Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“SEJARAH NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA”


Disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Sejarah

Di Susun Oleh :

Farid Athaillah Ramadhan


X TL 1

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7


PEKANBARU – RIAU
T.A 2022 / 2023
SEJARAH NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA

1. Teori Yunnan
Teori pertama menyatakan asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan,
China. Teori ini juga didukung oleh Mohammad Ali yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia
berasal dari Mongol yang terdesak oleh bangsa yang lebih kuat sehingga melakukan migrasi ke
Selatan.

Selain itu, R H Geldern dan J H C Kern juga mendukung teori ini dengan bukti adanya kapak tua
di wilayah bangsa Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang ada di Asia
Tengah. Dengan begitu, disimpulkan bahwa penduduk Asia Tengah melakukan migrasi ke
kepulauan Nusantara

Teori Yunnan memiliki 3 gelombang perpindahan, lebih jelasnya sebagai berikut :


 Proto Melayu
Proto Melayu atau Melayu Tua adalah orang- orang Austronesia yang berasal dari Asia yang
pertama kali datang di kepulauan Nusantara sekitar tahun 1500 SM.Bangsa Proto Melayu ini
memasuki wilayah nusantara dengan dua jalur, yakni jalur barat melalui Malaysia-Sumatera dan
jalur timur melalui Filipina –Sulawesi.

Bangsa Proto Melayu ini memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan manusia purba
sebelumnya.Kebudayaan tersebutnya adalah batu baru atau disebut juga zaman neolithikum yang
pembuatan batunya sudah dihaluskan. Berdasarkan penelitian Van Heekeren di Kalumpang atau
daerah Sumatera utara, telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong.

 Deutero Melayu
Bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda kemudian berhasil mendesak dan akhirnya
berasimilasi dengan bangsa pendahulunya, yakni bangsa proto Melayu. Hal ini terjadi pada
kurun waktu sekitar tahun 400-300 S, yakni gelombang kedua nenek moyang bangsa Indonesia
datang ke wilayah Nusantara.

Bangsa Melayu muda ini masuk ke Nusantara dengan jalur barat dengan menempuh rute dari
Yunan lebih tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, semenanjung Malaysia, dan sampai akhirnya
sampai di wilayah Nusantara. Bangsa ini telah memiliki kebudayaan yang lebih maju
dibandingkan bangsa pendahulunya (Proto Melayu) karena sudah bisa menghasilkan barang-
barang dari perunggu dan besi.

Contohnya kapak corong, kapak serpatu, dan bentuk- bentuk nekara. Selain kebudayaan logam,
bangsa ini juga sudah mulai mengembangkan kebudayaan megalithikum. Contohnya membuat
menhir atau tugu batu, dan unden berundak. Keturunan bangsa Deutro melayu atau Melayu
Muda ini adalah suku Jawa, Melayu, dan Bugis yang termasuk dalam suku bangsa Indonesia.

 Melanesoid
Bangsa Melanesoid mulai hadir juga di sekitar wilayah Papua pada akhir zaman es 70.000 SM.

 Bangsa Primitif
Sebelum masuknya kelompok- kelompok bangsa melayu (Proto Melayu dan Deutro Melayu) di
Nusantara, sebenarnya sudah ada kelompok manusia yang telah lebih dulu tinggal di wilayah ini.
Kelompok tersebut termausk dalam bangsa primitive dengan budaya yang masih sangat
sederhana. Berikut ini rincian penjelasan tentang bangsa primitif di Nusantara:
1. Manusia Pleistosen (Purba)
Manusia purba saat itu selalu hidup nomaden, alias berpindah-pindah tempat dengan kemampuan
yang sangat terbatas. Begitu pula dengan kebudayaan yang mereka miliki sehingga corak hidup
mereka tidak dapat diikuti kembali. Kecuali pada beberapa aspek saja, seperti teknologinya yang
masih sangat sederhana atau disebut juga dengan istilah teknologi paleolitik.

2. Suku Wedoid
Sisa- sia kelompok dari suku Wedoid sampai saat ini sebenarnya masih ada, yakni suku Sakai di
Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Kelompok suku ini bertahan hidup
dengan mengumpulkan hasil hutan dan berkebudayaan dengan sederhana. Itulah sebabnya suku
Wedoid sulit menyesuaikan diri dengan masyarakat modern.

3. Suku Negroid
Di wilayah Indonesia sudah tidak ditemukan lagi dari sisa- sisa suku Negroid. Namun masih ada
di pedalaman Malaysia dan Filipina dari keturunan suku Negroid ini. Suku yang masuk dalam
suku ini adalah suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito di Filipina.
2. Teori Nusantara
Teori asal usul nenek moyang Indonesia berikutnya adalah teori Nusantara yang bisa dibilang
sangat berbeda dengan teori Yunan. Teori ini menyebutkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari
wilayah Indonesia itu sendiri, yakni tidak melalui proses migrasi dari daerah manapun. Teori
Nusantara ini didukung oleh para ahli, antara lain Gorys Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir
Alisjahbana, dan Muhammad Yamin.

Dasar utama teori Nusantara adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan bangsa
dengan peradaban yang sudah tinggi. Anggapan tersebut didasari pada hipotesis bahwa bangsa
Melayu telah melewati proses perkembangan budaya sebelumnya di wilayahnya. Jadi
kesimpulannya, bangsa Melayu asli di Nusantara yang akhirnya tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya tanpa adanya perpindahan ke wilayah tersebut.

Teori Nusantara juga didukung dengan penemuan adanya kesamaan bahasa Melayu dengan
bahasa Kamboja karena sebuah kebetulan. Kemudian penemuan Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis di Pulau Jawa menjadi penanda bahwa keturunan bangsa Melayu memiliki
kompetensi berasal dari Jawa.

Berdasarkan perbedaan bahasa, hal tersebut terjadi karena bahasa bangsa Austronesia mengalami
perkembangan di daerah Nusantara tersebut dengan bahasa yang telah berkembang di wilayah
Asia tengah, yakni bahasa Indo-Eropa.

3. Teori Out Of Africa

Teori Out Of Africa adalah teori asal usul nenek moyang Indonesia yang lebih berbeda dari versi
teori- teori sebelumnya. Teori ini mengungkapkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Afrika. Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu genetika lewat
penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki.

Merek kemudian bermigrasi dari Afrika hingga ke wilayah Australia yang sudah mendekati
wilayah Nusantara. Teori ini kemudian mengungkapkan bahwa bangsa Afrika bermigrasi atau
melakukan perpindahan menuju Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu. Pada sekitar
tahun itu bumi sedang memasuki akhir dari zaman glasial, yakni ketika permukaan air laut
menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser.

Pada masa itu memang memungkinkan manusia untuk menyebrangi lautan hanya dengan
menggunakan perahu sederhana. Perpindahan bangsa afrika ke Asia kemudian terpecah menjadi
beberapa kelompok. Ada kelompok yang tinggal sementara di bagian wilayah Timur Tengah
atau Asia Barat Daya da nada kelompok lain yang bermigrasi dengan menyusuri Pantai
Smeenanjung Arab menuju India, Ais Timur, Australia, termasuk Indonesia.

Fenomena tersebut diperkuat dengan penemuan fosil laki- kali di bagian wilayah Lake Mungo.
Selain itu ada dua jalur yang diperkirakan menjadi wilayah yang ditempuh oleh bangsa Afrika di
masa itu, yakni jalur untuk menuju Lembah Sunga Nil. Wilayah tersebut melintasi Semenanjung
Sinai kemudian ke bagian utara melewati Arab Levant dan jalur yang juga melewati Laut merah.

4. Teori Out Of Taiwan


Teori asal usul nenek moyang Indonesia ini hampir serupa dengan teori sebelumnya. Teori Out
Of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah berasal dari kepulauan
Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry Truman
Simanjuntak yang mendasari atas argument pada teori ini.

Dasar utama dari teori Out Of Taiwan yang pertama adalah tidak adanya pola genetika yang
sama antara kromosom manusia bangsa Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok. Masih
berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di nusantara adalah bahasa yang
masuk dalam rumpun bahasa Austranesia.

Bahasa rumpun Austronesia ini digunakan oleh para leluhur bangsa Indonesia, terutama yang
menetap di Pulau Formosa. Jadi dari segi bahasa sudah jelas bahwa orang-orang nusantara
mengadopsi budaya Autranesia dan mengembangkannnya hingga menjadi bangsa Indonesia
seperti saat ini.

Anda mungkin juga menyukai