah memahami budaya Jepang yang beragam melalui
dalam berbagai keterbatasan. Sesuai dengan misi tersebut, manga. Buku antologi ini juga akan disimpan di Koryu Space JF
kami menginisiasi sebuah program bertajuk Yonkoma Manga Jakarta. Kami berharap buku ini dapat menginspirasi pembacanya
Challenge dengan konsep dari dan untuk para Sahabat JF. baik bagi yang sudah ataupun belum mengenal budaya Jepang.

Manga adalah salah satu budaya yang identik dengan Jepang. Terima kasih
Meskipun begitu, budaya ini juga berkembang pesat di
Indonesia. Sejak beberapa dekade lalu, Elex Media menjadi
salah satu penggerak kepopuleran manga Jepang di Indonesia
sehingga sampai saat ini manga Jepang dapat diterima dengan
sangat baik, dan menginspirasi masyarakat Indonesia untuk
mengembangkan potensinya dalam membuat manga.

8 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 9


S A MBU TA N

Aluisius Arisubagijo
General Manager
PT Elex Media Komputindo

Rekan-rekan Mangaka, Terima kasih atas partisipasi rekan-rekan Mangaka untuk


mengirimkan karya-karya Anda kepada kami. Kami ucapkan pula
Kami PT Elex Media Komputindo merasa terhormat dapat selamat kepada para pemenang Yonkoma Manga Challenge 2021.
bekerja sama dengan The Japan Foundation Jakarta, untuk
mengadakan Yonkoma Manga Challenge 2021. Selama lebih Salam,
dari 30 tahun sejak akhir 80-an, Elex Media Komputindo
telah menerbitkan manga bekerja sama dengan penerbit-
penerbit Jepang, sekaligus menyebarkan hype budaya Jepang
di Indonesia melalui komik-komiknya hingga saat ini.
Aluisius Arisubagijo
Kami sangat berharap, kompetisi Manga Strip ini dapat General Manager
semakin mendekatkan budaya kedua bangsa, sekaligus PT Elex Media Komputindo
memberi pengalaman baru kepada para Mangaka di
Indonesia, untuk saling mengenal dan berkompetisi.

10 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 11


PR OFIL JUR I PR OFIL JUR I

Devita Krisanti Hyasinta


Comic Artist & Content Creator Senior Editor Elex Media
Departemen Komik

Devita adalah salah satu kontributor dalam Hyasinta adalah Senior Editor Komik Elex Media.
industri kreatif di Indonesia. Memiliki Berkuliah di jurusan sastra Jepang salah satu
pengalaman lebih dari tujuh tahun dalam universitas di Jakarta karena menggemari
pembuatan komik, kini Devita aktif menciptakan bahasa Jepang dan kultur pop Jepang, terutama
karyanya di instagram @krisanti_comics. Devita komik. Hyashinta bergabung bersama Elex Media
juga menjadi ilustrator sejak 2011 dan menjadi editor untuk komik-
untuk webtoon berjudul Sri Asih. komik Jepang Elex Media, Level Comics, light
novel, hingga komik Indonesia. Sejumlah judul
favorit seperti Attack on Titan Before The Fall,
Gokushufudo – The Way of House Husband,
berbagai light novel Detektif Conan adalah
beberapa judul yang dikerjakannya.

12 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 13


TEN TA N G

Japan Cultural
Weeks 2021

Japan Cultural Weeks (JCW) adalah program rutin tahunan Salah satu kegiatan baru yang kami adakan pertama kali
yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation, Jakarta adalah Yonkoma Manga Challenge. Di kegiatan ini, kami
berupa rangkaian pengenalan budaya Jepang dalam beberapa mengajak Sahabat JF untuk berkreasi membuat manga
minggu. Setiap tahun, kami menyuguhkan beragam kegiatan sambil mengenal budaya Jepang. Karya yang terpilih kami
pengenalan budaya Jepang yang berbeda-beda. Pada publikasikan dalam bentuk digital maupun cetak secara
tahun ini, terdapat empat belas kegiatan yang diadakan terbatas sehingga dapat dinikmati oleh Sahabat JF lainnya.
mulai tanggal 14 - 27 Februari 2021 yang untuk pertama
kalinya diadakan secara daring dan gratis di media sosial JF Kami berharap beragam kegiatan budaya Jepang yang
Jakarta. Melalui JCW, masyarakat Indonesia dapat belajar kami sajikan dalam JCW dapat dinikmati dan bermanfaat
dan mengenal Jepang mulai dari bahasa, budaya tradisional bagi para Sahabat JF di seluruh Indonesia.
dan kontemporer, hingga kehidupan sosial di Jepang.

14 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 15


01 Perbedaan Bahasa 11 Ramen dan
agatha Handuk Basah
Muhammad Ghiyas Yusron
(Ide Cerita: Try Alqusairi)
02 Koban
Agnes Kolin 12 Sarapan
Muhammad Raihan Pratama
O3 Selamat Makan
Alvita 13 Furin
Japan Naicyan
Sentō di
Cultural O4
Musim Dingin 14 Sampah Daur Ulang
Weeks Caesar E.S. Kanistha
2021
O5 Golden Routine! 15 Aturan Membuang
Damai Minyak Goreng
Bekas di Jepang
Rafina Devianti
O6 Mesin Otomatis
Digiral
16 Otsukaresama desu
Suzie Karin
O7 Semuanya Imut
(Kawaii) 17 Kimono dan Yukata
ENICA (Julio Arthur H)
Tiefanny Mayra Sugara

Karya-Karya O8 Kintsugi
Grace Kolin
18 White Day
Tria Arzela Ayu

Pemenang O9 Lupa Ganti Sepatu


Nyoman Pradnyananda
19 Selop
Verda

Yonkoma Manga 1O Kotatsu 2O Hatsumode With You


Challenge Kinanti Putri ziyadalhabsy

16 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 17


Perbedaan Bahasa
agatha
@agathaplayziez

Kiani bercerita tentang suatu kejadian di acaranya.


Seorang tamu yang berasal dari Jepang berdiri
sendirian, dan Kiani berinisiatif untuk menemaninya.
Hanya saja, dia memanggil tamu itu dengan cara
yang mengejutkan.

Kalimat “Sini, Mas!” terdengar mirip dengan kata


kerja dalam bahasa Jepang shinimasu (死にます) yang
memiliki makna ‘mati’. Karena kaget, tamu Jepang itu
pun merespon dengan kalimat bikkurishichatta
(びっくりしちゃった) yang memiliki arti ‘kaget’.

18 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 19


Koban
Agnes Kolin
@ashakoe_
Koban (交番) adalah pos polisi kecil yang ditempatkan
di sebuah distrik di Jepang. Sistem keamanan ini
mengutamakan komunitas lokal dan dianggap
sebagai sistem yang efektif untuk menjaga angka
kejahatan di Jepang tetap rendah. Koban dibentuk
oleh Kepolisian Daerah Metropolitan Tokyo pada
tahun 1874 dengan sebutan ‘kobanjo’ yang
merupakan sebuah titik tempat para polisi berjaga
dan berpatroli secara bergantian. Kobanjo mulai
disebut dengan nama koban setelah bangunan
pos didirikan. Jika ada barang yang hilang di jalan,
umumnya orang atau polisi yang menemukannya
akan menyimpan barang tersebut di koban. Selain
itu, ada juga pos koban yang disebut sebagai Model
Koban, yaitu koban dengan petugas yang memiliki
kemampuan bahasa asing. Kabukicho Koban di
Shinjuku merupakan salah satu Model Koban.

20 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 21


SELAMAT MAKAN
Alvita
@alvte

Salah satu kebiasaan masyarakat Jepang saat


menyantap makanan adalah mengucapkan
itadakimasu (いただきます) sebelum makan. Kata
tersebut juga digunakan saat menerima sesuatu
dari orang lain. Kata itadakimasu secara harfiah
memiliki makna ‘saya terima dengan rendah
hati’. Namun kalimat ini juga dianggap sebagai
ungkapan terima kasih kepada para hewan dan
tumbuhan yang dijadikan bahan makanan. Selain
itu, kalimat itu juga ditujukan bagi mereka yang
telah memasak dan menghidangkan makanan.

22 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 23


Sentō di Musim Dingin
Caesar E.S.
alsosprachces

Sento (銭湯) adalah salah satu jenis dari pemandian


publik Jepang tempat masyarakat dapat menikmati
air panas dengan orang lain dalam satu bak besar.
Pada zaman Heian, sento lebih dikenal sebagai yuya
(湯屋). Awalnya, pemandian air panas umum ini hanya
digunakan oleh para pendeta. Setelah itu, orang-orang
sakit pun diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas
ini hingga akhirnya kegiatan ini pun mulai dilakukan
oleh masyarakat umum pada zaman Kamakura.

24 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 25


Golden Routine!
Damai
@maiawrt

Karya berjudul Golden Routine! ini menggambarkan


beberapa tradisi masyarakat Jepang dalam keseharian
seorang pelajar. Gaya hidup ini dapat dimulai dengan
hal-hal sederhana seperti mensyukuri berbagai hal kecil
dan memaafkan diri sendiri. Di sekolah terdapat pula
getabako – yaitu sebuah lemari tempat menaruh sepatu
yang biasanya diletakkan di genkan sekolah. Pada jam
makan siang, terdapat makan siang yang disediakan oleh
sekolah yang disebut kyushoku. Santap siang seperti ini
biasanya disediakan di SD dan SMP dengan menu yang
berbeda-beda setiap harinya. Beberapa siswa bertugas
untuk menyediakan makanan untuk teman sekelasnya.

26 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 27


Mesin Otomatis
Digiral
digiralart • Digiral

Jidouhanbaiki (自動販売機) / Jihanki (自販機) atau


mesin penjual otomatis pertama kali digunakan di
Jepang untuk menjual minuman pada tahun 1960-an.
Perkembangan jumlah mesin ini kemudian meningkat
sangat signifikan sehingga membuat Jepang menjadi
salah satu negara yang memiliki mesin penjual otomatis
terbanyak di dunia. Jidouhanbaiki ada di setiap sudut
kota besar hingga pelosok desa, dan menawarkan
berbagai produk dengan fitur praktis sehingga mudah
digunakan dan menghemat waktu dibandingkan
berbelanja di toko. Beberapa mesin bahkan memiliki fitur
sensor wajah dan meminta kartu identitas pembelinya
seperti di mesin penjual rokok dan minuman keras.

28 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 29


Semuanya Imut (Kawaii)
ENICA (Julio Arthur H)
@enica_artstudy
Istilah Kawaii merupakan ungkapan ke’imut’an atau cuteness
dalam konteks budaya Jepang. Karakter kawaii tidak hanya
ditujukan kepada bayi, anak-anak, atau hewan, namun juga
bisa ditujukan kepada benda-benda dengan desain imut
dan lucu seperti pakaian, pernak-pernik, bahkan makanan.
Perlahan, kawaii semakin berkembang menjadi sebuah
kebutuhan sehingga mendorong banyak perusahaan di Jepang
mulai menciptakan produk-produk bertema kawaii, yang
akhirnya menjadi salah satu faktor budaya yang menyokong
perekonomian Jepang.

30 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 31


Kintsugi
Grace Kolin
@prusscasia

Kintsugi (金継ぎ) adalah seni membetulkan tembikar


atau keramik yang pecah dengan menggunakan pernis
yang diberi bubuk emas. Teknik ini menghasilkan sebuah
garis berwarna emas, seperti bekas luka namun terlihat
cantik. Kerajinan tangan tradisional yang telah ada
sejak abad ke-15 ini mengajarkan bahwa benda hancur
tidak perlu disembunyikan atau dibuang, tetapi dapat
dipajang dengan rasa bangga. Kintsugi juga memberikan
pesan moral yang mengajarkan manusia untuk tetap
tangguh walau dalam keadaan hancur sekalipun.

32 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 33


Lupa Ganti Sepatu
Nyoman Pradnyananda
@nandanyoman

Hampir di setiap sekolah, rumah, dan bangunan


lainnya di Jepang memiliki Genkan atau ruang masuk.
Genkan adalah ruang untuk melepaskan sepatu yang
dipakai dari luar sebelum masuk ke dalam. Genkan
yang ada di SD, SMP, dan SMA memuat deretan
loker-loker sepatu (getabako) untuk para siswa
melepaskan dan menyimpan sepatu mereka. Setelah
melepaskan sepatu, mereka akan menukarnya dengan
sepatu sekolah yang disebut dengan uwabaki (上履
き). Uwabaki digunakan khusus di dalam ruangan
dan sangat bermanfaat untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekolah serta meminimalkan biaya
perawatan kebersihan lantai. 

34 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 35


Kotatsu
Kinanti Putri
@keynako

Kotatsu (炬燵) adalah alat pemanas yang diletakkan


di bawah meja kayu pendek yang diselimuti oleh futon
atau selimut tebal. Kotatsu kerap digunakan oleh orang
Jepang pada saat musim dingin. Memasukkan kaki sampai
pinggang ke bagian bawah meja akan menciptakan
rasa hangat dan nyaman di tengah udara yang dingin.
Kotatsu di Jepang dijual dengan harga murah serta hadir
dalam berbagai ukuran dan bentuk. Kotatsu terdiri dari
dua jenis, yaitu kotatsu yang menggunakan listrik dan
menggunakan arang. Kotatsu yang menggunakan arang
adalah kotatsu tradisional yang diletakkan di dalam
lantai. Saat ini, kotatsu arang sudah sangat jarang
digunakan karena memiliki risiko tinggi seperti kebakaran.
Masyarakat Jepang kini lebih memilih penggunaan
kotatsu listrik karena lebih aman untuk digunakan.

36 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 37


Ramen dan Handuk
Basah
Muhammad Ghiyas Yusron
(Ide Cerita: Try Alqusairi)
@ghiyas.png • @tryalqusairi

Oshibori (おしぼり atau お絞り) merupakan handuk


basah yang disediakan kepada para pelanggan seperti di
restoran atau bar. Istilah oshibori berasal dari kata kerja
shiboru (絞る), yang berarti “memeras”. Oshibori dipakai
untuk membersihkan tangan sebelum dan saat makan. Di
beberapa restoran, handuk yang hangat disediakan pada
musim dingin dan sebaliknya. Oshibori merupakan salah
satu budaya penyantunan di Jepang. Saat ini, popularitas
oshibori sudah menyebar sehingga tidak jarang beberapa
fasilitas pelayanan publik seperti hotel, maskapai
penerbangan ataupun spa menerapkan standar layanan
ini kepada para pelanggan, tidak hanya di Jepang tetapi di
berbagai penjuru dunia.

38 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 39


Sarapan
Muhammad Raihan Pratama
@shiroxa

Tamago Kake Gohan (卵かけご飯), artinya telur


di atas nasi, atau yang kadang-kadang disingkat
TKG dalam bahasa Latin merupakan menu populer
bagi orang Jepang. Tamago berarti telur, kake
berarti siram dan gohan berarti makanan atau
nasi. Menu ini sangat simpel yaitu semangkuk nasi
hangat dicampur dengan telur mentah yang disiram
dengan kecap asin kemudian diaduk. Pemerintah
Jepang memiliki regulasi ketat terkait sanitasi
peternakan hingga proses sterilisasi telur-telur ini
sebelum didistribusikan sehingga warga Jepang bisa
mengonsumsi telur mentah secara lebih aman.

40 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 41


Furin
Naicyan
@cahyabryan
Furin (風鈴) merupakan lonceng angin khas Jepang yang
bisa ditemui di tengah musim panas yang lembab. Terdiri
dari kata “fu” yang berarti angin dan “rin” yang berarti
lonceng, Furin terbuat dari kaca, berbentuk bulat dan
digambar dengan cat dari bagian dalam agar tidak luntur.
Dahulu kala, lonceng ini dipercaya oleh orang Jepang
sebagai penangkal nasib buruk selama berada dalam
jarak pendengaran lonceng. Pada zaman modern, orang
Jepang percaya lonceng ini akan mengeluarkan bunyi
yang “menyegarkan” ketika dihembus oleh angin sehingga
orang yang mendengar bunyi lonceng akan merasa sejuk di
tengah musim panas.

42 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 43


Sampah Daur Ulang
Kanistha
@kanisthart

Sistem pemilahan sampah yang berlaku di Jepang


mewajibkan setiap rumah tangga untuk memilah
sampah dan memasukkannya dalam kantong sampah
terpisah. Secara umum, sampah digolongkan menjadi
empat kelompok yaitu sampah yang bisa dibakar atau
moerugomi (sampah dapur atau sampah kertas),
sampah yang tidak bisa dibakar atau moenaigomi,
sampah yang bisa didaur ulang atau shigengomi
(dibagi lagi berdasarkan bahan yaitu botol plastik,
kaleng, kertas dan lain-lain) dan sampah besar
seperti barang elektronik. Setiap daerah memiliki
jadwal pembuangan sampah masing-masing maka
sampah jenis tertentu hanya bisa diambil pada hari
tertentu juga.

44 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 45


Aturan Membuang Minyak
Goreng Bekas di Jepang
Rafina Devianti
@raf_fyn

Selain terkenal dengan sistem pemilahan sampah


yang sangat spesifik, Jepang juga memiliki beberapa
cara efisien untuk membuang limbah minyak.
Misalnya, sebelum membuang minyak, minyak yang
dalam kondisi hangat dicampur dengan bubuk oil
solidifier. Bubuk ini digunakan untuk memadatkan
minyak bekas menjadi seperti jeli. Setelah minyak
tersebut mengeras maka racun yang terkandung
juga ikut mati. Minyak ini kemudian dibuang sebagai
sampah yang mudah terbakar (tergantung daerah).
Meskipun belum semua rumah tangga menerapkan
metode ini, namun ini merupakan solusi yang efektif
karena membuang limbah minyak ke wastafel
atau saluran air bisa mencemari lingkungan dan
menyebabkan menurunnya kualitas air bersih.

46 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 47


Otsukaresama desu
Suzie Karin
@eskeiart

Kalimat “otsukaresamadesu” sering digunakan


oleh orang Jepang umumnya ketika selesai bekerja
atau acara, bertukar shift, atau bahkan sekadar
berpapasan dengan sesama rekan yang sedang
bekerja. Dalam manga ini, seorang pegawai perempuan
menerjemahkan kalimat tersebut ke dalam bahasa
Indonesia secara harfiah yang menjadi “kamu lelah
ya”. Karena di Indonesia tidak ada budaya seperti
itu, maka kalimat tersebut menjadi aneh didengar.
Pada dasarnya, budaya ini adalah salah satu bentuk
kesopanan masyarakat Jepang sekaligus rasa
terima kasih kepada para rekan atau koleganya
yang telah berusaha dalam pekerjaannya.

48 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 49


Kimono dan Yukata
Tiefanny Mayra Sugara
@tfannyra

Kimono (着物) dan Yukata (浴衣) adalah pakaian


tradisional Jepang yang sekilas mirip namun tak sama.
Kedua pakaian ini sering kali tertukar penggunaannya
di antara para turis karena kemiripannya. Perbedaan
paling mendasar adalah bahan dan fungsinya. Kimono
berbahan sutra, katun, rami atau wol dan memiliki
banyak lapisan serta ornamen, dan merupakan
pakaian formal. Kimono ada banyak sekali jenisnya
dan digunakan untuk saat-saat yang berbeda. Yukata
berasal dari yukatabira (湯帷子) atau baju mandi,
dan biasanya berbahan katun. Yukata lebih sering
digunakan pada acara informal seperti festival musim
panas.

50 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 51


White Day
Tria Arzela Ayu
@iamarzela • @alezralim

Bila di dunia internasional kita mengenal budaya


Valentine Day setiap tanggal 14 Februari, di Jepang
juga dikenal budaya White Day setiap tanggal 14
Maret. Saat Valentine Day, seorang perempuan
memberikan cokelat kepada laki-laki yang disukainya.
Banyak yang menjadikan momen ini sebagai
kesempatan untuk “menembak” atau mengutarakan
perasaannya. Apabila laki-laki tersebut memiliki
perasaan yang sama, pada White Day dia akan
membalas dengan memberikan kue atau hadiah
kepada perempuan tersebut. Pada kedua hari
tersebut, kita juga bisa memberikan cokelat atau
cookies kepada teman dan rekan kerja. Budaya ini
merupakan salah satu wujud keunikan Jepang karena
tidak terjadi di negara lain.

52 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 53


Selop
Verda

Di beberapa rumah di Jepang disediakan berpasang-


pasang selop untuk dipakai tuan rumah sendiri
maupun para tamunya. Selop ini dikenal dengan
istilah surippa (スリッパ) dari bahasa Inggris slipper
yang berfungsi untuk mencegah kotoran dari
sepatu masuk ke dalam rumah, atau agar kaki yang
berkeringat tidak mengotori lantai. Umumnya rumah
di Jepang menggunakan lantai parket kayu sehingga
perlu perawatan lebih daripada lantai tegel seperti di
Indonesia. Di dalam toilet juga disediakan sepasang
surippa khusus. Siapapun yang ingin menggunakan
toilet harus mengganti surippa mereka dengan
surippa khusus toilet. Namun, surippa tidak boleh
digunakan di ruangan ber-tatami. Jadi jika ada
ruangan ber-tatami di sebuah rumah Jepang, kalian
harus melepas surippa dan menggunakan kaos kaki.

54 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 55


Hatsumode With You
ziyadalhabsy
@ziyadalhabsy

Pada setiap pergantian tahun atau sejak pagi hari pada


tanggal 1 Januari, masyarakat Jepang melakukan tradisi
kunjungan ke kuil untuk berdoa. Kunjungan pertama di
awal tahun inilah yang disebut dengan hatsumode
(初詣). Ritual ini umumnya dilakukan hingga tanggal
7 atau 15 Januari tergantung daerah, tetapi dengan
banyaknya jumlah orang yang datang ke kuil, terkadang
ada juga yang baru melakukan hatsumode setelah
tanggal tersebut. Di kuil, orang-orang membuat harapan
dan membeli kertas ramalan yang disebut omikuji.
Selain hatsumode, ada juga kegiatan pada akhir
tahun yang disebut omisoka (大晦日) yaitu datang ke
kuil pada malam pergantian tahun untuk berdoa dan
mendengarkan 108 pukulan lonceng yang disebut
Joya no kane (除夜の鐘).

56 Yonkoma Manga Challenge Japan Cultural Weeks 2021 57


Komik
Antologi
20 Pemenang
Yonkoma Manga Challenge

jf_Jakarta Japan
Cultural
jf_jakarta
Weeks
2021
The Japan Foundation, Jakarta

www.jpf.or.id

Anda mungkin juga menyukai