Anda di halaman 1dari 11

Sejarah Indonesia Kelas X

Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Moyang atau nenek moyang secara harfiah merujuk pada konsep genealogi1 manusia
yang terlebih dahulu dilanjutkan dengan yang muncul pada masa kemudian. Ada beberapa
teori yang membahas mengenai asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, yakni:
1. Teori Yunan
Teori ini menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan,
Tiongkok bagian Selatan. Teori ini didukung oleh beberapa ahli, yaitu R. Mohammad
Ali, Robert von Heine dan J.H.C. Kern, dimana bangsa Indonesia berasal dari daerah
Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat sehingga melakukan migrasi
menuju ke Selatan. Dasar pendapat mereka sebagai berikut:
a. Ditemukannya kapak tua yang memiliki kemiripan dengan kapak tua di kawasan Asia
Tengah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi migrasi penduduk dari
Asia Tengah ke Kepulauan Nusantara.
b. Bahasa Melayu berkembang dan memiliki kemiripan dengan bahasa Champa yang
ada di Kamboja. Hal ini memungkinkan penduduk Champa berasal dari Dataran
Yunan dengan menyusuri sungai Mekong. Arus perpindahan ini kemudian
dilanjutkan sampai ke wilayah Nusantara.

Menurut teori Yunan, migrasi menuju Kepulauan Nusantara melalui tiga


gelombang, yaitu perpindahan orang Negrito, Proto Melayu dan Deutro Melayu.

2. Teori Nusantara
Teori ini menyatakan bahwa asal usul bangsa Indonesia berasal dari Indonesia
sendiri. Teori ini didukung oleh Muhammad Yamin, Gorys Keraf dan J. Crawfod.
Landasan dari teori ini sebagai berikut:
a. Bangsa Melayu merupakan bangsa yang perperadaban tinggi yang tidak mungkin
dapat dicapai melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.
b. Bahasa Melayu memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun hanya
suatu kebetulan.
c. Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo soloensis
dan Homo wajakensis.
d. Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Indonesia
dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.

3. Teori Out of Taiwan


Teori ini menyatakan bahwa awal mula manusia di Asia Tenggara berasal dari
Formosa (Taiwan).Sekitar 4000-3000 tahun yang lalu Kepulauan Nusantara kedatangan
orang-orang baru yang membawa budaya Neolitik. Budaya ini bercirikan kehidupan yang
menetap dan domestikasi hewan dan tanaman. Para pendatang yang bertutur Austronesia

1
Genealogi: garis keturunan manusia dalam hubungan keluarga sedarah

1
Sejarah Indonesia Kelas X

ini diperkirakan datang dari Taiwan dengan kedatangan awal melalui Sulawesi dan
Kalimantan yang kemudian menyebarkan ke wilayah Nusantara.
Migrasi manusia yang tinggal di Taiwan pertama menuju Filipina bagian utara
kemudian terus bergerak ke selatan hingga Sulawesi, Kalimantan dan Maluku.Dari
Maluku sebagian bergerak ke barat hingga masuk ke Jawa, Sumatra dan Semenanjung
Malaya. Sebagian lagi bergerak ke timur hingga Hawai, Samoa dan kepulauan-kepulauan
kecil di Pasifik, bahkan ada yang mencapai Amerika Latin (Indian). Beberapa
pendukungnya ialah:
a. Pertemuan manusia baru dengan populasi Austramelanesia yang menimbulkan
kohabitasi2.
b. Adanya adaptasi dan interaksi antar sesama memungkinkan terjadinya perkawinan
campuran.
c. Proses interaksi memperlihatkan keturunan Ras Austramelanesia dikenal dengan
populasi Melanesia.
d. Genetika manusia Indonesia kebanyakan adalah campuran dari dua atau lebih
populasi moyang. Misalnya genetika Austronesia lebih dominan di bagian timur,
selain itu meskipun kecil porsinya, genetika Papua hampir ada di seluruh bagian barat
Indonesia.
e. Penggunaan bahasa dalam Kepulauan Indonesia yang mempunyai lebih dari 700 etnis
dengan 706 bahasa daerah digolongkan ke dalam dua bagian yakni penutur
Austronesia dan non-Austronesia(Papua). Multamia RMT Lauder menjelaskan
adanya pinjam meminjam leksikal dan diperkirakan lebih dari 30 % dari semua
bahasa yang hidup saat ini adalah bahasa non-Austronesia. Sedangkan Austronesia
cenderung ditemukan di daerah pesisir dan daerah pedalaman Papua Nugini.
Pendukung teori ini adalah Robert Blust dan Harry Truman Simanjuntak.

4. Teori Out of Sundaland


Teori ini menyatakan bahwa sebenarnya manusia Nusantara-lah yang melakukan
migrasi ke wilayah utara, barat dan timur hingga mencapai Amerika Latin. Hal ini
didasarkan pada faktor genetik yang menyatakan bahwa manusia Nusantara jauh lebih
tua usianya dibandingkan tahun perkiraan terjadinya migrasi “Out of Taiwan”.
Banjir besar dan pemanasan global telah menyebabkan mencairnya es di kutub
sehingga menenggelamkan lembah-lembah di Nusantara yang sekarang menjadi Laut
Jawa hingga Semenanjung Malaya -Sundaland (Paparan Sunda)-yang mengakibatkan
manusia Jawa bermigrasi ke tanah yang lebih tinggi. Teori ini merupakan hasil penelitian
ilmuwan-ilmuwan Inggris yan dipelopori oleh Sthepen Oppenheimer.

2
Kohabitasi: perihal tinggal serumah tanpa ikatan perkawinan

2
Sejarah Indonesia Kelas X

Pendapat para ahli tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
1. Kern
Bangsa Indonesia berasal dari Asia yang didukung dengan adanya persamaan nama
dan bahasa yang digunakan di daerah Champa dengan Indonesia. Misalnya kata
“kampong” sebagai kata tempat di Kamboja, istilah binatang dan alat perang.

2. Willem Smith
Membagi bangsa-bangsa Asia berdasarkan bahasa yang digunakan, yakni bangsa
yang berbahasa Togon, Jerman dan Austria.Bahasa Austria dibagi dua, yakni bangsa
yang berbahasa Austro Asia dan Austronesia.Bangsa yang berbahasa Austronesia
mendiami wilayah Indonesia, Melanesia dan Polinesia.

3. Hogen
Bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatra yang kemudian
bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan
Deutro Melayu (Melayu Muda).
Bangsa Proto Melayu menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 –
1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 1.500 –
500 SM.

4. Moh. Ali
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan yang dipengaruhi oleh pendapat yang
mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Mongol yang terdesak oleh bangsa-
bangsa yang kuat.

5. Muh. Yamin
Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Bahkan, ia
meyakini ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri berasal dari Indonesia.

6. Prof. Dr. Sangkot Marzuki


Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Austronesia Dataran Sunda yang
didasari hasil penelusuran DNA fosil.Marzuki menyanggah bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Yunan karena Homo erectus atau Pithecanthropus punah dan
digantikan dengan spesies baru yang diyakini sebagai nenek moyang manusia yang
ditemukan di Afrika.

3
Sejarah Indonesia Kelas X

Persebaran Awal Ras Manusia di Kepulauan Indonesia


1. Ras Mongoloid

http://www.google.com/ras-mongoloid

Berasal dari daerah Asia Tengah (Mongoloid). Pada zaman es, tersebar di daerah
Indonesia bagian barat yang meliputi pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
Penyebarannya dari Mongol ke Asia Tenggara, meliputi Vietnam, Laos, Thailand,
Malaysia, Singapura dan Indonesia bagian barat. Penyebaran ini dilakukan melalui darat
karena pada saat itu bagian barat Indonesia masih menyatu dengan Asia Tenggara.
Pada perkembangannya, daratan tersebut tenggelam dan ada sebagian yang tidak
terpisah oleh laut yang menjadi beberapa pulau Indonesia bagian barat. Daratan yang
terendam laut itu kemudian disebut dengan Paparan Sunda.

2. Ras Austroloid

http://www.google.com/ras-Autroloid
Berpusat di Australia dan menyebar di wilayah Indonesia bagian timur khususnya
Papua. Penyebarannya dilakukan melalui darat karena Papua masih menyatu dengan
Benua Australia. Pada perkembangannya daratan yang bersatu kemudian terendam oleh
air laut dan disebut Paparan Sahul.
Perkembangan selanjutnya ialah terjadi migrasi dari berbagai wilayah dunia pada
tahun 2.000 SM ke Kepulauan Indonesia seperti berikut:
a. Migrasi Pertama; Ras Negroid

4
Sejarah Indonesia Kelas X

Cirinya yakni berkulit hitam, bertubuh tinggi, berambut keriting dan datang dari
Afrika.Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua, terdapat di Riau
yakni suku Siak (Sakai) serta suku Papua Melanesoid mendiami Pulau Papua dan
Pulau Melanesia (Pasifik).

b. Migrasi Kedua; Ras Weddoid (Weddid)


Cirinya yakni kepala mosochepal, letak mata yang dalam, berkulit coklat tua,
memiliki tinggi rata-rata 155 cm, berambut keriting.Weddid berarti jenis Wedda
yakni bangsa yang terdapat di India bagian Selatan atau Ceylon (Srilanka).
Penyebaran ras ini meliputi Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara Timur (Kupang),
Palembang dan Jambi (Kubu), Siak (Sakai) serta Sulawesi pojok tenggara (Toala,
Tokea dan Tomuna).

c. Migrasi Ketiga: Proto Melayu (Melayu Tua)


Proto Melayu diyakni sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia tersebar
dari Madagaskar hingga kepulauan timur Pasifik termasuk sub ras Mongoloid.
Diperkirakan datang dari Cina bagian Selatan (Yunan) kemudian bermigrasi ke
Indocina (Vietnam) dan Siam kemudian ke Kepulauan Indonesia sekitar tahun 1.500-
500 SM yang dilakukan pada gelombang pertama.
Cirinya yakni berkulit sawo matang/kuning kecoklat-coklatan, bermata sipit,
tidak terlalu tinggi dan berambut lurus. Ras ini memiliki peradaban yang lebih maju
yakni peradaban batu dan bercocok tanam. Di Indonesia ras ini menyebar melalui dua
jalur, yakni:
1. Jalur Pertama (Jalur Barat)
Membawa kebudayaan kapak persegi. Mereka menempuh jalur darat dari
Yunan menuju Semenanjung Melayu melalui Thailand menuju Sumatra, Jawa,
Bali, Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Oleh sebab itu, di daerah ini
banyak ditemukan peninggalan kapal persegi atau beliung persegi.
Kehidupan ras ini banyak mendiami daerah pedalaman seiring dengan
hadirnya Deutero Melayu yang menyebabkan mereka terisolasi dari dunia luar
dan melebur dengan penduduk asli. Keturunan ras ini adalah masyarakat suku
Batak (Burma dan Malaka Barat), Gayo, Nias (Sumatra Utara), suku Mentawai
(Sumatra Barat), suku Dayak (Kalimantan: Serawak, Malaka dan Filipina
Selatan) dan suku Sasak (Lombok).

2. Jalur kedua (Jalur Timur)

5
Sejarah Indonesia Kelas X

Membawa kebudayaan kapak lonjong. Mereka menempuh jalur laut dari


Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina
kemudian ke Sulawesi, Maluku, Papua dan Australia. Peninggalan kapak lonjong
banyak ditemukan di daerah Papua. Keturunan ras ini adalah suku Toraja
(Sulawesi Utara), suku Papua (Papua), suku Ambon, Ternate dan Tidore
(Maluku).

d. Migrasi keempat: Deutro Melayu (Melayu Muda)

http://www.google.com/kapak -lonjong
Memasuki wilayah Indonesia sekitar 500 SM dilakukan
http://www.google.com/peninggalan-manusia-praaksara pada gelombang kedua.
Ras ini datang dari Indocina bagian utara, melalui jalur barat dari Semenanjung
Melayu ke Sumatra dan menyebar ke wilayah Indonesia lainnya. Kebudayaan mereka
lebih maju daripada ras Proto Melayu yang ditandai dengan membawa budaya berupa
perkakas dan benda-benda logam (perunggu) ke Kepulauan Indonesia atau
kebudayaan Dongson.
Nama Dongson disesuaikan dengan nama daerah disekitar Teluk Tonkin
(Vietnam) yang banyak ditemukan benda-benda dari logam dan merupakan tempat
asal bangsa Melayu Muda. Hasil kebudayaan perunggu diantaranya kapak corong
(kapak sepatu), nekara dan bejana yang pada umumnya terbuat dari cetakan.
Keturunan ras ini berkembang menjadi suku tersendiri, seperti Melayu, Jawa,
Sunda, Bugis, Minang. Kern menyimpulkan bahwa bahasa yang tersebar di Indonesia
adalah serumpun karena berasal dari bahasa Austronesia. Adanya perbedaan yang
terjadi di daerah-daerah karena akibat dari keadaan alam Indonesia sendiri yang
dipisahkan oleh laut dan selat.

Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara


1. Pola Hunian

6
Sejarah Indonesia Kelas X

Manusia praaksara memanfaatkan


gua untuk tempat tinggal

Sumber: http//www.google.com/pola-
hunian-manusia-praaksara

Pada dasarnya air sangat dibutuhkan manusia dari sejak dahulu hingga sekarang
dan itu juga mempengaruhi pola kehidupan manusia. Hal inilah yang kemudian menjadi
dasar utama manusia purba hidup berada di dekat sungai atau sumber air. Air juga
digunakan sebagai sarana penghubung atau transportasi untuk melakukan aktivitas dari
satu tempat ke tempat lain. Selain itu, mereka juga memanfaatkan gua-gua di sekitar
aliran sungai untuk dijadikan tempat tinggal.
Pola hunian manusia purba memperlihatkan dua karakter, yakni kedekatan dengan
sumber air dan hidup di alam terbuka. Hal ini dilihat dari penemuan barang-barang dan
sisa-sisa peralatan yang banyak ditemukan di sekitar sungai. Ketika persediaan makanan
mulai menipis, manusia purba berpindah ke tempat yang memiliki banyak sumber
makanan. Pola kehidupan ini terus berlangsung hingga mereka menemukan cara
bercocok tanam, kemudian mulai hidup menetap yang ditandai dengan memelihara dan
beternak binatang.

2. Masa Berburu sampai Bercocok Tanam

Sumber: http//www.google.com/corak kehidupan manusia praaksara-berburu dan bercocok tanam


Pada umumnya tingkat perkembangan kehidupan manusia praaksara dapat dibedakan
menjadi masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dan lanjut, masa
bercocok tanam dan masa perundagian.

a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan (Tingkat Sederhana dan Lanjut)


Pada masa ini kehidupan manusia praaksara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

7
Sejarah Indonesia Kelas X

1) Kebutuhan makanan diperoleh dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan


(food gathering). Pada masa ini kehidupan manusia hanya pada upaya untuk
mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang penuh tantangan dengan
kemampuan yang masih sangat terbatas. Kegiatan yang dilakukan hanya sebatas
berburu dan mengumpulkan makanan menggunakan peralatan dari kayu, batu dan
tulang dengan hanya bergantung pada alam sekitar.
2) Tempat tinggal manusia praaksara berupa tempat berlindung dari daun-daunan
dan kemudian memanfaatkan gua yang terbentuk oleh alam untuk tempat tinggal.
Gua-gua yang ditempati dekat dengan sumber air atau sumber makanan dan akan
ditinggalkan ketika sumber alam dirasa sudah tidak tersedia lagi. Mereka yang
tinggal di gua (abris sous rusche) di pinggir pantai akan memakan ikan, kerang
dan siput, sehingga dekat tempat tinggal mereka akan dijumpai dapur sampah
berupa kulit kerang dan siput (kjokkenmaddinger).
3) Masyarakat akan tersusun berdasarkan kelompok berburu dan terdapat pembagian
kerja. Misalnya kaum laki-laki bertugas melakukan perburuan, sedangkan kaum
perempuan bertugas mengumpulkan makanan, mengurus anak-anak dan memilih
tanaman yang berkualitas untuk ditanam.
4) Mengenal bahasa untuk berkomunikasi walaupun masih sangat sederhana.

b. Masa Bercocok Tanam dan Beternak

Kegiatan bercocok tanam


dilakukan manusia praaksara
untuk memenuhi kebutuhan
hidup.

Sumber:
http//www.google.com/masa
bercocok tanam manusia praaksara

Pada masa ini kehidupan manusia praaksara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara bercocok tanam dan beternak (food
producing), berusaha menghasilkan sumber makanan sendiri. Bentuk pertama
yang dikenali manusia dalam bercocok tanam adalah berhuma atau berladang.
Teknik ini dilakukan dengan cara membersihkan hutan dengan cara menebang
hutan dan semak belukar kemudian menanam tumbuhan, seperti keladi, ubi,
sukun, durian, duku, salak dan lain-lain. Setelah beberapa kali menggunakan
lahan yang sama, mereka akan membuka lahan baru. Selain itu, untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka beternak ayam, kerbau, babi dan anjing, meskipun
kebiasaan berburu masih tetap dilakukan.

8
Sejarah Indonesia Kelas X

2) Kebutuhan tempat tinggal dibuat dengan sederhana, kecil dan dekat dengan
tempat bercocok tanam. Rumah dibuat sudah menggunakan tiang di beberapa sisi
dan beratapkan daun yang disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga.
Tujuannya untuk menghindari bahaya banjir dan serangan binatang buas.
3) Mulai muncul perdagangan dengan carabarter3. Perahu dan rakit memegang
peranan penting dalam transportasi untuk perdagangan.
4) Masyarakat sudah tersusun atas kelompok tani dan kehidupan gotong royong
sudah mulai dikenal, misalnya membangun tempat tinggal, membuka ladang dan
sawah, menangkap ikan dan merambah hutan.Pembagian kerja semakin jelas,
kaum laki-laki mengerjakan segala sesuatu berkaitan dengan tenaga, misalnya
membuka hutan, menyiapkan ladang dan membangun rumah. Sedangkan kaum
perempuan menabur benih, merawat rumah dan mengurus anak.Pada tahap ini
muncul seorang pemimpin yang dipilih sebagai orang yang dituakan dan
mempunyai wibawa. Keberadaan seorang pemimpin sangat penting untuk
menegakkan aturan yang mulai muncul dan memimpin pelaksanaan kegiatan.
5) Terjadi perkembangan bahasa karena kehidupan dalam masyarakat semakin
beragam.
6) Perlatan yang digunakan semakin halus yang kemudian menimbulkan perkakas-
perkakas yang lebih beragam dan maju secara teknologi dibandingkan pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan yang terbuat dari batu, tulang atau tanah
liat. Hasil kebudayaan pada masa ini berupa beliung persegi, kapak lonjong, mata
panah, gerabah dan perhiasan.
7) Pada masa ini manusia telah mengenal anggapan bahwa roh manusia setelah mati
dianggap tidak hilang, melainkan berada di alam lain yang jauh dari tempat
tinggalnya. Oleh karena itu, sewaktu-waktu roh yang bersangkutan dapat
dipanggil untuk diminta bantuannya.

c. Masa Perundagian
Ciri-ciri kehidupan pada masa Perundagian sebagai berikut:
1) Kebutuhan bahan makan dilakukan melaui bercocok tanam di sawah dan
beternak. Sudah mulai mengenal sistem pengaturan air (irigasi). Tanpa
ketergantungan dengan alam (hujan). Dalam beternak semakin beragam, misalnya
kuda dan unggas.
2) Mulai terbentuknya sebuah pedesaan dengan teknik pembuatan rumah yang
makin maju.
3) Sistem barter masih berlangsung, namun jangkauannya sudah lebih jauh, yaitu
antarpulau.
4) Ditemukannya peleburan biji besi dan pembuatan benda-benda dari logam. Selain
itu, terdapat persaingan antar individu dalam masyarakat yang kemudian

3
Saling bertukar barang sesuai dengan kebutuhan

9
Sejarah Indonesia Kelas X

menimbulkan keinginan untuk menguasai satu bidang. Pada tahap ini


menyebabkan timbulnya golongan undagi (golongan masyarakat terampil dan
mampu menguasai teknologi pada bidang tertentu, misalnya membuat rumah,
peleburan logam dan membuat perhiasan).
5) Semakin banyak pekerjaan yang muncul yang menyebabkan pembagian kerja
semakin tegas, sesuai dengan bidangnya masing-masing.
6) Timbulnya status sosial atau yang dikenal primus interpares, yaitu pemimpin
kelompok masyarakat praaksara yang diangkat oleh anggota kelompok dan
bertugas mengatur aturan hidup di lingkungan kelompoknya. Pemimpin dipilih
berdasarkan kekuatan fisik, kesaktian, dan kewibawaan seseorang dalam
kelompoknya.
7) Munculnya jenis kepercayaan animisme dan dinamisme.

d. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan mulai muncul pada zaman Neolitikum (sezaman masa
berburu dan meramu tingkat lanjut). Pada zaman ini, masyarakat purba sudah
memahami adanya kehidupan setelah kematian, dimana ada hubungan antara orang
yang masih hidup dengan roh orang yang telah meninggal. Oleh karena itu, hal ini
kemudian mendasari adanya upacara penguburan, seperti adanya bekal kubur dan
upacara mendirikan bangunan suci pada kebudayaan Megalitikum (Batu Besar) yang
meliputi:
a. Menhir
Bangunan berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek
moyang, sehingga bentuknya ada yang berdiri tunggal dan berkelompok, serta ada
yang dipadukan dengan bangunan lain seperti pundek berundak-undak.
Contohnya: di Pasemahan (Sumatra Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan.

b. Pundek Berundak-undak
Bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat yang berfungsi sebagai tempat
pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal dan dianggap suci.
Contoh penemuannya di Lebak Sibedug (Banten Selatan) dan Lereng Bukit Hyang
(Jawa Timur).

c. Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan
sesajen untuk pemujaan. Selain itu, Dolmen juga digunakan sebagai tempat untuk
mesemayamkan orang yang sudah meninggal yang diletakkan di bawah atau
disebut kubur batu. Lokasi penemuannya di Cupari Kuningan (Jawa Barat);

10
Sejarah Indonesia Kelas X

Bondowoso (Jawa Timur); Merawan, Jember (Jawa Timur); Pasemah (Sumatra)


dan NTT.

d. Sarkofagus (Kubur Batu)


Sarkofagus adalah keranda yang terbuat dari batu, berbentuk menyerupai lesung
yang diberi tutup. Dari sarkofagus selain ditemukan bentuk fisik orang yang
meninggal terdapat juga bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan
benda yang terbuat dari perunggu serta besi. Daerah ditemukannya sarkofagus
adalah Bali yang diyakini memiliki kekuatan gaib dan dikenal sejak zaman Logam.

e. Arca Batu
Arca atau patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang
berupa gajah, kerbau, harimau dan monyet. Sedangkan bentuk arca manusia
bersifat dinamis, misalnya arca batu gajah yaitu patung besar dengan gambaran
seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut
ditemukan di daerah Pasemah (Sumtra Selatan), Lampung, Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
Dari kepercayaan ini kemudian berkembang menjadi kepercayaan animisme dan
dinamisme.
- Animisme
Animisme merupakan suatu kepercayaan yang menyatakan roh (jiwa) tidak hanya
terdapat pada mahluk hidup, namun terdapat juga pada benda-benda tertentu. Roh-
roh ini terkadang ada yang baik dan tidak baik agar hidup selaras dan tidak saling
mengganggu perlu diberi sesajen.

- Dinamisme
Berasal dari kata “dinamo” kekuatan. Dinamisme merupakan kepercayaan bahwa
pada benda-benda yang hidup atau yang mati termasuk ciptaan (tombak dan keris)
memiliki kekuatan gaib dan diangga bersifat suci.

11

Anda mungkin juga menyukai