Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat limpahan karunia ,
rahmat, taufiq dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul SEJARAH
NEGARA JEPANG. Sholawat beserta salam mudah-mudahan selamanya tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, keluarga, beserta sahabatnya . Adapun pembuatan makalah ini bertujuan
untuk menyelesaikan Tugas Mata Pelajaran Geografi.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis, dan
umumnya bagi para pembaca .
Atas segala kesederhanaan dalam penyajian dan pembahasan , penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini belum sempurna. Maka dari itu, apabila ada banyak kesalahan mohon
dimaafkan, karena penulis masih dalam tahap belajar.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................
BAB II SEJARAH NEGARA JEPANG.......................................................................
2.1 Sejarah Awal Berdirinya Negara Jepang..........................................................
2.1.1 Prasejarah....................................................................................................
2.1.2 Zaman Klasik...............................................................................................
2.1.3 Zaman Pertengahan....................................................................................
2.1.4 Zaman Modern............................................................................................
2.2 Bentuk Pemerintahan...........................................................................................
2.3 Geografi.................................................................................................................
2.4 Prefektur dan Daerah..........................................................................................
2.5 Ekonomi.................................................................................................................
2.6 Demograsi..............................................................................................................
2.7 Pendidikan.............................................................................................................
2.8 Budaya...................................................................................................................
2.9 Kultur Jepang dalam menghadapi Globalisasi............................................
2.10 Faktor Pendukung Jepang sebagai Negara Maju................................
2.11 Militer Jepang yang kuat...............................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................
3.1 Simpulan................................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah Jepang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Mula-mula
bangsa Jepang menjadi terkenal karena sebagai bangsa Asia pertama yang sanggup meniru bangsa-
bangsa Eropa dalam perkembangan industri. Jepang juga merupakan bangsa Asia pertama yang dalam
permulaan abad ke-20 telah mampu menghadapi bangsa Eropa dalam perang dengan menggunakan
alat-alat dan senjata hasil teknologi modern, terbukti mengalahkan Rusia dalam Perang Rusia-Jepang
(1904-1905), dan sebelumnya telah mengalahkan Cina dalam Perang cina - Jepang I (1894-
1985). Dengan kemenangan-kemenangan yang diraihnya tidak membuat Jepang menjadi puas dengan
apa yang dicapainya, akan tetapi justru sebaliknya membuat Jepang semakin agresif. Hal ini bisa kita
ikuti tindakan Jepang selanjutnya, baik Jepang ikut terjun Perang Dunia I maupun kegiatan-kegiatan
Jepang sesudahnya. Bahkan lebih jauh Jepang bercita-cita untuk membentuk negara Asia timur Raya.
Adanya cita-cita inilah yang menyeret Jepang dalam Perang Dunia II dan yang mengakibatkan
hancurnya Jepang.
Setelah hancur dalam Perang Dunia II, dalam waktu yang relatif singkat Jepang telah bangkit kembali
menjadi negara industri yang maju melebihi sebelum perang. Hingga dewasa ini Jepang menjadi
negara industri besar dunia yang mampu bersaing dengan Amerika Serikat.Politik Isolasi ini bertahan
lebih dari 200 tahun sampai pada tahun 1853, Komodor Perry dari angkatan laut Amerika Serikat
dengan 4 buah kapalnya memaksa Jepang untuk membuka diri kembali terhadap dunia luar.
Negara Jepang adalah negara yang tidak begitu luas dibandingkan dengan Indonesia. Namun
Jepang sudah mampu mengalahkan negara-negara Asia lainnya.Luas negara Jepang sendiri adalah +
378.000km2 (ada pula yang menyebutkan hanya 370.000 km2). Jepang terdiri dari 6.852 pulauyang
membuatnya merupakan suatu kepulauan. Pulau-pulau utama dari utara ke selatan adalah Hokkaido,
Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di
keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di
antaranya merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang
merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan berada di
peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota
Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan
beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia,
Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta orang. Jepang juga memiliki tokoh-tokoh pengusaha dan
pelopor industri terkemuka dunia seperti Akio Morita (pendiri Sony), Toyoda (pendiri Toyota),
Yataro Iwasaki (Pendiri Mitsubishi), Konuse Matsushita (Pendiri Panazonic), Torakusu Yamaha, dan
Sucaido Honda.
Dari uraian diatas, maka dari itu dalam penulisan makalah ini, penulis akan membahas
tentang negara Jepang beserta seluk beluknya. Dari sejarahnya sampai kondisi negara Jepang saat ini,
yang merupakan salah satu Negara maju yang berada di kawasan Asia.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas, penyusun merumuskan masalah dalam bentuk
pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimana sejarah awal berdirinya Negara Jepang?
2. Bagaimana Jepang bangkit sebagai negara industri pada akhir abad ke 19 ?
3. Apakah modal yang dimiliki Negara Jepang sehingga saat ini dikatakan sebagai Negara maju ?
4. Bagaimana Kebudayaan Negara Jepang dalam menghadapi Globalisasi yang terjadi?
5. Faktor apa saja yang mendorong Masyarakat Jepang memilki tingkat kedisiplinan yang tinggi ?
6. Manfaat apa yang dapat diambil dari mempelajari kebudayaan Negara Jepang, Khususnya bagi
masyarakat Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas maka dalam makalah ini penyusun mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Sejarah Negara Jepang
2. Untuk mengetahui bagaimana Jepang bangkit sebagai negara industri
3. Untuk mengetahui modal apa saja yang dimilki oleh Negara Jepang sehingga dapat menjadi
Negara maju
4. Untuk mengetahui kultur Jepang dalam menghadapi Globalisasi.
5. Untuk mengetahui factor pendukung apa saja, sehingga masyarakat Jepang disebut sebagai
Masyarakat yang memilki tingakat kedisiplinan yang tinggi
6. Untuk mengetahui manfaat apa saja, yang dapat diambil dari mempelajari kebudayaan Negara
Jepang
BAB II
ISI

2.1 Sejarah Awal Negara Jepang

2.1.1 Prasejarah

Penelitian arkeologi menunjukkan bahwa Jepang telah dihuni manusia purba setidaknya
600.000 tahun yang lalu, pada masa Paleolitik Bawah. Setelah beberapa zaman es yang terjadi pada
masa jutaan tahun yang lalu, Jepang beberapa kali terhubung dengan daratan Asia melalui jembatan
darat (dengan Sakhalin di utara, dan kemungkinan Kyushu di selatan), sehingga memungkinkan
perpindahan manusia, hewan, dan tanaman ke kepulauan Jepang dari wilayah yang kini
merupakanRepublik Rakyat Tiongkok dan Korea. Zaman Paleolitik Jepang menghasilkan peralatan
bebatuan yang telah dipoles yang pertama di dunia, sekitar tahun 30.000 SM.
Dengan berakhirnya zaman es terakhir dan datangnya periode yang lebih hangat,
kebudayaanJomon muncul pada sekitar 11.000 SM, yang bercirikan gaya hidup pemburu-
pengumpul semi-sedenter Mesolitik hingga Neolitik dan pembuatan kerajinan tembikar terawal di
dunia. Diperkirakan bahwa penduduk Jomon merupakan nenek moyang suku Proto-Jepang dan
suku Ainu masa kini.
Dimulainya periode Yayoi pada sekitar 300 SM menandai kehadiran teknologi-teknologi baru
seperti bercocok tanam padi di sawah yangberpengairan dan teknik pembuatan perkakas
dari besi dan perunggu yang dibawa serta migran-migran dari Cina atau Korea.
Dalam sejarah Cina, orang Jepang pertama kali disebut dalam naskah sejarah klasik, Buku
Han yang ditulis tahun 111. Setelah periode Yayoi disebut periode Kofun pada sekitar tahun 250,
yang bercirikan didirikannya negeri-negeri militer yang kuat. Menurut Catatan Sejarah Tiga Negara,
negara paling berjaya di kepulauan Jepang waktu itu adalahYamataikoku.

2.1.2 Zaman Klasik

Bagian sejarah Jepang meninggalkan dokumen tertulis dimulai pada abad ke-5 dan abad ke-
6 Masehi, saat sistem tulisan Cina, agama Buddha, dan kebudayaan Cina lainnya dibawa masuk ke
Jepang dari Kerajaan Baekje di Semenanjung Korea.Jepang dapat mengusir dua kaliinvasi Mongol ke
Jepang (1274 dan 1281)
Perkembangan selanjutnya Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupang sebagian besar
dipengaruhi oleh Buddhisme Cina.[12] Walaupun awalnya kedatangan agama Buddha ditentang
penguasa yang menganut Shinto, kalangan yang berkuasa akhirnya ikut memajukan agama Buddha di
Jepang, dan menjadi agama yang populer di Jepang sejak zaman Asuka. Melalui perintah Reformasi
Taika pada tahun 645, Jepang menyusun ulang sistem pemerintahannya dengan mencontoh dari Cina.
Hal ini membuka jalan bagi filsafat Konfusianisme Cina untuk menjadi dominan di Jepang
hingga abad ke-19.
Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan yang
tersentralisasi. Ibu kota dan istana kekaisaran berada di Heijo-kyo (kini Nara). Pada zaman Nara,
Jepang secara terus menerus mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina. Salah satu
pencapaian terbesar sastra Jepang pada zaman Nara adalah selesainya buku sejarah Jepang yang
disebut Kojiki (712) danNihon Shoki (720).
Pada tahun 784, Kaisar Kammu memindahkan ibu kota ke Nagaoka-kyō, dan berada di sana
hanya selama 10 tahun. Setelah itu, ibu kota dipindahkan kembali ke Heian-kyō (kini Kyoto).
Kepindahan ibu kota ke Heian-kyō mengawali periode Heian yang merupakan masa keemasan
kebudayaan klasik asli Jepang, terutama di bidang seni, puisi dan sastra Jepang. Hikayat
Genji karya Murasaki Shikibu dan lirik lagu kebangsaan Jepang Kimi ga Yo berasal dari periode
Heian.

2.1.3 Zaman Pertengahan

Abad pertengahan di Jepang merupakan zaman feodalisme yang ditandai oleh perebutan
kekuasaan antarkelompok penguasa yang terdiri dari ksatria yang disebut samurai. Pada tahun 1185,
setelah menghancurkan klan Taira yang merupakan klan saingan klan Minamoto, Minamoto no
Yoritomo diangkat sebagai shogun, dan menjadikannya pemimpin militer yang berbagi kekuasaan
dengan Kaisar. Pemerintahan militer yang didirikan Minamoto no Yoritomo disebut Keshogunan
Kamakura karena pusat pemerintahan berada di Kamakura (di sebelah selatan Yokohamamasa kini).
Setelah wafatnya Yoritomo, klan Hōjō membantu keshogunan sebagai shikken, yakni
semacam adipatibagi para shogun. Keshogunan Kamakura berhasil menahan serangan Mongol dari
wilayah Cina kekuasaan Mongol pada tahun 1274 dan 1281. Meskipun secara politik terbilang stabil,
Keshogunan Kamakura akhirnya digulingkanoleh Kaisar Go-Daigo yang memulihkan kekuasaan di
tangan kaisar. Kaisar Go-Daigo akhirnya digulingkan Ashikaga Takauji pada 1336. Keshogunan
Ashikaga gagal membendung kekuatan penguasa militer dan tuan tanah feodal (daimyo) dan pecah
perang saudara pada tahun 1467 (Perang Ōnin) yang mengawali masa satu abad yang diwarnai
peperangan antarfaksi yang disebut masa negeri-negeri saling berperang atau periode Sengoku.
Pada abad ke-16, para pedagang dan misionaris Serikat Yesuit dari Portugal tiba untuk
pertama kalinya di Jepang, dan mengawali pertukaran perniagaan dan kebudayaan yang aktif antara
Jepang dan Dunia Barat (Perdagangan dengan Nanban). Orang Jepang menyebut orang asing dari
Dunia Barat sebagai namban yang berarti orang barbar dari selatan.Oda Nobunaga menaklukkan
daimyo-daimyo pesaingnya dengan memakai teknologi Eropa dan senjata api. Nobunaga hampir
berhasil menyatukan Jepang sebelum tewas terbunuh dalam Peristiwa Honnōji 1582. Toyotomi
Hideyoshi menggantikan Nobunaga, dan mencatatkan dirinya sebagai pemersatu Jepang pada tahun
1590. Hideyoshi berusaha menguasai Korea, dan dua kali melakukan invasi ke Korea, namun gagal
setelah kalah dalam pertempuran melawan pasukan Korea yang dibantu kekuatan Dinasti Ming.
Setelah Hideyoshi wafat, pasukan Hideyoshi ditarik dari Semenanjung Korea pada tahun 1598.
Sepeninggal Hideyoshi, putra Hideyoshi yang bernama Toyotomi Hideyori mewarisi
kekuasaan sang ayah. Tokugawa Ieyasu memanfaatkan posisinya sebagai adipati bagi Hideyori untuk
mengumpulkan dukungan politik dan militer dari daimyo-daimyo lain. Setelah mengalahkan klan-
klan pendukung Hideyori dalam Pertempuran Sekigahara tahun 1600, Ieyasu diangkat sebagai shogun
pada tahun 1603. Pemerintahan militer yang didirikan Ieyasu di Edo (kini Tokyo)
disebut Keshogunan Tokugawa. Keshogunan Tokugawa curiga terhadap kegiatan misionarisKatolik,
dan melarang segala hubungan dengan orang-orang Eropa. Hubungan perdagangan dibatasi hanya
dengan pedagang Belanda di Pulau Dejima, Nagasaki. Pemerintah Tokugawa juga menjalankan
berbagai kebijakan seperti undang-undang buke shohatto untuk mengendalikan daimyo di daerah.
Pada tahun 1639, Keshogunan Tokugawa mulai menjalankan kebijakan sakoku ("negara tertutup")
yang berlangsung selama dua setengah abad yang disebut periode Edo. Walaupun menjalani periode
isolasi, orang Jepang terus mempelajari ilmu-ilmu dari Dunia Barat. Di Jepang, ilmu dari buku-buku
Barat disebut rangaku (ilmu belanda) karena berasal dari kontak orang Jepang dengan enklave orang
Belanda di Dejima, Nagasaki. Pada periode Edo, orang Jepang juga memulai studi tentang Jepang,
dan menamakan "studi nasional" tentang Jepang sebagai kokugaku.

2.1.4 Zaman Modern

Pada awal abad ke-20, Jepang mengalami "demokrasi Taisho" yang dibayang-bayangi
bangkitnya ekspansionisme dan militerisme Jepang. Semasa Perang Dunia I, Jepang berada di pihak
Sekutu yang menang, sehingga Jepang dapat memperluas pengaruh dan wilayah kekuasaan. Jepang
terus menjalankan politik ekspansionis dengan menduduki Manchuria pada tahun 1931. Dua tahun
kemudian, Jepang keluar dari Liga Bangsa-Bangsa setelah mendapat kecaman internasional atas
pendudukan Manchuria. Pada tahun 1936, Jepang menandatangani Pakta Anti-
Komintern dengan Jerman Nazi, dan bergabung bergabung bersama Jerman dan Italia
membentuk Blok Poros pada tahun 1941
Pada tahun 1937, invasi Jepang ke Manchuria memicu terjadinya Perang Sino-Jepang
Kedua (1937-1945) yang membuat Jepang dikenakan embargo minyak oleh Amerika Serikat Pada 7
Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan
menyatakan perang terhadap Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda. Serangan Pearl Harbor menyeret
AS ke dalam Perang Dunia II. Setelah kampanye militer yang panjang di Samudra Pasifik, Jepang
kehilangan wilayah-wilayah yang dimilikinya pada awal perang. Amerika Serikat melakukan
pengeboman strategis terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota besar lainnya. Setelah AS
menjatuhkan bom atomdi Hiroshima dan Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu pada 15 Agustus 1945 (Hari Kemenangan atas Jepang).
Perang membawa penderitaan bagi rakyat Jepang dan rakyat di wilayah jajahan Jepang.
Berjuta-juta orang tewas di negara-negara Asia yang diduduki Jepang di bawah sloganKemakmuran
Bersama Asia. Hampir semua industri dan infrastruktur di Jepang hancur akibat perang. Pihak Sekutu
melakukan repatriasi besar-besaran etnik Jepang dari negara-negara Asia yang pernah diduduki
Jepang. Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diselenggarakan pihak Sekutu mulai
3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya hukuman bagi sejumlah pemimpin Jepang yang terbukti
bersalah melakukan kejahatan perang.
Pada tahun 1947, Jepang memberlakukan Konstitusi Jepang yang baru. Berdasarkan
konstitusi baru, Jepang ditetapkan sebagai negara yang menganut paham pasifisme dan
mengutamakan praktik demokrasi liberal. Pendudukan AS terhadap Jepang secara resmi berakhir
pada tahun 1952 dengan ditandatanganinya Perjanjian San Francisco. Walaupun demikian, pasukan
AS tetap mempertahankan pangkalan-pangkalan penting di Jepang, khususnya
di Okinawa. Perserikatan Bangsa-Bangsa secara secara resmi menerima Jepang sebagai anggota pada
tahun 1956.
Seusai Perang Dunia II, Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan
menempatkan Jepang sebagai kekuatan ekonomi terbesar nomor dua di dunia, dengan rata-rata
pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 10% per tahun selama empat dekade. Pesatnya
pertumbuhan ekonomi Jepang berakhir pada awal tahun 1990-an setelah jatuhnya ekonomi
gelembung.
2.2 Bentuk Pemerintahan

Jepang menganut sistem negara monarki konstitusional yang sangat membatasi kekuasaan
Kaisar Jepang. Sebagai kepala negara seremonial, kedudukan Kaisar Jepang diatur dalam konstitusi
sebagai “simbol negara dan pemersatu rakyat”. Kekuasaan pemerintah berada di tangan Perdana
Menteri Jepang dan anggota terpilih Parlemen Jepang, sementara kedaulatan sepenuhnya berada di
tangan rakyat Jepang
Konstitusi (Undang-Undang Dasar) Jepang yang mulai berlaku pada tahun 1947, didasarkan
pada tiga prinsip : kedaulatan rakyat, hormat terhadap hak-hak asasi manusia, dan penolakan perang.
Konstitusi juga menetapkan kemandirian tiga badan pemerintahan – badan legislatif (Diet atau
Parlemen), badan eksekutif (kabinet), dan badan yudikatif (pengadilan).
Parlemen Jepang adalah parlemen dua kamar yang dibentuk mengikuti sistem Inggris.
Parlemen Jepang terdiri dari Majelis Rendah dan Majelis Tinggi. Majelis Rendah Jepang terdiri dari
480 anggota dewan. Anggota majelis rendah dipilih secara langsung oleh rakyat setiap 4 tahun sekali
atau setelah majelis rendah dibubarkan. Majelis Tinggi Jepang terdiri dari 242 anggota dewan yang
memiliki masa jabatan 6 tahun, dan dipilih langsung oleh rakyat. Warganegara Jepang berusia 20
tahun ke atas memiliki hak untuk memilih.
Di Jepang terdapat 47 pemerintah daerah tingkat prefektur (semacam propinsi) dan lebih dari
3300 pemerintah daerah pada tingkat bawah. Tanggung-jawab mereka meliputi : pengadaan
pendidikan, kesejahteraan, dan pelayanan lain serta pembangunan dan pemeliharaan prasarana,
termasuk utilitas. Para kepala pemerintahan daerah serta anggota parlemen daerah dipilih oleh rakyat
setempat melalui pemilihan.
Kabinet Jepang beranggotakan Perdana Menteri dan para menteri. Perdana Menteri adalah
salah seorang anggota parlemen dari partai mayoritas di Majelis Rendah. Partai Demokrat Liberal
(LDP) berkuasa di Jepang sejak 1955, kecuali pada tahun 1993. Pada tahun itu terbentuk
pemerintahan koalisi yang hanya berumur singkat dengan partai oposisi. Partai oposisi terbesar di
Jepang adalah Partai Demokratik Jepang.
Jepang menganut sistem pemerintahan parlementer seperti Inggris dan Kanada. Berbeda
dengan rakyat Amerika atau Prancis, rakyat Jepang tidak memilih presiden secara langsung. Para
anggota Diet memilih perdana menteri dari antara mereka sendiri. Perdana menteri membentuk dan
memimpin kabinet menteri negara. Kabinet, dalam menjalankan kekuasaan eksekutif, bertanggung-
jawab terhadap Diet.
Kekuasaan yudikatif terletak di tangan Mahkamah Agung dan pengadilan-pengadilan yang
lebih rendah, seperti pengadilan tinggi, pengadilan distrik, dan pengadilan sumir. Mahkamah Agung
terdiri dari Ketua Mahkamah Agung, dan 14 Hakim lainnya, semuanya ditunjuk oleh kabinet.
Kebanyakan kasus ditangani oleh pengadilan distrik yang bersangkutan. Juga ada pengadilan sumir,
yang menangani kasus seperti pelanggaran lalu-lintas, dll.

2.3 Geografi

Jepang memiliki lebih dari 3.000 pulau yang terletak di pesisir Lautan Pasifik di timur benua
Asia. Istilah Kepulauan Jepang merujuk kepada empat pulau besar, dari utara ke selatan, Hokkaido,
Honshu, Shikoku, dan Kyushu, serta Kepulauan Ryukyu yang berada di selatan Kyushu. Sekitar 70%
hingga 80% dari wilayah Jepang terdiri dari pegunungan yang berhutan-hutan, dan cocok untuk
pertanian, industri, serta permukiman. Daerah yang curam berbahaya untuk dihuni karena risiko tanah
longsor akibat gempa bumi, kondisi tanah yang lunak, dan hujan lebat. Oleh karena itu, permukiman
penduduk terpusat di kawasan pesisir. Jepang termasuk salah satu negara berpenduduk terpadat di
dunia.
Gempa bumi berkekuatan rendah dan sesekali letusan gunung berapi sering dialami Jepang
karena letaknya di atas Lingkaran Api Pasifik di pertemuan tiga lempeng tektonik. Gempa bumi yang
merusak sering menyebabkan tsunami. Setiap abadnya, di Jepang terjadi beberapa kali tsunami.
Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Jepang adalah Gempa bumi Chūetsu 2004 dan
Gempa bumi besar Hanshin tahun 1995. Keadaan geografi menyebabkan Jepang memiliki banyak
sumber mata air panas, dan sebagian besar di antaranya telah dibangun sebagai daerah tujuan wisata.
Jepang berada di kawasan beriklim sedang dengan pembagian empat musim yang jelas.
Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara wilayah bagian utara dan
wilayah bagian selatan. Pada musim dingin, Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim
salju, namun sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga dipengaruhi
tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan Pasifik pada musim dingin, dan
sebaliknya pada musim panas.
Iklim Jepang terbagi atas enam zona iklim:
1. Hokkaido: Kawasan paling utara beriklim sedang dengan musim dingin yang panjang dan
membekukan, serta musim panas yang sejuk. Presipitasi tidak besar, namun salju banyak turun
ketika musim dingin.
2. Laut Jepang: Di pantai barat Pulau Honshu, tiupan angin dari barat laut membawa salju yang
sangat lebat. Pada musim panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik.
Walaupun demikian, suhu di kawasan ini kadangkala dapat menjadi sangat tinggi akibat
fenomena angin fohn.
3. Dataran Tinggi Tengah: Wilayah ini beriklim pedalaman dengan perbedaan suhu rata-rata
musim panas-musim dingin yang sangat mencolok. Perbedaan suhu antara malam hari dan siang
hari juga sangat mencolok.
4. Laut Pedalaman Seto: Barisan pegunungan di wilayah Chugoku dan Shikoku menghalangi jalur
tiupan angin musim, sehingga kawasan ini sepanjang tahun beriklim sedang.
5. Samudra Pasifik: Kawasan pesisir bagian timur Jepang mengalami musim dingin yang sangat
dingin, namun tidak banyak turun salju. Sebaliknya, musim panas menjadi begitu lembap akibat
tiupan angin musim dari tenggara.
6. Kepulauan Ryukyu: Kepulauan di barat daya Jepang termasuk Kepulauan Ryukyu beriklim
subtropis, hangat sewaktu musim dingin dan suhu yang tinggi sepanjang musim panas. Presipitasi
sangat tinggi, terutama selama musim hujan. Taifun sangat sering terjadi.
Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Jepang adalah 40,9 °C (105,6 °F) pada 16 Agustus
2007.Musim hujan dimulai lebih awal di Okinawa, yakni sejak awal Mei. Garis depan musim hujan
bergerak ke utara, namun berakhir di Jepang utara sebelum mencapai Hokkaido. Di sebagian besar
wilayah Honshu, awal musim hujan dimulai pertengahan Juni dan berlangsung selama enam minggu.
Taifun sering terjadi sepanjang September dan Oktober. Penyebabnya adalah tekanan tropis di garis
khatulistiwa yang bergerak dari barat daya ke timur laut, dan sering membawa hujan yang sangat
lebat.
2.4 Prefektur dan Daerah

Jepang terdiri dari 47 prefektur yang masing-masing diperintah oleh gubernur bersama dewan
legislatif daerah. Dari utara ke selatan, prefektur-prefektur ini adalah:

1. Hokkaido
2. Aomori
3. Iwate
4. Miyagi
5. Akita
6. Yamagata
7. Fukushima
8. Ibaraki
9. Tochigi
10. Gunma
11. Saitama
12. Chiba
13. Tokyo
14. Kanagawa
15. Niigata
16. Toyama
17. Ishikawa
18. Fukui
19. Yamanashi
20. Nagano
21. Gifu
22. Shizuoka
23. Aichi
24. Mie
25. Shiga
26. Kyoto
27. Osaka
28. Hyogo
29. Nara
30. Wakayama
31. Tottori
32. Shimane
33. Okayama
34. Hiroshima
35. Yamaguchi
36. Tokushima
37. Kagawa
38. Ehime
39. Kochi
40. Fukuoka
41. Saga
42. Nagasaki
43. Kumamoto
44. Oita
45. Miyazaki
46. Kagoshima
47. Okinawa

Dalam pembagian wilayah menurut letak geografis, Jepang dibagi menjadi 10 wilayah, yakni:
Hokkaido, Tohoku, Hokuriku, Kanto, Chubu, Kansai (Kinki), Chugoku, Shikoku, Kyushu, dan
Kepulauan Ryukyu.

2.5 Ekonomi

Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan
mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di
Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari
3.000 orang Eropa dan Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang. Pada awal periode
Meiji, pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah.
Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah.
Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan
beberapa di antaranya masih beroperasi hingga kini.
Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut "keajaiban
ekonomi Jepang", yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada
tahun 1980-an.Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke
Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik
perdagangan. Setelah ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985, dolar AS mengalami depresiasi
terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar produk
manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan volume ekspor akibat
menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah besar.
Spekulasi menyebabkan harga saham dan realestat terus meningkat, dan berakibat pada
penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya "mitos
tanah" bahwa harga tanah tidak akan jatuh. Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-
an akibat kebijakan uang ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan tingkat
diskonto resmi menjadi 6%. Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak penguasaan
tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-rata Nikkei dan harga
tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990. Pertumbuhan ekonomi mengalami stagnasi
pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat
penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi
keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang dengan jaminan
tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi hanya sedikit yang
berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global pada tahun 2000.
Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang
bersama Jerman dan Korea Selatan adalah 3 negara yang pernah mencatatkan diri sebagai negara-
negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang sejarah dunia, dengan PDB nominal sekitar
AS$4,5 triliun., dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam
keseimbangan kemampuan berbelanja. Industri utama Jepang adalah sektor perbankan, asuransi,
realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi. Jepang memiliki industri
berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi,
perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan. Sebesar tiga perempat dari produk
domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.Ekonomi Jepang sangat mengandalkan sektor jasa.
Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. Tingkat
pengangguran di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam
produktivitas tenaga kerja.Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam
terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon
Telegraph & Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation, dan
Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun 2008. Sejumlah 326
perusahaan Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan
publik terbesar di dunia (data tahun 2006). Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar
terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa
Saham Tokyo disebut Nikkei 225.
Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah
satu negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah
ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja
sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara
manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal
konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di
Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.
Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan pemutusan hubungan
kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup mulai ditinggalkan. Perusahaan Jepang dikenal
dengan metode manajemen seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang.
Dalam Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara paling laissez-faire di
antara 41 negara Asia Pasifik.
Mobil hibrida Toyota Prius. Produk otomotif dan elektronik adalah komoditas ekspor
unggulan Jepang. Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar
ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Cina 14,3%,
Korea Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat
transportasi, kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia. Negara sumber
impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Cina 20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa 10,3%, Arab
Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%. Impor
utama Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan
mentah untuk industri.
Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar). Jepang
berada di peringkat ke-6 setelah RRC, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total
tangkapan ikan yang terus menurun sejak 1996. Pertanian adalah sektor industri andalan hingga
beberapa tahun seusai Perang Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja
berada di bidang pertanian. Sepanjang "masa keajaiban ekonomi Jepang", angkatan kerja di bidang
pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008. Pada Februari 2007 terdapat
1.813.000 keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000
keluarga petani pengusaha. Sebagian besar angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara
angkatan kerja usia muda hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian. Diperkirakan oleh pengamat
ekonomi bahwa, Jepang bersama Korea Selatan, India dan RRC akan benar-benar mendominasi dunia
ditahun 2030 dan mematahkan dominasi barat atas perekonomian dunia.

2.6 Demograsi

Populasi Jepang diperkirakan sekitar 127,614 juta orang (perkiraan 1 Februari 2009).
Masyarakat Jepang homogen dalam etnis,budaya dan bahasa, dengan sedikit populasi pekerja asing.
Di antara sedikit penduduk minoritas di Jepang terdapat orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang
Filipina, orang Brazil-Jepang, dan orang Peru-Jepang. Pada 2003, ada sekitar 136.000 orang Barat
yang menjadi ekspatriat di Jepang.
Kewarganegaraan Jepang diberikan kepada bayi yang dilahirkan dari ayah atau ibu
berkewarganegaraan Jepang, ayah berkewarganegaraan Jepang yang wafat sebelum bayi lahir, atau
bayi yang lahir di Jepang dengan ayah/ibu tidak diketahui/tidak memilikikewarganegaraan.Suku
bangsa yang paling dominan adalah penduduk asli yang disebut suku Yamato dan kelompok
minoritas utama yang terdiri dari penduduk asli suku Ainu dan Ryukyu, ditambah kelompok minoritas
secara sosial yang disebut burakumin.
Pada tahun 2006, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 81,25 tahun, dan merupakan salah
satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai
dampak dari ledakan kelahiran pascaperang diikuti dengan penurunan tingkat kelahiran. Pada tahun
2004, sekitar 19,5% dari populasi Jepang sudah berusia di atas 65 tahun.
Perubahan dalam struktur demografi menyebabkan sejumlah masalah sosial, terutama
kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja dan meningkatnya biaya jaminan sosial
seperti uang pensiun. Masalah lain termasuk meningkatkan generasi muda yang memilih untuk
tidak menikah atau memiliki keluarga ketika dewasa. Populasi Jepang dikhawatirkan akan merosot
menjadi 100 juta pada tahun 2050 dan makin menurun hingga 64 juta pada tahun 2100. Pakar
demografi dan pejabat pemerintah kini dalam perdebatan hangat mengenai cara menangani masalah
penurunan jumlah penduduk. Imigrasi dan insentif uang untuk kelahiran bayi sering disarankan
sebagai pemecahan masalah penduduk Jepang yang semakin menua.
Perkiraan tertinggi jumlah penganut agama Buddha sekaligus Shinto adalah 84-96% yang
menunjukkan besarnya jumlah penganut sinkretisme dari kedua agama tersebut. Walaupun demikian,
perkiraan tersebut hanya didasarkan pada jumlah orang yang diperkirakan ada hubungan dengan kuil,
dan bukan jumlah penduduk yang sungguh-sungguh menganut kedua agama tersebut. Professor
Robert Kisala (dari Universitas Nanzan) memperkirakan hanya 30% dari penduduk Jepang yang
mengaku menganut suatu agama.
Taoisme dan Konfusianisme dari Cina juga memengaruhi kepercayaan dan tradisi Jepang.
Agama di Jepang cenderung bersifat sinkretisme dengan hasil berupa berbagai macam tradisi, seperti
orang tua membawa anak-anak ke upacara Shinto, pelajar berdoa di kuil Shinto meminta lulus ujian,
pernikahan ala Barat di kapel atau gereja Kristen, sementara pemakaman diurus oleh kuil Buddha.
Penduduk beragama Kristen hanya minoritas sejumlah (2.595.397 juta atau 2,04%).[98] Kebanyakan
orang Jepang mengambil sikap tidak peduli terhadap agama dan
melihat agama sebagai budaya dan tradisi. Bila ditanya mengenai agama, mereka akan mengatakan
bahwa mereka beragama Buddhahanya karena nenek moyang mereka menganut salah satu sekte
agama Buddha. Selain itu, di Jepang sejak pertengahan abad ke-19 bermunculan berbagai sekte agama
baru (Shinshūkyō) seperti Tenrikyo dan Aum Shinrikyo (atau Aleph).
Lebih dari 99% penduduk Jepang berbicara bahasa Jepang sebagai bahasa ibu. Bahasa Jepang
adalah bahasa aglutinatif dengan tuturan hormat (kata honorifik) yang mencerminkan hirarki dalam
masyarakat Jepang. Pemilihan kata kerja dan kosa kata menunjukkan status pembicara dan pendengar.
Menurut kamus bahasa Jepang Shinsen-kokugojiten, kosa kata dari Cina berjumlah sekitar 49,1% dari
kosa kata keseluruhan, kata-kata asli Jepang hanya 33,8% dan kata serapan sekitar 8,8%. Bahasa
Jepangditulis memakai aksara kanji, hiragana, dan katakana, ditambah huruf Latin dan
penulisan angka Arab. Bahasa Ryukyu yang juga termasuk salah satu keluarga bahasa
Japonikdipakai orang Okinawa, tapi hanya sedikit dipelajari anak-anak

2.7 Pendidikan

Pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi diperkenalkan di Jepang pada 1872
sebagai hasil Restorasi Meiji. Sejak 1947, program wajib belajar di Jepang mewajibkan setiap warga
negara untuk untuk bersekolah selama 9 tahun di Sekolah Dasar danSekolah Menengah Pertama (dari
usia 6 hingga 15 tahun). Di kalangan penduduk berusia 15 tahun ke atas, tingkat melek huruf sebesar
99%, laki-laki: 99%; perempuan: 99% (2002).
Hampir semua murid meneruskan ke Sekolah Menengah Atas, dan menurut MEXT sekitar
75,9% lulusan sekolah menengah atas pada tahun 2005 melanjutkan ke universitas, akademi, sekolah
keterampilan, atau lembaga pendidikan tinggi lainnya. Pendidikan di Jepang sangat kompetitif,
khususnya dalam ujian masuk perguruan tinggi. Dua peringkat teratas universitas di Jepang ditempati
olehUniversitas Tokyo dan Universitas Keio.Dalam peringkat yang disusun Program Penilaian Pelajar
Internasional dari OECD, pengetahuan dan keterampilan anak Jepang berusia 15 tahun berada di
peringkat nomor enam terbaik di dunia.

2.8 Budaya

Mula-mula Cina dan Korea banyak membawa pengaruh, bermula dengan perkembangan
budaya Yayoi sekitar 300 SM. Gabungan tradisi budaya Yunani dan India, memengaruhi seni dan
keagamaan Jepang sejak abad ke-6 Masehi, dilengkapi dengan pengenalan agama
Buddha sekte Mahayana. Sejak abad ke-16, pengaruh Eropa menonjol, disusul dengan
pengaruh Amerika Serikat yang mendominasi Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Jepang
turut mengembangkan budaya yang original dan unik, dalam seni (ikebana, origami, ukiyo-
e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar, persembahan (boneka bunraku, tarian
tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi (permainan Jepang, onsen, sento, upacara minum
teh, taman Jepang), serta makanan Jepang.
Kini, Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang
terbesar. Anime, manga, mode, film, kesusastraan, permainan video, dan musik Jepang menerima
sambutan hangat di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia yang lain. Pemuda Jepang gemar
menciptakan trend baru dan kegemaran mengikut gaya mereka memengaruhi mode dan trend seluruh
dunia. Pasar muda-mudi yang amat baik merupakan ujian untuk produk-produk elektronik konsumen
yang baru, di mana gaya dan fungsinya ditentukan oleh pengguna Jepang, sebelum dipertimbangkan
untuk diedarkan ke seluruh dunia.
Baru-baru ini Jepang mula mengekspor satu lagi komoditas budaya yang bernilai:
olahragawan. Popularitas pemain bisbol Jepang diAmerika Serikat meningkatkan kesadaran warga
negara Barat tersebut terhadap segalanya mengenai Jepang.
Orang Jepang biasanya gemar memakan makanan tradisi mereka. Sebagian besar acara TV
pada waktu petang dikhususkan pada penemuan dan penghasilan makanan tradisional yang bermutu.
Makanan Jepang mencetak nama di seluruh dunia dengan sushi, yang biasanya dibuat dari berbagai
jenis ikan mentah yang digabungkan dengan nasi dan wasabi. Sushi memiliki banyak penggemar di
seluruh dunia. Makanan Jepang bertumpu pada peralihan musim, dengan menghidangkan mi dingin
dan sashimi pada musim panas, sedangkanramen panas dan shabu-shabu pada musim dingin.

2.9 Kultur Jepang dalam menghadapi Globalisasi

Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki perkembangan cukup pesat.
Kebudayaan Jepang telah berkembang sejak lama dan mempengaruhi Jepang dalam segala bidang,
baik pemerintahan, maupun perekonomiannya. Pada saat ini, Jepang merupakan negara dengan
teknologi industri dan perekonomian yang maju. Dalam perekonomian global, Jepang menjadi
saingan ketat bagi negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Jepang merupakan satu-satunya negara
di Asia yang memiliki pendapatan kapita tinggi dengan pemerataan pendapatan yang tinggi dan angka
harapan hidup yang juga tinggi. Tidak heran bila Jepang menjadi simbol kemajuan Asia.
Pada awalnya, Jepang merupakan komunitas kekaisaran yang kepemimpinannya dikuasai
oleh shogun. Kebudayaan Jepang pada saat itu mengenal sistem kasta dan memiliki struktur
kekaisaran yang tertata rapi. Militer tidak dipegang hanya oleh kaisar, namun setiap shogun dan orang
yang berkuasa dapat memiliki militernya masing-masing. Militer tersebut adalah orang-orang yang
menguasai ilmu pedang dan para karateka Jepang.
Seiring dengan perkembangan jaman, dunia luar mulai bergerak kepada globalisasi. Untuk
melindungi kebudayaannya, Jepang melakukan politik isolasionisme dan menutup diri terhadap dunia
luar. Perekonomian Jepang terpusat kepada pemenuhan kebutuhan negara secara mandiri dan
melakukan sesedikit mungkin perdagangan dengan negara lain. Bila ada perdagangan dengan negara
lain, maka perdagangan tersebut akan diawasi secara ketat oleh shogun yang berkuasa.
Kekaisaran Meiji adalah kekaisaran terakhir yang menguasai Jepang. Pada tahun 1868, terjadi
Restorasi Meiji dan Jepang mulai membuka diri terhadap dunia luar. Jepang melakukan sejumlah
perubahan kebijakan dan reformasi di berbagai bidang. Jepang juga mengganti sistem kekaisarannya
dengan monarki konstitusional yang dipimpin oleh seorang kaisar dan parlemen. Kepala negara tetap
dipegang oleh kaisar sebagai simbol persatuan dan kebudayaan tertinggi, serta pemimpin acara
kebudayaan Jepang, namun kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri dari partai mayoritas
di Majelis Rendah. Jepang mengadopsi berbagai hal dari negara lain, salah satunya adalah parlemen
dua kamar yang diadopsi dari sistem pemerintahan di Inggris. Selain sistem pemerintahan, Jepang
juga mengadopsi sistem perekonomian Eropa Barat, yaitu liberalisme pasar.
Restorasi Meiji adalah simbol perubahan Jepang besar-besaran. Pemerintah mengambil peran paling
penting di dalam pembentukan kebijakan sehubungan dengan reformasi Jepang. Dalam bidang
ekonomi, pemerintah mulai membangun berbagai infrastruktur yang mendukung perekonomian
rakyatnya, seperti kereta api cepat pertama Asia yang diberi nama Shinkansen, jalur kereta api, jalan
raya, pelabuhan, galangan kapal, dan pemusatan industri. Pemerintah juga menghapuskan sistem
feodal yang diterapkan sejak jaman kekaisaran Tokugawa. Anak-anak memperoleh kesempatan
bersekolah yang sama dan menghasilkan sumber daya manusia bagi perekonomiannya. Selain itu,
Jepang juga mendatangkan tenaga ahli dan mesin pabrik untuk menyerap teknologinya, sehingga
Jepang dapat menciptakan inovasi baru dari apa yang telah diserapnyadan industri Jepang semakin
meningkat.
Tahun 1960-1980 merupakan tahun-tahun keemasan perekonomian Jepang. Pertumbuhan
perekonomian Jepang selalu berkisar antara 10%. Namun, kesuksesan ini tidak selalu berujung
kepada kebaikan. Harga saham yang terus meningkat mengakibatkan penggelembungan harga
komoditas, yaitu ketidaksesuaian antara harga intrinsik barang dengan harga jual barang. Pada tahun
1990, Jepang mengalami “ekonomi gelembung” dan mengalami stagnansi ekonomi.
Krisis ekonomi pada tahun 2000 mengakibatkan perekonomian Jepang
terhambat.Keterbukaan Jepang kepada dunia luar menjadi awal baru bagi Jepang untuk terjun
langsung ke dalam dunia internasional. Jepang mulai memasuki berbagai organisasi internasional
yang dapat memajukan negaranya. Jepang bergabung ke dalam PBB, G8, APEC, dan OECD. Jepang
juga masuk ke dalam beberapa sub-organisasi ASEAN, yaitu ARF, AFTA, dan ASEAN +3. Pada
akhir Perang Dunia II, dunia memutuskan agar Jepang menjadi negara damai dan tidak memiliki
sistem militer. Dengan demikian, Jepang kehilangan kekuatan untuk melakukan ekspansi. Militer
yang dimiliki Jepang hanyalah upaya defensif jika suatu saat kedaulatan Jepang diserang. Untuk
menjaga keamanan Jepang dari serangan tersebut, Jepang juga menandatangani suatu pakta
pertahanan dengan Amerika Serikat. Hal inilah yang menandai eratnya hubungan antara Jepang
dengan Amerika Serikat, baik dalam bidang perdagangan, pertukaran kebudayaan, maupun dalam
bidang pertahanan dan keamanan.

2.10 Faktor Pendukung Jepang sebagai Negara maju

Negara yang mendapat julukan Negeri Sakura ini merupakan negara yang kuat dengan
penduduk yang memiliki keinginan keras. Hal ini dapat menjadikannya salah satu negara maju di
dunia. Faktor pendorong Jepang menjadi negara maju diantaranya sebagai berikut :
1. Memiliki pendapatan per kapita yang tinggi, yaitu sebesar US $ 27.380.
2. Penduduknya memiliki kemauan yang keras. Hal ini menjadikan Jepang dapat bangkit dari
kesalahan perang yang sangat besar pada masa Perang Dunia II. Kerusakan dan kerugian besar
tersebut dapat pulih dengan cepat dan menjadi maju hingga sekarang.
3. Memiliki modal yang sangat besar untuk kemajuan ekonominya.
4. Memiliki banyak tenaga kerja yang ahli dan terampil.
5. Memiliki jalur pemasaran yang luas. Dilaksanakannya politik dumping yang menyebabkan
barang-barang hasil industri cepat laku di pasaran.

2.11 Militer Jepang yang kuat

Dalam sejarah perkembangan Jepang hingga menjadi sebuah negara yang berdikari dan kuat,
Jepang tidak bisa terlepas dari fakta bahwa peran dalam dimensi militer negara merupakan salah satu
faktor (jika kita tak mau menyebut sebagai satu-satunya faktor) yang menyebabkan kejayaan Jepang
menjadi sebuah negara berdaulat. Fungsi militer dibahasakan dalam bahasa diplomatis-perpanjangan
tangan yang mengejawantahkan tujuan politik dalam negeri terhadap negeri-negeri yang memiliki
pengaruh atau setidaknya bermanfaat bagi keuntungan Jepang secara politis. Namun, sebelum jauh
memasuki ranah diplomasi militer, Jepang memiliki banyak latar belakang yang menyebabkan
tumbuhnya kesadaran untuk benar-benar berdikari dan berdaulat, bebas dari tipu-daya pihak asing
yang menginginkan dapat mengeksploitasi sumberdaya yang dimiliki oleh Jepang.
Kesadaran Jepang terhadap kedaulatan dan hidup yang berdikari sejatinya telah muncul sejak
Jepang berdiri pada tahun 1603 masehi setelah Tokugawa Ieyasu,
seorang shogun sekaligus daimyo berhasil menyatukan seluruh Jepang kedalam kekaisarannya yang
berpusat di Edo (Tokyo) setelah Jepang melewati periode panjang zaman peperangan (sengoku
period) yang berjalan selama tak kurang dari 80 tahun. Ieyasu inilah yang memulai konsep
kemandirian Jepang. Ia selama masa kepemimpinannya berusaha membangun Jepang di seluruh
wilayah tanpa sedikitpun bantuan maupun campur tangan asing. Setelah kekaisaran Tokugawa
berakhir pada tahun 1867, dimulailah era baru bernama Meiji yang membawa banyak perubahan
mendasar terhadap perwajahan Jepang secara umum. Kecerdasan Jepang dalam memanfaatkan
berbagai hal yang dirasa mampu memberi manfaat terhadap keberdikarian Jepang, secara implisit
terlihat dalam transisi Jepang yang menganut spirit Wakon Yosai, spirit Jepang bernafaskan
pengetahuan Barat setelah sebelumnya sempat menganut Wakon Kansai, spirit Jepang bernafaskan
pengetahuan Tiongkok yang dianggap tak relevan lagi.
Sesungguhnya, Jepang benar-benar telah berjaya sejak abad ke-13 masehi. Tahun 1600,
sesama orang Jepang dilarang berbohong satu sama-lain, kecuali kepada mereka yang non-Jepang.
Identitas bersama yang nantinya semakin menguatkan Jepang di segala sisi politis, terkhusus militer
telah mulai terbangun dengan kebijakan bernama Sakoku dalam masa politik Isolasi era kekaisaran
Tokugawa yang mengancam bakal menghukum mati orang asing yang masuk ke Jepang dan
menghukum mati orang Jepang yang nekat keluar dari wilayah Jepang. Sakoku secara sederhana
mampu pula diartikan sebagai kebanggaan pada entitas bersama (identitas nasional) kebanggaan yang
diletakkan lebih unggul dan utama daripada kebanggaan terhadap entitas yang lebih kecil (semangat
primordial,kesukuan dan sebagainya).Sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia yang tak pernah
dijajah tanpa sedikitpun persyaratan sebagaimana Thailand, Jepang merasa memiliki andil untuk
membuat sebuah kekuatan poros yang menyatukan seluruh negara-negara pasifik.
Hal inilah yang kemudian menginspirasi Jepang menjalankan kebijakan bernama Hakko
Ichiu yang bermakna, “delapan penjuru mata angin di bawah satu atap”. Sebuah slogan persaudaraan
universal yang digunakan untuk menciptakan kawasan kemakmuran Asia Timur Raya dalam masa
Perang Dunia II. Kehancuran yang cukup besar membuat Amerika harus mampu menyeimbangkan
posisinya sebagai salah satu angkatan militer terkuat dengan segera. Oleh sebab itu, untuk meredam
laju kekuatan militer Jepang, dikumpulkanlah ilmuwan nuklir yang berhasil menciptakan tiga buah
bom Atom. Bom pertama diledakkan di kawasan gurun Arizona, New Mexico sebagai percobaan.
Bom kedua dijatuhkan di atas Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9
Agustus yang menyebabkan lebih dari 220.000 jiwa meninggal dunia. Selama masa rentang antara
tanggal 6 dan tanggal 9 tersebut Amerika memainkan peran yang cukup baik dibidang propaganda.
Militer Jepang merupakan momok sekaligus ancaman yang tak bisa dihindari, oleh karenanya
Amerika setelah mengebom Hiroshima dan Nagasaki, menyebarkan ribuan pamflet dari udara yang
berisi ancaman terhadap Jepang bahwa mereka masih memiliki banyak bom serupa yang cukup
digunakan untuk meratakan Jepang dari udara. Ancaman ini berhasil, tak disangka Kaisar Jepang,
Hirohito merilis rekaman dirinya yang disiarkan secara nasional oleh radio NHK Jepang pada tanggal
15 Agustus 1945. Menariknya semua masyarakat Jepang menuruti titah kaisar, sehingga salah seorang
professor dari Todai (Universitas Tokyo) menyampaikan penyesalan terhadap ketergesaan Kaisar
untuk menyerah dihadapan sekutu. Ia berandai jika diberikan beberapa minggu saja, Jepang diyakini
mampu membuat senjata serupa yang tidak kalah desktruktif daripada bom Atom di Hiroshima dan
Nagasaki. Dan sungguh diluar dugaan, hanya berjarak sebulan dari tanggal menyerahnya Jepang,
tanggal 15 September 1945, Jepang telah memiliki nuklir di saat Amerika telah menghabiskan bom
mereka untuk menyerang Hiroshima dan Nagasaki.
Pada akhirnya kekuatan militer Jepang benar-benar katakanlah, “dimatikan” melalui berbagai
perjanjian-perjanjian yang digelar oleh pihak culas, Barat dan sekutunya. Melalui perjanjian Postdam,
Perjanjian Perdamaian San Fransisko, dan terutama pasal no.9 dalam undang-undang Jepang yang
dibuat Amerika yang isinya adalah pelarangan Jepang dalam peperangan, praktis kekuatan asing
berhasil menekan laju militer Jepang. Namun, sejauh sejarah diplomasi dan sejarah militer Jepang,
penekanan yang digunakan terhadap Jepang tersebut sejatinya dipertanyakan apakah memang benar-
benar mampu menahan laju militer Jepang? Jepang bukan bangsa yang begitu mudah “dikadali”,
bagaimana mungkin seorang amatir berusaha “mengkadali” seekor “kadal”? Tentu tidak mampu.
Pasal no.9 dalam undang-undang Jepang tersebut nyatanya malah digunakan oleh Jepang sebagai
landasan kebangkitan dalam bidang ekonomi. Kekuatan militer Jepang pun tersembunyi saat ini, dan
bisa saja tiba-tiba muncul dengan kekuatan yang tidak pernah diprediksi. Fukoku Kyohei, belum
sepenuhnya berhenti. Negara kaya, telah terwujud. Militer kuat pernah terwujud. Namun, Fukoku
Kyohei, adalah satu kesatuan yang tidak pantas dipisahkan. Boleh saja saat ini fase prinsipil negara
kaya masih berjalan, namun sejarah militer Jepang yang panjang sejak zaman samurai hingga PD II
cukup sebagai alasan bahwa konsep “Militer Kuat” dalam Fukoku Kyohei tidak benar-benar mati dan
berhenti
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwaWalaupun Jepang terdiri atas
ribuan pulau, namun luasnya tidak besar dan miskin akan bahan tambang dan hanya sebagian kecil
yang dapat di usahakan sebagai pertanian yang hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sendiri. Berbeda dengan Indonesia yang mempunyai banyak pulau. Padahal apabila dibanding jepang
kita banyak lahan untuk ditanami berbagai komoditi baik itu untuk kebutuhan sehari hari seperti padi
dan sebgainya juga bahan hutan , kayu- kayu yang ada dikalimantan dan papua itu. Latar belakang
Jepang sebagai negara imperialisme, di lihat dari sejarah Jepang Sebelum Perang Dunia II penduduk
Jepang sangat padat, sedangkan hasil bahan pangan sedikit dan dalam mengatasi masalah itu Jepang
berusaha di bidang perdagangan, industri serta membatasi laju pertumbuhan penduduk. Jepang
berjiwa militeris dan ekspansionis sejak pemerintahan wangsa Fujiwara(858-1069) Jepang
aristokratis. Kekuasaan tertinggi di tangan para bangsawan.
Tujuan Jepang menjadi Negara imperalisme adalah untuk menyamakan kedudukan dengan
Negara lain khususnya Negara barat seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis. Dengan
melakukan ekspansionisme ke wilayah – wilayah yang memiliki potensi bahan-bahan mentah untuk
memenuhi kebutuhan industrialisasi di Jepang. Alasan Jepang ikut dalam perang dunia II adalah, Pada
saat itu Jepang ingin meluaskan wilayah kekuasaannya di kawasan Asia Tenggara . Namun, negara-
negara yang berada di kawasan Asia Tenggara tersebut masih dalam kekuasaan negara-negara barat
seperti Inggris, Belanda, Perancis, dan Amerika Serikat. Akibatnya terjadi permusuhan antara negara-
negara tersebut. Pada saat itu Jepang berfikir bahwa Amerika Serikat merupakan musuh
tertangguhnya. Maka sebagai langkah awal Jepang berencana untuk melakukan serangan terhadap
Amerika Serikat.
Seiring dengan perkembangan jaman, dunia luar mulai bergerak kepada globalisasi. Untuk
melindungi kebudayaannya, Jepang melakukan politik isolasionisme dan menutup diri terhadap dunia
luar. Jepang tetap mempertahankan tradisi dan kebudayaannya, sembari mengadopsi nilai-nilai barat
agar dapat mengembangkan Jepang. Tidak heran bila di tengah perkembangan globalisasi yang seperti
ini, Jepang menjadi simbol kemajuan Asia, dimana kemajuan tidak sama dengan melenyapkan
budaya. Negara-negara Asia tidak harus menghilangkan nilai-nilai ketimuran dalam menghadapi
globalisasi dan kemajuan teknologi. Jepang memberi model dan pedoman, bagaimana budaya dapat
menjadikan kemajuan negara sebagai hal yang menguntungkan, bukan merugikan negara dalam
bidang apapun.Pada masa kependudukan Jepang, Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya Jepang.
Diantaranya seperti Jepang yang merupakan negara yang disiplin, teguh, ulet, semangat, dan rela
berkorban dengan budayanya. Budaya tersebut ditanamkan juga terhadap masyarakat Indonesia
dengan memupuk semangat kebaktian bangsa Indonesia
3.2 Saran
Menurut saya, makalah sejarah Negara jepang ini banyak memberikan manfaat serta wawasan
bagi pembaca, sehingga pembaca dapat termotivasi oleh Jepang sebagai Negara maju yang tidak
diragukan lagi oleh masyarakat dunia, karena Negara jepang dalam mencapai kemajuannya tidak
luput dari sejarah atau peristiwa di masa lalunya, dari hancurnya beberapa kota di Jepang akbit
serangan perang dunia ke-2 sampai perang nya dengan amerika.Alangkah lebih baiknya, penulisan
makalah ini lebih mendetail lagi tentang sejarah jepang, walaupun secara keseluruhan dalam makalah
ini sudah sangat baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, A. 1963. Sedjarah Djepang I. Bandung: Dep. PPK. Djawatan Pendidikan Umum. Balai
Pendidikan Guru.
Jansen, M. B. 1983. Jepang Selama Dua Abad Perubahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Lan, Nio Joe. 1962. Djepang Sepandjang Masa. Djakarta: PT. Kinta
Reischauer, E. O. 1982. Manusia Jepang. Jakarta: Sinar Harapan
http://kazeyagami.blog.friendster.com/2009/02/hanami/
http://www.kaskus.com
http://id.wikipedia.org/wiki/jepang

Anda mungkin juga menyukai