2. Teori Nusantara
Teori ini menyatakan bahwa asal usul bangsa Indonesia berasal dari Indonesia
sendiri. Teori ini didukung oleh Muhammad Yamin, Gorys Keraf dan J. Crawfod.
Landasan dari teori ini sebagai berikut:
a. Bangsa Melayu merupakan bangsa yang perperadaban tinggi yang tidak mungkin
dapat dicapai melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.
b. Bahasa Melayu memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun hanya
suatu kebetulan.
c. Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo soloensis
dan Homo wajakensis.
d. Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Indonesia
dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.
1
Genealogi: garis keturunan manusia dalam hubungan keluarga sedarah
1
Sejarah Indonesia Kelas X
ini diperkirakan datang dari Taiwan dengan kedatangan awal melalui Sulawesi dan
Kalimantan yang kemudian menyebarkan ke wilayah Nusantara.
Migrasi manusia yang tinggal di Taiwan pertama menuju Filipina bagian utara
kemudian terus bergerak ke selatan hingga Sulawesi, Kalimantan dan Maluku.Dari
Maluku sebagian bergerak ke barat hingga masuk ke Jawa, Sumatra dan Semenanjung
Malaya. Sebagian lagi bergerak ke timur hingga Hawai, Samoa dan kepulauan-kepulauan
kecil di Pasifik, bahkan ada yang mencapai Amerika Latin (Indian). Beberapa
pendukungnya ialah:
a. Pertemuan manusia baru dengan populasi Austramelanesia yang menimbulkan
kohabitasi2.
b. Adanya adaptasi dan interaksi antar sesama memungkinkan terjadinya perkawinan
campuran.
c. Proses interaksi memperlihatkan keturunan Ras Austramelanesia dikenal dengan
populasi Melanesia.
d. Genetika manusia Indonesia kebanyakan adalah campuran dari dua atau lebih
populasi moyang. Misalnya genetika Austronesia lebih dominan di bagian timur,
selain itu meskipun kecil porsinya, genetika Papua hampir ada di seluruh bagian barat
Indonesia.
e. Penggunaan bahasa dalam Kepulauan Indonesia yang mempunyai lebih dari 700 etnis
dengan 706 bahasa daerah digolongkan ke dalam dua bagian yakni penutur
Austronesia dan non-Austronesia(Papua). Multamia RMT Lauder menjelaskan
adanya pinjam meminjam leksikal dan diperkirakan lebih dari 30 % dari semua
bahasa yang hidup saat ini adalah bahasa non-Austronesia. Sedangkan Austronesia
cenderung ditemukan di daerah pesisir dan daerah pedalaman Papua Nugini.
Pendukung teori ini adalah Robert Blust dan Harry Truman Simanjuntak.
2
Kohabitasi: perihal tinggal serumah tanpa ikatan perkawinan
2
Sejarah Indonesia Kelas X
Pendapat para ahli tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
1. Kern
Bangsa Indonesia berasal dari Asia yang didukung dengan adanya persamaan nama
dan bahasa yang digunakan di daerah Champa dengan Indonesia. Misalnya kata
“kampong” sebagai kata tempat di Kamboja, istilah binatang dan alat perang.
2. Willem Smith
Membagi bangsa-bangsa Asia berdasarkan bahasa yang digunakan, yakni bangsa
yang berbahasa Togon, Jerman dan Austria.Bahasa Austria dibagi dua, yakni bangsa
yang berbahasa Austro Asia dan Austronesia.Bangsa yang berbahasa Austronesia
mendiami wilayah Indonesia, Melanesia dan Polinesia.
3. Hogen
Bangsa yang mendiami daerah pesisir Melayu berasal dari Sumatra yang kemudian
bercampur dengan bangsa Mongol yang disebut bangsa Proto Melayu (Melayu Tua) dan
Deutro Melayu (Melayu Muda).
Bangsa Proto Melayu menyebar di sekitar wilayah Indonesia pada tahun 3.000 –
1.500 SM, sedangkan bangsa Deutro Melayu datang ke Indonesia sekitar tahun 1.500 –
500 SM.
4. Moh. Ali
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan yang dipengaruhi oleh pendapat yang
mengatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Mongol yang terdesak oleh bangsa-
bangsa yang kuat.
5. Muh. Yamin
Nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Bahkan, ia
meyakini ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri berasal dari Indonesia.
3
Sejarah Indonesia Kelas X
http://www.google.com/ras-mongoloid
Berasal dari daerah Asia Tengah (Mongoloid). Pada zaman es, tersebar di daerah
Indonesia bagian barat yang meliputi pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
Penyebarannya dari Mongol ke Asia Tenggara, meliputi Vietnam, Laos, Thailand,
Malaysia, Singapura dan Indonesia bagian barat. Penyebaran ini dilakukan melalui darat
karena pada saat itu bagian barat Indonesia masih menyatu dengan Asia Tenggara.
Pada perkembangannya, daratan tersebut tenggelam dan ada sebagian yang tidak
terpisah oleh laut yang menjadi beberapa pulau Indonesia bagian barat. Daratan yang
terendam laut itu kemudian disebut dengan Paparan Sunda.
2. Ras Austroloid
http://www.google.com/ras-Autroloid
4
Sejarah Indonesia Kelas X
Cirinya yakni berkulit hitam, bertubuh tinggi, berambut keriting dan datang dari
Afrika.Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah Papua, terdapat di Riau
yakni suku Siak (Sakai) serta suku Papua Melanesoid mendiami Pulau Papua dan
Pulau Melanesia (Pasifik).
5
Sejarah Indonesia Kelas X
6
Sejarah Indonesia Kelas X
1. Pola Hunian
Sumber: http//www.google.com/pola-
hunian-manusia-praaksara
Pada dasarnya air sangat dibutuhkan manusia dari sejak dahulu hingga sekarang
dan itu juga mempengaruhi pola kehidupan manusia. Hal inilah yang kemudian menjadi
dasar utama manusia purba hidup berada di dekat sungai atau sumber air. Air juga
digunakan sebagai sarana penghubung atau transportasi untuk melakukan aktivitas dari
satu tempat ke tempat lain. Selain itu, mereka juga memanfaatkan gua-gua di sekitar
aliran sungai untuk dijadikan tempat tinggal.
Pola hunian manusia purba memperlihatkan dua karakter, yakni kedekatan dengan
sumber air dan hidup di alam terbuka. Hal ini dilihat dari penemuan barang-barang dan
sisa-sisa peralatan yang banyak ditemukan di sekitar sungai. Ketika persediaan makanan
mulai menipis, manusia purba berpindah ke tempat yang memiliki banyak sumber
makanan. Pola kehidupan ini terus berlangsung hingga mereka menemukan cara
bercocok tanam, kemudian mulai hidup menetap yang ditandai dengan memelihara dan
beternak binatang.
7
Sejarah Indonesia Kelas X
Pada masa ini kehidupan manusia praaksara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kebutuhan makanan diperoleh dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan
(food gathering). Pada masa ini kehidupan manusia hanya pada upaya untuk
mempertahankan diri di tengah-tengah alam yang penuh tantangan dengan
kemampuan yang masih sangat terbatas. Kegiatan yang dilakukan hanya sebatas
berburu dan mengumpulkan makanan menggunakan peralatan dari kayu, batu dan
tulang dengan hanya bergantung pada alam sekitar.
2) Tempat tinggal manusia praaksara berupa tempat berlindung dari daun-daunan
dan kemudian memanfaatkan gua yang terbentuk oleh alam untuk tempat tinggal.
Gua-gua yang ditempati dekat dengan sumber air atau sumber makanan dan akan
ditinggalkan ketika sumber alam dirasa sudah tidak tersedia lagi. Mereka yang
tinggal di gua (abris sous rusche) di pinggir pantai akan memakan ikan, kerang
dan siput, sehingga dekat tempat tinggal mereka akan dijumpai dapur sampah
berupa kulit kerang dan siput (kjokkenmaddinger).
3) Masyarakat akan tersusun berdasarkan kelompok berburu dan terdapat pembagian
kerja. Misalnya kaum laki-laki bertugas melakukan perburuan, sedangkan kaum
perempuan bertugas mengumpulkan makanan, mengurus anak-anak dan memilih
tanaman yang berkualitas untuk ditanam.
4) Mengenal bahasa untuk berkomunikasi walaupun masih sangat sederhana.
Sumber:
http//www.google.com/masa
bercocok tanam manusia praaksara
Pada masa ini kehidupan manusia praaksara memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara bercocok tanam dan beternak (food
producing), berusaha menghasilkan sumber makanan sendiri. Bentuk pertama
yang dikenali manusia dalam bercocok tanam adalah berhuma atau berladang.
Teknik ini dilakukan dengan cara membersihkan hutan dengan cara menebang
hutan dan semak belukar kemudian menanam tumbuhan, seperti keladi, ubi,
sukun, durian, duku, salak dan lain-lain. Setelah beberapa kali menggunakan
lahan yang sama, mereka akan membuka lahan baru. Selain itu, untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka beternak ayam, kerbau, babi dan anjing, meskipun
kebiasaan berburu masih tetap dilakukan.
8
Sejarah Indonesia Kelas X
2) Kebutuhan tempat tinggal dibuat dengan sederhana, kecil dan dekat dengan
tempat bercocok tanam. Rumah dibuat sudah menggunakan tiang di beberapa sisi
dan beratapkan daun yang disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga.
Tujuannya untuk menghindari bahaya banjir dan serangan binatang buas.
3) Mulai muncul perdagangan dengan carabarter3. Perahu dan rakit memegang
peranan penting dalam transportasi untuk perdagangan.
4) Masyarakat sudah tersusun atas kelompok tani dan kehidupan gotong royong
sudah mulai dikenal, misalnya membangun tempat tinggal, membuka ladang dan
sawah, menangkap ikan dan merambah hutan.Pembagian kerja semakin jelas,
kaum laki-laki mengerjakan segala sesuatu berkaitan dengan tenaga, misalnya
membuka hutan, menyiapkan ladang dan membangun rumah. Sedangkan kaum
perempuan menabur benih, merawat rumah dan mengurus anak.Pada tahap ini
muncul seorang pemimpin yang dipilih sebagai orang yang dituakan dan
mempunyai wibawa. Keberadaan seorang pemimpin sangat penting untuk
menegakkan aturan yang mulai muncul dan memimpin pelaksanaan kegiatan.
5) Terjadi perkembangan bahasa karena kehidupan dalam masyarakat semakin
beragam.
6) Perlatan yang digunakan semakin halus yang kemudian menimbulkan perkakas-
perkakas yang lebih beragam dan maju secara teknologi dibandingkan pada masa
berburu dan mengumpulkan makanan yang terbuat dari batu, tulang atau tanah
liat. Hasil kebudayaan pada masa ini berupa beliung persegi, kapak lonjong, mata
panah, gerabah dan perhiasan.
7) Pada masa ini manusia telah mengenal anggapan bahwa roh manusia setelah mati
dianggap tidak hilang, melainkan berada di alam lain yang jauh dari tempat
tinggalnya. Oleh karena itu, sewaktu-waktu roh yang bersangkutan dapat
dipanggil untuk diminta bantuannya.
c. Masa Perundagian
Ciri-ciri kehidupan pada masa Perundagian sebagai berikut:
1) Kebutuhan bahan makan dilakukan melaui bercocok tanam di sawah dan
beternak. Sudah mulai mengenal sistem pengaturan air (irigasi). Tanpa
ketergantungan dengan alam (hujan). Dalam beternak semakin beragam, misalnya
kuda dan unggas.
2) Mulai terbentuknya sebuah pedesaan dengan teknik pembuatan rumah yang
makin maju.
3) Sistem barter masih berlangsung, namun jangkauannya sudah lebih jauh, yaitu
antarpulau.
4) Ditemukannya peleburan biji besi dan pembuatan benda-benda dari logam. Selain
itu, terdapat persaingan antar individu dalam masyarakat yang kemudian
3
Saling bertukar barang sesuai dengan kebutuhan
9
Sejarah Indonesia Kelas X
d. Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan mulai muncul pada zaman Neolitikum (sezaman masa
berburu dan meramu tingkat lanjut). Pada zaman ini, masyarakat purba sudah
memahami adanya kehidupan setelah kematian, dimana ada hubungan antara orang
yang masih hidup dengan roh orang yang telah meninggal. Oleh karena itu, hal ini
kemudian mendasari adanya upacara penguburan, seperti adanya bekal kubur dan
upacara mendirikan bangunan suci pada kebudayaan Megalitikum (Batu Besar) yang
meliputi:
a. Menhir
Bangunan berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara menghormati roh nenek
moyang, sehingga bentuknya ada yang berdiri tunggal dan berkelompok, serta ada
yang dipadukan dengan bangunan lain seperti pundek berundak-undak.
Contohnya: di Pasemahan (Sumatra Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan.
b. Pundek Berundak-undak
Bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat yang berfungsi sebagai tempat
pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal dan dianggap suci.
Contoh penemuannya di Lebak Sibedug (Banten Selatan) dan Lereng Bukit Hyang
(Jawa Timur).
c. Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan
sesajen untuk pemujaan. Selain itu, Dolmen juga digunakan sebagai tempat untuk
mesemayamkan orang yang sudah meninggal yang diletakkan di bawah atau
disebut kubur batu. Lokasi penemuannya di Cupari Kuningan (Jawa Barat);
10
Sejarah Indonesia Kelas X
e. Arca Batu
Arca atau patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang
berupa gajah, kerbau, harimau dan monyet. Sedangkan bentuk arca manusia
bersifat dinamis, misalnya arca batu gajah yaitu patung besar dengan gambaran
seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut
ditemukan di daerah Pasemah (Sumtra Selatan), Lampung, Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
Dari kepercayaan ini kemudian berkembang menjadi kepercayaan animisme dan
dinamisme.
- Animisme
Animisme merupakan suatu kepercayaan yang menyatakan roh (jiwa) tidak hanya
terdapat pada mahluk hidup, namun terdapat juga pada benda-benda tertentu. Roh-
roh ini terkadang ada yang baik dan tidak baik agar hidup selaras dan tidak saling
mengganggu perlu diberi sesajen.
- Dinamisme
Berasal dari kata “dinamo” kekuatan. Dinamisme merupakan kepercayaan bahwa
pada benda-benda yang hidup atau yang mati termasuk ciptaan (tombak dan keris)
memiliki kekuatan gaib dan diangga bersifat suci.
11
Sejarah Indonesia Kelas X
12
Sejarah Indonesia Kelas X
mencari biji-bijian, umbi, serta dedaunan sebagai makanan. Mereka tidak bercocok
tanam. Mereka menggunakan batu, kayu dan tulang binatang untuk membuat
peralatan sehari-hari. Alat-alat ini juga digunakan untuk mempertahankan diri dari
musuh. Peninggalan yang ditemukan antara lain berupa peralatan batu seperti
flakes (alat penyerpih berfungsi misalnya untuk mengupas, menguliti), chopper
(kapak genggam/alat penetak), selain itu terdapat pula peralatan dari tulang. Kapak
genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan, biasa disebut Chopper (alat
penetak/pemotong). Dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa
dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara menggunakannya dengan cara
menggenggam.
4. Megalitikum Megalitikum
berasal dari kata mega yang berarti besar, dan lithos yangberarti batu. Zaman
Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada zaman ini
manusia sudah dapat membuat dan meningkatkankebudayaan yang terbuat dan
batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai zaman
Perunggu.
13
Sejarah Indonesia Kelas X
Zaman Logam.
Zaman logam adalah zaman dimana manusia sudah mengenal teknologi
pertukangan secara sederhana. Pada masa ini manusia mulai mengenal logam
perunggu dan besi. Pengolahan logam memerlukan suatu tempat dan keahlian
khusus. Tempat untuk mengolah logam dikenal dengan nama perundagian dan
orang yang ahli mengerjakan pertukangan logam disebut undagi. Maka zaman
logam disebut juga zaman perundagian. Di Indonesia logam yang digunakan
adalah perunggu dan besi. Maka muncul daerahdaerah produsen barang, yang
kemudian ditukarkan dengan barang kebutuhan lain, sehingga terjadilah barter.
Kebutuhan barang makin meningkat memunculkan daerah konsumen, sehingga
terjadilah perdagangan antar daerah.
Peralatan pertama yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat dari batu yang seadanya dan juga
dari tulang. Peralatan ini berkembang pada zaman Paleolitikum atau zaman batu tua. Zaman batu tua ini
bertepatan dengan zaman Neozoikum terutama pada akhir zaman Tersier dan awal zaman Quartair.
Zaman ini berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Zaman ini merupakan zaman yang sangat penting
karena terkait dengan munculnya kehidupan baru, yakni munculnya jenis manusia purba. Zaman ini
dikatakan zaman batu tua karena hasil kebudayaan terbuat dari batu yang relatif masih sederhana dan
kasar. Kebudayaan zaman Paleolitikum ini secara umum ini terbagi menjadi Kebudayaan Pacitan dan
Kebudayaan Ngandong.
14
Sejarah Indonesia Kelas X
a. Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan ini berkembang di daerah Pacitan, Jawa Timur. Beberapa alat dari batu ditemukan di daerah
ini. Seorang ahli, von Koeningwald dalam penelitiannya pada tahun 1935 telah menemukan beberapa
hasil teknologi bebatuan atau alat-alat dari batu di Sungai Baksoka dekat Punung. Alat batu itu masih
kasar, dan bbentuk ujungnya agak runcing, tergantung kegunaannya. Alat batu ini sering disebut dengan
kapak genggam atau kapak perimbas. Kapak ini digunakan untuk menusuk binatang atau menggali tanah
saat mencari umbi-umbian. Di samping kapak perimbas, di Pacitan juga ditemukan alat batu yang disebut
dengan chopper sebagai alat penetak. Di Pacitan juga ditemukan alat-alat serpih.
Alat-alat itu oleh Koeningswald digolongkan sebagai alatalat “paleolitik”, yang bercorak “Chellean”,
yakni suatu tradisi yang berkembang pada tingkat awal paleolitik di Eropa. Pendapat Koeningswald ini
kemudian dianggap kurang tepat.
setelah Movius berhasil menyatakan temuan di Punung itu sebagai salah satu corak perkembangan kapak
perimbas di Asia Timur. Tradisi kapak perimbas yang ditemukan di Punung itu kemudian dikenal dengan
nama “Budaya Pacitan”. Budaya itu dikenal sebagaitingkat perkembangan budaya batu awal di Indonesia.
Kapak perimbas itu tersebar di wilayah Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bali,
Flores, dan Timor. Daerah Punung merupakan daerah yang terkaya akan kapak perimbas dan hingga saat
ini merupakan tempat penemuan terpenting di Indonesia. Pendapat para ahli condong kepada jenis
manusia Pithecanthropus atau keturunan-keturunannya sebagai pencipta budaya Pacitan. Pendapat ini
sesuai dengan pendapat tentang umur budaya Pacitan yang diduga dari tingkat akhir Plestosin Tengah
atau awal permulaan Plestosin Akhir.
b. Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan Ngandong berkembang di daerah Ngandong dan juga Sidorejo, dekat Ngawi. Di daerah ini
banyak ditemukan alat-alat dari batu dan juga alat-alat dari tulang. Alat-alat dari tulang ini berasal dari
tulang binatang dan tanduk rusa yang diperkirakan digunakan sebagai penusuk atau belati. Selain itu,
ditemukan juga alat-alat seperti tombak yang bergerigi. Di Sangiran juga ditemukan alat-alat dari batu,
bentuknya indah seperti kalsedon. Alatalat ini sering disebut dengan flake. Sebaran artefak dan peralatan
15
Sejarah Indonesia Kelas X
paleolitik cukup luas sejak dari daerah-daerah di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara
Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Halmahera.
16
Sejarah Indonesia Kelas X
Sumber: Direktorat Geografi Sejarah. 2009. Atlas Prasejarah Indonesia. Jakarta: Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata.
Gambar 1.28 Kjokkenmoddinger yang terdapat di Pulau Bintan, Kep. Riau
17
Sejarah Indonesia Kelas X
3. Mengenal Api
Sumber : Harry Widianto dan Truman Simanjuntak. 2011. Jejak Langkah Setelah Sangiran. Jawa Tengah: Balai
Pelastarian Situs Manusia Purba Sangiran.
Gambar 1.31 Sisa-sisa pembakaran
18
Sejarah Indonesia Kelas X
Sumber : Taufik Abdullah dan A.B Lapian (ed). 2012. Indonesia Dalam
Arus Sejarah, Jilid I. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.
Gambar 1.32 Gambaran hunian manusia purba
19
Sejarah Indonesia Kelas X
4. Sebuah Revolusi
20
Sejarah Indonesia Kelas X
21
Sejarah Indonesia Kelas X
22
Sejarah Indonesia Kelas X
yang ada di Eropa. Di Eropa zaman logam ini mengalami tiga fase,
zaman tembaga, perunggu dan besi. Di Kepulauan Indonesia hanya
mengalami zaman perunggu dan besi. Zaman perunggu merupakan
fase yang sangat penting dalam sejarah. Beberapa contoh bendabenda
kebudayaan perunggu itu antara lain: kapak corong, nekara,
moko, berbagai barang perhiasan. Beberapa benda hasil kebudayaan
zaman logam ini juga terkait dengan praktik keagamaan misalnya
nekara.
5. Konsep Ruang pada Hunian (Arsitektur)
Menurut Kostof, arsitektur telah mulai ada pada saat manusia
mampu mengolah lingkungan hidupnya. Pembuatan tanda-tanda di alam
yang membentang tak terhingga itu untuk membedakan dengan wilayah
lainnya. Tindakan untuk membuat tanda pada suatu tempat itu dapat
dikatakan sebagai bentuk awal dari arsitektur. Pada saat itu manusia sudah
mulai merancang sebuat tempat.
Bentuk arsitektur pada masa pra-aksara dapat dilihat dari tempat
hunian manusia pada saat itu. Mungkin kita sulit membayangkan atau
menyimpulkan bentuk rumah dan bangunan yang berkembang pada
masa pra-aksara saat itu. Dari pola mata pencaharian manusia yang sudah
mengenal berburu dan melakukan pertanian sederhana dengan ladang
berpindah memungkinkan adanya pola pemukiman yang telah menetap.
Gambar-gambar dinding goa tidak hanya mencerminkan kehidupan sehari-
hari, tetapi juga kehidupan spiritual. Cap-cap tangan dan lukisan di goa
yang banyak ditemukan di Papua, Maluku, dan Sulawesi Selatan dikaitkan
dengan ritual penghormatan atau pemujaan nenek moyang, kesuburan,
dan inisiasi. Gambar dinding yang tertera pada goa-goa mengambarkan
pada jenis binatang yang diburu atau binatang yang digunakan untuk
membantu dalam perburuan. Anjing adalah binatang yang digunakan
oleh manusia pra-aksara untuk berburu binatang.
Bentuk pola hunian dengan menggunakan penadah angin,
menghasilkan pola menetap pada manusia masa itu. Pola hunian itu
sampai saat ini masih digunakan oleh Suku Bangsa Punan yang tersebar di
Kalimantan. Bentuk hunian itu merupakan bagian bentuk awal arsitektur
di luar tempat hunian di goa. Secara sederhana penadah angin merupakan
suatu konsep tata ruangan yang memberikan secara implisit memberikan
batas ruang. Pada kehidupan dengan masyarakat berburu yang masih
sangat tergantung pada alam, mereka lebih mengikut ritme dan bentuk
geografis alam. Dengan demikian konsep ruang mereka masih kurang
bersifat geometris teratur. Pola garis lengkung tak teratur seperti aliran
sungai, dan pola
spiral seperti route
23
Sejarah Indonesia Kelas X
yang ditempuh
mungkin adalah citra
pola ruang utama
mereka. Ruang
demikian belum
mengutamakan
arah utama. Secara
sederhana dapatlah
kita lihat bahwa,
pada masa praaksara
konsep tata
ruang, atau yang
saat ini kita kenal
dengan arsitektur itu
sudah mereka kenal.
24