Anda di halaman 1dari 6

Teori Asaal Usul Nenek Moyang Indonesia

Ada empat teori utama yang perlu Grameds ketahui tentang asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia seperti berikut ini:

1. Teori Yunan

Teori Yunan ini mengungkapkan asal usul nenek moyang Indonesia berasal dari wilayah
Tiongkok, tepatnya daerah Yunan. Nenek moyang bangsa Indonesia dipercaya telah
meninggalkan wilayah Yunan di sekitar hulu sungai Salween dan Sungai Mekong dengan
memiliki tanah yang subur. Diperkirakan karena bencana alam dan serangan suku bangsa lain
maka mereka mulai bergerak untuk berpindah.
Nenek moyang bangsa Indonesia memiliki kebudayaan kelautan yang sangat baik, yakni sebagai
penemu model asli perahu bercadik yang menjadi ciri khas kapal- kapal bangsa Indonesia saat
itu. Penduduk Austronesia yang masih termasuk dalam wilayah kepulauan Nusantaraini
kemudian menetap dan akhirnya disebut bangsa Melayu Indonesia.
Orang- orang inilah yang menjadi nenek moyang langsung dari bangsa Indonesia sekarang. Para
Ahli yang sepakat dengan teori ini antara lain J.R. Logon, R.H Geldern, J.H.C Kern, dan J.R.
Foster. Dasar utama teori Yunan adalah ditemukannya kapak tua di wilayah Nusantara yang
memiliki ciri khas yang sama dengan kapak tua di wilayah Asia Tenggara.
Penemuan tersebut menandakan adanya proses migrasi manusia di wilayah Asia Tenggara ke
kepulauan di Nusantara. Adanya migrasi manusia tersebut disebabkan karena faktor terdesak
oleh bangsa yang lebih kuat. Berdasarkan peristiwa tersebut, teori Yunanan menendakan ada tiga
glombang kedatangan tersebut, antara lain Proto Melayu, Deutro Melayu, dan Melanosoid.
Hal yang mendasari teori Yunan berikutnya adalah ditemukannya kesamaan bahasa yang
digunakan masyarakat di kepulauan Nusantara dengan bahasa yang ada di kamboja, yakni
bahasa Melayu Polinesia. Fenomena tersebut menandakan bahwa orang- orang Kamboja berasal
dari Yunan dengan cara menyusuri Sungai Mekong.
Arus migrasi atau perpindahan tersebut kemudian diteruskan saat sebagian mereka melanjutkan
pergerakan tersebut sampai ke wilayah kepulauan di Nusantara. Jadi kesamaan bahasa Melayu
dengan bahasa Cham di Kamboja menandakan adanya hubungan dengan dataran Yunan.
Teori Yunan juga didukung oleh ahli dalam negeri bernama Moh. Ali yang menyatakan bahwa
teori asal-usul nenek moyang Indonesia adalah manusia yang berasal dari Yunan. Hal tersebut
didasari oleh adanya dugaan perpindahan atau migrasi orang- orang di daerah Mongol ke selatan
karena terdesak dengan bangsa- bangsa lain, terutama bangsa yang lebih kuat atau berkuasa.

Tiga gelombang perpindahan atau migrasi dalam teori Yunan dijelaskan lebih detail seperti
berikut ini:
a. Proto Melayu
Proto Melayu atau Melayu Tua adalah orang- orang Austronesia yang berasal dari Asia yang
pertama kali datang di kepulauan Nusantara sekitar tahun 1500 SM.Bangsa Proto Melayu ini
memasuki wilayah nusantara dengan dua jalur, yakni jalur barat melalui Malaysia-Sumatera dan
jalur timur melalui Filipina –Sulawesi.
Bangsa Proto Melayu ini memiliki kebudayaan yang lebih tinggi dibandingkan manusia purba
sebelumnya.Kebudayaan tersebutnya adalah batu baru atau disebut juga zaman neolithikum yang
pembuatan batunya sudah dihaluskan. Berdasarkan penelitian Van Heekeren di Kalumpang atau
daerah Sumatera utara, telah terjadi perpaduan antara tradisi kapak persegi dan kapak lonjong.
Tradisi tersebut dibawa oleh orang-orang Autranesia yang datang dari arah Utara atau melalui
Filipina dan Sulawesi. Perlu Grameds ketahui bahwa anak keturunan asli bangsa Proto Melayu
adalah suku Dayak dan Suku Toraja yang masuk dalam suku bangsa Indonesia.
b. Deutero Melayu
Bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda kemudian berhasil mendesak dan akhirnya
berasimilasi dengan bangsa pendahulunya, yakni bangsa proto Melayu. Hal ini terjadi pada
kurun waktu sekitar tahun 400-300 S, yakni gelombang kedua nenek moyang bangsa Indonesia
datang ke wilayah Nusantara.
Bangsa Melayu muda ini masuk ke Nusantara dengan jalur barat dengan menempuh rute dari
Yunan lebih tepatnya Teluk Tonkin, Vietnam, semenanjung Malaysia, dan sampai akhirnya
sampai di wilayah Nusantara. Bangsa ini telah memiliki kebudayaan yang lebih maju
dibandingkan bangsa pendahulunya (Proto Melayu) karena sudah bisa menghasilkan barang-
barang dari perunggu dan besi.
Contohnya kapak corong, kapak serpatu, dan bentuk- bentuk nekara. Selain kebudayaan logam,
bangsa ini juga sudah mulai mengembangkan kebudayaan megalithikum. Contohnya membuat
menhir atau tugu batu, dan unden berundak. Keturunan bangsa Deutro melayu atau Melayu
Muda ini adalah suku Jawa, Melayu, dan Bugis yang termasuk dalam suku bangsa Indonesia.
c. Melanesoid
Bangsa Melanesoid mulai hadir juga di sekitar wilayah Papua pada akhir zaman es 70.000 SM.
d. Bangsa Primitif
Sebelum masuknya kelompok- kelompok bangsa melayu (Proto Melayu dan Deutro Melayu) di
Nusantara, sebenarnya sudah ada kelompok manusia yang telah lebih dulu tinggal di wilayah ini.
Kelompok tersebut termausk dalam bangsa primitive dengan budaya yang masih sangat
sederhana. Berikut ini rincian penjelasan tentang bangsa primitif di Nusantara:
Manusia Pleistosen (Purba)
Manusia purba saat itu selalu hidup nomaden, alias berpindah-pindah tempat dengan kemampuan
yang sangat terbatas. Begitu pula dengan kebudayaan yang mereka miliki sehingga corak hidup
mereka tidak dapat diikuti kembali. Kecuali pada beberapa aspek saja, seperti teknologinya yang
masih sangat sederhana atau disebut juga dengan istilah teknologi paleolitik.
Suku Wedoid
Sisa- sia kelompok dari suku Wedoid sampai saat ini sebenarnya masih ada, yakni suku Sakai di
Siak dan suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang. Kelompok suku ini bertahan hidup
dengan mengumpulkan hasil hutan dan berkebudayaan dengan sederhana. Itulah sebabnya suku
Wedoid sulit menyesuaikan diri dengan masyarakat modern.
Suku Negroid
Di wilayah Indonesia sudah tidak ditemukan lagi dari sisa- sisa suku Negroid. Namun masih ada
di pedalaman Malaysia dan Filipina dari keturunan suku Negroid ini. Suku yang masuk dalam
suku ini adalah suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito di Filipina.
2. Teori Nusantara
Teori asal usul nenek moyang Indonesia berikutnya adalah teori Nusantara yang bisa dibilang
sangat berbeda dengan teori Yunan. Teori ini menyebutkan bahwa bangsa Indonesia berasal dari
wilayah Indonesia itu sendiri, yakni tidak melalui proses migrasi dari daerah manapun. Teori
Nusantara ini didukung oleh para ahli, antara lain Gorys Keraf, J. Crawford, Sutan Takdir
Alisjahbana, dan Muhammad Yamin.
Dasar utama teori Nusantara adalah berdasarkan pada bangsa Melayu yang merupakan bangsa
dengan peradaban yang sudah tinggi. Anggapan tersebut didasari pada hipotesis bahwa bangsa
Melayu telah melewati proses perkembangan budaya sebelumnya di wilayahnya. Jadi
kesimpulannya, bangsa Melayu asli di Nusantara yang akhirnya tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya tanpa adanya perpindahan ke wilayah tersebut.
Teori Nusantara juga didukung dengan penemuan adanya kesamaan bahasa Melayu dengan
bahasa Kamboja karena sebuah kebetulan. Kemudian penemuan Homo Soloensis dan Homo
Wajakensis di Pulau Jawa menjadi penanda bahwa keturunan bangsa Melayu memiliki
kompetensi berasal dari Jawa.
Berdasarkan perbedaan bahasa, hal tersebut terjadi karena bahasa bangsa Austronesia mengalami
perkembangan di daerah Nusantara tersebut dengan bahasa yang telah berkembang di wilayah
Asia tengah, yakni bahasa Indo-Eropa.
3. Teori Out Of Africa
Teori Out Of Africa adalah teori asal usul nenek moyang Indonesia yang lebih berbeda dari versi
teori- teori sebelumnya. Teori ini mengungkapkan bahwa asal-usul nenek moyang bangsa
Indonesia berasal dari Afrika. Anggapan ini berdasarkan pada kajian ilmu genetika lewat
penelitian DNA mitokondria gen perempuan dan gen laki-laki.
Merek kemudian bermigrasi dari Afrika hingga ke wilayah Australia yang sudah mendekati
wilayah Nusantara. Teori ini kemudian mengungkapkan bahwa bangsa Afrika bermigrasi atau
melakukan perpindahan menuju Asia Barat sekitar 50.000-70.000 tahun yang lalu. Pada sekitar
tahun itu bumi sedang memasuki akhir dari zaman glasial, yakni ketika permukaan air laut
menjadi lebih dangkal karena air masih berbentuk gletser.
Pada masa itu memang memungkinkan manusia untuk menyebrangi lautan hanya dengan
menggunakan perahu sederhana. Perpindahan bangsa afrika ke Asia kemudian terpecah menjadi
beberapa kelompok. Ada kelompok yang tinggal sementara di bagian wilayah Timur Tengah
atau Asia Barat Daya da nada kelompok lain yang bermigrasi dengan menyusuri Pantai
Smeenanjung Arab menuju India, Ais Timur, Australia, termasuk Indonesia.
Fenomena tersebut diperkuat dengan penemuan fosil laki- kali di bagian wilayah Lake Mungo.
Selain itu ada dua jalur yang diperkirakan menjadi wilayah yang ditempuh oleh bangsa Afrika di
masa itu, yakni jalur untuk menuju Lembah Sunga Nil. Wilayah tersebut melintasi Semenanjung
Sinai kemudian ke bagian utara melewati Arab Levant dan jalur yang juga melewati Laut
merah.
4. Teori Out Of Taiwan
Teori asal usul nenek moyang Indonesia ini hampir serupa dengan teori sebelumnya. Teori Out
Of Taiwan mengungkapkan bahwa asal-usul bangsa Indonesia adalah berasal dari kepulauan
Famosa atau wilayah Taiwan. Teori ini rupanya didukung oleh ahli bernama Harry Truman
Simanjuntak yang mendasari atas argument pada teori ini.
Dasar utama dari teori Out Of Taiwan yang pertama adalah tidak adanya pola genetika yang
sama antara kromosom manusia bangsa Indonesia dengan manusia dari bangsa Tiongkok. Masih
berdasarkan teori ini, bahasa yang digunakan dan berkembang di nusantara adalah bahasa yang
masuk dalam rumpun bahasa Austranesia.
Bahasa rumpun Austronesia ini digunakan oleh para leluhur bangsa Indonesia, terutama yang
menetap di Pulau Formosa. Jadi dari segi bahasa sudah jelas bahwa orang-orang nusantara
mengadopsi budaya Autranesia dan mengembangkannnya hingga menjadi bangsa Indonesia
seperti saat ini.

Anda mungkin juga menyukai