J-Wave atau singkatan dari Japan Wave merupakan sebuah upaya diplomasi budaya
yang dilakukan oleh pemerintah Jepang. Japan Wave sendiri pertama kali di sebarkan pasca
perang dunia kedua sebagai upaya untuk mengubah image dunia terhadap Jepang itu sendiri.
Jepang menyadarai bahwa pandangan mata dunia sangat penting, karena dinilai akan sangat
mempengaruhi potensi kerjasama-kerjasama yang dapat mereka lakukan kedepannya.
Sedangkan Korean Wave muncul sebagai upaya pemerintah Korea untuk menjadi aset
ekonomi tersendiri dengan harapan dapat menutupi krisis yang menimpa Korea dan Asia
pada tahun 1997. Pada tahun itu, pemerintah Korea mengeluarkan kebijakan untuk
mempromosikan budaya Korea secara gencar-gencaran untuk menjadi aset penutup kerugian
atas krisis yang tengah terjadi. Konsep dari Korean Wave sendiri pada dasarnya meniru
Japan Wave. K-pop, K-darama, K-movie, manhwa, dan game-game yang merupakan bagian
dari Korean Wave adalah hasil tiruan dari Japan Wave, yang lalu dikemas sedemikian rupa
hingga mencapai saat ini.
Namun, efek yang ditimbulkan dari kedua fenomena ini dalam satu dekade ke belakang
sangat terasa perbedaannya. Korean Wave menjadi fenomena global yang sangat dikenal
dunia. Disisi lain Japan Wave mulai sulit untuk didengar eksistensinya di media-media
internasional. Efek yang ditimbulkann untuk perekonomian kedua negara asal fenomena ini
juga sangat terasa perbedaannya. Korean Wave merupakan salah satu core terpenting dalam
perkembangan ekonomi Korea selatan. Disisi lain, Japan Wave tidak terlalu memberikan
dampak signifikan terhadap perekonomian Jepang.
Mengapa hal ini dapat terjadi?
Sesungguhnya, hal ini terjadi akibat dari blunder Jepang dalam memanfaatkan dan
mengembangkan Japan Wave. Sehingga, Korea mengambil kesempatan dan membentuk
Korean Wave-nya sendiri yang kini jauh melampaui Japan Wave dalam segala aspek.
Blunder Jepang lainnya adalah target dari Japan Wave itu sendiri. Setelah bersaing dengan
Korean Wave, Japan Wave oleh pemerintah Jepang tidak terlalu dipedulikan dan pada
akhirnya hanya merujuk pada manga dan anime, yang pada kenyataannya menargetkan kaum
remaja kebawah.
Efek Korean Wave dan Japan Wave Pada Perekonomian Kedua Negara
Japan Wave tidak terlalu langsung berdampak pada perekonomian Jepang. Peran Japan Wave
hanyalah sebagai pengubah image Jepang, karena produk utama penghasilan Jepang adalah
kendaraan dan alat-alat elektronik. Meskipun demikian, peran Japan Wave sangat penting
pada awal mula pembangunan dasar ekonomi Jepang. Japan Wave juga saat ini telah berhasil
mengubah image dunia tentang Jepang. Meskipun sekali lagi, tidak terlalu berdampak
signifikan terhadap perekonomian. Berikut adalah gambar tabel pertumbuhan GDP Jepang :
Kita dapat melihat bahwa pertumbuhan GDP Jepang mengalami pasang surut.
Disisi lain, Korean Wave pada Korea sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara.
efek yang ditimbulkan oleh Korean Wave diantaranya adalah keinginan para turis
internasional untuk datang ke Korea. Pada tahun 2009, turis yang datang keKorea mencapai
angka 9 juta. Pemerintah Koreapun menargetkan pada tahun 2020 turis yang datang keKorea
mencapai angka 20juta. Selain itu, Korean Wave juga berdampak pada pesatnya pertumbuhan
produk-produk Jepang di kancah perdagangan internasional. Hyundai, LG, dan Samsung
adalah contoh brand-brand yang besar karena dipengaruhi oleh efek Korean Wave. Para artis
Korea dalam Film, TV drama, dan Video klip mereka selalu menggunakan produk-produk
Korea, sehingga para fans dan penonton melihat dan merasa tertarik.
Korean Wave juga sangat mempengaruhi pertumbuhan GDP Korea, hal ini dapat dilihat dari
tabel pertumbuhan GDP di bawah ini :
Dapat dilihat bahwa pada awal 2000an pertumbuhan GDP Korea mengalami peningkatan
yang cukup menonjol. Hal ini berkat Korean Wave yang pada periode itu sedang boomingbooming nya. Pertumbuhan ekonomi Korea tiap tahunnya juga cenderung stabil, berbeda
dengan Jepang yang cenderung naik turun.
Berikut ini adalah perbandingan pertumbuhan ekonomi kedua negara tiap tahunnya :
Dapat kita lihat, bahwa pertumbuhan GDP Korea cenderung lebih stabil dibanding Jepang
Kesimpulan
J-Wave diciptakan oleh Jepang untuk mengubah image buruk Jepang di mata dunia
akibat Perang Dunia II. Sedangkan K-Wave merupakan hasil tiruan dari J-Wave yang dikemas
sedemikian rupa oleh Korea Selatan hingga mencapai di titik sekarang. Berbeda dengan
Jepang, K-Wave diciptakan untuk mengatasi krisis yang menimpa Asia pada tahun 1997.
Booming-nya K-Wave didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah Korea Selatan, salah
satunya adalah melarang program luar negeri masuk ke TV dan Radio Korea untuk membuat
budaya K-pop lebih dicintai masyarakatnya sendiri. Sedangkan jepang kurang serius dalam
menanggapi fenomena booming-nya J-Wave dan mengarahkan fokus kebijakan-kebijakannya
kepada kemajuan teknologi dan inovasi.
Sebuah Blunder Jepang yang tidak memanfaatkan J-Wave seperti Korea Selatan yang
memanfaatkan K-Wave. Sehingga K-Wave jauh lebih booming dibanding J-Wave. Dan KWave menjadi aset terbesar Korea Selatan dalam perkembangan perekonomiannya. Berbeda
dengan J-Wave yang tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Jepang. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan GDP kedua negara tersebut. K-Wave
mempengaruhi pertumbuhan GDP Korea Selatan sehingga GDP cenderung stabil. Sedangkan
J-Wave tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Jepang dan GDP Jepang
cenderung naik turun.
Harusnya Jepang dapat memanfaatkan J-Wave seperti Korea Selatan memanfaatkan K-Wave
sebagai aset berharga yang mendukung pertumbuhan ekonominya bukan hanya sebagai
sarana pengubah image buruk Jepang akibat Perang Dunia II. Pemerintah harusnya lebih
serius dalam menanggapi masa booming-nya J-Wave dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan
yang mendukung perkembangan J-Wave sehingga J-Wave dapat menjadi sarana Jepang untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Selain itu, ketidakmampuan Jepang dalam mengembangkan J-wave juga sangat bertanggung
jawab terhadap booming-nya K-Wave saat ini, serta pertumbuhann ekonomi Korea itu sendiri
pada dua dekade terakhir.
REFERENSI
East Asian Pop Culture: Analysing the Korean wave. Beng Chua Huat dan Iwabuchi, Kochi.
2008. Hongkong. Hongkong University Press.
https://globaljournals.org/GJHSS_Volume13/1-An-Analysis-of-Japans-Popular-Cultural.pdf
http://library.umn.ac.id/jurnal/public/uploads/papers/pdf/aba784ef12d90ffb51d5804aefe2f104
.pdf
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/13182/Dini%20Apriliyanti%20%20080910101053_1.pdf?sequence=1
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/135761-T+28001-Soft+power-Pendahuluan.pdf
http://www.tradingeconomics.com
http://www.t-fukuya.net/j-pop.pdf
Japanese Popular Culture and Globaization. M. Tsutsui, William. Association for Asian
Studies. USA. www.Asian-studies.org
Japanese Pop Industry. Nakamura, Ichiya. 2003. Stanford Japan Center.
http://www.ucis.pitt.edu/ncta/pdfiles/2013CourseMaterials/JapanesePopularCulture.pdf