1. PENGANTAR
Tahun Ekaristi adalah tema dalam arah dasar
pastoral IV Keuskupan Tanjungkarang. Ekaristi yang
menjadi sumber dan puncak iman kristiani harus
dirayakan oleh semua umat beriman kristiani. Dengan
merayakan Ekaristi, umat Allah dikuatkan oleh
kesatuannya dengan Yesus Kristus yang menyapa,
menyertai dan menghidupi. Gereja Katolik Keuskupan
Tanjungkarang mengundang OMK agar menjadikan
semangat hidup Yesus yang ada dalam Ekaristi sebagai
cara beriman yang benar. Dari Ekaristi OMK diajak
menimba kekuatan dari Sang Guru dan pemilik
kehidupan (Yoh 14:6), sehingga hidup kita sesuai
dengan hidup_nya, “cara pikir kita, sesuai dengan
Ekaristi, dan sebaliknya Ekaristi memperkuat cara pikir
kita” (KGK 1327).
Menjadi tantangan dan peluang tersendiri bagi
OMK untuk lebih menghayati Ekaristi di masa pandemi
Covid-19. Sebagaimana yang dikatakan oleh Paus
Fransiskus dalam Chritus Vivit “Orang muda patut
mensyukuri kemudaannya karena pada orang muda
Allah memiliki harapan besar.” Paus menyadari adanya
potensi dan peran besar dari orang muda sebagai
pemeran utama dalam kehidupan menggereja dan
bermasyarakat, baik sekarang dan di masa depan.
Berdasar protokol Kesehatan dan surat edaran bapak
Uskup dalam melaksanakan ibadah di masa pandemi
Covid-19 ini orang muda diberikan keluasan untuk
berperan aktif dalam menggereja, terutama dalam
perayaan Ekaristi.
Orang Muda Katolik patut bersyukur dan terus
berjuang bersama untuk menghayati Ekaristi.
Sebagaimana diteladankan oleh Beato Carlo Acutis
yang menyatakan bahwa Ekaristi sebagai jalan tol
masuk ke surga. Untuk itu dalam pendalam Adven ini
tema yang diangkat adalah “OMK HIDUP DARI
EKARISTI : Yesus Menyapa OMK Dengan Cinta”
Pendalaman ini akan dibuat dengan model Lectio
Devina (Bacaan Rohani). Ini untuk menyederhanakan
pertemuan namun tetap memuat inti yakni bersumber
dari Kitab Suci dan berkatekese tentang Ekaristi. Komisi
Kepemudaan Keuskupan Tanjungkarang mencoba
untuk mengemas bahan ini sesederhana mungkin
dalam bentuk buku, namun juga akan membuat empat
pertemuan dengan model talk show yang dapat diikuti
secara live streaming setiap hari Jumat pkl. 19.00 WIB.
Oktober 2020
Berkat
PERTEMUAN III
OMK Yang Bertobat
Tanda salib dan Salam
Doa Pembuka : Tahun Ekaristi
Bacaan: Filipi 2:5-8
Katekese Singkat
Bertobat, berarti kembali kepada Allah, menyadari
segala kesalahan dan dosa. Membangun kembali relasi
yang baik dengan Allah. Membangun relasi yang baik
ini menjadi sebuah keputusan yang mutlak, harus
dilakukan bagi kita. Bapa Paus Fransiskus menyapa kita
“Orang Muda, Kalian bukanlah parkiran otomatis,
melainkan biarkan mimpi-mimpimu berkembang dan
ambilah keputusan. Ambilah resiko meskipun kamu
akan melakukan kesalahan. Janganlah kamu hidup
dengan jiwa yang dibius dan janganlah melihat dunia
ini layaknya seorang turis. Rasakanlah! Usirlah
ketakutan yang membuatmu lumpuh, supaya tidak
menjadi orang muda yang seperti mumi. Hiduplah!
Berikanlah yang terbaik dalam hidup! Bukalah pintu-
pintu kandang dan terbanglah! Tolong, janganlah kamu
pensiun sebelum waktunya.”(Christus Vivit nomor
143).
Jika menjadi OMK yang lumpuh, takut untuk
bergerak dan berinovasi, adalah hal kesalahan besar
dalam hidup kita. Suatu saat kelak, kita harus memberi
pertanggungjawaban tentang kehidupan kita di dunia
ini. Jauhilah hal yang sia-sia, dekatkanlah pada
kehendak Allah pada tujuan sejati yakni Kerajaan
Surga. Bagaimanakah sikap kita bila kelak berhadapan
dengan Anak Manusia, Tuhan Yesus sang hakim adil,
yang mengetahui segala-galanya mengenai kehidupan
kita di dunia ini. Sang Pengadil itu tidak dapat disogok
dan tidak menerima alasan-alasan kita. Sebab kita
telah diberikan kesempatan yang panjang di dunia ini
untuk memperbaiki sikap dan cara kita. Sekarang ini
kita dapat menggunakan dan mersakan kemurahan
ilahi Allah yang tercurah pada kita melalui orangtua
kita, melalui saudara-saudari kita dan orang-orang
yang mencintai kita. Masihkah kita mempunyai
ketegaran hati dan hanya mengikuti kehendak dan
kemauan kita sendiri. Apakah kita terus mengabaikan
kehendak Allah. Bila kehidupan di dunia ini telah
berlalu, bagi kita hanyalah akan berlaku keadilan tegas
semata.
Menjadi kebodohan semata bagi kita jika tetap
saja mengulur-ulur keputusan baik, ketika
pengampunan dapat diterima dengan sangat
mudahnya. Bila kita terus-menerus menunda untuk
melaksanakan keputusan terbaik kita, dan sesuai
dengan kehendak Allah. Sekarang saat yang tepat
untuk mengusahakan hidup yang bermanfaat, meski
harus mengalami air mata, kesedihan dan ketakutan,
namun tetap dalam kesempatan untuk membersihkan
diri kita dari kerumunan dan balutan dosa. Allah sangat
ingin memberikan pengampunan kepada kita saat ini
juga. Lebih baik membasuh bersih dari segala dosa-
dosa dan memperbaiki kebiasaan buruk daripada
berharap dapat memurnikan sesudah kematian. Kita
hanya menipu diri sendiri jika kita hanya mengikuti
perasaan dan menunda pertobatan dan keputusan
terbaik kita yang sesuai dengan kehendak Allah.
Pada waktu yang sama, Ia mengundang kita untuk
menanggalkan “pribadi yang tua” untuk mengenakan
pribadi yang “baru” (bdk. Kol. 3:9-10). Ketika Ia
menjelaskan apa arti mengenakan kembali kemudaan
“yang membarui” (ay. 10), Ia mengatakan bahwa hal
itu berarti memiliki “belas kasihan, kemurahan hati,
kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan
ampunilah seorang akan yang lain apabila yang
seorang menaruh dendam terhadap yang lain” (Kol.
3:12-13). Hal ini berarti bahwa kemudaan yang sejati
terdiri dari kepemilikan hati yang mampu untuk
mencintai. Sebaliknya, memisahkan diri dari orang lain
menuakan jiwa kita. Inilah sebabnya disimpulkan: “Dan
di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai
pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan”
(Kol. 3:14).
Berkat
PERTEMUAN IV
OMK Yang Ekaristis
Tanda salib dan Salam
Doa Pembuka : Tahun Ekaristi
Bacaan: Galatia 2:18-21
Katekese Singkat
OMK yang Ekaristis adalah OMK yang terus
menanggapi panggilan dan undangan Allah dalam
Ekaristi. Tak ada kata lelah dan malas untuk Ekaristi,
namun bagaimana di saat pandemic Covid-19 yang
masih melanda ini? Kita dapat mengikuti kebijakan
pastor paroki dan himbauan bapak uskup mengenai
protokol kesehatan dalam ibadah. Jika memang tidak
memungkinkan layakan diri kita mengikutinya dalam
dan melalui media masa (Online). Masa pandemi
memang menjadi waktu yang sulit bagi kita, namun
tidaklah membuat kita terus berhenti.
Saudara-saudari yang terkasih, datanglah kepada
Yesus bila engkau berlelah dan berbeban berat, Yesus
akan menyegarkanmu. Sebab Kristus adalah Allah yang
hidup, dan kita sebagai anak-anak-Nya yang tersu
disapa oleh kasih-Nya. Banyak cara untuk datang
kepada Yesus, kita dapat datang kepada-Nya melalui
doa, meditasi, membaca buku-buku rohani, membaca
Kitab Suci, tetapi cara yang baik adalah dalam Ekaristi.
Dalam Ekaristi Yesus mengundang kita untuk
menerima keistimewaan surgawi dan kita menerima-
Nya dalam Komuni Suci. Dalam komuni Suci, Ia datang
bukan saja di hadapan kita, namun masuk kedalam
jiwa kita. Yesus membuat diri-Nya menjadi makanan
bagi jiwa kita, Ia memberi kekuatan yang lebih besar
untuk hidup serupa dengan-Nya.
Roti yang Kuberikan kepadamu adalah tubuh-Ku,
ambilah, dan makanlah, Inilah Tubuh-Ku yang
dikurbankan bagimu. Yang makan tubuh-Ku dan
minum darah-Ku, akan hidup di dalam Aku, dan Aku
hidup di dalam dia (Matius 26:26-28). Sebagai anak-
anak Allah yang hidup dalam iman, mengikuti perayaan
Ekaristi menjadi bagian hidupnya yang tak dapat
tergantikan. Karena Ekaristi adalah Yesus Kristus
sendiri, Ekaristi menjadi ‘jantung’ dari iman Katolik.
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan bahwa Ekaristi
adalah “sumber dan puncak seluruh kehidupan
Kristiani” (KGK 1324) dan “hakikat dan rangkuman
iman kita” (KGK 1327). Gereja Katolik mengajarkan
bahwa kurban salib Kristus terjadi hanya sekali untuk
selama-lamanya (Ibr 9:28). Kristus tidak disalibkan
kembali di dalam setiap Misa Kudus, tetapi kurban
yang satu dan sama itu dihadirkan kembali oleh kuasa
Roh Kudus (KGK 1366). Hal itu dimungkinkan karena
Yesus yang mengurbankan Diri adalah Tuhan yang
tidak terbatas oleh waktu dan kematian. Kristus telah
mengalahkan maut, karenanya Misteri Paska-Nya tidak
hanya terbenam sebagai masa lampau, tetapi dapat
dihadirkan di masa sekarang (KGK 1085). Karena bagi
Tuhan, segala waktu adalah ‘saat ini’, sehingga masa
lampau maupun yang akan datang terjadi sebagai ‘saat
ini’. Dan kejadian Misteri Paska sebagai ‘saat ini’ itulah
yang dihadirkan kembali di dalam Ekaristi, dengan cara
yang berbeda, yaitu secara sakramental. Dengan
demikian, Ekaristi menjadi kenangan hidup akan
Misteri Paska dan akan segala karya agung yang telah
dilakukan oleh Tuhan kepada umat-Nya, dan
sekaligus harapan nyata untuk Perjamuan surgawi di
kehidupan kekal.
Doa Umat (Pemandu Menyiapkan tiga orang untuk
menyampaikan Doa Umat)
Bapa Kami
Doa Penutup (Marilah Berdoa)
Ya Tuhan dan Allahku, yang hadir dalam hidupku
melalui Ekaristi Suci, kami tak cukup mampu untuk
menghargai-Mu dalam tindakan kasih yang sangat
menakjubkan ini. Namun, dengan kesederhanaan-Mu,
Engkau menerima kekurangan kami. Bawalah kami
terus untuk mencintai-Mu dalam perayaan Ekaristi
agar kami juga mampu berbagi kasih dalam kehidupan
kami, sebagaimana kasih yang telah Engkau berikan
kepada kami. Persatukanlah kami dalam kebersamaan-
Mu bersama Allah Tritunggal, sehingga kami Kau
mampukan untuk berusaha sebaik-baiknya mengikuti
Ekaristi dan kami dapat lebih baik mengabdi-Mu. Demi
Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang
masa. Amin.
Berkat
3. PENUTUP
Syukur kepada Allah bahwa kita telah dapat
menyusun pendalaman Adven 2020 ini secara
sederhana dalam bentuk Lectio Devina (Bacaan
Rohani). Hidup adalah kemurahan dari Allah yang
bukan murahan, maka perlu dipertanggungjawabkan.
Pertanggungjawaban itu bisa berupa macam-macam
daya kreativitas kita sebagai Orang Muda Katolik.
Tentu saja bahan ini menjadi sebuah bahan dasar yang
masih bisa dikembangkan oleh kita semua sebagai
bahan untuk pertemuan di masa Adven 2020. Dengan
demikian jiwa muda kita dapat bersinar dan menyala
dalam kehidupan kita di tengah masyarakat dan
Gereja. “Orang-orang muda menunjukkan kepada kita
perlunya menggunakan gaya dan strategi baru. Sebagai
contoh, sementara orang-orang dewasa berusaha agar
segalanya terencana dengan baik, dengan pertemuan-
pertemuan rutin dan waktu yang tepat, saat ini
sebagian besar orang muda merasa kurang tertarik
dengan metode pastoral seperti itu.
Ruang tidak hanya untuk belajar tetapi juga
memungkinkan mereka untuk membagikan hidup,
bergembira, bernyanyi, mendengarkan kesaksian nyata
dan mengalami perjumpaan komunitas dengan Allah
yang hidup” (Chritus Vivit nomor 204). Maka
hendaklah sebagai OMK terus membuka ruang agar
angin segar terus berhembus dan menyegarkan hidup
kita. Selamat bermenung, selamat menyambut
kehadiran Tuhan Yesus Kristus, selamat NATAL 2020.
Salam dan doa.
DOA ARDAS TAHUN IV (2021): TAHUN EKARISTI