Anda di halaman 1dari 5

KERAJAAN ISLAM DI KALIMANTAN

OLEH :

Moza Fatia Ananda


Marcelo Manurung
Sucitra Lestari
Husnaini Addlilla
Kevin Imanuel Silalahi

KELAS : X Is 3

SMA NEGERI 1 TANAH JAWA


TA. 2022/2023
Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia – Indonesia adalah bangsa yang besar
dengan berbagai macam suku, ras, agama, dan wilayahnya. Itulah sebabnya wajar jika bangsa
Indonesia juga memiliki banyak kebudayaan. Termasuk kekayaan alam, kekayaan intelektual, dan
kekayaan leluhurnya.
Sebagai generasi bangsa kita tentu perlu mengetahui bagaimana sejarah teori asal usul
nenek moyang Indonesia ini agar bisa belajar banyak hal tentang perkembangan corak hidup
leluhur bangsa kita. Kita mungkin lebih popular dengan sejarah bangsa kita mulai dari penjajahan
belanda sampai akhirnya masa sejarah kemerdekaan Negara Indonesia.
Padahal, jauh sebelum menempati masa sejarah itu, kita juga memiliki sejarah bagaimana
akhirnya kita memiliki beragam suku dan budaya di beberapa wilayah. Mulai dari Sabang sampai
Merauke memiliki sejarah panjang hingga akhirnya masuk menjadi suku bangsa Indonesia.
Ada beberapa teori asal usul nenek moyang Indonesia yang popular di kalangan para ahli,
baik ahli atau pakar dari dalam negeri atau dari luar negeri. Berikut ini teori- teori asal usul nenek
moyang Indonesia yang perlu ketahui:
Teori Asaal Usul Nenek Moyang Indonesia
Ada empat teori utama yang perlu Grameds ketahui tentang asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia seperti berikut ini:
1. Teori Yunan
Teori Yunan ini mengungkapkan asal usul nenek moyang Indonesia berasal dari wilayah
Tiongkok, tepatnya daerah Yunan. Nenek moyang bangsa Indonesia dipercaya telah meninggalkan
wilayah Yunan di sekitar hulu sungai Salween dan Sungai Mekong dengan memiliki tanah yang
subur. Diperkirakan karena bencana alam dan serangan suku bangsa lain maka mereka mulai
bergerak untuk berpindah.
Nenek moyang bangsa Indonesia memiliki kebudayaan kelautan yang sangat baik, yakni
sebagai penemu model asli perahu bercadik yang menjadi ciri khas kapal- kapal bangsa Indonesia
saat itu. Penduduk Austronesia yang masih termasuk dalam wilayah kepulauan Nusantaraini
kemudian menetap dan akhirnya disebut bangsa Melayu Indonesia.
Orang- orang inilah yang menjadi nenek moyang langsung dari bangsa Indonesia
sekarang. Para Ahli yang sepakat dengan teori ini antara lain J.R. Logon, R.H Geldern, J.H.C
Kern, dan J.R. Foster. Dasar utama teori Yunan adalah ditemukannya kapak tua di wilayah
Nusantara yang memiliki ciri khas yang sama dengan kapak tua di wilayah Asia Tenggara.
Penemuan tersebut menandakan adanya proses migrasi manusia di wilayah Asia Tenggara
ke kepulauan di Nusantara. Adanya migrasi manusia tersebut disebabkan karena faktor terdesak
oleh bangsa yang lebih kuat. Berdasarkan peristiwa tersebut, teori Yunanan menendakan ada tiga
glombang kedatangan tersebut, antara lain Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanosoid.
Hal yang mendasari teori Yunan berikutnya adalah ditemukannya kesamaan bahasa yang
digunakan masyarakat di kepulauan Nusantara dengan bahasa yang ada di kamboja, yakni bahasa
Melayu Polinesia. Fenomena tersebut menandakan bahwa orang- orang Kamboja berasal dari
Yunan dengan cara menyusuri Sungai Mekong.
Arus migrasi atau perpindahan tersebut kemudian diteruskan saat sebagian mereka
melanjutkan pergerakan tersebut sampai ke wilayah kepulauan di Nusantara. Jadi kesamaan
bahasa Melayu dengan bahasa Cham di Kamboja menandakan adanya hubungan dengan dataran
Yunan.
Teori Yunan juga didukung oleh ahli dalam negeri bernama Moh. Ali yang menyatakan
bahwa teori asal-usul nenek moyang Indonesia adalah manusia yang berasal dari Yunan. Hal
tersebut didasari oleh adanya dugaan perpindahan atau migrasi orang- orang di daerah Mongol ke
selatan karena terdesak dengan bangsa- bangsa lain, terutama bangsa yang lebih kuat atau
berkuasa.
Tiga gelombang perpindahan atau migrasi dalam teori Yunan dijelaskan lebih detail seperti
berikut ini:
a. Proto Melayu
Proto Melayu atau Melayu Tua adalah orang- orang Austronesia yang berasal dari Asia
yang pertama kali datang di kepulauan Nusantara sekitar tahun 1500 SM.Bangsa Proto Melayu ini
memasuki wilayah nusantara dengan dua jalur, yakni jalur barat melalui Malaysia-Sumatera dan
jalur timur melalui Filipina –Sulawesi.
Bangsa Proto Melayu ini memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan manusia
purba sebelumnya.Kebudayaan tersebutnya adalah batu baru atau disebut juga zaman neolithikum
yang pembuatan batunya sudah dihaluskan. Berdasarkan penelitian Van Heekeren di Kalumpang
atau daerah Sumatera utara, telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak
lonjong.
Tradisi tersebut dibawa oleh orang-orang Autranesia yang datang dari arah Utara atau
melalui Filipina dan Sulawesi. Perlu Grameds ketahui bahwa anak keturunan asli bangsa Proto
Melayu adalah suku Dayak dan Suku Toraja yang masuk dalam suku bangsa Indonesia.
b. Deutero Melayu
Bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda kemudian berhasil mendesak dan akhirnya
berasimilasi dengan bangsa pendahulunya, yakni bangsa proto Melayu. Hal ini terjadi pada kurun
waktu sekitar tahun 400-300 S, yakni gelombang kedua nenek moyang bangsa Indonesia datang
ke wilayah Nusantara
Bangsa Melayu muda ini masuk ke Nusantara dengan jalur barat dengan menempuh rute
dari Yunan lebih tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, semenanjung Malaysia, dan sampai akhirnya
sampai di wilayah Nusantara. Bangsa ini telah memiliki kebudayaan yang lebih maju
dibandingkan bangsa pendahulunya (Proto Melayu) karena sudah bisa menghasilkan barang-
barang dari perunggu dan besi.
Contohnya kapak corong, kapak serpatu, dan bentuk- bentuk nekara. Selain kebudayaan
logam, bangsa ini juga sudah mulai mengembangkan kebudayaan megalithikum. Contohnya
membuat menhir atau tugu batu, dan unden berundak. Keturunan bangsa Deutro melayu atau
Melayu Muda ini adalah suku Jawa, Melayu, dan Bugis yang termasuk dalam suku bangsa
Indonesia.
c. Melanesoid
Bangsa Melanesoid mulai hadir juga di sekitar wilayah Papua pada akhir zaman es
70.000 SM.
d. Bangsa Primitif
Sebelum masuknya kelompok- kelompok bangsa melayu (Proto Melayu dan Deutro
Melayu) di Nusantara, sebenarnya sudah ada kelompok manusia yang telah lebih dulu tinggal di
wilayah ini. Kelompok tersebut termausk dalam bangsa primitive dengan budaya yang masih
sangat sederhana. Berikut ini rincian penjelasan tentang bangsa primitif di Nusantara:
• Manusia Pleistosen (Purba)
Manusia purba saat itu selalu hidup nomaden, alias berpindah-pindah tempat dengan
kemampuan yang sangat terbatas. Begitu pula dengan kebudayaan yang mereka
miliki sehingga corak hidup mereka tidak dapat diikuti kembali. Kecuali pada
beberapa aspek saja, seperti teknologinya yang masih sangat sederhana atau disebut
juga dengan istilah teknologi paleolitik.
• Suku Wedoid
Sisa- sia kelompok dari suku Wedoid sampai saat ini sebenarnya masih ada, yakni
suku Sakai di Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Kelompok
suku ini bertahan hidup dengan mengumpulkan hasil hutan dan berkebudayaan
dengan sederhana. Itulah sebabnya suku Wedoid sulit menyesuaikan diri dengan
masyarakat modern.
• Suku Negroid
Di wilayah Indonesia sudah tidak ditemukan lagi dari sisa- sisa suku Negroid. Namun
masih ada di pedalaman Malaysia dan Filipina dari keturunan suku Negroid ini. Suku
yang masuk dalam suku ini adalah suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku
Negrito di Filipina.

2. Teori Nusantara

Teori asal usul nenek moyang Indonesia berikutnya adalah teori Nusantara yang bisa
dibilang sangat berbeda dengan teori Yunan. Teori ini menyebutkan bahwa bangsa Indonesia
berasal dari wilayah Indonesia itu sendiri, yakni tidak melalui proses migrasi dari daerah manapun.
Teori Nusantara ini didukung oleh para ahli, antara lain Gorys Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir
Alisjahbana, dan Muhammad Yamin.
Dasar utama teori Nusantara adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan
bangsa dengan peradaban yang sudah tinggi. Anggapan tersebut didasari pada hipotesis bahwa
bangsa Melayu telah melewati proses perkembangan budaya sebelumnya di wilayahnya. Jadi
kesimpulannya, bangsa Melayu asli di Nusantara yang akhirnya tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya tanpa adanya perpindahan ke wilayah tersebut.
Teori Nusantara juga didukung dengan penemuan adanya kesamaan bahasa Melayu
dengan bahasa Kamboja karena sebuah kebetulan. Kemudian penemuan Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis di Pulau Jawa menjadi penanda bahwa keturunan bangsa Melayu
memiliki kompetensi berasal dari Jawa.
Berdasarkan perbedaan bahasa, hal tersebut terjadi karena bahasa bangsa Austronesia
mengalami perkembangan di daerah Nusantara tersebut dengan bahasa yang telah berkembang di
wilayah Asia tengah, yakni bahasa Indo-Eropa.
3. Teori Out Of Africa
Teori Out Of Africa adalah teori asal usul nenek moyang Indonesia yang lebih berbeda dari
versi teori- teori sebelumnya. Teori ini mengungkapkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Afrika. Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu genetika lewat
penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki.
Merek kemudian bermigrasi dari Afrika hingga ke wilayah Australia yang sudah mendekati
wilayah Nusantara. Teori ini kemudian mengungkapkan bahwa bangsa Afrika bermigrasi atau
melakukan perpindahan menuju Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu. Pada sekitar
tahun itu bumi sedang memasuki akhir dari zaman glasial, yakni ketika permukaan air laut menjadi
lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser.
Pada masa itu memang memungkinkan manusia untuk menyebrangi lautan hanya dengan
menggunakan perahu sederhana. Perpindahan bangsa afrika ke Asia kemudian terpecah menjadi
beberapa kelompok. Ada kelompok yang tinggal sementara di bagian wilayah Timur Tengah atau
Asia Barat Daya da nada kelompok lain yang bermigrasi dengan menyusuri Pantai Smeenanjung
Arab menuju India, Ais Timur, Australia, termasuk Indonesia.
Fenomena tersebut diperkuat dengan penemuan fosil laki- kali di bagian wilayah Lake
Mungo. Selain itu ada dua jalur yang diperkirakan menjadi wilayah yang ditempuh oleh bangsa
Afrika di masa itu, yakni jalur untuk menuju Lembah Sunga Nil. Wilayah tersebut melintasi
Semenanjung Sinai kemudian ke bagian utara melewati Arab Levant dan jalur yang juga melewati
Laut merah.
4. Teori Out Of Taiwan
Teori asal usul nenek moyang Indonesia ini hampir serupa dengan teori sebelumnya. Teori
Out Of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah berasal dari kepulauan
Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry Truman
Simanjuntak yang mendasari atas argument pada teori ini.
Dasar utama dari teori Out Of Taiwan yang pertama adalah tidak adanya pola genetika
yang sama antara kromosom manusia bangsa Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok.
Masih berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di nusantara adalah bahasa
yang masuk dalam rumpun bahasa Austranesia.
Bahasa rumpun Austronesia ini digunakan oleh para leluhur bangsa Indonesia, terutama
yang menetap di Pulau Formosa. Jadi dari segi bahasa sudah jelas bahwa orang-orang nusantara
mengadopsi budaya Autranesia dan mengembangkannnya hingga menjadi bangsa Indonesia
seperti saat ini.

Anda mungkin juga menyukai