34. Nilai kehidupan yang tergambar dalam kutipan angka 4) adalah nilai…
a. Sosial
b. Budaya
c. Ekonomi
d. Pendidikan
Ketika ia sedang beristirahat di tepi kebun, melintaslah tiga orang anak didiknya yang
kebetulan sedang menempuh jalan setapak ke arah sungai. Mungkin, mereka hendak memancing
atau mandi saja. Percakapannya memecah kesunyian. Tak pernah Muni sangka, setelah melihat
Muni yang duduk sambil mengipas tubuhnya dengan topi pandan yang ia pakai, ketiga anak
didik itu mendekat dengan wajah sumringah, dan gerak langkah yang takzim. Muni tahu, mereka
termasuk siswa yang baik dalam kelas.
“Iya, saya di sini. Sedang istirahat sejenak sebelum bekerja kembali memetik buah kelapa
milik Tuan Hamid ini,” jawabnya lengkap.
“Iya.”
Ketiga siswa itu saling pandang, seolah bertukar ketakpercayaan melihat gurunya harus
bekerja seperti itu. Muni terus mengipasi tubuhnya.
Tak ada jawaban dari ketiga siswa itu kecuali hanya saling pandang, seperti masih
memendam ketakpercayaan jika seorang guru harus bekerja memetik kelapa. Akhirnya, mereka
pamit untuk melanjutkan perjalanan, tapi wajahnya masih diliputi perasaan kurang percaya pada
apa yang dikatakan Muni.
a. Lintas waktu
b. Waktu sezaman
c. Masa kerajaan
d. Masa lampau
37. Kutipan cerita tersebut dapat diceritakan kembali secara tertulis dalam bentuk paragraf…
a. Muni berprofesi sebagai guru. Selepas mengajar di sekolah, ia bekerja sebagai pemetik
buah kelapa. Suatu hari saat dirinya sedang beristirahat di kebun kelapa milik Tuan
Hamid, ia melihat tiga orang anak didiknya. Muni menyapa ketiga anak tersebut. Ketiga
anak didiknya pun menanyakan alasan Muni ada di kebun kelapa tersebut. Setelah
mendpat penjelasan dari Muni, ketiga anak didiknya pun seakan tidak percaya dengan
pekerjaan yang dilakukannya. Dalam ketidakpercayaannya, ketiga anak didiknya pamit
kepada Muni.
b. Muni guru yang ramah. Di sekolah Muni sangat disukai oleh anak didiknya. Muni dan
anak didiknya memiliki hubungan erat. Hingga suatu hari anak didiknya bertemu Muni di
kebun kelapa. Mereka pun menyapa Muni dengan ramah. Sambil beristirahat, Muni dan
anak didiknya berbincang ringan. Anak didik Muni menanyakan alasan Muni melakukan
pekerjaan sampingan. Muni pun menjelaskan alasannya kepada mereka. Sebelum pergi,
anak didik Muni berpamitan kepadanya.
c. Muni bekerja sebagai guru dan pemetik buah kelapa. Suatu hari ia diminta Tuan Hamid
untuk memetik buah kelapa di kebunnya. Dengan senang Muni melakukan pekerjaan itu.
Saat beristirahat di kebu kelapa, Muni melihat tiga anak yang ia kenal. Ketiga anak
tersebut adalah muridnya. Ketiga anak itu akan memancing di sungai di ujung kebun
kelapa milik Tuan Hamid. Muni berpesan kepada tiga anak itu agar berhati-hati saat
bermain air di sungai. Mereka harus tetap waspada terhadap arus sungai.
d. Suatu hari ada tiga anak laki-laki melintasi kebun kelapa milik Tuan Hamid. Tiga anak
tersebut adalah murid-murid Muni. Ya, Muni seorang guru yang memiliki pekerjaan
sampingan sebagai pemetik buah kelapa. Tanpa basa-basi Muni menghentikan langkah
ketiga anak tersebut. Ketiga anak tersebut terkejut melihat pekerjaan sampingan Muni.
Dengan penuh ketidakpercayaan, ketiga anak tersebut pamit untuk bermain di sungai di
dekat kebun kelapa tersebut.
1) Seorang anak lelaki yang mirip dengan dirinya keluar dari cermin itu.
2) Hal terakhir yang dilihatnya sebelum tertidur adalah sebuah cermin.
3) Anehnya, lorong itu tidak lagi dipenuhi sulur.
4) Kelopak matanya memberat seakan digantungi seratus kilogram besi.
5) Anak lelaki tersebut berlari menuju lorong yang panjang.
a. 4)-1)-5)-2)-3)
b. 4)-1)-5)-3)-2)
c. 4)-2)-1)-5)-3)
d. 4)-5)-1)-3)-2)
a. Attar ingin melrikan diri. Saat akan berlari tiba-tiba kabut tebal turun.
“Wow, gelap sekali!”
“Awas, kalian!”
Attar mencoba mengusir kabut tebal yang mengelilinginya. Sambil mengusir kabut tebal,
Attar mencari pistol cahaya miiknya. Tapi ia kehilangan pistol itu.
“Sebaiknya aku berlari ke ujung hutan sekarang,” gumamnya.
b. Attar terjebak di hutan. Tiba-tiba tubuhnya dikelilingi kabut tebal. Ia berusaha mencari
jalan, agar keluar dari kepungan kabut tebal.
“Di mana pistol cahayaku?” gumamnya “Kok sakuku kosong?” nadanya gelisah.
Kemudian, Attar berdiri. Attar mencoba berlari. Ia ingin melepaskan diri dari kabut tebal.
Akan tetapi, kabut tebal itu mengejarnya hingga ke ujung hutan.
c. Kabut tebal turun dan mengepung Attar. Ketebalan kabut itu membuat pandangan Attar
menjadi gelap. Tiba-tiba ada seberkas cahaya dari ujung. Sekuat tenaga Attar mencoba
berdiri. Ia akan berlari menuju sumber cahaya tersebut. Saat itu pula ia mencari pistol
cahaya untuk menerangi jalannya. Namun, tak ditemukannya.
“Di mana pistol cahayaku?” gumamnya.
Karena ia tidak menemukan pistolnya, ia berlari kencang. Ia berharap sampai di ujung
hutan dengan cepat.
d. Tiba-tiba kabut tebal turun. Attar tidak dapat melihat apa pun di sekitarnya.
“Kenapa gelap sekali!”
Attar meraba pistol cahaya di sakunya. Akan tetapi, ia hanya meraba kantong kosong.
“Di mana pistol cahayaku?” gumamnya.
Attar berdiri. Attar mencoba berlari. Ia ingin melepaskan diri dari kabut tebal. Akan
tetapi, kebut tebal itu mengejarnya hingga ujung hutan.
Pulau Beras Basah merupakan destinasi wisata favorit di Kota Bontang, Samarinda. Di
pulau ini terdapat pantai terindah di Kota Bontang. Pemandangan sunset dan sunsrise yang
menawan membuat suasana di pantai Pulau Beras Basah menjadi menyenangkan. […]
Selain keindahan pasir putih, para pengunjung dapat menikmati keindahan terumbu karang
di sekitar Pulau Beras Basah dengan berenang ataupun snorkeling.
a. Keindahan terumbu karang yang ada di Pulau Beras Basah sangat menakjubkan.
b. Pasir putih dan bebatuan kecil di Pulau Beras Basah ini membuat pesonanya makin
indah.
c. Pantai ini makin terlihat indah dengan adanya hamparan pasir putih di Pulau Beras
Basah.
d. Di sepanjang Pulau Beras Basah ini disediakan persewaan gubuk-gubuk beratap daun
kering.
1) Di dalamnya, ada lebih dari 15.000 jenis pohon dan tumbuhan yang tidak hanya berasal
dari Indonesia.
2) Kebun ini memiliki luas mencapai 87 hektare.
5) Beberapa jenis pohon dan tumbuhan berbagai penjuru dunia juga tumbuh subur di Kebun
Raya Bogor.
a. 3)-1)-2)-4)-5)
b. 3)-1)-4)-5)-2)
c. 3)-2)-1)-5)-4)
d. 3)-2)-4)-1)-5)
Upacara Pembukaan
Sebuah suara dentangan logamyang keras menginterupsi permainan sosial itu. Seluruh
kepala menoleh ke arah Aula Persekutuan. Suatu keheningan yang panjang dan menegangkan
mengikuti. Bisikan-bisikan penuh semangat memenuhi udara ketikapintu-pintu raksasa mulai
berayun ke arah luar. Ketika celah pintu melebar, suatu kilauan keemasan mengalir dari aula
dalam. Cahaya itu berasal dari ribuan bola sihir mungil yang mengambang beberaa meter di
bawah langit-langit. Aroma kayu dan polesannya yang hangat menguar keluar, menyambut
mereka.
Ketika mendengar suara-suara terkesiap, Sonea menoleh dan melihat pada calon-calon
murid itu. Dia tersenyum ketika menyadari bahwa calon-calon murid lain dan beberapa orang
dewasa belum pernah melihat Aula Persekutuan sebelumnya. Hanya para penyihir dan beberapa
orang tua yang telah menghadiri upacara penerimaan anak-anaknya yang lebih besar, yang
pernah masuk dan dirinya.
44. Kutipan cerita tersebut merupakan struktur teks cerita fantasi bagian…
a. Orientasi
b. Komplikasi
c. Resolusi
d. Konklusi
45. Penggunaan kata sambung untuk menandai sebab atau alasan dalam teks cerita tersebut
ditunjukkan oleh angka…
a. 1)
b. 2)
c. 3)
d. 4)
a. Rajin
b. Cakap
c. Ramah
d. Cerdik