Anda di halaman 1dari 7

Asal Usul Manusia Indonesia

Siapakah sesungguhnya Bangsa Indonesia? Ada banyak jawaban dari pertanyaan itu. Dari
semua versi, berpendapat sama jika lelulur masyarakat Indonesia yang sekarang ini mendiami
Nusantara adalah bangsa pendatang. Penelitian arkeologi dan ilmu genetika memberikan bukti
kuat jika leluhur Bangsa Indonesia bermigrasi dari wilayah Asia ke wilayah Asia bagian Selatan.
Masyarakat Indonesia mungkin banyak yang tidak menyadari apabila perbedaan warna kulit, suku,
ataupun bahasa tidak menutupi fakta suatu bangsa yang memiliki rumpun sama, yaitu rumpun
Austronesia. Jika melihat catatan penelitian dan kajian ilmiah tentang asal-usul suatu bangsa,
apakah masyarakat Indonesia menyadari jika mereka berasal (keturunan) dari leluhur yang sama.

Menelusuri asal-usul suatu bangsa tidak sekadar membutuhkan bidang ilmu antropologi,
akan tetapi sudah masuk ke dalam ranah ilmu genetika. Pada awalnya, penelusuran hanya
didasarkan pada bukti-bukti arkeologi dan pola penuturan bahasa. Banyak pendapat yang
bermunculan terkait dengan dari mana sejatinya asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Para
ahli sejarah saling mengeluarkan argumenya disertai dalih pembenaran dari dugaannya masing-
masing.
1. Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara
ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara itu sendiri. Mengikuti sudut
pandang Multiregional Evolution Model, teori nusantara menyatakan bahwa manusia purba
menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri. Pendukung teori
Nusantara adalah Mohammad Yamin, J. Crawford, K. Himly, Sutan Takdir Alisjahbana, dan
Gorys Keraf. Berikut pendapat dan dasar yang memperkuat argument mereka
a) Mohammad Yamin b) K. Himly c) Sutan T. Alisjahbana d) Gprys Keraf

Pendapat mereka didasari oleh beberapa hal ini:


1) Banyaknya temuan fosil dan artefak di Indonesia yang lebih lengkap dibanding daerah lain di
Asia. Contohnya, temuan fosil Pithecanthropus Soloensis dan Wajakensis yang tidak diketemukan
di daerah-daerah lain di Asia termasuk Asia Tenggara (Indochina).
2) Bahasa Melayu dan bahasa Jawa mempunyai tingkat peradaban yang tinggi. Taraf ini hanya
dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama. Hal ini menunjukkan bahwa orang Melayu
tidak berasal dari mana-mana, tetapi berasal dan berkembang di Nusantara.
3) K.Himly tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa bahasa Melayu serumpun
dengan bahasa Champa (Kampuchea). Baginya, persamaan yang berlaku di kedua bahasa tersebut
adalah suatu fenomena yang bersifat "kebetulan".
4) Manusia kuno Homo Soloensis dan Homo Wajakensis yang terdapat di Pulau Jawa. Penemuan
manusia kuno ini di Pulau Jawa menunjukkan adanya kemungkinan orang Melayu ini keturunan
dari manusia kuno tersebut, yakni berasal dari Jawa.
5) Bahasa yang berkembang di Nusantara, yaitu rumpun bahasa Austronesia, mempunyai
perbedaan yang sangat jauh dengan bahasa yang berkembang di Asia Tengah, yaitu bahasa Indo
Eropa.
6) Menurut hasil penelitian Gorys Keraf mengenai bahasa-bahasa Nusantara, membuahkan teori
baru mengenai asal usul bahasa dan bangsa Indonesia. Teorinya ini didasarkan dari: situasi
geografis masa lampau, pertumbuhan dan penyebaran umat manusia, teori migrasi bahasa dan
leksikostatistik.
2. Teori Yunan
Dalam Teori Yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang menjadi nenek
moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan. Beberapa ahli yang mendukung
teori Yunan adalah Dr. J.H.C. Kern, Robert Barron van Heine Geldern, Prof. Dr. N.J Krom,
dan Moh. Ali.
a) Prof. Dr. Kern b) Van Heine Geldern c) Prof. Dr. Krom d) Moh. Ali

Menurut pendukung teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut.
1) Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang
ada di kawasan Asia Tengah.
2) Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa Champa
yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa penduduk di Kamboja berasal
dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya
diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampei ke Nusantara.
Kedatangan manusia dari Yunan ke kepulauan Nusantara ini dengan melalui tiga gelombang
utama (perpindahan orang Negrito, Proto-Melayu, dan Deutro Melayu).
3) Dr. Krom menguraikan bahwa masyarakat awal Indonesia berasal dari Cina Tengah karena di
daerah Cina Tengah banyak terdapat sumber sungai besar. Mereka menyebar ke kawasan
Indonesia sekitar 2.000 SM sampai 1.500 SM.
4) Penemuan-penemuan sejumlah artefak, sebagai perwujudan budaya, yang ditemukan
di Indonesia mempunyai banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.
5) Moh. Ali memiliki pendapat yang dipengaruhi oleh pendapat Mens yang berpendapat bahwa
bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang terdesak oleh bangsa-bangsa lebih kuat
sehingga mereka pindah ke selatan, termasuk ke Indonesia. Ali mengemukakan bahwa leluhur
orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar yang terletak di daratan Asia dan mereka
berdatangan secara bergelombang (orang Negrito, Proto-Melayu, dan Deutro Melayu).
6) Kern berpendapat bahwa bahasa - bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia, yaitu
Polinesia, Melanesia, & Mikronesia memiliki akar bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia.
Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia berawal dari satu daerah dan menggunakan bahasa
Campa. Pendapat Kern ini didukung oleh adanya persamaan nama dan bahasa yang dipergunakan
di daerah Campa dengan di Indonesia
Berdasarkan waktu kedatangan, serta daerah yang pertama kali ditempati Bangsa Melayu
Indonesia ini dapat dibedakan menjadi 3 sub bangsa antara lain, bangsa Proto Melayu, bangsa
Proto Melayu, dan bangsa Deutro Melayu. Berikut penjelasan dari masing-masing sub bangsa
tersebut:
a. Orang Negrito
Diperkirakan orang Negrito sudah memasuki Nusantara sejak
1000 SM. Orang Negrito ini diyakini sebagai penduduk paling
awal di kepulauan Nusantara. Hal tersebut dibuktikan dengan
penemuan arkeologi di Gua Cha, Malaysia. Dalam
perkembangannya orang Negrito menurunkan orang Semang.
Ciri fisik orang Negrito yaitu berkulit gelap, rambut keriting,
hidung lebar, dan bibir tebal. Di Indonesia ras negrito ini sebagian
besar mendiami daerah Papua. Keturunan ras ini terdapat di Riau
(pedalaman) yaitu suku Siak (Sakai) serta suku Papua Melanesoid yang mendiami Pulau Papua
dan Pulau Melanesia.
b. Proto-Melayu
Diperkirakan migrasi Proto-Melayu ke kepulauan Nusantara
sekitar pada 2500 SM. Sebutan Proto-Melayu adalah untuk
menyebutkan orang-orang yang melakukan migrasi pada
gelombang pertama ke Nusantara. Keturunan Proto-Melayu
yaitu suku Toraja, Dayak, Sasak, Nias, Rejang, dan Batak.
Dalam hal bercocok tanam, orang Proto-Melayu memiliki
kemahiran yang lebih baik daripada orang Negrito.

c. Deutro Melayu
Deutro Melayu adalah sebutan untuk orang-orang yang
melakukan migrasi pada gelombang kedua. Diperkirakan
kedatangan Deutro Melayu ke Indonesia pada 1500 SM. Suku
bangsa yang termasuk Deutro Melayu antara lain Minangkabau,
Aceh, Jawa, Melayu, Betawi, dan Manado.

3. Teori Out of Taiwan


Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan bukan
dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah Harry Truman Simanjuntak, Peter
Bellwood, dan Robert Blust.

a) Harry. T. S b) Peter Bellwood c) Robert Blust

Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku
di Nusantara memiliki rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan
cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun
Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan.
Sselain hal tersebut menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak
menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah Cina. Teori dilator belakangi oleh nenek
moyang Indonesia yang berasal dari Formosa (Taiwan) yang bermigrasi ke Indonesia karena
tekanan demografik dan penyelelarasan social kultural.
Kelebihan Teori Out of Taiwan:
a) Bahasa suku-suku di nusantara memiliki rumpun Austronesia, yang sama dengan Taiwan
b) Tidak memiliki kecocokan genetika dengan yang ada di Tiongkok
c) Terdapat bukti berupa kecocokan genetika
4. Teori Out of Afrika
Menurut teori ini, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Dasar teori ini
adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dengan gen
laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat), manusia modern yang ada
sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu.
Dari Afrika mereka menyebar ke luar Afrika. Dari hasil penelitian Max Ingman tersebut, tidak ada
bukti yang menunjukkan bahwa gen manusia modern bercampur dengan gen spesies manusia
purba. Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000
tahun silam. Tujuan migrasi tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu
mengarah ke lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant
dan jalur kedua melewati Laut Merah.
Setelah memasuki Asia ada beberapa kelompok yang tinggal sementara di Timur Tengah,
sedangkan kelompok lainnya melanjutkan perjalanan dengan menyusuri pantai Semenanjung Arab
menuju ke India, Asia timur, Indonesia, bahkan sampai ke barat daya Australia.
Bukti mengenai keberadaan manusia Afrika telah sampai ke Australia adalah dengan ditemukan
bahwa manusia Afrika telah berimigrasi hingga ke Australia adalah dengan jejak genetika.
Jenis Ras di Indonesia

Ras, sebuah kata yang sering kita dengar namun tak banyak orang yang mengetahui artinya.
Apalagi bangsa Indonesia katanya didiami oleh berbagai ras. Berikut pembahasan tentang ras-ras
di Indonesia. Nenek moyang bangsa Indonesia sekarang berasal dari Yunan (Cina Selatan).
Namun, sebelum kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia, Kepulauan Indonesia sendiri sudah
didiami oleh penduduk asli. Macam-macam ras yang ada di Indonesia, yaitu:

1. Ras Papua Melanesoid

Bangsa yang mempunyai ciri kulit hitam, rambut keriting, badan


kekar, hidung mancung, dan bibir tebal ini banyak terdapat di
Pulau Papua dan Kepulauan Aru yang terkenal dengan sebutan
suku Tapiro, mereka mempunyai ciri-ciri yang sama dengan suku
Aeta di Filipina dan suku Semang di Malaysia. Ras Papua
Melanesia merupakan suku bangsa asli yang mendiami Indonesia
sebelum datangnya nenek moyang bangsa Indonesia.

2. Ras Weddoid

Ras Weddoid merupakan ras khusus yang mempunyai ciri sendiri. Orang-orang Veddoid
mempunyai ciri, antara lain perawakan kecil, rambut berombak, dan kulit sawo matang. Mereka
berasal dari Sri Langka. Suku bangsa di Indonesia yang termasuk ras Veddoid, yaitu Suku Toala
di Semenanjung Barat Daya Sulawesi, Suku Tomuna di Pulau Muna, Suku Gayo di sekitar Danau
Toba, Suku Kubu di Jambi, Suku Sakai di Siak, dan Suku Tomuna di Kepulauan Mentawai. Suku-
suku tersebut mempunyai persamaan ciri dengan Suku Senai di Malaysia.

3. Ras Melayu Tua (Proto Melayu)

Bangsa Proto Melayu adalah ras yang dianggap sebagai nenek


moyang bangsa Indonesia. Meraka berasal dari Daratan Asia atau
tepatnya Yunan di Asia Utara dan datang ke Indonesia dalam
berbagai gelombang. Bangsa ini adalah bagian dari gelombang
pertama yang datang sekitar tahun 200 SM dan bergerak menuju
ke Selatan memasuki daerah Indonesia melalui Vietnam (Indo
China). Dalam perjalanannya menuju Indonesia, ada beberapa
dari mereka yang tinggal di wilayah-wilayah mereka lewati.

Mereka yang datang merupakan ras Melayu Mongoloid, yang mempunyai ciri-ciri: rambut
ikal atau lurus, muka bulat, kulit sawo matang, badan tinggi ramping, hidung sedang / lebar,
kebudayaan masih asli, menganut paham animisme dan dinamisme, dan membawa kebudayaan
zaman batu muda (neolithikum). Suku bangsa di Indonesia yang termasuk golongan ini adalah
Suku Batak di Sumatera Utara, Suku Toraja di Sulawesi Selatan, Suku Sasak di Lombok, Suku
Nias di Kepulauaun Nias, Suku Kubu di Sumatera Selatan, dan Suku Dayak di Kalimantan Tengah.

4. Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)

Deutro Melayu sebenarnya juga merupakan golongan Melayu


Mongoloid dengan ciri-ciri fisik yang sama dengan ras Proto
Melayu. Mereka juga datang dari Yunan (Asia Utara) pada sekitar
tahun 500 SM dan dianggap sebagai gelombang kedua datangnya
nenek moyang di Indonesia. Ras melayu Muda mempunyai ciri-
ciri antara lain : membawa kebudayaan zaman perunggu dan
sudah tidak menganut paham animisme dan dinamisme. Di
Indonesia mereka dipengaruhi oleh bebagai agama yang ada,
seperti agama Hindu dan Budha dari penduduk Indonesia
umumnya pada saat itu, agama Kristen dari bangsa Eropa, dan agama Islam dari orang-orang Aceh.
Suku bangsa di Indonesia yang masih ada dan termasuk ras Melayu Muda antara lain Suku Jawa,
Suku Abli, Suku Madura di Jawa Timur, Suku Banjar di Kalimantan Selatan, Suku Aceh, Suku
Minagkabau di Sumatera Barat, dan Suku Bugis di Sulawesi Selatan.

Semua ras di Indonesia tersebut menjadikan Indonesia menjadi masyarakat majemuk yang
mempunyai beraneka ragam budaya, suku bangsa, dan agama. Hal ini dapat terjadi karena
percampuran/ pergaulan antar kelompok. Keanekaragaman ini dapat menjadi salah satu faktor
pendorong yah dari ras itu sendiri. Diharapkan dengan berbagai suku, ras, dan agama yang
terbentuk dari perpaduan yang ada menjadikan Indonesia lebih kuat dan lebih besar. Kita harus
mempunyai kemajemukan dari ras sebagai salah satu aset pembangunan nasional, karena Tuhan
menciptakan manusia dengan berbagai bentuk untuk saling melengkapi.

Anda mungkin juga menyukai