Anda di halaman 1dari 18

MANGA

Nama : Evita Gabriella Magdalenna


NIM : 153112200650035
Manga
Manga (漫画 Manga) merupakan komik yang dibuat di Jepang, kata tersebut
digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang, sesuai dengan gaya yang
dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke-19. Kata tersebut memiliki prasejarah yang
panjang dan sangat rumit di awal Kesenian Jepang. Mangaka (漫画家) (baca: man-ga-ka,
atau ma-ng-ga-ka) adalah orang yang menggambar manga.

Di Jepang, orang dari segala usia membaca manga. Media mencakup karya dalam
berbagai genre: aksi-petualangan, asmara, olahraga dan permainan, sejarah drama, komedi,
fiksi ilmiah dan fantasi, misteri, detektif, horor, seksualitas, dan bisnis / perdagangan, dan
lain-lain. Sejak 1950-an, manga telah terus menjadi bagian utama dari industri penerbitan
Jepang, mewakili pasar ¥406 miliar di Jepang pada tahun 2007 (sekitar $3.6 miliar) dan ¥420
miliar ($5.5 miliar) pada tahun 2009.

Manga juga telah mendapatkan pembaca di seluruh dunia yang signifikan. Di Eropa
dan Timur Tengah pasar manga bernilai $250 juta Pada tahun 2008, di Amerika Serikat dan
Kanada, pasar manga senilai $ 175 juta. Pasar di Perancis dan Amerika Serikat memang
sama. Cerita manga biasanya dicetak dalam hitam putih, meskipun beberapa manga penuh
warna sudah ada (contoh Colorful). Di Jepang, manga biasanya serial di majalah manga
besar, sering mengandung banyak cerita, masing-masing disajikan dalam satu episode
kemudian dilanjutkan dalam edisi berikutnya.Jika seri berhasil, bab dikumpulkan dan dapat
dipublikasikan ulang pada buku paperback yang biasa disebut tankōbon. 

Seorang seniman manga biasanya bekerja dengan beberapa asisten di sebuah studio
kecil dan berhubungan dengan editor kreatif dari perusahaan penerbitan komersial. Jika seri
manga cukup populer, mungkin dianimasikan setelah atau bahkan disaat manga sedang
berjalan. Terkadang manga terpusat pada dahulu sebelumnya yang terdapat aksi langsung
atau film animasi.

Istilah manga (kanji: 漫画; hiragana: まんが; katakana: マンガ;   adalah kata dalam


bahasa Jepang yang merujuk terhadap keduanya, baik untuk komik dan kartunis. "Manga"
sebagai istilah yang digunakan di luar Jepang merujuk secara khusus untuk komik aslinya
yang diterbitkan di Jepang.

Komik Manga dipengaruhi, dari karya-karya asli, yang ada juga di bagian negara lain,
khususnya di China, Hong Kong, dan Taiwan("manhua"), dan Korea Selatan ("manhwa"). Di
Perancis, "la nouvelle manga" telah dikembangkan sebagai bentuk bande dessinée komik
digambar dalam gaya yang dipengaruhi oleh manga. Ada juga OEL manga di Amerika juga.

Dahulu pada tahun 1814, jilid pertama “Hokusai Manga” diterbitkan, isinya adalah sketsa-
sketsa Katshuhika Hokusai(1760-1849), seorang artis ukiyo-e (seni cukil kayu Jepang) yang
terkenal, diterbitkan sebanyak 15 jilid. Tak ada gerak-gerik manusia yang luput dari
ketajaman observasi matanya dan goresan kuasnya yang ekspresif. Hokusai menggambarkan
obyektifitas pandangannya tentang kemanusiaan dari sisi yang humoris . Artis lain yang
dinilai punya peran penting pada dunia komik Jepang adalah Yoshitoshi Tsukioka (1839-
1892) artis ukiyo-e generasi akhir masa Meiji, adalah artis yang sangat baik melukiskan
monster, makhluk aneh dan fantasi.

Konotasi manga kala itu disamakan dengan cartoon, dengan caranya sendiri-sendiri
William Hogarth dan Katshuhika Hokusai melahirkan bentuk ilustrasi yang berbeda dari
umum di tempat dan zamannya masing-masing. Adalah Rakuten Kitazawa(1876-1955) yang
kemudian menjeneralisirkan penggunaan istilah Manga sebagai pengertian untuk kartun dan
komik strip di Jepang, melalui suplemen hari minggu di harian Jiji Shinpou. Karya-karyanya
masih sangat kental di pengaruhi oleh Outcoult, Dirks dan Opper. Tahun 1918 ia mendirikan
Manga Kourakukai, sebuah asosiasi kartunis Jepang. Kitazawa adalah seorang pionir komik
strip modern Jepang. Sekarang kartun/karikatur dan manga, mempunyai dunianya masing-
masing dalam Jepang kontemporer.

Tradisi literatur atau sastra Jepang yang memikat dan biasanya berupaya menggiring
emosional pembaca sehingga larut terbawa dalam imajinasi dan suasana cerita, tampaknya
merupakan dasar kuat bagi kelanjutan perkembangan teknik bercerita dalam manga. Osamu
Tezuka, yang dijuluki ‘The God of Manga’ yang tertarik sekali dengan desain karakter
kartun Disney dan Max Fleischer, kemudian mengembangkan karakter individunya kedalam
karya manga dan anime(sebutan khas animasi produksi Jepang) yang karena kepopulerannya,
melanda berikutnya ke generasi-generasi selanjutnya hingga kini.

Tezuka juga mendapatkan inspirasi dari film-film Jerman dan Perancis yang ia tonton
semasa remaja, membawanya pada eksperimen teknik sinematografis masuk ke dalam manga
Jepang, diantaranya melalui penciptaan efek-efek kesan ruang dan kedalaman, teknik
'passing' adegan, gerak dinamis dan slow motion, ritme cerita yang mendebarkan, dan alur
cerita yang mengasyikkan dan tak harus selalu berakhir gembira. Beberapa efek
sinematografis yang ia masukkan ke dalam manga adalah seperti pengambilan adegan dalam
framing yang transisi obyeknya berubah perlahan-lahan. Semacam kesan zooming,
pengambilan shoot gambar yang detail dari sudut ke sudut suatu obyek.

Jepang kontemporer mengandung banyak unsur campuran berbagai kebudayaan


impor. Dimana di dalam pencampuran itu masih selalu terlekat erat esensi unsur yang
menunjukkan tradisi ke-Jepangan-nya, misalnya saja kultur Jepang yang sangat menghemat
ruang dan kompak, filosofis hidup ajaran Zen dan Konfusius, terlihat mempengaruhi lahirnya
komposisi dan struktur lay-out manga yang efektif dan efisien dalam menggunakan bidang
kertas terbatas namun tetap dijaga kejernihannya. 

Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa judul komik yang
masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu chapter/bab). Majalah-
majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman.
Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti "ジョジョの奇
妙な冒険 / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia".
Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi
(atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto,
Bleach dan One Piece.

Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel,
contohnya adalah "Basilisk" (tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel "甲賀忍法
帖, Kōga Ninpōchō" oleh Futaro Yamada, yang menceritakan pertarungan antara klan ninja
Tsubagakure Iga dan klan ninja Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi
sejarah, seperti sejarah Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga
(Ryuuroden) dan sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar
ada, ada juga yang memakai tokoh fiktif

Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak
dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebuttankōbon (atau kadang dikenal sebagai
istilah volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan
berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit
mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon inilah manga
biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.

Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi manusia (Live
Action, atau kadang disingkat sebagai L.A. di jepang), beberapa judul yang telah diangkat
menjadi Live Action adalah Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie,
Casshern, DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan lain lain.

Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara internasional oleh
produsen di luar negara Jepang, seperti Amerika, yang membuat film Live Action Dragon
Ball versi Hollywood (20'th Century Fox). dan kabarnya juga akan dibuat versi live action
dariDeath Note oleh pihak produser barat.

Sejarah Asal Muasal Manga


Akhir abad ke-7, ditemukan citra si bodoh dari manusia dan hewan ditemukan pada dinding
di dua kuil suci di Nara. Citra tersebut diduga telah ditinggalkan oleh para pekerjanya.

Abad ke-12, Chojugiga dipercaya telah diciptakan. Chojugiga adalah serial empat gulungan


naskah yang dicat monokrom, melukiskan "gambar-gambar jenaka dari burung dan hewan",
yang merupakan terjemahan dari namanya.

Periode Kamakura (1123-1333), naskah-naskah dengan ilustrasi yang melukiskan surga,


manusia, Ashura (raksasa), binatang, arwah-arwah penasaran dan neraka - enam paham
Budhist mengenai terjadinya alam - semakin sering terlihat. Gaya kartun sering dipakai walau
seserius apapun isi naskah tersebut.

Dalam periode ini, naskah-naskah yang menggambarkan perilaku seputar nafsu birahi mulai
muncul. Ini terbawa ke komik-komik masa kini dimana banyak lelucon-lelucon kasar dan
adegan seksual.

Abad ke-15, warna menjadi dominan dan riang. Cerita-cerita hantu dan setan tetap menjadi
tema utama dalam naskah-naskah saat itu.

Awal abad ke-17, proses pencetakan "wood-block" disempurnakan.

Abad ke-17, sebuah bentuk kartun keagamaan dikembangkan. Zenga, atau "gambar-gambar


zen", melukiskan masalah-masalah serius dengan warna humor. Kesederhanaan seni Jepang
terbukti di sekitar era ini.

Pertengahan abad ke-17, Otsu-e ("gambar Otsu") muncul. Gambar-gambar sederhana yang


melukiskan wanita-wanita cantik, pejuang dan setan dalam pakaian pendeta diproduksi secara
massal oleh pelukis-pelukis di kota Otsu, dekat Kyoto. Mereka melukis dengan warna blok
yang kuat menggunakan pola-pola kertas dan kemudian menambahkan detil dengan kuas
dan/atau tinta.

Periode Edo (1600-1867), Ukiyo-e, gambar-gambar cetakan "woodblock" yang monokrom


dan kasar menjadi trend, melukiskan subyek-subyek seksual dan sensual. Gaya tersebut
kemudian berkembang, pelukisan citra dari peristiwa sejarah, idola teater, busana dan atraksi
turis yang populer. Beberapa aspek dari komik-komik aksi modern dapat dilacak berasal dari
Ukiyo-e ini. 

Seorang master Ukiyo-e bernama Hokusai (1815), adalah yang pertama kali memakai istilah
manga, yang bila diartikan secara bebas berarti "gambar-gambar tak bertanggung jawab".

Komik musim semi atau "shunga", juga semakin banyak. Lukisan-lukisan pornografi ini
,yang melukiskan pria dan wanita dalam segala macam posisi seksual dengan anatomi yang
dilebih- lebihkan, sering menjadi sasaran penyensoran oleh pihak yang berwenang, sebuah
praktek yang terus berjalan sampai sekarang.

Juga dalam periode ini citra-citra "woodblock" dikumpulkan dan dibentuk menjadi apa yang
dapat dianggap sebagai buku komik pertama didunia. Namun mereka memakai kepala
karangan dibanding balon-balon dialog, dan tidak memiliki panel seni yang berurutan.
1702, Shumboku Ooka membuat sebuah buku kartun melukiskan kehidupan sehari-hari dan
memulai kesukaan itu. Buku-buku kecil itu, yang disebut Toba-e, dicetak monokrom dan
disertai dengan teks.

Ini diikuti oleh kibyoshi, atau buku "sampul kuning", yang dapat dianggap sebagai serial
buku kartun pertama. Kibyoshi ini memiliki jalan cerita yang kuat dan seni yang bercerita.
Kelahiran fenomena komik Jepang dapat dilacak dari bentuk-bentuk seninya di masa ini.

Perkembangan Industri Manga di Jepang


Industri komik di Jepang sangat besar sehingga mengatasi dua negara industri komik
besar lainnya yaitu Amerika Serikat dan Perancis.
Ada banyak majalah di Jepang yang dipersembahkan secara eksklusif untuk manga namun
sulit untuk memberikan angka yang pasti, apalagi dengan adanya perusahaan-perusahaan
penerbitan kecil yang mengeluarkan majalah secara bergantian. Pusat dari industri penerbitan
di Jepang terdiri dari sekitar 13 majalah manga mingguan yang diterbitkan oleh penerbit
besar sendirian, seiring dengan 10 dwimingguan dan tepatnya 20 bulanan yang berpengaruh.
Pada suatu waktu ada paling tidak 10 majalah yang mengeluarkan lebih dari sejuta eksemplar
dari tiap edisi. Lalu ada satu majalah non-manga yang dapat mengklaim memiliki lebih dari
sejuta pembaca.

Penjualan tahunan manga selama 1990 ada dalam lingkup 680 milyar yen, termasuk 350
milyar di penjualan majalah dan 250 milyar pada paperback. Ini tidak termasuk penjualan
manga dalam majalah-majalah umum dan koran-koran. Total penjualan barang-barang
terbitan di Jepang (termasuk buku dan majalah namun tidak termasuk koran) adalah dua
trilyun lima ratus milyar yen, dari mana penjualan manga terhitung hampir seperempatnya.
Dengan jumlah penduduk Jepang 120 juta jiwa, dapat kita hitung bahwa rata-rata orang
Jepang menghabiskan tepat 2,000 yen tiap tahunnya untuk manga dalam satu bentuk atau
yang lain.

Tiga rumah penerbitan terbesar yang memproduksi manga adalah Kodansha, Shogakkan,


dan Shueisha. Ditambah beberapa firma yang mendekati di peringkat kedua, termasuk Akita
Shoten, Futabasha, Shonen Gahosha, Hakusensha, Nihon Bungeisha, dan Kobunsha.

Ini tanpa menyebut firma-firma kecil yang tak terhitung banyaknya. Perusahaan-perusahaan
besar yang disebut diatas juga menerbitkan majalah-majalah dan buku diluar manga.
Diperkirakan ada sekitar 3,000 artis manga profesional di Jepang. Semuanya telah
menerbitkan paling tidak satu volume manga, tapi kebanyakan dari mereka memperoleh
penghidupan dari menjadi asisten artis manga yang telah terkenal atau dari sumber
pendapatan yang lain.

Hanya 300 dari mereka, atau 10 persen total, sanggup memiliki penghidupan diatas rata-rata
hanya dari manga. Tambahan, juga ada banyak artis manga amatir yang memproduksi
doujinshi, yaitu majalah kecil yang diedarkan dikalangan tertentu. Doujinshi sendiri memiliki
terjemahan kasar "majalah komik kawan-kawan". Setiap bulan muncul katalog untuk
doujinshi ini, dan terdapat antara 5,000 sampai 10,000 macam doujinshi, itu pun yang
terdaftar

Karakteristik Manga 
Manga dibedakan dari "saudara"nya di Barat menurut karakteristik-karakteristik berikut ini.

Serialisasi yang kuat dalam majalah-majalahnya.

Amatlah jarang ada manga di Jepang yang dibuat untuk publikasi dalam bentuk
buku.Umumnya manga pertama-tama menjadi sebuah serial sisipan sebanyak dua puluh
sampai tiga puluh halaman baru kemudian dikompilasi menjadi sebuah buku. Karena aslinya
diterbitkan dalam majalah, manga cenderung hitam putih.

Karya-karya populer dapat diserialkan setelah beberapa tahun dan menjadi lusinan volume
ketika telah diterbitkan dalam bentuk buku. Sebagai contoh Dragon Ball, menjadi serial di
majalah JUMP terbitan Shueisha sejak 80'an, namun baru tamat, di majalah itu juga, tahun
90'an. 

Manga dapat dibagi kedalam beberapa kategori bergantung pada usia pembaca yaitu ; majalah anak-
anak (yonenshi), majalah remaja (shonenshi), dan majalah "kawula muda" (yangushi, juga dikenal
sebagai seinenshi) yang menarik pembaca dari usia akhir remaja sampai akhir 20'an. Kelompok yang
kedua termasuk majalah dewasa (dikenal sebagai seinenshi, dimana seinen mengacu pada dewasa
daripada orang muda, atau otonashi) yang ditujukan untuk pemirsa yang lebih dewasa dengan tanpa
batas usia.

Manga yang diperuntukkan untuk wanita juga dibagi berdasar umur menjadi manga gadis remaja
(shojoshi) dan komik "ladies" (berdasarkan kata Inggris "ladies" yang dibaca secara Jepang menjadi
"redizu"). Manga untuk wanita ditandai dengan penggambaran karakter yang dibuat-buat dan tata
bahasanya tersendiri atau "frame syntax".

Disebut stourii-man, atau manga yang bercerita, lebih berkembang di Jepang daripada komik- komik
satu- atau empat-bingkai, dan mencapai tingkat kemahiran dan pengalaman yang membuatnya sering
dibandingkan dengan film. Ketika elemen komposisi utama dalam film adalah pemotongan (cut),
dalam manga fungsi ini dipenuhi oleh bingkai atau koma. Pengaturan koma yang mahir
memungkinkan visualisasi yang tak terlihat dari cerita. Dimana komik-komik cerita Barat cenderung
dikendalikan oleh tema, sutourii-man Jepang lebih pada membebaskan perkembangan karakter.

Dalam manga Jepang, tema dibuat cukup jelas lewat kata-kata dan aksi dari karakter- karakternya,
sehingga pembaca bisa mengalami temanya melalui proses identifikasi secara psikis dengan tokoh
protagonis. Kesuksesan dari metode ini yang diperhitungkan atas kepopuleran yang luar biasa dari
aliran manga.

Komik di Jepang disebut sebagai "manga". Ada pula beberapa penerbit yang salah menggunakan
istilah komikku, yaitu bahasa Inggris "comic' yang dibaca secara Jepang. Namun para pembaca di
Jepang lebih suka memakai istilah Jepang sendiri yaitu manga. Walau biasanya ditulis dalam huruf
katakana, "comic" sebenarnya terdiri dari dua huruf China yang berati citra yang dimainkan, dan
aslinya mengacu ke gambar-gambar pintar atau satiris. Namun perkembangan dramatis dari manga
kontemporer mulai akhir tahun 1960an membawa perluasan subyek diluar satir dan komedi.

Demi meliputi subyek yang makin luas ini maka istilah ini mulai ditulis dalam tulisan fonetik untuk
menghindari kesimpulan yang lebih sempit dari ideogram Jepang-Sino. Di Barat juga manga Jepang
sering lebih diutamakan ditulis dalam istilah asli yang ditulis dalam huruf Roman untuk memisahkan
manga sebagai aliran yang unik dan penting.
Genre
Berikut adalah genre-genre yang ada di manga. Selain
itu, banyak dari jenis-jenis berikut juga berlaku
untuk anime dan permainan komputer Jepang.

 Aksi akushon (アクション) : Bercerita tentang


pertempuran, perkelahian, atau kekerasan
Contohnya : Boku no Hero Academia, Fairy
Tail, Naruto, dll.

 Fantasi fantajī (ファンタジー) : Bercerita
tentang benda-benda aneh atau memiliki kekuatan
di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain
Contohnya : Kono Subarashii Sekai, Charlote,
dll.

 Historis hisutorikaru (ヒストリカル) :
Bercerita tentang sejarah seseorang, benda, ataupun
suatu tempat
Contohnya : Axis Power Hetalia Boku no Hero Academia

 Seni bela diri budō (武道) : Bercerita tentang berbagai seni bela diri


Contohnya : Ashura, Kenji, Vagabond.

 Misteri Nazo (謎} : Bercerita tentang sebuah misteri


Contohnya : Pengantin Demos, Tales from the Darkness.

 Roman/Percintaan Romansu (ロマンス) :
Bercerita tentang percintaan
Contohnya : Hohoemi Dormitory, dll.

 Olahraga supōtsu (スポーツ) : Bercerita
tentang berbagai olahraga
Contohnya : Kuroko no Basuke, Haikyuu!,
Prince of Stride.

 Supernatural chō shizen (超自然) : Orang-


orang yang berada dalam manga tersebut memiliki
kekuatan di luar logika

Axis Power Hetalia


Ashura

Fullmetal Alchemist
Macam-Macam Manga
 Shoujo:
manga yang khusus dibuat untuk pembaca remaja perempuan. Umumnya memiliki tokoh
utama seorang gadis berwajah cantik, ceritanya pun seputar cinta yang penuh dengan
romantisme ala anak muda. Kebanyakan bercerita tentang seputar pacaran para remaja.
Contoh: Kami-cama Karin, Kaichou wa Maid sama, Working!, dll.

 Shonen:
manga yang khusus dibuat untuk pembaca remaja laki-laki.
Biasanya memakai tokoh laki-laki dan ceritanya cenderung
ke genre petualangan dan action. Kadang di dalam manga
jenis ini, bisa didapati adegan-adegan seru pertarungan
antar tokoh. Contoh: Naruto, Black Butler, Fullmetal
Alchemist, ToTo, Boku no Hero Academia, dll.

 Kodomo:
manga yang khusus dibuat untuk pembaca anak-anak.
Cerita manga jenis ini sangat ringan dan biasanya lebih ke
arah genre fantasi yang dikemas unik dan lucu. Contoh:
Doraemon, Chibi Marukochan, dll.

 Seinen:
manga yang khusus dibuat untuk pembaca pria. Di manga
jenis ini, ceritanya bisa dibilang cukup kompleks dan
terkadang banyak ditemukan adegan kekerasan yang
sangat vulgar. contoh:  20th Century Boys, Akira, Shingeki no Kyojin.

 Josei:
manga yang khusus dibuat untuk pembaca wanita. Hampir sama dengan shoujo, tema cinta
yang romantis masih dipakai di manga jenis ini, hanya saja ceritanya bukan lagi tentang
cerita cinta ala gadis muda, tapi cerita cinta yang lebih kompleks pada wanita dewasa.
Contoh: Here we are, Working Man, dll.

 Hentai:
manga yang mengandung unsur pornografi. Di manga jenis ini bisa ditemukan banyak
adegan seksual yang vulgar.

 Jidaigeki:
manga yang mengandung unsur sejarah. Ceritanya ber-setting masa lampau dan terkadang
ditemukan adegan-adegan perkelahian atau peperangan zaman kuno. Contoh:Vagabond,
Lone Wolf and Cub, dan Rurouni Kenshin.

 Mecha:
manga yang banyak bercerita tentang robot. Banyak adegan pertempuran antar robot di dalam
manga jenis ini. Contoh: Patlabor, Gundam, Eureka Seven.

 Bishoujo
Bishoujo merupakan salah satu jenis manga yang cukup populer juga, dipenuhi hampir semua
karakter (biasanya anak perempuan atau binatang) yang dibuat lebih imut dan
menggemaskan. Conoh manga untuk kategori ini: Hello Kitty dan Hamtaro.

 Bishonen
Bishounen merupakan Manga yang menggambarkan tipe lelaki yang ‘cantik’, menghilangkan
sisi maskulin karakter pria-nya seta meningkatkan sisi feminin-nya. Manga yang masuk
dalam kategori ini antara lain: Peach Girl dan X/1999, Otomen.

 Doujinshi
Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat oleh fans manga tersebut yang memiliki
alur cerita atau ending yang berbeda dari manga aslinya. Para fans ini biasa
mendistribusikannya dari tangan ke tangan, dijual secara indie di toko doujinshi, atau
mengikuti konvensi akbar doujinshi yang biasa disebut Comiket. Disini dijual ribuan judul
doujinshi tiap tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai 400.000 orang. Doujinshi sendiri
kadang menjadi batu loncatan seseorang/kelompok untuk menjadi mangaka. Ken Akamatsu
(Love Hina, Negima) juga sering membuat dojin karyanya sendiri. Manga yang bertema
hentai biasanya adalah dojin dari manga tertentu yang sudah terkenal. Biasanya karakter
manga tersebut memang didesain untuk jadi “sasaran” para dojin-ka (sebutan bagi para
pembuat dojin, sama seperi manga-ka). Contoh: Noburo, Daisy, etc.

 Shoujo ai
Shoujo Ai merupakan Manga yang menceritakan percintaan yang
antara sesama jenis atau homoseksual/lesbi. Jenis Shoujo Ai ini
menceritakan hubungan romantis antara sesama perempuan.
Nama lain dari jenis manga ini adalah Yuri. Contoh: candy boy,
sasameki koto, Kannazuki no Miko, Kashimashi ~Girl meets
Girl~, Blue Drop
 Shonen ai
Sama seperti jenis manga sebelumnya, Shonen Ai adalah tipe manga yang bercerita tentang hubungan
sejenis, hubungan antar sesama lelaki. Nama lain dari jenis manga ini adalah Yaoi. Contoh: Hidoku
Shinaide, View Finder, Junjo Romantica, Gakuen Heaven, Ten Count, Super Lovers, Katekyo!,
Renai Rubi Tadashi Furikata, etc.

ViewFinder Hidoku Shinaide

Sekaiichi Hatsukoi
Perkembangan Manga di Indonesia
Manga di Indonesia Penerbit Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah Elex Media
Komputindo dan m&c Comics yang merupakan bagian dari kelompok Gramedia . Sekitar
tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level Comics, yang lebih terfokus
pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen (dewasa).

Tedapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia, namun tampaknya peredarannya hanya sebatas
di wilayah kota kota besar, karena untuk beberapa daerah tidak ditemukan komik-komik jenis
ini. Perbedaan yang mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap
sensor dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor.

Format baca dan Kejanggalan Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan ke kiri,
sehingga penggambaran manga dan ditulis dengan sistem seperti ini di Jepang, yang umum
disebut sebagai istilahnya "raw " (mentah). Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat
Indonesia yang biasa membaca dari kiri (atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri)
ke kanan. Sebelum tahun 2000-an , menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya di- flip
sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan. Hal ini menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh
dalam komik terlihat kidal (penggunaan tangan kiri yang dominan) dan sedikit aneh.

Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini
tidak terlalu dipermasalahkan, namun kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam
terjemahan manga genre detektif seperti Detektif Conan , Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang
sering memberikan informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada
bagian cerita di bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama
maupun fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala
hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah inti cerita.

Manga pertama yang mepertahankan format seperti format Jepang asli (raw) adalah Rurouni
Kenshin. Selain itu, beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik
Slam Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka
dibiarkan dalam format aslinya (raw).

Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya,
terutama untuk pernerbit terbitan "LEVEL COMICS" semuannya sudah mengikuti format
asli RAW Jepang, kecuali untuk beberapa judul dari penerbit "Elex Media Komputindo"
yang sebagian ada yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an. Beberapa judul (yang
telah diterjemahkan / dikenal dalam bahasa Indonesia) yang telah memakai format baca ala
jepang (raw) adalah : Monster (2003) m&c Monster - Urasawa Naoki (1995) Comic Bomber
(2008) Elex Media Komputindo Hoero Pen - SHIMAMOTO Kazuhiko (2002) ROAD to St.
ANDREWS DANDOH XI (2008) Elex Media Komputindo DAN DOH!! XI - SAKATA
Nobuhiro & BANJO Daichi (2002) AEGIS in the DARK (2008) Elex Media Komputindo
YAMI NO AEGIS - NANATSUKI Kyouichi & FUJIWARA Yoshihide (2006) C.M.B.
(2008) Elex Media Komputindo C.M.B. - Shinra Hakubutstukan no Jiken Mokuroku -
Motohiro Katou (2006) Kungfu Boy Legends (2008) Elex Media Komputindo Tekken
Chinmi Legends - Takeshi Maekawa (2007) A.S.Animal Sense (2008) Elex Media
Komputindo A.S.(Animal Sense) - Takeshi Maekawa (2006) Yotsuba &! (2008) Elex Media
Komputindo Yotsubato! - Kiyohiko Azuma / Yotuba Sutazio (2007) Azumanga DAIOH Elex
Media Komputindo ONE PIECE Elex Media Komputindo Gash Bell m&c Ghost Sweeper
Mikami Elex Media Komputindo Pengaruh pada kultur di Indonesia Karena banyaknya
manga yang diterbitakan di Indonesia sejak dari zaman Doraemon, Candy Candy , Detective
Conan , maupun Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia yang berlangsung selama
bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur sehingga menyebabkan manga terbitan
Elex Media Komputindo sangat mudah diperoleh apabila dibandingkan dengan peredaran
komik Eropa/Amerika yang relatif lebih susah dan lebih mahal, kecuali Donal Bebek yang
masih bisa didapat secara teratur tiap minggunya.

Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada proses pembentukan komik karya
"Indonesia", karena secara tidak langsung banyak generasi komikus muda di Indonesia baik
tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga) ini. Hal ini pun
masih diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa pengarang asal Korea dan Hong
Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip dengan manga Jepang, harusnya hal ini tidak
dipermasalahkan.

Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas penggemar manga dan anime. Biasanya


mereka berkumpul dan berbagi dengan penggemar lain lewat internet atau berkumpul di
suatu tempat. Para penggemar yang bertemu di internet/forum biasa mengadakan gathering
(pertemuan) untuk saling berjumpa satu sama lain. Kontroversi Sekitar tahun 2005 - 2007,
penerbit Indonesia seperti Level Comics, berani menerbitkan manga yang berbau DEWASA
(Seinen). Pada awal kemunculannya, ini sempat ditentang keras. Bahkan manga Vagabond
sempat ditarik dari peredaran.

Setelah pemberlakuan sensor yang lebih ketat, para penerbit tidak lagi diprotes oleh para ibu
yang anaknya membaca manga-manga tersebut. Manga juga sering dinilai tidak
mengindahkan rating karena pencantumannya kurang mengena oleh sebagian kalangan yang
menilai. Manga di luar Jepang Manga telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa di
negara-negara di luar Jepang termasuk Cina, Perancis , Italia, Malaysia , Indonesia dan
lainnya.

Untuk beberapa negara terdapat sebutan tersendiri untuk menyebut komik: Manhua untuk
China/Hongkong/Taiwan Manhwa untuk KoreaJika kita melihat rak di toko yang khusus
menjual buku-buku bacaan, termasuk komik, jika mau dicermati tentu kita bisa
membandingkan. Diantara deretan komik yang ada dirak, rata-rata komik impor dari Jepang,
atau yang biasa disebut komik manga lebih mendominasi.

Jadi, kesannya tidak asing. Saat ini, komik lokal “modern” hanya bisa dijumpai di kota-kota
besar. Tapi bukan berarti komikus Indonesia sudah mati. Akhir-akhir ini, para remaja yang
mulai giat belajar manga juga sudah mulai nampak. Berbekal sarana “transportasi informasi”
berupa media sosial macam Facebook dan Blog, akhirnya saya bisa menemukan mereka.
Karena di kota tempat saya tinggal, makhluk seperti mereka sangat langka. Bagi saya pribadi,
mereka para komikus itu sungguh spesial.

Tanpa adanya bibit seperti mereka, maka industri komik di Indonesia bisa saja degradasi.
Kenapa saya anggap mereka spesial? Di era yang serba materialis ini, tampaknya jika
seseorang ingin berprofesi sebagai komikus harus berpikir berkali-kali. Bagaimanapun juga
(untuk saat ini) penghasilan komikus masih cukup minim. Para penerbit belum berani
membayar royalty lebih karena nasib komik lokal dipasaranjuga masih meragukan. Atau
kalau mau di dramatisir, maka hasilnya: hanya cukup untuk makan.

Hal ini di dukung dengan belum membaranya industri komik lokal dan dukungan dari
berbagai lapisan masyarakat. Kalau bisa disebut, komikus Indonesia adalah barang baru
meski pada kenyataannya barang lama. Ya, karena kalau dilihat, beberapa style dan cara
pembawaan ceritanya masih mengadopsi style manga Jepang. Bahkan beberapa dari mereka
masih menggunakan karakter (mereka menyebutnya chara dan OC) bergaya Jepang dan
dengan nama Jepang. Seolah komik Indonesia baru mati suri lalu bangun dan berubah
menuju konsep baru (manga). Karena fersi komik asli Indonesia, dari pembawaan cerita yang
belum “wah”, gambarnya juga masih “kusut” dan amat tradisional.

Oleh karena itu diperlukan pembaruan cerita yang cenderung territorial dan tradisional ke
arah yang lebih universal dan modern. Bukan berarti saya menjelekkan karya para pendahulu,
tapi itulah yang saya pikirkan. Era sudah berubah. Hanya saja, sekarang gempuran dan
pengaruh dari luar sulit dibendung hingga membentuk suatu “komunitas”. Apakah menuju
manga bisa dikatakan sebagai “out of the box?”. Secara jujur dan (mungkin) keterlaluan,
gaya manga memang lebih keren. Tidak percaya? Lihat saja Naruto, One Piece, Fairy Tail,
hingga Dragon Ball.

Bukankah mereka itu keren? Lagipula generasi muda sekarang lebih berkiblat ke manga.
Saya tidak tahu ini pantas disebut sebagai musibah atau anugerah. Sebagai orang yang
(kadang) keras kepala, untuk berkelit dari sesuatu, saya hanya cukup berkata “ini panggilan
jiwa”. Jika salah akan saya koreksi, dan jika benar akan saya lanjutkan.

Itu kenapa ketika ada orang yang menyuruhku untuk membuat komik fersi pemesan saya
selalu merasa berat sebelah. Karena menurut penelitian (entah bersumber dari mana, mungkin
bisa di cek kebenarannya), ternyata rata-rata komikusadalah orang yang cenderung
mempertahankan idealism dan individualis. Sehingga ketika ada permintaan yang diluar
genre dan jalurnya, ia akan menghindar. Kalaupun dikerjakan, akan setengah-setengah. Atau
bahkan tidak selesai-selesai lalu terhenti (Itu kalau saya :-D). Namun saat ini, aura positif
akan kebangkitan komik lokal tampaknya sudah mulai terlihat.

Bagaimanapun, mereka (para komikus) adalah pendatang baru. Sebagian besar masih dalam
tahap latihan, sementara yang sudah berani membuat hingga menerbitkan komik masih
sedikit dan belum mencapai tahap branding. Para thalent seperti mereka harus didukung agar
tidak pergi keluar negeri dengan alasan royalty yang rendah seperti beberapa kasus yang
sudah kadung terjadi. Sarana pendukung untuk komikus pemula dan amatir juga kini sudah
mulai diperhatikan oleh beberapa lembaga dan organisasi.
DAFTAR MANGA TERBAIK TAHUN 2015
50. Mix karya Mitsuru Adachi
49. Boku dake ga Inai Machi karya Kei Sanbe
48. Otaku ni Koi wa Muzukashii karya Fujita
47. Kochira Katsushika-ku Kamearikouen-mae Hashutsujo (KochiKame. karya Osamu
Akimoto
46. Kingdom karya Yasuhisa Hara
45. Kuroko’s Basketball karya Tadatoshi Fujimaki
44. Black Butler karya Yana Toboso
43. Monthly Girls’ Nozaki-kun karya Izumi Tsubaki
42. Hataraku Saibou karya Akane Shimizu
41. Asahinagu (Volumes 1-17. – Ai Kozaki
40. Saint Young Men karya Hikaru Nakamura
39. Kyou wa Kaisha Yasumimasu. karya Mari Fujimura
38. Prison School karya Akira Hiramoto
37. Master Keaton Remaster karya Takashi Nagasaki and Naoki Urasawa
36. Yowamushi Pedal karya Wataru Watanabe
35. Ooku: The Inner Chambers karya Fumi Yoshinaga
34. Barakamon karya Satsuki Yoshino
33. World Trigger karya Daisuke Ashihara
32. Kakukaku Shikajika karya Akiko Higashimura
31. Yona of the Dawn karya Mizuho Kusanagi
30. Kounodori karya Yuu Suzunoki
29. The Seven Deadly Sins karya Nakaba Suzuki
28. Golden Kamui karya Satoru Noda
27. Tokyo Tarareba-jou karya Akiko Higashimura
26. My Hero Academia karya Kouhei Horikoshi
25. Gintama karya Hideaki Sorachi
24/23 seri. Koudai-ke no Hitobito karya Kozueko Morimoto
24/23 seri. Kimi ni Todoke karya Karuho Shiina
22. Kuro Hakubutsukan: Ghost and Lady karya Kazuhiro Fujita
21. JoJolion karya Hirohiko Araki
20/ 19 seri. The Ancient Magus’ Bride karya Kore Yamazaki
20/ 19 seri. Bungou Stray Dogs karya Sango Harukawa and Kafka Asagiri
18. Your Lie in April/Shigatsu wa kimi no uso karya Naoshi Arakawa
17/16 seri. The Heroic Legend of Arslan karya Hiromu Arakawa and Yoshiki Tanaka
17/16 seri. Nami yo Kiitekure karya Hiroaki Samura
15. What Did You Eat Yesterday? karya Fumi Yoshinaga
14. Hoozuki no Reitetsu karya Natsumi Eguchi
13. Dungeon Meshi karya Ryouko Kui
12. Orange karya Ichigo Takano
11. My Love Story!! karya Kazune Kawahara and Aruko
10. Chihayafuru karya Yuki Suetsugu
9. Assassination Classroom karya Yusei Matsui
8. Space Brothers karya Chuuya Koyama
7. Naruto karya Masashi Kishimoto
6. Haikyu!! karya Haruichi Furudate
5. Silver Spoon karya Hiromu Arakawa
4. Detective Conan karya Gosho Aoyama
3. Attack on Titan karya Hajime Isayama
2. One Piece karya Eiichiro Oda
1. March comes in like a lion karya Chika Umino
DAFTAR PUSTAKA
http://noviayani50.blogspot.co.id/2012/01/asal-mula-manga-komik-di-jepang.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Manga
http://kejepangyuk.com/50-manga-terbaik-2015-one-piece-hanya-peringkat-2/

Anda mungkin juga menyukai